Devina Carolina
Anatomi
Hidung luar berbentuk piramid
Pangkal hidung (bridge)
Batang hidung (dorsum)
Puncak hidung (hip)
Ala nasi
Kolumela
Lubang hidung (nares anterior
Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan
tulang rawan yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat
dan beberapa otot kecil
Kerangka tulang :
Tulang hidung (os nasal)
Prosesus frontalis os maksila
Prosesus nasalis os frontal
Kerangka tulang rawan :
Sepasang kartilago lateralis superior
Sepasang kartilago lateralis
inferior (kartilago alar mayor)
Tepi anterior kartilago septum
Kavum nasi dipisahkan oleh septum nasi di bagian
tengah menjadi kavum nasi kanan dan kiri, lubang
masuk kavum nasi bagian depan disebut nares
anterior dan lubang belakang disebut nares
posterior (koana) yang menghubungkan kavum
nasi dengan nasofaring
Dinding medial kavum nasi
Dinding lateral kavum nasi
Batas rongga hidung
superior
posterior
inferior
Sinus Paranasal
Kompleks Osteo Meatal
a. N. ethmoid
anterior
b. Ganglion
spheno palatina
• c. N.
olfaktoria
Fisiologi Hidung
1. Fungsi respirasi untuk mengatur kondisi udara
(air conditioning), penyaring udara, humidifikasi,
penyeimbang dalam pertukaran tekanan dan
mekanisme imunologik lokal.
Udara yang dihirup akan mengalami humidifikasi
oleh palut lendir. Suhu udara yang melalui hidung
diatur sehingga berkisar 37 derajat Celcius.
Partikel debu, virus, bakteri dan jamur yang
terhirup bersama udara akan disaring di hidung
oleh rambut (vibrissae) pada vestibulum nasi, silia
dan palut lendir. Debu dan bakteri akan melekat
pada palut lendir dan partikel-partikel yang besar
akan dikeluarkan dengan refleks bersin.
2. Fungsi penghidu karena terdapatnya mukosa
olfaktorius dan reservoir udara untuk menampung
stimulus penghidu. Partikel bau dapat mencapai
daerah ini dengan cara difusi dengan palut lendir
atau bila menarik nafas dengan kuat.
3. Fungsi fonetik yang berguna untuk resonansi
suara, membantu proses bicara dan mencegah
hantaran suara sendiri melalui konduksi tulang.
Resonansi oleh hidung penting untuk kualitas suara
ketika berbicara dan menyanyi. Sumbatan hidung
akan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang
sehingga terdengar suara sengau (rinolalia).
Hidung membantu pembentukan konsonan nasal
(m,n,ng), rongga mulut tertutup dan hidung terbuka
dan palatum mole turun untuk aliran udara.
4. Refleks nasal. Mukosa hidung merupakan reseptor
refleks yang berhubungan dengan saluran cerna,
kardiovaskuler dan pernafasan. Iritasi mukosa
hidung akan menyebabkan refleks bersin dan nafas
berhenti. Rangsang bau tertentu akan menyebabkan
sekresi kelenjar liur, lambung dan pankreas.
5. Fungsi statik dan mekanik untuk meringankan
beban kepala, proteksi terhadap trauma dan
pelindung panas.