Oleh
ABSTRAK
Telah diamati dan dikaji kondisi lingkungan tisik pesisir antara Panjang dan Lempasing
di kota pantai Bandar Lampung yang secara umum memperlihatkan ketidakserasian penataan
dan pemanfaatan lahan. Selain terdapat masalah erosi pantai pada beberapa lokasi dan
sedikit sedimentasi pada bagian selatan pelabuhan Panjang dalam bentuk beting pasut, di
selat antara P. Pasaran dengan pantai kota lama Bandar Lampung (Teluk Betung), juga
kondisi pantainya sangat kumuh. Jenis-jenis penanggulan pantai yang diterapkan berupa
dinding pantai (seawall), tameng pantai (revetment), sekat pantai (bulkhead), jeti (jetty), dan
groin pendek, dan pemecah gelombang bersambung pantai (shore connected breakwater).
Selain itu terdapat aktivitas pengurugan (reklamasi) yang sangat aktif di P. Pasaran, yang
merupakan lokasi terumbu karang yang baik. Pengurugan juga banyak dilakukan di
sepanjang pantai. Disarankan agar dilakukan pembenahan penataan konsepsional pemanfatan
lahan di sepanjang pantainya. Selain itu penambangan batu di G. Kunyit dihentikan dan
bukit beserta daerah pengurugan di dekamya dijadikan sebagai lokasi rekreasi pantai utama
kota Bandar Lampung.
ABSTRACK
40
L
I- 9’32’LS I I
15’ 20’
Gambar 1. Garis pantai antara Panjang sampai dengan Lempasing di Kotamadya Bandar Lampang
yang secara umum memperlihatkan wilayah reklamasi (sekarang dan calon) pantai beserta
perusahaan pemiliknya @amber: Pemda Propiasi Lampung 2000)
HASIL PENILAIAN LINGKUNCAN FISIK berketinggian sampai lebih dari 100 m. Oleh
karena itu sistem persungaian dan kalen (sungai
Geomorfologi kecil) yang ada dan bermuara di teluk ini
Secara umum pesisir daerah kajian dapat memiliki verhang (kelerengan) yang relatif
dibagi dalam dua kelompok, yaitu dataran terjal. Pantai waktu itu banyak yang berupa
pesisir Bandar Lampung dan P. Pasauran. lereng terjal (cliff atau bluff). Bahkan banyak
Dataran pesisir Bandar Lampung merupakan dari padanya memiliki air terjun, bentukan-
dataran pesisir hasil pengisian sedimen teluk bentukan gerongan sungai (pothole). Setelah
dan kaki perbukitan yang membentuk bagian memasuki dataran pesisir kemiringan aliran
tengah Teluk Lampung. Secara umum Teluk sungai menjadi rendah dan relatif datar. Pada
Lampung merupakan sistem pertelukan musim kemarau seperti sewaktu penelitian
(embayment) dalam ukuran yang relatif kecil dilakukan, aliran sungai-sungai relatif kecil.
(cove). Daerah yang dikaji hanya merupakan Namun pada musim penghujan, oleh karena
jalur pendek dari Teluk Lampung secara kemiringan bagian belakang (hulu) dataran
keseluruhan, meliputi panjang sekitar 15-20 pesisir terjal, maka diperkirakan aliran sungai
km atau diperkirakan mencakup 10 % dari berjalan relatif sangat cepat mencapai laut
Teluk Lampung. Dataran ini terbentuk akibat karena lebar dataran pantai yang relatif sempit,
adanya sedimentasi dari perbukitan di hulu kurang dari 1 km. Sebagian perbukitan aslinya
pada sekeliling teluk, dari hasil erosi terumbu sudah membentuk pertelukan kecil. Sejak 6000
karang pantai, dan dari hasil transportasi tahun lalu pada pertelukan perbukit~l terbentuk
sedimen sepanjang pantai (longshore sediment endapan-endapan gisik kantong (pocket beach).
transport). Secara keseluruhan semua sedimen Sampai saat ini sebagian sisa perbukitan masih
ini membentuk endapanbematang pantai (beach menjulur sampai pantai, misalnya di selatan
ridge) dan sebagai lagi merupakan beting dan Panjang, antara lahan PPLP dan PT Andatu
rataan lumpur dan pasir. Sistem perbukitan Lestari. Oleh karena itu sebagian sedimen
yang mengelilingi teluk merupakan bentuk teluk pantai yang membentuk dataran pesisir
yang diperkirakan sekitar 6000 tahun lalu merupakan kelanjutan dari sistem gisik kantong
membuat alas bentuk dasar (basement) dari tersebut. Pada tonjolan pantai perbukitan ini,
sistem dataran pantai (coastal plain) Bandar sisa-sisa lereng terjal pantai masih cukup
Lampung. Umur 6000 tahun diperkirakan dari nampak, dan dataran pesisir tidak terbentuk;
kenampakan serupa pada pesisir di P. Jawa dan pantai merupakan tanjung-tanjung kecil.
dan kurve muka air laut purba pada masa Tanjung-tanjung ini merupakan daerah
puncak interglasiasi terakhir (Ongkosongo erosi, pemasok (mother rock, source rock) pasir
1984). dan sedimen pantai lainnya, dan merupakan
Secara umum perbukitan belakang daerah konvergensi gelombang. Sebaiknya
dataran pesisir merupakan perbukitan rendah tengah teluk merupakan daerah divergensi
42
gelombang. Oleh karena itu pertelukan pada andesit dan mungkin juga metasedimen.
awalnya merupakan daerah sedimentasi. Pada Sebagian batuan seperti yang di Gunung
hakekatnya setiap sistem teluk-teluk yang kecil Kunyit, Teluk Betung dan selatan Jl. by-pass
merupakan satu sistem sel. Sebagian sistem Soekamo-Hatta di Panjang, memperlihatkan
se1 yang sangat kecil terbentuk karena adanya bentuk pilar (block joint) yang sangat indah.
struktur penanggulan pantai (shore protection, Sayang sekali batuan di Gunung Kunyit
coastal defence). Pada daerah perbatasan antar ditambang sehingga mencapai bentuk yang
se1 ini, seperti di batas selatan pelabuhan sangat t e r j a l d a n t e r b u k a , n a m u n
Panjang, sering terbentuk lidah pasir (spit) dan memperlihatkan singkapan (outcrop) buatan
beting pasut (pasang-surut) dekat pantai yang sangat indah yang berpotensi sangat tinggi
(nearshore intertidal sand bar). Selain itu pada untuk pariwisata pantai. Sisa-sisa stack yang
pantai yang terbuka sering pula terbentuk beting sangat kecil nampak berupa Batu Konde dan
serupa. Beting ini pada waktu air smut rendah Batu Macan di selatan Pelabuhan Panjang.
sering terbuka lebar sehingga digunakan orang
Saat ini sebagian besar sedimen pantai
untuk berolah raga, sepakbola, dan mencari merupakan sedimen lepas resen (recent) yang
kerang. Beting dengan pantai sering hanya berupa kalsirudit dan kalkarenit, dan kalsilutit
dipisahkan oleh perairan dengan kedalaman
yang behnn mengalami sementasi dan proses
sangat dangkal, hanya beberapa cm-dm.
pembatuan (petrification). Penman terumbu
Panjang lidah pasir dapat mencapai sekitar
karang yang ada dalam pembentukan sedimen
200 m, bentuk lidah agak lancip (elongate).
pantai sangat menyolok. Sekitar 25 % sedimen
Dataran pesisir P. Pasaran merupakan
pantai berupa lumpur dan fragmen berukuran
pulau karang terumbu (coral reef) yang relatif
lebih besar dari perbukitan yang dibawa oleh
masih muda dan masih dalam taraf awal
sungai-sungai kecil yang mengalir ke teluk.
pembentukan pulau yang mantap, namun pada
Kontribusi sampah dan sisa-sisa tumbuhan
bagian atas pasutnya (supralittoral) telah
dalam bentuk batang, ranting, daun, bijih, dan
berukuran relatif luas, mungkin sekitar 4 ha.
bunga nampak menonjol pada beberapa bagian
Dalam perkembangan kemudian, masyarakat
pantai tertentu. Bahkan di sekitar Kampung
telah melakukan pengurugan dengan
Kramat terdapat pantai sampah. Sampah-
mengambil batu-batu karang setempat dan dari
terumbu karang dari karang pantai (fringing sampah dan juga tinja juga menonjol pada
reef) atau karang lepas (patch reef) yang lain. setiap pemukiman kumuh yang ada. Kondisi
Pulau Pasaran merupakan pulau berdataran pantai yang masih alami di daerah kajian relatif
rendah (low-lying island). sudah sangat jarang
Bagian Teluk Bandar Lampung yang
Geologi Pantai dikaji/diteliti merupakan daerah sedimentasi
Perbukitan belakang dataran pantai pada yang dapat dibagi ke dalam tiga kelompok
umumnya dibentuk oleh batuan beku menengah utama, yaitu:
43
1) bagian sayap (flank) timur dari pantai yang dalam:
memperoleh sedimen dari arah selatan- 1) Pemukiman kumuh, yang menempati sekitar
tenggara (aliran sepanjang pantai, longshore) 20 % pantai;
dan laut (dari terumbu karang pantai).; 2) Pemukiman teratur, dalam bentuk real es-
2) bagian antara P. Pasaran dan P. Cungkeng tate, menempati sekitar 10 %,
yang sedang dalam proses pendangkalan 3) Tanah kosong, namun sudah ada yang
dan pembentukan tombolo (?), yang dimiliki, kebanyakan merupakan dataran
memperoleh sedimen dari kedua bagian buatan hasil reklamasi, yang menempati
lainnya, dari P. Pasaran, dan dari kontrbusi lahan sekitar 30 %;
masy&akat setempat; 4) Pelabuhan panjang,~ yang menempati sekitar
3) bagian sayap Barat, dari Cungkeng melewati 10 % lahan;
Pa@ai Puri Gading sampai dengan Pusat 5) Industri, yang menempati sekitar 20 %;
Pendaratan Ikan (PPI) Lempsing, yang 6) Pelabuhan rakyat dan tempat (pelabuhan)
diperkirakan memperoleh sedimen dari pendaratan ikan sekitar 3 %;
pantai timur Tel& Bandar Lampung dari 7) Taman hiburan/rekreasi dan hotel (&hid)
arah selatan. sekitar 3 %;
Di sayap bagian Timur dan Barat, dari 8) Lain-lain penggunaan, terutama muara
kenampakan geomorfologi pantai dapat sungai, sekitar 4 %.
ditafsirkan bahwa arus sepanjang pantai
pembawa sedimen menuju ke arah Utara. Kerusakan Lingkungan dan Pencemaran
Lingkungan
Sekitar 10 % pantai dewasa ini
PENGARUH KECIATAN MASYARAKAT mengalami erosi pantai, seperti yang ada di
TERHADAP LINGKUNGAN FISK Pantai Wisata Tirtajaya Lempasing dan di lahan
PPLP di Panjang. Pencemaran lingkungan
Ongkosongo (1984) pemah mencoba sangat menonjol di sepanjang pantai dan
menganalisis masalah pengaruh pembangunan perairan pantai maupun pada dataran pesisir
terhadap dinamika lingkungan di wilayah pada umumnya termasuk di sungai-sungai
pesisir di pantai Jakarta dan Teluk Jakarta khususnya di muara sungai. Pencemaran yang
yang dapat dijadikan sebagai pembanding. ada dalam bentuk sampah padat hasil buangan
Berikut diuraikan beberapa temuan hasil domestik yang dibuang secara langsung atau
pengamatan yang telah dilakukan. tak langsung ke pantai, sungai, dan laut, atau
tak langsung yang terbawa oleh arus sungai.
Pemanfaatan Lahan Selain itu juga sampah organik dari pepohonan
Secara umum dalam tahap awal dan biota lainnya. Sebagian besar air perairan
pemanfaatan lahan pesisir kota Bandar pantai di tepi lahan pemukiman penduduk yang
Lampung dan daerah kajian dapat digolongkan kumuh sangat tercemar ditinjau dari
44
sampah organik dan non-organik seperti dermaga (wharf). Sebagian tembok pantai di
sampah, tinja, kekeruhan, wama hitam, dan sepanjang pantai telah mengalami erosi atau
bau. Lokasi pencemaran air yang berwama pembengkahan (crack) seperti yang dijumpai
putih dikemukakan pada Tabel 1. Sedimentasi di pelabuhan Panjang dan bekas pelabuhan
sangat menonjol di Selat Pasaran. penyeberangan ASDP (Angkutan Sungai dan
Penyeberangan). Demikian pula dermaga yang
Penanggulan Pantai, Reklamasi, Pengu- baru dibangun di pelabuhan Panjang telah
rugan, dan Pengerukan memmjukkan kekeroposan di sana-sini. Banyak
Diperkirakan sekitar 40 % lahan pantai dermaga yang agaknya kurang etisien dan
di daerah kajian telah diurug atau direklamasi. efektif dimanfaatkan, dan sebaliknya dermaga
Sebagian besar dari yang telah diurug/reklamasi penyeberangan ke P. Pasaran bahkan kurang
telah diperkuat dengan tanggul. Pengurugan representatif dan memadai.
dilakukan oleh rakyat dengan bahan-bahan dari
dasar laut terdekat, terutama dengan pasir laut. Peraturan Pengelolaan Wilayah Pesisir
Namun reklamasi dilakukan oleh para Beberapa peraturan yang berkaitan
pengembang dan umumnya memanfaatkan dengan wilayah pesisir men&up:
tanah dari hasil penambangan dari perbukitan. 1) Perda No. 1 tahun 1990 yang melarang
Banyak dari perbukitan yang telah ditambang, pembuangan sampah/limbah dan tinja ke
termasuk Bukit Kunyit (Foto 1). Di atas tanah sungai, yang dapat dikurung selama-lamanya
urugan yang berupa karang, sebagian 3’ bulan atau denda setinggi-tingginya Rp.
masyarakat mengurug lagi dengan lumpur atau 50.000,-;
bahan lain. Pengurugan dan reklamasi pantai 2) Perda No. 5 tahun 1994 tanggal 30 Novem-
membuat garis pantai tidak teratur dan ber 1994 tentang Larangan Perbuatan
kepemilikan lahan menjadi tidak jelas. Tidak Prostitusi dan Tuna Susila Dalam Wilayah
ada garis sempadan pantai dan garis sempadan Kotamadya Daerah Tk II Bandar Lampung;
sungai yang jelas. Tidak ada kejelasan milik
3) Surat Keputusan Gubemur KDH Tingkat I
umum (common property) dan untuk umum
Lampung No. 6/035/B.III/HK/1995 tanggal
(common use) pada lahan di kedua sempadan
27 Januari 1995 tentang Penutupan Lokasi
tersebut.
Konsentrasi Wanita Tuna Susila (WTS);
Sekitar 60 % pantai telah ditanggul
4) Surat Keputusan Walikotamadya KDH
dengan aneka macam tanggul. Macam tanggul
Tingkat II Bandar Lampung No. 20/BG.V11/
yang ada berupa tameng pantai ten&ma terbuat
Ml995 tanggal 7 Februari 1995;
dari batu gummg (andesit dll) dan karang
(coral), tembok pantai, sekat pantai, jeti, 5) Surat Keputusan Walikotamadya KDH
pemecah gelombang bersambung pantai, dan Tingkat II Bandar Lampung No. 2UBG.V11/
di samping itu terdapat juga beberapapier dan HK/1995 tanggal 7 Februari 1995.
45
Foto 1. Keindahan bukit Kunyit yang merupakan keunikan geomorfologi lokal yang
memiliki potensi keiudahan tinggi bagi pengembangan wilayah pesisir setempat,
diiihat dari arah utara
46
Pengelolaan Wilayah Pesisir karang yang sewaktu diambil dalam keadaan
Usaha pengelolaan wilayah pesisir yang hidup dijajakan di sepanjang jalan.
dapat diinventarisasi, namun tidak berarti tepat Di daerah pariwisata pantai Merak
dan benar, mencakup: Belantung yang relatif cukup jauh dari kota
Bandar Lampung bahkan juga berlangsung erosi
1) Sekitar 60 % lahan pantai telah diserah
pantai yang sangat aktif. Selain sebagian
usahakan kepada berbagai pengusaha
sedimen kerikil rampart pecahan karang
pengembang dan industri. dieksploitasi dalam jumlah yang relatif cukup
2) Pembuatan sumur-sumur pompa air dan besar secara langsung dari pantai dan intensif,
pipa-pipa penyalur air tawar; juga banyak sekali penebangan pohon-pohon
3) Pengaspalan sebagian jalan utama di kelapa yang sebenamya tidak harm ditebang.
kampung;
Potensi Konflik
4) Pemadatan, penyemenan, atau penataan Potensi konflik yang ada, baik sekarang
blok-blok bata untuk jalan-jalan kampung;
maupun masa depan, diperkirakan meliputi
5) Pembangunan bangunan tunggu dan stasiun masalah kepemilikan lahan, pemanfaatan lahan,
pendaratan perahu di P. Pasaran; pengurugan lahan dan pulau serta rataan pasut;
6) Pembangunan beberapa SD tepi par&i; penambangan batu, pembuangan sampah,
limbah dan tinja termasuk limbah perikanan;
7) Penanggulan sebagian pantai oleh
operasi perahu nelayan, aksesibilitas ke laut,
pengembang
dan erosi pantai.
8) Pembongkaran rumah panggung tepi pantai
dengan ganti rugi. LOKASI STAWJN PENELITIAN
YANG DITELITI RINCI
Tidak nampak adanya usaha penghijauan
di sepanjang pantai. Ekosistem mangrove yang Pada beberapa pantai diteliti dan diamati
ada secara umum juga rusak, dan hanya tersisa secara relatif rinci (detail) pada stasiun-stasiun
sedikit di sekitar Pasir Putih. Demikian pula pengamatan, baik di sepanjang pantai maupun
usaha pelestarian terumbu karang, baik karang puncak bukit belakang dataran pesisir. Daftar
pantai maupun karang lepas, karang mati lokasi stasiun penelitian dan pengamatan
maupun karang hidup. Di Pasir Putih sebagian disajikan pada Tabel 1.
47
Tabel ~1. Letak stash penelitian dan pengamatan
48
batas utara tanah reklamasi, dekat jalan, tepi
barat sungai yang tercemar industri pabrik kaca
(?), wama air putih, somber pencemaran di Jl. Ki
49
Pemukiman kumuh di
51
f. Pembangunan 10 warung teratur tegak 11) Lembaga Swadaya Masyarakat perlu
lurus pantai; diaktifkan agar meningkatkan kepedulian
g. Pembangunan bangunan-bangunan kecil dan perasaan kepada masyarakat dan
tepi pantai untuk berteduh, Pemerintah Daerah dalam memiliki (sense
h. Pengelolan Kawasan Wisata secara of belonging), ikut serta (sense of partici-
profesional; pation), dan bertanggung-jawab (sense of
5) Pengaturan masalah sampah di sepanjang responsibility) terhadap masalah
pantai dan perairan pantai; lingkungan yang merupakan titik tolak
6) Penindakan pada industri yang mencemari hidup dan kehidupan yang berkelanjutan.
perairan sungai dan pantai @hat Tabel 1);
7) Pembuatan jalan tepi pantai sebagai daerah DAFTAR PUSTAKA
penyangga dan sempadan pantai dan
menerapkannya sebagai milik umum dan Ongkosongo, O.S.R. 1984. Evolution et effet des
untuk umum; amtnagements dam l’environnement c8tier
de la Baie de Jakarta. Thesis Doktor, Univ.
8) Pelarangan pengambilan pasir dan batu
Bordeaux I, Talence: 414 p.
dari pantai, perairan pantai dan terumbu
Pemda Propinsi Lampung 2000. Rencana strategis
karang;
pengelolaan wilayah pesisir Lampung.
9) Penetapan dan pengaturan daerah Pemda. Prop. Lampung, Proy. Pesisir
penambangan (borrow area) batu untuk Lampung (CRC-URI dan PKSPL-IPB),
pembangunan secara lebih berwawasan Bandar Lampung: 96 pp.
lingkungan; Wiryawan, B., B. Marsden, H.A. Susanto. A.K.
10) Pembangunan dan penataan, tempat Mahi, M. Ahmad, H. Poespitasari. (Eds.)
p e n d a r a t a n perahu d a n d e r m a g a 1999. Atlas sumberdaya wilayah pesisir
penyeberangan dan pendaratan perahu; Lampung. Pemda. Prop. Lampung, Proy.
Pesisir Lampung (CRC-URI dan PKSPL-
IPB), Bandar Lampung: 109 pp.
52