Anda di halaman 1dari 3

Apa itu valentine.?

Sejarah tentang Valentine’s Day sendiri masih misteri (lebih misteri daripada
misteri gunung merapi). Banyak versi cerita melatarbelakangi lahirnya peringatan pada
tanggal 14 Februari itu. Konon, Valentine’s Day berawal dari kebiasaan yang dilakukan
oleh masyarakat Romawi Kuno saat menyelenggarakan ritual upacara penyucian di setiap
tanggal 13 – 18 Februari. Dua hari pertama, dipersembahkan untuk Juno Februata, Dewi
Cinta (Queen of Feversh Love).
Pada hari itu, para pemuda mengundi nama-nama gadis dalam kotak. Lalu setiap
pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar wajib menjadi
pasangannya selama setahun untuk bersenang-senang dan obyek hiburan. Pada tanggal
15 Februari, mereka meminta perlindungan Dewa Lupercalia dari gangguan serigala.
Selama upacara ini, kaum muda mencambuk orang dengan kulit binatang, sedangkan
para wanita berevut untuk dilecuti karena menganggap bahwa lecutan itu akan membuat
mereka menjadi lebih subur (mungkin lebih subur kalo dikasih pupuk kandang. Macem-
macem aja orang Romawi Kuno itu).
Ketika agama Kristen Katolik masuk ke Roma, pengikutnya mengadopsi upacara
ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis
dengan nama-nama Paus atau Pastur. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine
dan Paus Gregory I. Untuk lebih mendekatkan ke dalam ajaran agama Kristen, pada 469
M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi gari Perayaan Gereja
dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan
mati pada 14 Februari.
Siapa sebenarnya St. Valentine sendiri masih membingungkan. Dalam The
Catholic Encyclopedia Vol. XV subjudul St. Valentine, disebutkan ada 3 orang Martir
(orang yang mati dalam memperjuangkan kepercaya agamanya) bernama St. Valentine
yang mati pada tanggal 14 Februari. Menurut versi pertama, Kaisar Claudus II
memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan
Tuhannya adalah Isa al-Masih dan menolak untuk menyembah dewa-dewa orang
Romawi. Orang-orang yang mendambakan doa St. Valentine lalu jenulis surat dan
menaruhnya di terali penjaranya.
Versi kedua menceritakan bahwa St. Valentine melanggar peraturan Kaisar
Claudus II. Kaisar ini menganggap bahwa tentara muda yang bujangan lebih tabah dan
kuat di medan peperangan daripada tentara yang telah menikah. Kaisar lalu melarang
para pemuda untuk menikah. Namun, diam-diam St. Valentine menikahkan banyak
pemuda, sehingga ia ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M.
Adapun versi yang ketiga mengisahkan bahwa ketika di penjara, dipercaya bahwa
St. Valentine jatuh cinta pada seorang gadis muda, yang mengunjunginya selama ia
dalam masa kurungan. Sebelum kematiannya, dia menulis surat kepada sang gadis yang
mengisyaratkan ‘from your Valentine’, ekspresi kasih sayang yang hingga sekarang
digunakan banyak orang.
Jadi itulah sejarah dari Valentine’s Day. Sebuah sejarah yang sama sekali nggak
ada kaitannya dengan kasih sayang, bahkan merupakan sebuah bentuk penghormatan
pada pastur, penyembahan terhadap berhala dan ritual ibadah kaum musyrik. Sangat
disayangakn, kebanyakan orang tidak mengetahui sejarah ini. Ataukah mereka pura-pura
tidak mau tahu demi sebuah gengsi yang ternyata hanya sebauh budaya ‘mengekor’
tradisi kaum kafir dan ritual ibadah orang lain? Padahal Allah berfirman,
“Dan janganlah kamu mengikutai apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati. Semuanya akan diminta
pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Isra’ : 36)
Lalu seiring dengan berjalannya waktu, pihak gereja yang pada waktu itu agama
Kristen mulai menyeber di Romawi, memindahkan upacara penghormatan terhadap
berhala itu menjadi tanggal 14 Februari. Dan dibelokkan tujuannya, bukan lagi
menghormati seorang pendeta Kristen yang tewas dihukum mati. Nama acarnya pun
bukan lagi Lupercalia, tapi Saint Valentine’s Day.
Weleh-weleh, berarti kamu yang ikut-ikutan dalam Valentine’s Day itu ternyata
merayakan peringatan yang bukan berasal dari Islam. Bahkan mungin bisa disebut
ibadahnya Kristen. Nah,lo. Nggak tahu apa nggak mau tahu? Itu salah besar, Kawan!
(Wong inyong ora koo) Bukankah al-‘ilmu qabla al-‘amal, artinya bahwa ilmu itu
(harusnya dipunyai dahulu) sebelum (melakukan) perbuatan. Dengan demikian sebelum
kita tahu status hokum suatu perbuatan maka hukumnya syubhat. Jadi, segala sesuatunya
harus jelas. Tidak boleh samar, dan harus tahu staus hokum perbuatan yang
bersangkutan. Ngerti khan? Iya, dong!.
Baik, kita nggak akan memperpanjang masalah latar belakang Valentine’s Day,
karena semua orang tahu, bahwa acara tersebut bukan produk dari peradaban islam. Dan
memang Rasulullah Saw nggak pernah menganjurkan apalagi mengajarkan cara seperti
itu. Tapi yang akan kita soroti lebih dalam tentang hal ini adalah bagaimana dampak dari
acara Valentine’s Day yang setiap tahun menjadi hajatan wajib anak muda, yang merasa
harus alias kudu merayakan acara tersebut, meski harus merogoh kocek ortunya dalam-
dalam. (bolong kali!)

Cinta atau Nafsu Birahi

Fren…, apa jawaban kamu ketika ditanya kenapa ikut dalam pesta Valentine’s
Day? Karena acara itu adalah perayaan kasing sayang? Bisa jadi sebagian besar
jawabanya demikian. Namun perlu diingat bahwa sebenarnya bukan kasih sayang, tetapi
lebih ke arah bagaimana mengumbar hawa nafsu. Orang-orang Barat biasa mengucapkan
kata-kata cinta dan kasih sayang dengan ucapan make love untuk mengutarakan cinta.
Nah, tentu saja itu artinya bermain cinta yang ujung-ujungnya intercourse alias
bersetubuh. Wah, berabe itu!
Oke, sekarang kamu percaya saja kalau dikatakan bahwa sebenarnya model
pergaulan anak-anak muda seusia kamu itu sudah liar (emangnya kuda liar...). gimana
nggak liar, cowok dan cewek gaul bareng nggak kenal batas. (Iya sih.)
Atau gaya gaul model KNPI alias Kissing, Necking, Petting, dan Intercourse,
seperti pergaulan amburadul (seks dan kokain) yang sering digambarkan oleh Shanon
Doherty, Ifani “Valerie” Amber-Theisen, Luke “Dvlan McKay” Perry, dengan poro
konconya dalam Beverly Hills 90210. Menurut penilaian orang-orang, konon kabarnya
itu lebih ekstrim ketimbang kisah cintanya Galih dan Ratna dalam Gita Cinta di SMA
yang diperankan oleh Bang Rano Karno dan Jessy Gusman. Dalam kisah itu, baca surat
cinta tau melihat atap rumah sang kekasih saja, rasanya… gimana gitu. Meski tetap aja
gaya gaulnya Galih dan Ratna juga tetap bertentangan dengan ajaran Islam.
Apalagi sekarang lagi digunjingkan munculan majalah playboy Indonesia.
Waduh, bisa terjadi lomba seks bebas yang dilakukan di jalan raya nanti. Solanya tahun
kemarin udah ada pemecahan rekor; pas lagi Valentine’s Day di Filipina, berciuman
dengan peserta terbanyak di dunia yang diikuti 5000 pasangan dan dilakukan di jalan
raya. Edan tenan. Wuih, rusak berat, Man!.
Acara Valentine’s Day yang dikalim sebagai hari kasih saying ternyata hanya
kedok semata. Buktinya, di balik gemerlap Valentine’s Day, yang katanya hari kasih
sayang itu, ternyata tersimpan budaya yang sangat berbahaya bagi kita. Apalagi yang
bagi masih kemarin sore atau yang masih bau kancur. Pesta tertanggal 14 Februari itu
ibarat bom waktu yang siap meledak. Kita ternyata tertipu dengan gemerlapnya
Valentine’s Day, yang akhi…ya ukhti. Makanya kita-kita kudu bijaksana. Artinya, kita
jangan mudah tergoda yang keliatannya emas; dikira HP ternya kalculator (yah, itu sih
parah banger Mas...). Nah, makanya kita kudu jeli memandang tiap persoalan termasuk
si Valentine’s Day ini. Supaya kita kagak nyesel seumur-umur, iya nggak?.
So, situ juga kudu sadar, bahwa banyaknya teman-teman kamu, diseluruh dunia,
yang ikut merayakan Valentine’s Day, bukan berarti acara tersebut sah dan legal. Soalnya
sah atau legal acara tersebut bukan tergantung dari banyaknya orang melakukan
perbuatan tersebut. Nggak juga tergantung dari selera kamu sebagai manusia,
memandang baik atau buruk menurut ukuran perasaan dan pikiran kita semata. Tappi
seluruhnya disandarkan pada ajaran-ajaran Islam. Yes, Islamnya yang jadi patokan.
Ibarat kamu mau beli baju, normalnya pasti standarnya bodi kamu, bukan
bajunya. Kalau bodi kamu kecil atau gede, maka nyari bajunya pasti yang seukuran
dengan badan kamu itu. Bukannya badan kamu yang dikecilin, dipres atau dipangkas atau
dikerpra agar pas dengan baju itu. Iya nggak? Sekali lagi, aturan Islam yang dijadikan
patokan perbautan kita, bukan yang lain.
Jadi Valentine’s Day sebetulnya bukan mengagungkan cinta akan tetapi
mengumbar nafsu dibiarkan bangkit dan liar tanpa kendali.
Dan masih banyak lagi pengaruh-pengaruh buruk akibat Valentine’s Day.

Anda mungkin juga menyukai