Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN MIKROBIOLOGI FARMASI

ASSAI MIKROBIOLOGI

Oleh

Nama : Luh putu Verryani Ayu Savitri


NIM : 0908505048
Asisten : Ainur Rofiq
Kelompok :3
Golongan : II
Tanggal : 28 April 2011

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2011
I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Assai mikrobiologi merupakan cara analisis pengukuran suatu bahan yang
berhubungan dengan nilai, kekuatan, dan kemampuan serta kandungan dengan
menggunakan mikroba sebagai jasad penguji (Waluyo, 2004). Metode yang umum
dipakai dalam assai mikrobiolog, yaitu: 1) Metode kertas saring (Kirby and Bauer), yang
merupakan suatu metode pertumbuhan mikroorganisme yang dihambat dengan
menggunakan zat-zat kimia, dengan perlakuan fisik dan dengan perlakuan biologi dengan
menggunakan antagonisnya ; 2) Metode d’Aubert, yakni cara yang dipakai untuk
memeriksa kadar antibiotika yang terkandung dalam makanan sebagai zat pengawet
(Kawuri dkk., 2007).
Antibiotik adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroba, yang secara
selektif mampu menghambat atau menghancurkan mikroorganisme lain melalui suatu
mekanisme antimetabolik (Swastini dkk., 2007). Terdapat empat model dan mekanisme
aksi antibiotik, yaitu penghambatan pembentukan dinding sel mikrobial, penghambatan
sintesis beberapa protein yang esensial, gangguan pada metabolisme asam
deoksiribonukleat, dan alterasi fungsi normal dari membran sel.
Antibiotik dibagi menjadi beberapa golongan berdasarkan atas asal derivatnya,
yaitu derivat asam amino, derivat asam asetat, dan derivat metabolisme karbohidrat.
Derivat asam amino meliputi penicilin, cephalosporin, kloramfenikol, cycloserin,
daktinomycin, dan polipeptida. Derivat asam asetat misalnya tetrasiklin, antineoplastik
turunan antrasiklin, makrolida (erytromycin), dan polyene. Dan derivat metabolisme
karbohidrat misalnya streptomycin (Black, 1999)
I.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh antibiotik terhadap pertumbuhan bakteri.
2. Untuk mengetahui hubungan konsentrasi antibiotik dengan aktivitas pertumbuhan
bakteri.
3. Untuk mengetahui efektivitas antibiotik dalam menghambat pertumbuhan bakteri
E. coli
4. Untuk mengetahui mekanisme antibiotik dalam menghambat pertumbuhan
bakteri.

II. MATERI DAN METODE

Metode yang digunakan adalah metode kertas saring. Pertama medium NA


(Nutient agar) tegak dicairkan dalam penangas air. Disiapkan cawan petri steril dan
dibagi menjadi empat bagian sama rata. Masing-masing bagian diberi tanda 0 , 10, 100,
1.000 dan 10.000 ppm. Pada cawan petri dimasukkan 1 mL suspensi biakan bakteri
Gram negatif yaitu E. coli. Kemudian cawan petri ditambahkan medium NA yang telah
dicairan sebelumnya. Digoyangkan hingga rata dan dibiarkan membeku. Setelah
membeku, diletakkan masing-masing cakram yang telah direndam dalam antibiotika pada
permukaan medium yang telah membeku sesuai dengan konsentrasinya. Media dibiarkan
membeku dan diinkubasi pada suhu 37 0 C dalam keadaan terbalik selama 24 jam.
Diamati dan diukur zone hambatnya. Praktikum ini dilakukan dengan 6 jenis antibiotika
yaitu Tetracycline, Ciprofloxacin, Erythromycin, Amoxicilin, Bactoprim, dan
Chloramphenicol.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL
Terlampir
3.2 PEMBAHASAN
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan metode kertas saring. Antibiotik
yang digunakan, yaitu Tetracycline, Ciprofloxacin, Erythromycin, Amoxicilin,
Bactoprim, dan Chloramphenicol. Percobaan ini menggunakan bakteri gram negatif
yaitu bakteri E. coli. Dari hasil data pengamatan terlihat bahwa diameter zone hambat
berbeda untuk masing-masing jenis konsentrasi antibiotik yang digunakan. Zone hambat
dicari dengan cara mengukur diameter dari daerah disekitar cakram antibiotik yang
berwarna bening. Zone hambat yang baik adalah zone hambat yang memiliki laju yang
sama kesegala arah.
Hasil pengamatan pada percobaan dengan menggunakan antibiotik tetracykline,
diperoleh diameter rata-rata dari konsentrasi 0, 10, 100, dan 1.000 ppm, berturut-turut
adalah 0 cm, 15 cm, 17cm, dan 24 cm. Tetrasiklin dapat menghambat pertumbuhan
bakteri dengan menghambat proses sintesis protein dengan menghalangi penambahan
asam amino baru pada rantai peptida yang sedang terbentuk (Jawetz et al., 2005).
Pada percobaan dengan menggunakan antibiotik ciprofloxacine, diperoleh
diameter rata-rata pada bakteri E. coli dari konsentrasi 0, 10, 100, dan 1.000 ppm,
berturut-turut adalah 0 cm, 19 cm, 22 cm, dan 31,5 cm. Ciprofloxacine dapat
menghambat pertumbuhan bakteri dengan menginhibisi DNA topoisomerase dan DNA
girase (Lim, 1998).
Hasil pengamatan pada percobaan dengan menggunakan antibiotik erytromycin,
diperoleh diameter rata-rata pada bakteri E. coli dari konsentrasi 0, 10, 100, dan 1.000
ppm,, berturut-turut adalah 0 cm, 0 cm, 7 cm, dan 15,5 cm. Erytromycin dapat
menghambat pertumbuhan bakteri dengan menghambat sintesis protein bakteri dengan
jalan berikatan secara reversibel dengan ribosom subunit 50S (Lim, 1998).
Untuk percobaan dengan menggunakan antibiotik amoxicylin, diperoleh diameter
rata-rata pada bakteri E. coli dari konsentrasi 0, 10, 100, dan 1.000 ppm, berturut-turut
adalah 0 cm, 0 cm, 11 cm, dan 15 cm. Amoxicylin dapat menghambat pertumbuhan
bakteri dengan menghambat/ menginhibisi biosintesis dinding sel (peptidoglikan) bakteri
(Morin, 1995). Menurut Mutschler (1991), amoxicylin disebut sebagai penisilin
berspektrum luas dan dapat bekerja terhadap sejumlah bakteri gram negatif seperti E.
coli. Dan menurut McEvoy dkk (2002), dikatakan bahwa amoxicilin efektif dalam
menghambat pertumbuhan bakteri secara uji invitro. Pada percobaan dengan
menggunakan antibiotik bactoprin, diperoleh diameter rata-rata dari konsentrasi 0, 10,
100, dan 1.000 ppm, berturut-turut adalah 0 cm, 0 cm, 8 cm, dan 12 cm.
Hasil pengamatan pada percobaan dengan menggunakan antibiotik
chloramphenicol, diperoleh diameter rata-rata pada bakteri E. coli dari konsentrasi 0, 10,
100, dan 1.000 ppm,, berturut-turut adalah 0 cm, 9 cm, 11 cm, dan 22 cm. Menurut
Pelczar dkk (2006), Chloramphenicol dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan
menghambat sintesis protein, yaitu menghambat enzim peptidil transferase yang berperan
sebagai katalisator untuk membentuk ikatan-ikatan peptida.
Dari semua hasil percobaan dapat dilihat bahwa semakin besar konsentrasi
antibiotik, maka semakin besar pula zone hambatnya, yang berarti semakin banyak pula
bakteri yang dapat terbunuh atau terhambat pertumbuhannya. Semua antibiotik yang
digunakan dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif dalam
praktikum ini yaitu bakteri E.coli .
IV. KESIMPULAN

1. Antibiotik dapat menghambat pertumbuhan bakteri.


2. Semakin besar konsentrasi antibiotik, maka semakin banyak pula bakteri yang dapat
terbunuh atau terhambat pertumbuhannya.
3. Keenam antibiotik tersebut memiliki efektifitas dalam menghambat pertumbuhan
bakteri, dan antibiotik yang memiliki zone hambat paling besar adalah ciprofloxacine.
4. Antibiotik memiliki beberapa mekanisme dalam menghambat pertumbuhan bakteri,
antara lain dengan menghambat pembentukan dinding sel mikrobial, menghambat
sintesis beberapa protein yang esensial, mengganggu metabolisme asam
deoksiribonukleat, dan alterasi fungsi normal dari membran sel.
DAFTAR PUSTAKA

Black, J.G.. 1999. Microbiology Principles and Exploration. New Jersey : Prentice Hall
International, Inc.

Jawetz, E., J. Melnick, E. Adelberg. 1996. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Kawuri, R., Y. Ramona, I. B. G. Darmayasa. 2007. Buku Ajar Praktikum Mikrobiologi Farmasi.
Jimbaran : Jurusan Farmasi FMIPA UNUD.

Lim, D. 1998. Microbiology Second Edition. USA : McGraw-Hill.

McEvoy, G. K., J. L. Milter, J. Shick and E. D. Millikan. 2002. USA : AHFS Drug Information.
American Society of Health.

Morin, R.B., M.Gorman. 1995. Kimia dan Biologi Antibiotik β-Laktam. Semarang : IKIP
Semarang Press.

Pelczar, M. J., Chan, E.C.S. 2006. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI-Press.

Swastini, D. A., K. W. Astuti. 2007. Buku Ajar Mata Kuliah Farmakognosi. Jimbaran : Jurusan
Farmasi FMIPA UNUD.

Anda mungkin juga menyukai