Anda di halaman 1dari 14

K ONDISI L INGKUNGAN FINK P ESISIR PANJANG-LEMPASING ,

K OTAMADYA B ANDAR L AMPUNG

Oleh

OTTO S.R. ONCKOSONCO


Kelompok Penelitian Geologi Lam, Balitbang Oseanografi, Puslitbang Oseanologi-LIP1

ABSTRAK

Telah diamati dan dikaji kondisi lingkungan tisik pesisir antara Panjang dan Lempasing
di kota pantai Bandar Lampung yang secara umum memperlihatkan ketidakserasian penataan
dan pemanfaatan lahan. Selain terdapat masalah erosi pantai pada beberapa lokasi dan
sedikit sedimentasi pada bagian selatan pelabuhan Panjang dalam bentuk beting pasut, di
selat antara P. Pasaran dengan pantai kota lama Bandar Lampung (Teluk Betung), juga
kondisi pantainya sangat kumuh. Jenis-jenis penanggulan pantai yang diterapkan berupa
dinding pantai (seawall), tameng pantai (revetment), sekat pantai (bulkhead), jeti (jetty), dan
groin pendek, dan pemecah gelombang bersambung pantai (shore connected breakwater).
Selain itu terdapat aktivitas pengurugan (reklamasi) yang sangat aktif di P. Pasaran, yang
merupakan lokasi terumbu karang yang baik. Pengurugan juga banyak dilakukan di
sepanjang pantai. Disarankan agar dilakukan pembenahan penataan konsepsional pemanfatan
lahan di sepanjang pantainya. Selain itu penambangan batu di G. Kunyit dihentikan dan
bukit beserta daerah pengurugan di dekamya dijadikan sebagai lokasi rekreasi pantai utama
kota Bandar Lampung.

ABSTRACK

THE PHYSICAL CONDITION OF THE COAST BETWEEN PANJANG-


LEMPASING, BANDAB LAMPUNG TOWN. This paper discusses about the physical
environmental condition of the coastal between Panjang and Lempasing of the Bandar
Lampung town. The land use and management along the coastal strip is generaly very poor,
with many pockets of slum areas. Coastal erosion problems are found at many places and
sedimentation has taken place especially at South of Panjang port in the form of intertidal
sand bar and at the strait between Pasaran Island and the Bandar Lampung (Tel& Betting)
old town. Shore protection applied includes seawalls, revetments, bulkheads, jetties, short
groins, and shore connected breakwaters. Reclamations are intensively found at many places
along the coast as well, including those at the patch reef of Pasaran. It is suggested to
conceptionally organize the coastal landuse. The stone mining at Kunyit hill is proposed to
be stopped and replacedly to be used for the main recreational shore of the Bandar Lampung
town.
PENDAHULUAN Kotamadya Bandar Lampung, antara Panjang
dan Lempasing, dalam ha1 ini disebut wilayah
Pembangunan, pengembangan, dan pesisir Teluk Bandar Lampung (Gambar 1).
pengelolaan wilayah pesisir (coastal zone man- Informasi umum mengenai sumberdaya re-
agement and development) dewasa ini menjadi gional pesisir Propinsi Lampung telah
penting mengingat geograti Indonesia yang dilaporkan oleh Wiryawan dkk. (1999),
berpulau-pulau dan memiliki wilayah pesisir sedangkan mengenai rencana strategis
dengan persentase relatif luas pada setiap pengelolaan wilayahnya oleh Pemda Propinsi
pulaunya. Bahkan sebagian besar atau Lampung (2000).
seluruhnya, merupakan wilayah pesisir. Pada
sebagian wilayah pesisir ini terletak perkotaan BAHAN DAN METODE
Bandar Lampung, yang merupakan pusat
konsentrasi penduduk yang padat dan banyak Pengkajian dilakukan dengan pengamatan
dibandingkan dengan wilayah pesisir pedesaan. cepat cara rapid ~assessment dan rapid ap-
Perbedaan utama wilayah pesisir praisal atas kondisi lingkungan fisik wilayah
perkotaan pantai dengan pedesaan pada pesisir, yang diperlukan dalam sistem coastal
umumnya selain pada jumlah dan kepadatan cell guna dapat menentukan keterkaitan faktor
penduduknya juga pada macam pemanfaatan yang mempengaruhi dinamika pesisir. Dalam
lahannya. Sebagai implikasi dari pemukiman ha1 ini penekanan dinamika ditekankan pada
yang ada, kemungkinan tekanan yang dialami lingkungan fsiknya. Pada hakekatnya sistem
lingkungan dan sumberdaya yang ada juga coastal cell yang ada dimaksudkan untuk
semakin besar. Lingkungan pesisir khususnya mengidentifikasi proses dan hasil input-out-
pantai kemudian mengalami kerusakan put, source-sink, keseimbsngan alami yang ada,
lingkungan, pencemaran lingkungan, dan pengaruh kegiatan antropogenik, dan
sumberdaya yang ada, baik yang terbarukan dinamikanya. Pengkajian dengan pengamatan
maupun tidak terbarukan menjadi semakin 1,apangan ini sekaligus juga merupakan
miskin cjumlah, cadangan) dan atau menunm pencocokan lapangan (sea truth, ground truth).
kualitasnya. Inventarisasi permasalahan, potensi Daerah kajian meliputi pesisir yang dikaji
dan keadaan pesisir, kebijakan yang telah ada, terletsk di antara Panjang di sebelah Timur
dan pemikiran konsepsi pemecahan masalah dan Lempasing di sebelah Barat. Namun
yang ada, diharapkan dapat dimanfaatkan untuk demikian dalam waktu penelitian antara 5 - 14
keperluan teknis pemerintah daerah setempat Agustus 1999 dapat dikunjungi pula daerah
dalam rangka pembangunan, pengembangan, sekitar Tarahan dan Pasir Putih. Penetapan
dan pengelolaan wilayah pesisimya. lokasi penelitian dan pengamatan (Tabel 1)
Sehubungan dengan pemikiran di atas, dilakukan dengan bantuan Geographic
penelitian dan pengkajiarr wilayah pesisir Positioning System (GPS) tipe GPS 45 XL.

40
L

I- 9’32’LS I I
15’ 20’

Gambar 1. Garis pantai antara Panjang sampai dengan Lempasing di Kotamadya Bandar Lampang
yang secara umum memperlihatkan wilayah reklamasi (sekarang dan calon) pantai beserta
perusahaan pemiliknya @amber: Pemda Propiasi Lampung 2000)
HASIL PENILAIAN LINGKUNCAN FISIK berketinggian sampai lebih dari 100 m. Oleh
karena itu sistem persungaian dan kalen (sungai
Geomorfologi kecil) yang ada dan bermuara di teluk ini
Secara umum pesisir daerah kajian dapat memiliki verhang (kelerengan) yang relatif
dibagi dalam dua kelompok, yaitu dataran terjal. Pantai waktu itu banyak yang berupa
pesisir Bandar Lampung dan P. Pasauran. lereng terjal (cliff atau bluff). Bahkan banyak
Dataran pesisir Bandar Lampung merupakan dari padanya memiliki air terjun, bentukan-
dataran pesisir hasil pengisian sedimen teluk bentukan gerongan sungai (pothole). Setelah
dan kaki perbukitan yang membentuk bagian memasuki dataran pesisir kemiringan aliran
tengah Teluk Lampung. Secara umum Teluk sungai menjadi rendah dan relatif datar. Pada
Lampung merupakan sistem pertelukan musim kemarau seperti sewaktu penelitian
(embayment) dalam ukuran yang relatif kecil dilakukan, aliran sungai-sungai relatif kecil.
(cove). Daerah yang dikaji hanya merupakan Namun pada musim penghujan, oleh karena
jalur pendek dari Teluk Lampung secara kemiringan bagian belakang (hulu) dataran
keseluruhan, meliputi panjang sekitar 15-20 pesisir terjal, maka diperkirakan aliran sungai
km atau diperkirakan mencakup 10 % dari berjalan relatif sangat cepat mencapai laut
Teluk Lampung. Dataran ini terbentuk akibat karena lebar dataran pantai yang relatif sempit,
adanya sedimentasi dari perbukitan di hulu kurang dari 1 km. Sebagian perbukitan aslinya
pada sekeliling teluk, dari hasil erosi terumbu sudah membentuk pertelukan kecil. Sejak 6000
karang pantai, dan dari hasil transportasi tahun lalu pada pertelukan perbukit~l terbentuk
sedimen sepanjang pantai (longshore sediment endapan-endapan gisik kantong (pocket beach).
transport). Secara keseluruhan semua sedimen Sampai saat ini sebagian sisa perbukitan masih
ini membentuk endapanbematang pantai (beach menjulur sampai pantai, misalnya di selatan
ridge) dan sebagai lagi merupakan beting dan Panjang, antara lahan PPLP dan PT Andatu
rataan lumpur dan pasir. Sistem perbukitan Lestari. Oleh karena itu sebagian sedimen
yang mengelilingi teluk merupakan bentuk teluk pantai yang membentuk dataran pesisir
yang diperkirakan sekitar 6000 tahun lalu merupakan kelanjutan dari sistem gisik kantong
membuat alas bentuk dasar (basement) dari tersebut. Pada tonjolan pantai perbukitan ini,
sistem dataran pantai (coastal plain) Bandar sisa-sisa lereng terjal pantai masih cukup
Lampung. Umur 6000 tahun diperkirakan dari nampak, dan dataran pesisir tidak terbentuk;
kenampakan serupa pada pesisir di P. Jawa dan pantai merupakan tanjung-tanjung kecil.
dan kurve muka air laut purba pada masa Tanjung-tanjung ini merupakan daerah
puncak interglasiasi terakhir (Ongkosongo erosi, pemasok (mother rock, source rock) pasir
1984). dan sedimen pantai lainnya, dan merupakan
Secara umum perbukitan belakang daerah konvergensi gelombang. Sebaiknya
dataran pesisir merupakan perbukitan rendah tengah teluk merupakan daerah divergensi

42
gelombang. Oleh karena itu pertelukan pada andesit dan mungkin juga metasedimen.
awalnya merupakan daerah sedimentasi. Pada Sebagian batuan seperti yang di Gunung
hakekatnya setiap sistem teluk-teluk yang kecil Kunyit, Teluk Betung dan selatan Jl. by-pass
merupakan satu sistem sel. Sebagian sistem Soekamo-Hatta di Panjang, memperlihatkan
se1 yang sangat kecil terbentuk karena adanya bentuk pilar (block joint) yang sangat indah.
struktur penanggulan pantai (shore protection, Sayang sekali batuan di Gunung Kunyit
coastal defence). Pada daerah perbatasan antar ditambang sehingga mencapai bentuk yang
se1 ini, seperti di batas selatan pelabuhan sangat t e r j a l d a n t e r b u k a , n a m u n
Panjang, sering terbentuk lidah pasir (spit) dan memperlihatkan singkapan (outcrop) buatan
beting pasut (pasang-surut) dekat pantai yang sangat indah yang berpotensi sangat tinggi
(nearshore intertidal sand bar). Selain itu pada untuk pariwisata pantai. Sisa-sisa stack yang
pantai yang terbuka sering pula terbentuk beting sangat kecil nampak berupa Batu Konde dan
serupa. Beting ini pada waktu air smut rendah Batu Macan di selatan Pelabuhan Panjang.
sering terbuka lebar sehingga digunakan orang
Saat ini sebagian besar sedimen pantai
untuk berolah raga, sepakbola, dan mencari merupakan sedimen lepas resen (recent) yang
kerang. Beting dengan pantai sering hanya berupa kalsirudit dan kalkarenit, dan kalsilutit
dipisahkan oleh perairan dengan kedalaman
yang behnn mengalami sementasi dan proses
sangat dangkal, hanya beberapa cm-dm.
pembatuan (petrification). Penman terumbu
Panjang lidah pasir dapat mencapai sekitar
karang yang ada dalam pembentukan sedimen
200 m, bentuk lidah agak lancip (elongate).
pantai sangat menyolok. Sekitar 25 % sedimen
Dataran pesisir P. Pasaran merupakan
pantai berupa lumpur dan fragmen berukuran
pulau karang terumbu (coral reef) yang relatif
lebih besar dari perbukitan yang dibawa oleh
masih muda dan masih dalam taraf awal
sungai-sungai kecil yang mengalir ke teluk.
pembentukan pulau yang mantap, namun pada
Kontribusi sampah dan sisa-sisa tumbuhan
bagian atas pasutnya (supralittoral) telah
dalam bentuk batang, ranting, daun, bijih, dan
berukuran relatif luas, mungkin sekitar 4 ha.
bunga nampak menonjol pada beberapa bagian
Dalam perkembangan kemudian, masyarakat
pantai tertentu. Bahkan di sekitar Kampung
telah melakukan pengurugan dengan
Kramat terdapat pantai sampah. Sampah-
mengambil batu-batu karang setempat dan dari
terumbu karang dari karang pantai (fringing sampah dan juga tinja juga menonjol pada
reef) atau karang lepas (patch reef) yang lain. setiap pemukiman kumuh yang ada. Kondisi
Pulau Pasaran merupakan pulau berdataran pantai yang masih alami di daerah kajian relatif
rendah (low-lying island). sudah sangat jarang
Bagian Teluk Bandar Lampung yang
Geologi Pantai dikaji/diteliti merupakan daerah sedimentasi
Perbukitan belakang dataran pantai pada yang dapat dibagi ke dalam tiga kelompok
umumnya dibentuk oleh batuan beku menengah utama, yaitu:

43
1) bagian sayap (flank) timur dari pantai yang dalam:
memperoleh sedimen dari arah selatan- 1) Pemukiman kumuh, yang menempati sekitar
tenggara (aliran sepanjang pantai, longshore) 20 % pantai;
dan laut (dari terumbu karang pantai).; 2) Pemukiman teratur, dalam bentuk real es-
2) bagian antara P. Pasaran dan P. Cungkeng tate, menempati sekitar 10 %,
yang sedang dalam proses pendangkalan 3) Tanah kosong, namun sudah ada yang
dan pembentukan tombolo (?), yang dimiliki, kebanyakan merupakan dataran
memperoleh sedimen dari kedua bagian buatan hasil reklamasi, yang menempati
lainnya, dari P. Pasaran, dan dari kontrbusi lahan sekitar 30 %;
masy&akat setempat; 4) Pelabuhan panjang,~ yang menempati sekitar
3) bagian sayap Barat, dari Cungkeng melewati 10 % lahan;
Pa@ai Puri Gading sampai dengan Pusat 5) Industri, yang menempati sekitar 20 %;
Pendaratan Ikan (PPI) Lempsing, yang 6) Pelabuhan rakyat dan tempat (pelabuhan)
diperkirakan memperoleh sedimen dari pendaratan ikan sekitar 3 %;
pantai timur Tel& Bandar Lampung dari 7) Taman hiburan/rekreasi dan hotel (&hid)
arah selatan. sekitar 3 %;
Di sayap bagian Timur dan Barat, dari 8) Lain-lain penggunaan, terutama muara
kenampakan geomorfologi pantai dapat sungai, sekitar 4 %.
ditafsirkan bahwa arus sepanjang pantai
pembawa sedimen menuju ke arah Utara. Kerusakan Lingkungan dan Pencemaran
Lingkungan
Sekitar 10 % pantai dewasa ini
PENGARUH KECIATAN MASYARAKAT mengalami erosi pantai, seperti yang ada di
TERHADAP LINGKUNGAN FISK Pantai Wisata Tirtajaya Lempasing dan di lahan
PPLP di Panjang. Pencemaran lingkungan
Ongkosongo (1984) pemah mencoba sangat menonjol di sepanjang pantai dan
menganalisis masalah pengaruh pembangunan perairan pantai maupun pada dataran pesisir
terhadap dinamika lingkungan di wilayah pada umumnya termasuk di sungai-sungai
pesisir di pantai Jakarta dan Teluk Jakarta khususnya di muara sungai. Pencemaran yang
yang dapat dijadikan sebagai pembanding. ada dalam bentuk sampah padat hasil buangan
Berikut diuraikan beberapa temuan hasil domestik yang dibuang secara langsung atau
pengamatan yang telah dilakukan. tak langsung ke pantai, sungai, dan laut, atau
tak langsung yang terbawa oleh arus sungai.
Pemanfaatan Lahan Selain itu juga sampah organik dari pepohonan
Secara umum dalam tahap awal dan biota lainnya. Sebagian besar air perairan
pemanfaatan lahan pesisir kota Bandar pantai di tepi lahan pemukiman penduduk yang
Lampung dan daerah kajian dapat digolongkan kumuh sangat tercemar ditinjau dari

44
sampah organik dan non-organik seperti dermaga (wharf). Sebagian tembok pantai di
sampah, tinja, kekeruhan, wama hitam, dan sepanjang pantai telah mengalami erosi atau
bau. Lokasi pencemaran air yang berwama pembengkahan (crack) seperti yang dijumpai
putih dikemukakan pada Tabel 1. Sedimentasi di pelabuhan Panjang dan bekas pelabuhan
sangat menonjol di Selat Pasaran. penyeberangan ASDP (Angkutan Sungai dan
Penyeberangan). Demikian pula dermaga yang
Penanggulan Pantai, Reklamasi, Pengu- baru dibangun di pelabuhan Panjang telah
rugan, dan Pengerukan memmjukkan kekeroposan di sana-sini. Banyak
Diperkirakan sekitar 40 % lahan pantai dermaga yang agaknya kurang etisien dan
di daerah kajian telah diurug atau direklamasi. efektif dimanfaatkan, dan sebaliknya dermaga
Sebagian besar dari yang telah diurug/reklamasi penyeberangan ke P. Pasaran bahkan kurang
telah diperkuat dengan tanggul. Pengurugan representatif dan memadai.
dilakukan oleh rakyat dengan bahan-bahan dari
dasar laut terdekat, terutama dengan pasir laut. Peraturan Pengelolaan Wilayah Pesisir
Namun reklamasi dilakukan oleh para Beberapa peraturan yang berkaitan
pengembang dan umumnya memanfaatkan dengan wilayah pesisir men&up:
tanah dari hasil penambangan dari perbukitan. 1) Perda No. 1 tahun 1990 yang melarang
Banyak dari perbukitan yang telah ditambang, pembuangan sampah/limbah dan tinja ke
termasuk Bukit Kunyit (Foto 1). Di atas tanah sungai, yang dapat dikurung selama-lamanya
urugan yang berupa karang, sebagian 3’ bulan atau denda setinggi-tingginya Rp.
masyarakat mengurug lagi dengan lumpur atau 50.000,-;
bahan lain. Pengurugan dan reklamasi pantai 2) Perda No. 5 tahun 1994 tanggal 30 Novem-
membuat garis pantai tidak teratur dan ber 1994 tentang Larangan Perbuatan
kepemilikan lahan menjadi tidak jelas. Tidak Prostitusi dan Tuna Susila Dalam Wilayah
ada garis sempadan pantai dan garis sempadan Kotamadya Daerah Tk II Bandar Lampung;
sungai yang jelas. Tidak ada kejelasan milik
3) Surat Keputusan Gubemur KDH Tingkat I
umum (common property) dan untuk umum
Lampung No. 6/035/B.III/HK/1995 tanggal
(common use) pada lahan di kedua sempadan
27 Januari 1995 tentang Penutupan Lokasi
tersebut.
Konsentrasi Wanita Tuna Susila (WTS);
Sekitar 60 % pantai telah ditanggul
4) Surat Keputusan Walikotamadya KDH
dengan aneka macam tanggul. Macam tanggul
Tingkat II Bandar Lampung No. 20/BG.V11/
yang ada berupa tameng pantai ten&ma terbuat
Ml995 tanggal 7 Februari 1995;
dari batu gummg (andesit dll) dan karang
(coral), tembok pantai, sekat pantai, jeti, 5) Surat Keputusan Walikotamadya KDH
pemecah gelombang bersambung pantai, dan Tingkat II Bandar Lampung No. 2UBG.V11/
di samping itu terdapat juga beberapapier dan HK/1995 tanggal 7 Februari 1995.

45
Foto 1. Keindahan bukit Kunyit yang merupakan keunikan geomorfologi lokal yang
memiliki potensi keiudahan tinggi bagi pengembangan wilayah pesisir setempat,
diiihat dari arah utara

46
Pengelolaan Wilayah Pesisir karang yang sewaktu diambil dalam keadaan
Usaha pengelolaan wilayah pesisir yang hidup dijajakan di sepanjang jalan.
dapat diinventarisasi, namun tidak berarti tepat Di daerah pariwisata pantai Merak
dan benar, mencakup: Belantung yang relatif cukup jauh dari kota
Bandar Lampung bahkan juga berlangsung erosi
1) Sekitar 60 % lahan pantai telah diserah
pantai yang sangat aktif. Selain sebagian
usahakan kepada berbagai pengusaha
sedimen kerikil rampart pecahan karang
pengembang dan industri. dieksploitasi dalam jumlah yang relatif cukup
2) Pembuatan sumur-sumur pompa air dan besar secara langsung dari pantai dan intensif,
pipa-pipa penyalur air tawar; juga banyak sekali penebangan pohon-pohon
3) Pengaspalan sebagian jalan utama di kelapa yang sebenamya tidak harm ditebang.
kampung;
Potensi Konflik
4) Pemadatan, penyemenan, atau penataan Potensi konflik yang ada, baik sekarang
blok-blok bata untuk jalan-jalan kampung;
maupun masa depan, diperkirakan meliputi
5) Pembangunan bangunan tunggu dan stasiun masalah kepemilikan lahan, pemanfaatan lahan,
pendaratan perahu di P. Pasaran; pengurugan lahan dan pulau serta rataan pasut;
6) Pembangunan beberapa SD tepi par&i; penambangan batu, pembuangan sampah,
limbah dan tinja termasuk limbah perikanan;
7) Penanggulan sebagian pantai oleh
operasi perahu nelayan, aksesibilitas ke laut,
pengembang
dan erosi pantai.
8) Pembongkaran rumah panggung tepi pantai
dengan ganti rugi. LOKASI STAWJN PENELITIAN
YANG DITELITI RINCI
Tidak nampak adanya usaha penghijauan
di sepanjang pantai. Ekosistem mangrove yang Pada beberapa pantai diteliti dan diamati
ada secara umum juga rusak, dan hanya tersisa secara relatif rinci (detail) pada stasiun-stasiun
sedikit di sekitar Pasir Putih. Demikian pula pengamatan, baik di sepanjang pantai maupun
usaha pelestarian terumbu karang, baik karang puncak bukit belakang dataran pesisir. Daftar
pantai maupun karang lepas, karang mati lokasi stasiun penelitian dan pengamatan
maupun karang hidup. Di Pasir Putih sebagian disajikan pada Tabel 1.

47
Tabel ~1. Letak stash penelitian dan pengamatan

Lintang (LS) Bujur (BT) Keterangan


II

7,O Pelabuhan Panjang, dermaga (wharf) pelabuhan


tiang pancang, dinding pantai (seawall) miring.
28 27,5 18 Ujung pier migas Pertamina, panjang sekitar 225
m, jembatan besi keropos, sedimentasi di sebelah
selatan struktur, di selatannya ada lidah pasir dan
beting pasir dekat pantai. Tebing hasil erosi
musiman sudah ditumbuhi Ipornoea pescaprae.
-
5 28 18 Lahan pojok tengah selatan pekarangan
pelabuhan, tanah sudah disemen/diaspal.
-
5 28 Pojok tepi laut lahan pengurugan penduduk
dengan pasir dan penanggulan tameng pantai
(revetment) tegak batu karang diperkuat dengan
sekat pantai (revetment) kayu, lahan pemukiman
kumuh, diselatannya muara sungai, lebih
menjorok ke laut, tepi selatan mulut sungai ada
sedimentasi, sungai ditembok pantai (seawall) di
kedua sisi sampai jauh (lebih dari 200 m ke hulu.
-
5 28 Daerah lahan reklamasi rumah kumuh, ada tameng
pantai tegak batuan lepas dari perbukitan, diam-
eter batu sampai 1,7m, lebar 3m, tinggi 1,5 m,
sebagai batas selatan pelabuhan Panjang yang
dibatasi dinding tinggi (3 m), Terbenmk gisik
buatan, sedimentasi banyak sampah di selatan
reklamasi (hasil arus pusaran balik air), dan di
selatan jeti pendek, arus sepanjang pantai dari
selatan.
5 28 Sekitar 200 m selatan sungai kecil, pemukiman
kumuh, pada lahan pengurugan dengan pasir dan
tameng pantai karang diperkuat dengan sekat
pantai kayu dan sayatan ban mobil.
- -
5 27 18 Selatan sungai (Wai Luni ?), penanggulan tameng
pantai batu diameter sampai 1,8 m, goba buatan
dilindungi tameng pantai, sungai tercemar pabrik
kaca (?), warna air putih, lahan kosong hasil
reklamasi.

48
batas utara tanah reklamasi, dekat jalan, tepi
barat sungai yang tercemar industri pabrik kaca
(?), wama air putih, somber pencemaran di Jl. Ki

Ujung jeti tepi utara sungai (Wai


single dari dinding pantai, air keruh hitam dari
sungai, air keruh coklat dari selatan (arus
atas selatan desa Kramat,

akai pipa, di dekatnya ada 2 sumur pompa air

pantai, ada tanah kosong di utara SD 04 Bumi


Waras, sedimentasi di selatan jeti paralel, arus
sepanjang pantai dari selatan, perbedaan

Lereng bukit di desa Jatilonggo, bukit sudah


gundul, ditanami ketela pohon, tanaman musiman
smigran miskin Jawa

49
Pemukiman kumuh di

ubur-ubur, tepi Selat

kapal tua, dinding pantai dibangun tanggal 8


Agustus 1978. Sebelah Selatan dermaga ada
sedimentasi, sebelah utara tererosi, sebagian
dinding runmh atau mengalami penggerongan

elatannya satu perahu sedang dibangun

, arus sepaqang pantal

n puncak ke III, namun bagian atasnya


K ESIMPULAN DAN SARAN potensi dan peluang (yang tinggi) dalam
pengembangan wilayah pesisirnya
Dari penelitian dan kajian yang telah
sebagaimana yang ada di G. Kunyit. Bahkan
dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal
dengan keterbukaan batuan yang ada akibat
penting berikut:
penggalian sehingga menjadi singkapan (out-
1) Penataan dan pemanfaatan lahan sepanjang
crop) buatan (artificial), akan menjadikannya
pantai tampak tidak teratur, sebagaimana
sebagai laboratorium alam yang sangat
tercermin dari setting rumah dan jalan, serta
menarik dan tonggak peringatan (lessons
ketiadaan jalan akses yang menuju pantai
learned) bagi para ahli geologi dan
bagi masyarakat umum;
lingkungan.
2) Banyak kantong-ksntong pemukiman kumuh
6) Penataan perahu juga sangat semrawut.
di sepanjang pantai termasuk pencemaran
Sistem marina untuk menyelesaikan masalah
perairan dan dataran pantainya dengan aneka
ini agaknya belum dapat difahami oleh
macam sampah dan tinja;
Pemerintah Daerah.
3) Cukup banyak terdapat masalah erosi pantai
dan sedimentasi secara mikro di sepanjang
Selain itu disampaikan beberapa saran sebagai
pantai. berikut:
4) Penanggulan pantai dan pengurugan pantai 1) Pencabutan ijin dan pemberhentian
banyak dilakukan di sepanjang pantai, penambangan batu di G. Kunyit;
termasuk di P. Pasaran yang merupakan 2) Pemindahan lokasi penambangan batu dari
terumbu karang lepas. Nan-run demikian G. Kunyit;
banyak~ juga yang tidak berhasil dalam 3) Pencabutan kepemilikan tanah di G. Kunyit
menanggulangi erosi pantai di samping juga dan dataran pesisir hasil reklamasi yang ada
banyak yang tidak membuat pantai menjadi dengan penggantian rugi yang pantas;
indah dan mudah dikunjungi (environmen- 4) Pemanfaatan Kawasan Wisata G. Kunyit,
tally friendly); dengan:
5) Penambangan batu di G. Kunyit merupakan a. Mengurug pantai dengan pasir kwarsa
kesalahan kebijakan yang harus segera dari Kepulauan Riau yang terdekat, atau
dihentikan karena nilai estetika tinggi yang dasar lautnya;
dimilikinya dan telah merusak .nilai b. Mengurug lahan urugan dengan tanah
keindahan milik masyarakat umum. liat;
c. Membuat taman di atas lahan urugan;
Kebijakan perijinan yang telah dikeluarkan
d. Membuat jalur pendakian, tempat
(kalau ada) perlu sekarang juga dicabut.
berteduh, dan menara di dekat puncak G.
Baik Pemerintah Daerah beserta seluruh
Kunyit dengan pengaturan fasilitas
perangkat vertikal dan horizontalnya
persampahan;
agaknya belum dapat menyadari nilai e. Pembangunan peturasan dan pencukupan
keunikan dan keindahan alam sebagai kebutuhan aimya di kaki G. Kunyit;

51
f. Pembangunan 10 warung teratur tegak 11) Lembaga Swadaya Masyarakat perlu
lurus pantai; diaktifkan agar meningkatkan kepedulian
g. Pembangunan bangunan-bangunan kecil dan perasaan kepada masyarakat dan
tepi pantai untuk berteduh, Pemerintah Daerah dalam memiliki (sense
h. Pengelolan Kawasan Wisata secara of belonging), ikut serta (sense of partici-
profesional; pation), dan bertanggung-jawab (sense of
5) Pengaturan masalah sampah di sepanjang responsibility) terhadap masalah
pantai dan perairan pantai; lingkungan yang merupakan titik tolak
6) Penindakan pada industri yang mencemari hidup dan kehidupan yang berkelanjutan.
perairan sungai dan pantai @hat Tabel 1);
7) Pembuatan jalan tepi pantai sebagai daerah DAFTAR PUSTAKA
penyangga dan sempadan pantai dan
menerapkannya sebagai milik umum dan Ongkosongo, O.S.R. 1984. Evolution et effet des
untuk umum; amtnagements dam l’environnement c8tier
de la Baie de Jakarta. Thesis Doktor, Univ.
8) Pelarangan pengambilan pasir dan batu
Bordeaux I, Talence: 414 p.
dari pantai, perairan pantai dan terumbu
Pemda Propinsi Lampung 2000. Rencana strategis
karang;
pengelolaan wilayah pesisir Lampung.
9) Penetapan dan pengaturan daerah Pemda. Prop. Lampung, Proy. Pesisir
penambangan (borrow area) batu untuk Lampung (CRC-URI dan PKSPL-IPB),
pembangunan secara lebih berwawasan Bandar Lampung: 96 pp.
lingkungan; Wiryawan, B., B. Marsden, H.A. Susanto. A.K.
10) Pembangunan dan penataan, tempat Mahi, M. Ahmad, H. Poespitasari. (Eds.)
p e n d a r a t a n perahu d a n d e r m a g a 1999. Atlas sumberdaya wilayah pesisir
penyeberangan dan pendaratan perahu; Lampung. Pemda. Prop. Lampung, Proy.
Pesisir Lampung (CRC-URI dan PKSPL-
IPB), Bandar Lampung: 109 pp.

52

Anda mungkin juga menyukai