Anda di halaman 1dari 1

JOMBANG, KOMPAS.

com - Kasus pencemaran puluhan sumur air tanah milik warga di Dusun
Banggle, Desa Genukwatu, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang yang teracuni limbah industri
pencucian tekstil dilaporkan ke Polda Jatim. Koordinator Forum Rembuk Masyarakat Jombang Joko
Fattah Rachim, Jumat (21/8) mengatakan laporan itu terpaksa dilakukan karena pihaknya menilai
tidak ada upaya tegas dari Polsek Ngoro dan Polres Jombang untuk menuntaskan kasus tersebut.

"Kita laporkan dan akan ditindaklanjuti oleh (satuan) tindak pidana tertentu Polda Jatim. Nanti
mereka akan turun ke Jombang," kata Fattah. Warga di dusun itu relatif merasa putus harapan
karena kasusu pencemaran yang dimulai sejak tahun 2007 itu tak kun jung beroleh penyelesaian.

Kasatreskrim Polres Jombang AKP Boby P. Tambunan yang dikonfirmasi soal itu menyatakan ia
belum mengetahui perihal laporan ke Polda Jatim itu. Boby mengatakan, kasus itu menjadi berlarut-
larut karena ada dua hasil uji laboratorium yang berbeda.

Boby yang didampingi Kapolsek Ngoro, AKP Kasyanto BS menyebutkan, pada tahun 2007 Polsek
Ngoro pernah melakukan uji laboratorium terhadap kandungan air tanah di dusun itu. "Hasilnya
(kadar pencemaran) masih di bawah ambang batas (layak konsumsi). Sedangkan uji laboratorium
yang dilakukan (Badan) Lingkungan Hidup (dahulu Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup) dan LSM
menyatakan sudah di atas ambang batas," kata Boby.

Sementara itu, mantan Ketua DPRD Jombang Halim Iskandar menyatakan memang sudah
sepantasnya industri yang mencemari sumur air tanah milik warga itu ditutup. Namun ia
menambahkan, jika persoalan itu sudah dibawa ke Polda Jatim, maka ranah hukum sudah bukan lagi
menjadi urusan legislatif.

Anda mungkin juga menyukai