Anda di halaman 1dari 22

HASIL PENELITIAN

INSENTIF RISTEK 2010

PENGEMBANGAN MIKRO HIDRO ELEKTRIK


DENGAN PEMANFAATAN HASIL AIR DAS
DI SULAWESI UTARA

Oleh :
Kristian Mairi, S.Hut, M.Sc
Email: mairi_kw@yahoo.co.id

BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MANADO


Puspiptek, 29 Desember 2010
URGENSI PENELITIAN
• Suplai energi listrik belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat
sekarang ini, utamanya di pedesaan.
• Daerah pedesaan yang terpencil umumnya belum terjangkau oleh
jaringan PLN sehingga perlu solusi untuk memenuhi kebutuhan
energi listrik penduduknya
• Teknologi pengembangan PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro
Hidro) sudah mulai banyak dikembangkan namun masih sebatas
pembangunan fisik PLTMH.
• Belum ada satu konsep utuh yang menghubungkan pembangunan
PLTMH dengan pemberdayaan masyarakat lokal, dinamisasi
kelembagaan lokal, dan rehabilitasi hutan dan lahan di daerah up
stream PLTMH.
• Perlu konsep hubungan langsung antara Mikro Hidro Elektrik,
kelestarian hutan dan kesejahteraan masyarakat. Bukankah kelestarian
hutan dan kesejahteraan masyarakat harus sejalan...?
• Bila masyarakat memperoleh manfaat dari membangun dan menjaga
hutan maka mereka akan sukarela melestarikannya
Mengembangkan pemanfaatan air DAS
hulu untuk pembangkit listrik tenaga
mikro hidro sebagai salah satu insentif
pemberdayaan masyarakat di desa
terpencil (sekitar hutan)
SASARAN:
1. Pembangunan 1 unit (PLTMH)
2. Pembentukan lembaga lokal
sebagai pengelola aset insentif
3. Pembuatan persemaian desa
4. Penanaman di lahan kosong/tidur
Alur Pikir/Konsep Penelitian

Hasil Air
Hasil Air
Kontinu
Kontinu Dampak (Outcomes):
 Menikmati Listrik Murah
 Partispasi Tinggi
 Persepsi Meningkat
 Kerjasama Terbangun
 Kelompok Berfungsi dan
Mandiri
METODE PENELITIAN :

1.Survey dan ground check


2.Ujicoba PLTMH
3.Wawancara
4.Pertemuan/rapat desa dan
kelompok
Hasil Yang Telah Dicapai:

1. Design Teknis PLTMH


2. Pembentukan Kelembagaan
Pengelola PLTMH dan RHL
3. Pembuatan Persemaian Desa
4. Penanaman Lahan Kosong/Tidur
Layout PLTMH :
Saluran air
Kincir dan dinamo
Bak penenang

Pipa/penstock

Dinamo

Pipa/penstock
V-belt
kincir pulley kincir
SISTEM PLTMH :
Sistem PLTMH merupakan integrasi dari beberapa bagian yaitu :
Bendungan dan Intake, Saluran Terbuka, Bak Penenang, Pipa
Pesat, Rumah alat dan Instalasi Kabel Jaringan

1. Bendungan + Intake 3. Saluran Terbuka 2. Bak Penenang

6. Instalasi Kabel 5. Rumah Turbin 4. Pipa Pesat


Isi Rumah Turbin:
1. Unit Turbin

2. Dinamo

3. Panel elektrical
Persyaratan Pembangunan PLTHM

1. Tersedia Air sepajang tahun dalam junlah debit


memadai (indikator debit minimum/ Q min)
2. Pembangunan saluran terbuka/penghantar
memungkinkan
3. Ada ketinggian optimum luncuran air (head)
dari bak penenang ke turbin
4. Rumah Turbin tidak terlalu jauh dari
pemukiman x 1,5 m
5. Rumah turbin dan penstock aman dari banjir.
Komponen Turbin Crossflow:

3. Bilah-bilah
1. As Rotor (Blades)

2. Plat Piringan
(Disk)

4. V Belt 8. Plainshocket

5. Pulley
9. Pipa Adapter

6. Rumah Kincir
10. Regulator
7. Bearing
Spesifikasi PLTMH Poigar 2010
1. Kapasitas Daya PLTMH sebesar 10 KW dengan
output 7 KW.
2. Debit air desain:120 liter/detik dan tinggi
jatuhan efektif (head net) 10 m.
3. Bendungan sungai Lebar 12 m tinggi 2 m
4. Panjang saluran penghantar 150 m
5. Dimensi Bak Penenang : 3m x 1,5m x 2 m
6. Pipa Penstock: AW 10 Inch, 5 buah (20 m)
7. Jenis turbin: crossflow
8. Kabel Jaringan: twisted 2 x 10 mm; 0,6 – 1 kva
9. Rumah turbin semi permanen : 3 x 2,5 m
Spesifikasi Turbin Crossflow Poigar
1. As turbin diameter 2 inch panjang 80 cm
2. Jumlah bilah-bilah (blades) 28 buah dengan
ukuran panjang 12 cm, lebar 3 cm, tebal 3 mm
3. Plat piringan (disk) Diameter 25 cm tebal 3 mm
4. Nosel turbin (mulut pipa adapter) lebar 12 cm;
tinggi max 8 cm, panjang 1 m
5. Ukuran pulley kincir 16 inch sedang pulley
dinamo 4 inch
6. V-belt jenis B2 panjang 98 cm (2 buah)
7. Baering NTB F 210 (2 buah)
Outcomes Pembangunan PLTMH :

1. Masyarakat Desa Pomoman dapat menikmati listrik


yang selama ini mereka idamkan yaitu sebanyak 70 RT
2. Semangat dan waktu belajar anak sekolah bertambah
rata-rata 2 jam per malam
3. Kesadaran dan persepsi masyarakat akan fungsi hutan
sebagai penghasil air meningkat (memelihara
persemaian dan melakukan penanam pohon secara
swadaya)
4. Partisipasi dan semangat gotong-royong meningkat
5. Kelembagaan lokal terbentuk dan berfungsi (pengurus
terbentuk, dana kelompok kontinu, aturan telah
disepakti, ada kegiatan rutin)
Pertimbangan Utama Membentuk Kelembagaan
Lokal Agar Bisa Eksis dan Berfungsi:

 Tujuan membentuk lembaga/kelompok harus jelas dan tepat


 Ada aturan dasar lembaga yang disepakati bersama
Struktur lembaga jelas dan fungsional
 Pengurus lembaga legitimate dan dipercaya anggotanya
 Pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab jelas
 Ada kegiatan rutin yang produktif sebagai pengikat tali
kekerabatan dan solidaritas antar anggota
 Ada hasil dan manfaat jelas dan bisa diperoleh oleh anggota
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Kelembagaan Lokal Pengelola Turbin dan Hutan

 Nama : Kelompok Sukamaju


 Jumlah Anggota 62 KK Pemakai Listrik
 Pengurus inti kelompok 5 orang
 Aturan dasar kelompok yang telah disepakati bersama terdiri
dari Tujuan, Tata Organisasi, Aturan Umum, Hak dan
Kewajiban, serta Sangsi.
 Ditetapkan melalui rapat desa pada tanggal 7 oktober 2010 di
Desa Pomoman, Kecamatan Poigar, Bolmong.
Komponen PLTMH dan Biaya Pembelian

No. Komponen Pembiayaan Biaya (Rp.)


1. Pembelian dinamo 10 KVA, dll. 5.910.000
2. Pembuatan mesin turbin dan dudukan 9.984.000
dinamo dan turbin
3. Pembuatan bendungan bungai dan intake 8.735.000
4. Pembuatan saluran penghantar 3.200.000
5. Pembuatan bak penenang 5.725.000
6. Instalasi pipa penstock 8.618.000
7. Pembuatan rumah pembangkit 4.215.000
8. Instalasi kabel jaringan 5.744.000
9. Upah tukang dan buruh 12.500.00
0
J u m l a h 66.881.00
Perbandingan Biaya PLTMH dengan Jumlah Tagihan
Listrik PLN Masyarakat per Bulan

No Komponen Biaya PLTMH Biaya Rata-rata Selisih


(Rp/bulan) Tagihan (Rp/Bulan)
Listrik
PLN/Bulan
1. Biaya penyusutan Unit 1.857.819
(life time 3 tahun) 35.000 2.398
Biaya Pemeliharaan 250.000
Biaya Operator 150.000

2. Jumlah Biaya/Bulan 2.257.819


3. Jumlah Biaya/KK/Bulan
(Pemakai 70 KK) 32.602
Perbandingan Biaya PLTMH dengan Genset
dan Lampu Gas (Petromaks)
No Komponen Biaya Komponen Biaya Komponen Biaya
Biaya PLTMH (Rp/bulan) Biaya (Rp/ Biaya (Rp/
Genset bulan) Petomaks bulan)
1 Biaya 1.857.819 Biaya 83.333 Biaya 8.333
penyusutan penyusutan penyusutan
alat (life time 3 (life time 3 (life time 3
tahun) tahun) tahun)
2 Biaya 250.000 Biaya 25.000 Biaya 10.000
Pemeliharaan operasional Operasional

3. Biaya 150.000 Bensin 630.000 minyak 135.000


Operator campur 3 tanah 1 ltr
liter/mlm x 4.500/mlm
Rp. 7.000

Jumlah Biaya/Bulan 2.257.819 738.333 153.333


Jumlah Biaya/KK Jumlah Jumlah
(Pemakai 70 KK) 32.602 Biaya/KK 73.833 Biaya/KK 153.333
(Pemakai
10 KK)
KESIMPULAN :

1. Pembangunan PLTMH di desa terpencil sangat tepat karena selain sangat dibutuhkan
masyarakat dan bermanfaat juga sangat tepat sebagai salah satu metode insentif untuk
pemberdayaan masyarakat dalam rangka mencapai “masyarakat sejahtera, hutan lestari”
2. Pembangunan PLTMH sangat ampuh sebagai entri point pemberdayaan lembaga lokal agar
bisa eksis dan berfungsi secara berkesinambungan.
3. Besarnya biaya pembangunan PLTMH sangat tergantung kepada material yang digunakan,
kondisi fisik lapangan, ketersediaan bahan baku, jarak lokasi dan partisipasi aktif masyarakat
setempat. Biaya minumum untuk pembuatan satu unit turbin kapasitas 10 Kw adalah sebesar
Rp. 66 juta
4. Penggunaan energi listrik dari PLTMH masih lebih murah dari rata-rata tagihan listrik PLN
per bulan, jauh lebih murah dari penggunaan lampu gas/petromaks dan penggunaan genset.
Besarnya biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk penggunaan listrik dari PLTMH rata-rata
Rp. 32.602/bulan sedang rata-rata tagihan PLN Rp. 35.000/kk/bulan; penggunaan genset
rata-rata Rp. 73.833/KK/bulan dan lampu petromaks Rp. 153.333.
REKOMENDASI :

1. Keberadaan PLTMH selain memberikan nilai tambah untuk penerangan juga


mendorong kegiatan ekonomi produktif masyarakat sehingga PLTMH
memiliki nilai strategis sebagai “entry point” kegiatan berbasis community
and business development services. Untuk untuk itu PLTMH sangat tepat
sebagai salah satu metode insentif RHL (rehabilitasi hutan dan lahan) di
bidang kehutanan/lingkungan hidup.
2. Hal yang sangat penting diperhatikan dalam penerapan PLTMH sebagai
insentif RHL di lapangan agar kebehasilannya lebih tinggi adalah:
 Adanya kepastian kesepakatan/komitmen dengan masyarakat dalam hal
jenis kegiatan, mekanisme insentif, manfaat, dan peran masing-masing
sehingga ada kepecayaan (trust)
 Ada kompensasi langsung yang dirasakan masyarakat secara kolektif bila
menjaga dan memelihara hutan seperti air bersih dan atau PLTMH gratis
atau pembangunan infrastruktur sejenisnya
 Poses pendampingan kelembagaan lokal terus-menerus dilakukan
walaupun kegiatan pembangunan fisik selesai sampai masyarakat
dianggap bisa mengelola secara mandiri investasi/insentif tsb.
GOOD LUCK..!!!

Anda mungkin juga menyukai