OLEH:
M. ATHO’ILLAH
NIM. 0701248218
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN TADRIS BAHASA INGGRIS
BANJARMASIN
2008
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI 1
BAB
I. PENDAHULUAN 2
2
V. PENUTUP 15
DAFTAR REFERENSI 16
BAB I
PENDAHULUAN
ِ حي ْم
ِ ن الّر
ِ ما
َ ح
ْ سم ِ اللهِ الّر
ْ ِب
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah yang telah mengutus Rasul-Nya untuk
memberikan pedoman kepada kaum laki-laki dalam memilih pasangan. Shalawat dan salam
semoga selalu dilimpahkan kepeda Nabi kita, Muhammad saw., keluarganya, para
3
Terbentuknya keluarga sakinah merupakan dambaan setiap pasangan suami-isteri.
Untuk mewujudkannya hal penting yang perlu diperhatikan adalah memilih pasangan.
Bagi muslimin pemilihan isteri yang baik merupakan hal yang sangat mutlak, karena
kelak dia akan mendidik anak dan memelihara hartanya. Oleh karena itu, para muslimin harus
memiliki tolok ukur yang benar. Apabila dia berpegang pada tolok ukur yang salah bukan
ketentraman, kedamaian, dan kebahagiaan yang dia dapatkan, melainkan keributan dan
Makalah ‘Memilih Calon Isteri’ ini saya susun dari beberapa referensi yang saya
kumpulkan sebagai tugas mata kuliah Hadits yang diasuh oleh Bapak Ahmad Zakki Mubarak,
Pepatah mengatakan ‘Tidak ada gading yang tak retak’. Oleh sebab itu, kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan dari Bapak Dosen dan juga teman-teman untuk
Akhirnya, mari kita semua berdo’a semoga kita sebagai orang islam dapat berpegang
teguh pada kriteria yang baik dan benar sesuai dengan Al-Qur’an dan as-sunnah dalam
memilih calon pendamping hidup kelak di kemudian hari. Amin. Wa Shallallahu ‘ala
‘alamin.
BAB II
ح حدّث َِنى َ ل َ قا َ ه ِ د الل ِ ْ عب َيُ ن ْ عَ حَيى ْ َ حدّث ََنا ي َ ٌسدّد َ م ُ حدّث ََنا َ
ه َ َ َ
ُ ي اللحح َ ض ِ هَري َْرةَ َر ُ ن أِبى ْ ع َ ه ِ ْ ن أب ِي ْ ع
َ د ٍ ْ عي
ِ س َ ن أِبى ُ ْ عي ْدُ ب ِ س َ
َ
ُمحْرأةَ ْ ح الُ ل ت ُن ْك َح َ قاَ م َ ّ سل
َ و َ ه ِ ْ عل َيَ ه ُ صّلى الل َ ي ّ ِ ن الن ّب ِ ع َ ه ُ ْ عن َ
ت َ فْر ِبحح
ِ ذا َ ْفاظ َ ها َ
َ ِ دي ْنِ ِو ل َ ها َ ِ مال َ جَ و َ ها َ ِ سبَ ح َ ِو ل َ ها َ ِ مالَ ِع ل ٍ َ ِلْرب
ك )أخرجه البخاري فى كتاب النكاح باب َ داَ َت ي ْ َ رب ِ َن ت ِ ْ الدّي
1
Muhammad Thalib, 20 Petunjuk Memilih Isteri, Penerbit Irsyad Baitus Salam, Bandung, 2002. h. 5.
4
)رواه الجماعححة إّل3(ة
ُ س
َ م َ ْ واهُ ال
ْ خ
2
َ الكفاء فى الدين( )َر
5
( )متفق عليه مع بقّية السبعة4(ي ّ الترمذ
Artinya :
...Abdurrahman Ibn Shakhar (Abu Hurairah) Ra. Rasulullah SAW bersabda :
“Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena keturunannya, karena
karena agamanya, maka pilihlah karena agamanya karena jika tidak binasalah kedua
tanganmu” (HR. Al-Bukhary pada kitab Nikah bab Orang-orang yang mampu
beragama)6 ...maka pilihlah wanita yang beragama, niscaya engkau berbahagia” (Riwayat
Khamsah)7 ...Maka pilihlah yang beragama, mudah-mudahan engkau memperoleh
keberuntungan.”8 ...Maka pilihlah wanita yang beragama (jika tidak), maka binasalah
engkau” (H.R. Jama’ah ahli hadits kecuali Turmudzi) 9 ...Lalu pilihlah perempuan yang
beragama niscaya kamu bahagia.” (Muttafaq ‘Alaih beserta sisa As Sab’ah (perawi yang
tujuh, selain Al Bukhari dan Muslim, yaitu Ahmad, Abu Daud, At Tirmidzi, An Nasa’i dan
Ibnu Majah. Pent.)), yaitu mereka yang sudah disebutkan dalam pendahuluan kitab Subulus
Salam I.10
menjadi bahan pertimbangan seorang lelaki dalam memilih seorang perempuan sebagai
Orang yang mengutamakan kriteria agama, dijamin oleh Allah akan memperoleh kebahagiaan
dalam berkeluarga.11
2
H. Abidin Ja’far dan M. Noor Fuady, Hadits Nabawi Memuat 50 hadits-hadits Nabi SAW Sesuai
dengan Silabus Fakultas Tarbiyah, Penerbit Antasari Press, Banjarmasin, 2006. h. 50.
3
Bahrun Abu Bakar, Terjemahan Attaajul jaami’ lil ushull fii ahaadiitsir Rasuul – 2, Penerbit Sinar
Baru Aggesindo, Bandung, 1993. h. 850.
4
Kamal Muchtar, Asas-asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, Penerbit PT. Bulan Bintang, Jakarta,
1993. h. 29.
Mu’ammal Hamidy, Imron A. M. dan Umar Fanany, Terjemahan Nailul Authar Himpunan Hadits-
hadits Hukum Jilid 5, Penerbit P.T. Bina Ilmu, Surabaya, 1993. h. 2135.
5
Abu Bakar Muhammad, Terjemahan Subulus Salam III, Penerbit Al-Ikhlas, Surabaya, 1995.
h. 401.
6
H. Abidin Ja’far dan M. Noor Fuady, loc. cit
7
Bahrun Abu Bakar, loc. cit.
8
Kamal Muchtar, loc. cit.
9
Mu’ammal Hamidy, Imron A. M. dan Umar Fanany, loc. cit.
10
Abu Bakar Muhammad, loc. cit.
11
Muhammad Thalib, op. cit., h. 13.
5
Ada empat kepentingan yang disebutkan dalam hadits di atas, sebagai motivasi
pemilihan istri. Pertama, kepentingan ekonomi, yang diungkapkan dengan li maaliha, karena
hartanya. Bahwa seorang laki-laki memilih calon istri yang memiliki harta sehingga bisa
keturunannya. Seorang laki-laki memilih perempuan dari keturunan yang baik-baik, dan
memperhatika kemampuan reproduksi agar kelak bisa memiliki keturunan yang baik pula.
sebagai bahan dari pemenuhan kepentingan fitrah dan penguat kecenderungan dan
Perempuan dinikahi karena kebaikan agamanya, yang akan emnjadi jaminan kebaikan
kepribadian dan urusan keluarga nanti. Dengan kepentingan agama ini, seorang laki-laki
meletakkan pondasi yang kokoh bagi kehidupan keluarga. Itulah sebabnya Rasul Saw.
Kriteria utama yang harus ditetapkan oleh para lelaki dalam memilih calon istri
adalah agama, yaitu seorang perempuan yang salehah, taat kepada Allah dan Rasul-Nya, serta
berakhlak mulia. Tentu saja kepentingan yang lain tidak diabaikan, hanya haruslah
Empat hal yang apabila dianugerahkan kepada seseorang berarti telah mendapatkan
kebaikan di dunia dan akhirat; hati yang selalu bersyukur, lisan yang selalu berdzikir, tubuh
12
http://www.baituna.info/?p=19 yang direkam pada 29 Feb 2008 14:55:15 GMT.
13
Ibid.
14
Ibid.
6
yang sabar menerima musibah dan istri yang bisa menjaga diri dan harta suami (HT.
Thabarani dari Ibnu Abbas)15
Bagi seorang lelaki yang ingin menikah, hendaklah dalam memilih pendamping
memperhatikan satu hal: Agama. Sebab menikah yang dilatar belakangi pilihan agama, akan
selalu mendatangkan kebahagiaan. Kecantikan dan harta benda bukanlah tujuan, sebab
semuanya bisa musnah bersama perjalanan waktu. Kecantikan dan harta benda tidak akan
kekal dalam perjalanan mengarungi hidup berumah tangga. Harta dan kecantikan hanyalah
bersifat penunjang bagi terbinanya tatanan rumah tangga yang baik, sementara pilar yang
Agama atau diin ialah keyakinan yang disertai peribadatan yang sesuai dengan
ketentuan syariat Islam. Bila keyakinan dan peribadatan yang dilakukan seseorang
menyimpang dari ketentuan syari’at Islam, orang yang melakukannya telah sesat. Untuk
mengetahui ketaatan seseorang dalam beragama, kita harus berpedoman pada ketentuan Al-
Bila dalam diri seorang wanita terdapat kemuliaan agama, keturunan, harta benda,
dan kecantikan, maka islam tidak menghalangi untuk menikahinya, bahkan menganjurkan.
Dalam hal ini Rasulullah telah bersabda (Tunkahu-l-mar’atu... Sampai akhir hadits
Persoalan agama, selalu ditegaskan oleh islam. Sebab hanya dengan kekuatan agama
saja rumah tangga akan tetap berjaya. Dan hanya wanita yang kuat agamanya saja yang siap
diajak mengarungi suka dan duka dalam berumah tangga. Dalam hal ini Rasulullah telah
bersabda:
15
Ibid.
16
Abu Iqbal Al-Mahalli, Muslim Modern dalam Bingkai Al-Qur’an dan Al-Hadits, Penerbit LeKPIM
Brajan, Yogyakarta, 2000. h. 177.
17
Muhammad Thalib, loc. cit.
18
Abu Iqbal Al-Mahalli, loc. cit.
7
Budak wanita yang cacat telinga lagi hitam kelam yamg memiliki agama, adalah lebih utama
untuk dinikahi. “(HR. Ibnu Majah dari Abdullah bin Umar).19
Secara umumnya, mereka yang baik agamanya dan lebih taqwanya adalah mulia dan
20
...م َ ْ عن ْد َ اللهِ أ َت
ْ ُ قاك ْ ُ مك
ِ م َ إ...
َ ن أك َْر
ّ ِ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
taqwa diantara kamu…” (al-Hujuraat 49: 13)21
Orang yang menikah hanya karena dilatar belakangi harta atau kecantikan,
tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaan dan kemuliaan. Harta, boleh jadi
membuat wanita itu congkak dan sombong terhadap suami. Kecantikan, boleh jadi
kecuali kehinaan. Barangsiapa menikahi wanita karena hartanya, maka Allah tidak menambah
Allah tidak menambah kecuali kehinaan. Dan barangsiapa menikahi wanita tanpa tujuan lain
kecuali untuk menjaga pandangan mata dan kemaluannya, atau menyambung tali
kekerabatan, maka senantiasa Allah akan memberkahi pasangan ini.” (H.R. Thabrani dari
Menurut pandangan islam, wanita shalihah adalah perhiasan dunia yang paling mahal
19
Ibid., h. 177-178.
20
Q. S. Al-Hujuroot (49) : 13.
21
http://nursyirah.wordpress.com/2008/02/16/kriteria-memilih-calon-isteri/ yang direkam pada 4 Mar
2008 22:49:53 GMT.
22
Abu Iqbal Al-Mahalli, op. cit., h. 178-179.
8
“Dunia adalah perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.”
(H.R. Muslim, Nasa’i dan Ibnu Majah dari Abdullah bin Amr bin Ash).23
Islam telah menggariskan, bahwa kunci kebahagiaan dan kesengsaraan manusia ada
“Kunci kebahagiaan anak Adam ada tiga, demikian pula kunci kesengsaraanya. Kunci
kebahagiaannya adalah wanita (isteri) shalihah, rumah yang baik dan kendaraan yang layak.
Kunci kesengsaraannya adalah: wanita (isteri) yang jahat, rumah yang jelek, dan kendaraan
yang tidak layak.” (H.R. Ahmad Thabrani dan Hakim dari Ismail bin Muhammad bin Sa’ad
bin Abi Waqash dari ayahnya dari kakeknya. Dan termasuk hadits shahih).24
Orang yang beriman kepada Allah hanya meyakini ketentuan-Nya. Ia tidak akan
mempercayai ramalan ahli nujum atau peramal misalnya, sebab orang yang mempercayai
ramalannya berarti tidak sepenuhnya beriman kepada Allah. Perbuatan seperti ini disebut
syirik karena berlawanan dengan keyakinan bahwa hanya Allah yang tahu segala yang ghaib.
Tanda lain seseorang dikatakan taat beragama adalah bila ia menjalankan ibadah yang
diperintahkan oleh Islam dengan tekun dan benar. Ibadah pokok dalam Islam dan tidak dapat
ditinggalkan adalah shalat. Siapa pun yang telah memeluk Islam harus melaksanakannya.
Rasulullah saw. telah menyatakan telah menyatakan bahwa shalat adalah hal pokok dalam
23
Ibid., h. 179.
24
Ibid., h. 179-180.
9
Maksud Hadits ini ialah seseorang dinilai taat beragama bila menunaikan kewajiban
shalat dengan benar. Seseorang yang mengaku muslim tetapi terkadang menjalankan shalat,
terkadang tidak, berarti tidak taat beragama. Bila ia melakukan shalat tetapi tidak mengikuti
tuntunan Rasulullah saw., shalatnya tidak benar. Orang seperti ini termasuk orang yang tidak
taat beragama.
Seorang laki-laki yang hendak menilai calon isterinya haruslah lebih dulu mengerti
ajaran Islam tentang keyakinan dan peribadatan secara benar sebagaimana diajarkan dalam
Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah saw.. Bila dia sendiri tidak tahu hal-hal yang menjadi
ketetapan dan hal-hal yang bukan menjadi ketetapan islam, tentu dia tidak akan dapat memilih
calon isteri yang taat beragama dengan benar menurut ketentuan syari’at islam.26
BAB III
As Shan’ani telah menulis di dalam kitabnya Subulus Salam yang diterjemahkan oleh
Drs. Abu Bakar Muhammad, menjelaskan bahwa: Hadits tersebut memberitakan: bahwa yang
mendorong orang-orang lelaki adalah salah satu dari empat perkara itu dan yang terakhir
menurut mereka adalah perempuan yang beragama. Lalu menyuruh mereka, bilamana mereka
sudah mendapat perempuan yang beragama itu, maka jangan hendaknya meninggalkannya.
Sudah terdapat larangan menikahi perempuan, karena bukan agamanya itu. Ibnu majah , Al
25
Muhammad Thalib, op. cit. h. 14-15.
26
Ibid., h. 15-16.
10
Bazzar dari Abdullah bin Umar yang disambung sanadnya hingga Rasulullah saw. (bahwa
beliau bersabda):
Terdapat penjelasan tentang sifat-sifat kaum wanita yang terbaik dari hadits-hadits
yang diriwayatkan oleh An Nasa’i dari Abu Hurairah r.a. beliau berkata:
ن ن َظ َصَر َ
ْ ِ سّره ُ إُ َ ل ال ِّتى ت َ خي ٌْر؟ َقا
َ ساِء َ ّ ل اللهِ أيّ الن َ ْ سو َ ْ قِي
ُ ل َيا ََر
ُ ما ي َك َْر
.ه َ ِ مال َِها ب
َ َسَها وِ ف
ْ َ ه ِفى ن ُ ف َ ُ مَر وَ َل ت
ُ ِ خال َ نأ ْ ِه إ
ُ ُوَ ت ُط ِي ْع
Artinya: Pernah ditanya: Ya, Rasulullah, Manakah/siapakah kaum wanita yang terbaik?
Beliau menjawab: (Wanita yang terbaik) itu ialah wanita yang menyenangkan
hati suaminya apabila ia memandang kepadanya, dia mematuhi suaminya
bilamana suaminya menyuruhnya, dia tidak menentang suaminya dalam dirinya
dan hartanya dengan sesuatu yang dia benci/tidak ia senangi.28
Kata “Al-Hasabu” ialah perbuatan yang baik bagi lelaki dan orang dan keturunannya.
Kata “hasabu” juga ditafsirkan dengan harta dalam hadits yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi
dan yang beliau nilai hasan, dari Samurah yang disambung sanadnya hingga Rasulullah saw.:
Hasab itu adalah harta dan kemuliaan dan kemuliaan itu adalah ketaqwaan. Hanya
saja kata itu tidak dimaksudkan dengan harta dalam hadits ini, karena harta itu disebutkan di
sampingnya. Jadi yang dimaksudkan di sini adalah menurut pengertian yang pertama.29
beragama dalam segala adalah yang paling baik, karena persahabatan dengan mereka
memberikan faedah kepada kita sebagian dari akhlaknya, kebaikan mereka dan cara-cara
hidup mereka, lebih-lebih isteri, paling utama untuk diperhatikan segi keagamaannya, karena
27
Abu Bakar Muhammad, op. cit., h. 402-403.
28
Ibid., h. 403.
29
Ibid., h. 403.
11
dia adalah teman setidur, ibu anak-anaknya dan orang kepercayaannya yang memelihara
karena faqir miskin. Kata ini menyimpang dari kebiasaan ungkapan orang dalam percakapan,
Menurut syarah/keterangan yang di kutip dari Syekh Manshur Ali Nashif di dalam
kitab beliau Attaajul jaami’ lil ushuul fii ahaadiitsir Rasuul yang diterjemahkan oleh Bahrun
Abu Bakar, L. c., beliau menulis: Hadits ini menerangkan tentang wanita-wanita yang disukai
Al-Hasab, kehormatan yang dimiliki oleh bapak-bapak dan kaum kerabatnya, seperti
berwibawa. Tetapi kata Al-Hasab ini terkadang bermakna harta, beralasan pada hadits yang
Wanita yamg yang biasanya disukai untuk dikawin, ialah karena faktor memiliki
harta yang banyak, atau karena kecantikannya, atau karena keturunannya. Tetapi syara’
Taribat yadaaka, niscaya engkau akan merugi jika tidak memilih wanita yang kuat
agamanya, karena wanita yang beragama itu dapat membawa kepada kebahagiaan.33
Menurut riwayat yang diketengahkan oleh Imam Nasai dan Imam Muslim
mengatakan:
30
Ibid., h. 404.
31
Bahrun Abu Bakar, op. cit., h. 851.
32
Ibid., h. 851.
33
Ibid., h. 851.
34
Ibid., h. 851.
12
Begitu juga Syekh Fayshol bin Abdul Aziz, beliau berkata tentang penjelasan hadits
tersebut di dalam kitab Nailul Authar yang diterjemahkan oleh Mu’ammal Hamidy dan yang
Akan tetapi, Drs. Kamal Mukhtar menjelaskan hadits tersebut di dalam buku yang
ditulisnya: Asas-asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, dipahami di sana bahwa hadits ter
sebut menjadi dasar salah satu syarat mustahsinah, yang syarat mustahsinah itu menjadi salah
satu dari dua macam syarat meminang. Yaitu: yang dimaksud dengan syarat mustahsinah
ialah: Wanita yang dipinang itu hendaklah sejodoh dengan laki-laki yang meminangnya,
seperti satu kedudukannya dalam masyarakat, sama-sama baik bentuknya, sama dalam tingkat
Dalam hal ini, Sheikh al-‘Azim Abad di dalam kitab ‘Annul Ma’buud Syarh Sunan
Abi Daud, ada menyatakan bahawa yang sewajarnya dipilih adalah wanita yang baik
agamanya dan memiliki adab yang baik agar kelak berupaya menjadi pertimbangan
kepadanya dalam pelbagai urusan kehidupan, terutamanya dalam urusan rumahtangga. Oleh
kerana itu, Nabi s.a.w. memerintahkan supaya mencari wanita beragama yang merupakan
35
Mu’ammal Hamidy, Imron A. M. dan Umar Fanany, op. cit., h. 2136.
36
Kamal Mukhtar, op. cit., h. 28-29.
37
http://nursyirah.wordpress.com/2008/02/16/kriteria-memilih-calon-isteri/ yang direkam pada 4 Mar
2008 22:49:53 GMT.
13
BAB IV
ANALISA HADITS
Perawi awal hadits ini adalah Abdurrahman Ibn Shakhar (Abu Hurairah) Ra sedangkan
14
(Tahdits)
ABU HURAIRAH
(ABDURRAHMAN IBN SAKHAR)
39
Ibid, h. 51.
40
Ibid, h. 51.
41
Ibid., h. 51.
15
ABU AL- AL- MUSLIM
DAUD BUKHARI NASA’I
Nilai hadits Shahih riwayat al-Bukhary pada kitab al-Nikah bab al-Akfa’ fi al-Din.42
BAB V
PENUTUP
Dalam makalah ‘memilih calon isteri ini, kami berupaya menghimpun bahan-bahan
referensi dari buku-buku maupun dari artikel-artikel yang terdapat melalui internet.
Tujuannya, agar makalah ini dapat dipergunakan secara mestinya melalui sajian diskusi pada
mata kuliah hadits yang diasuh oleh Bapak Ahmad Zakki Mubarak, M. Ag. Dan agar semoga
kiranya kita semua dapat terbantu mendapatkan pasangan hidup yang baik.
Dalam makalah ini pasti masih banyak yang kurang. Oleh karena itu, kami sangat
kekurangan makalah kami, agar wawasan kita dapat bertambah dan luas. Dan semoga kami
dapat menjawab semua pertanyaan yang diajukan kepada kami. Karena kami memang belum
Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu
terlaksananya penerbitan makalah ini. Semoga Allah menjadikan bagi kita semua, terutama
42
Ibid., h. 51.
16
bagi para pemuda muslim yang mendambakan isteri muslimah yang shalihah, dan para
pemudi muslimah yang mendambakan suami muslim yang shaleh. Kami juga berharap
semoga Allah menjadikan makalah ini sebagai amal shalih bagi penyusunnya, kedua orang
tuanya, pihak-pihak yang membantu penerbitannya, dan semua yang pernah mengajarkan
DAFTAR REFERENSI
Ja’far, H. Abidin, dan Fuady, M. Noor, Hadits Nabawi Memuat 50 Hadits-hadits Nabi SAW
Sesuai dengan Silabus Fakultas Tarbiyah, Antasari Press, Banjarmasin, 2006
Thalib, Muhammad, 20 Petunjuk Memilih Isteri, Penerbit Irsyad Baitus Salam, Bandung,
2002.
Al-Mahalli, Abu Iqbal, Muslim Modern Dalam Bingkai Al-Qur’an dan Al-Hadits, Penerbit
LeKPIM Brajan, Yogyakarta, 2000.
Mukhtar, Kamal, Asas-asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, Penerbit PT. Bulan Bintang,
Jakarta, 1993.
Hamidy, Mu’ammal, A. M., Imron, dan Fanany, Umar, Terjemahan Nailul Authar Himpunan
Hadis-hadis Hukum, Penerbit PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1993.
Abu Bakar, Bahrun, Terjemahan Attaajul jaami’ lil ushuul fii ahaadiitsir Rasuul-2, Penerbit
Sinar Baru Aggesindo, Bandung, 1993.
Muhammad, Abu Bakar, Terjemahan Subulus Salam III, Penerbit Al-Ikhlas, Surabaya, 1995.
17