Anda di halaman 1dari 6

Contoh kegiatan harian di hoikuen (penitipan anak) yang

dihadiri anak saya, Luna:

Waktu Anak umur 0, 1, dan 2 Anak umur 3, 4, dan 5


tahun tahun
7.30 Boleh mulai dititipkan Sama.
(semuanya diharapkan
sudah datang pukul 9,
bila tidak bisa wajib
memberi tahu sekolah
karena makan siang
mulai dimasak pukul
9).
- Pengecekan suhu Sama, tapi suhu tubuh
tubuh dan kondisi sudah tidak dicek oleh
kesehatan oleh guru. guru (orang tua masih
- Pengecekan buku tetap diharuskan
harian yang telah mengecek suhu tubuh
diisi oleh orang tua. anak setiap hari).
Di buku harian
tersebut tertulis suhu
tubuh anak, kejadian
di rumah, atau keadaan
anak (misalnya pilek,
batuk).
Anak bermain-main di Sama.
dalam ruangan.
Contohnya bermain
balok kayu dan
menggambar. Pokoknya
mainan/permainan yang
bisa dilakukan sendiri
atau bersama-sama
dengan anak lain di
dalam ruangan. Guru
hanya mengawasi.
9.30 - Anak membereskan - Anak masih bermain-
mainannya. main
- Anak usia 2 tahun Hampir semua anak usia
dibimbing oleh guru ini sudah tidak
untuk buang air kecil, memakai popok, jadi
lalu mencuci tangan. mereka sudah bisa
mengatakan kapan ingin
buang air kecil dan
pergi sendiri ke
toilet. Toiletnya juga
mini, untuk anak
kecil. Tisu dipasang
pada posisi anak
kecil, jadi mudah

  1
diraih. Wastafel juga
kecil dan rendah
posisinya.
10.00 Kudapan pagi. Untuk Untuk anak usia ini
anak usia ini hanya minuman
buah/kudapan buatan (diharapkan makan
juru masak hoikuen banyak pada siang
(baca: bukan membeli harinya). Urutannya
yang sudah jadi) dan sama dengan anak umur
minuman. 0-2 tahun.
Urutannya:
- Penataan kursi dan
meja (bila tidak
dipakai disimpan di
tempat lain)
- Pembacaan buku
cerita oleh guru atau
pertunjukan permainan
sederhana oleh guru.
- Mulai makan.
10.30 Jam ini adalah jam Sama.
bermain tematik atau
jalan-jalan di luar.
Contoh jalan-jalan ke
luar adalah ke taman,
kompleks kampus
(kebetulan hoikuen
Luna dekat kampus
Nokodai yang
pepohonannya rimbun
dan ada kandang
kudanya; berjalan kaki
cuma 5 menit), dan
tempat terbuka
lainnya. Bila musim
panas selama 2,5 bulan
ada kegiatan bermain
air di kolam plastik.
Contoh bermain
tematik:
- Membuat prakarya dg
tema yang telah
ditentukan.
- Bermain ritme (guru
bermain piano atau
menyetel lagu, anak
bergerak sesuai dengan
perubahan irama), tapi
tidak ada untuk anak
di bawah 1 tahun
(belum bisa berdiri).
- Senam.

  2
Catatan: di hoikuen
selalu ada beberapa
guru yang bisa bermain
piano/keyboard. Saya
menduga ini termasuk
dalam kualifikasi
sebagai staf hoikuen.
11.30 - Membereskan mainan - Persiapan makan
- Buang air kecil, siang. Anak usia ini
cuci tangan membantu menata meja
- Makan siang. Sebelum dan kursi.
makan siang ada - Makan siang. Sebelum
pembacaan buku cerita makan siang ada
oleh guru. pembacaan buku cerita
oleh guru.
12.30 Persiapan tidur siang: Sama.
buang air kecil,
menggelar futon
(kasur), dll.
13.00 Tidur siang. Bila ada Sama.
anak yang sulit tidur,
guru akan membantu
menenangkannya supaya
bisa tidur.
15.00 Bangun tidur. Sama.
15.30 - Buang air kecil. Sama.
- Kudapan sore
16.00 Bermain bebas, bisa di Sama.
dalam atau luar
ruangan.
Contoh:
- Bila cuaca cerah,
bermain di halaman
(ada perosotan, jungle
gym, dll.).
- Pertunjukan boneka
oleh guru.
- Melipat origami.
- Menggambar,
mewarnai.
16.30 Boleh mulai dijemput, Sama.
maksimal sampai pukul
18.00.
18.00- Perpanjangan waktu Sama.
19.00 penitipan, ada
tambahan biaya.

  3
Catatan saya:
1. Selain kegiatan di atas, ada juga kegiatan berkala,
misalnya:
a. Festival Musim Panas
Contoh kegiatan:
http://notesdina.wordpress.com/2010/07/03/festival-
musim-panas/
Orang tua terlibat aktif di dalam perencanaan dan
penyelenggaraan kegiatan ini. Saya sendiri menjadi
penjaga stan yoyo tsuri (memancing balon yoyo) tahun
ini.
b. Piknik (tanpa orang tua)
Anak usia 3-4 tahun ke taman sambil membawa bekal,
anak usia 5 tahun ke Gunung Takao.
c. Kunjungan ke Hoikuen
Orang tua atau kakek-nenek diundang untuk melihat
kegiatan anak/cucu mereka di hoikuen, mulai pukul 9
sampai sebelum makan siang. Posisi diatur sedemikian
rupa supaya tidak terlihat anak sehingga tingkah
laku anak di hoikuen tetap alami seperti biasanya.
Oya, di Jepang privasi amat dijaga sehingga tidak
boleh memotret kegiatan anak, tapi saya bandel, ada
satu foto waktu kunjungan:
http://notesdina.wordpress.com/2009/06/18/hari-
kunjungan-ke-penitipan-anak/
Masih banyak kegiatan berkala hoikuen yang tidak mungkin
saya tulis semuanya di sini.
2. Tidak ada pelajaran calistung (baca, tulis, hitung) di
hoikuen, setidaknya hingga usia 4 tahun (saya belum
melakukan survei untuk anak usia atas, tapi saya kira
calistung tidak diajarkan). Tapi, anak dikenalkan dengan
berbagai konsep, misalnya:
a. Konsep waktu
- Guru memberi tahu, “Anak-anak, kegiatan makan akan
dihentikan jika jarum panjang sampai pada angka 6.”
- Bila suatu kegiatan besar akan dimulai, misalnya
tanggal 8 Juli, guru akan memberi tahu, “Kita akan
mulai bermain air pada tanggal 8. Ayo kita hitung
bersama-sama pakai jari tangan: 1, 2, 3, …” Atau
bila kegiatan itu akan dimulai 4 hari lagi, guru
akan memberi tahu, “Setelah kalian tidur malam di
rumah 4 kali, kita akan mulai bermain air.”

  4
b. Konsep huruf
- Sejak pertama kali masuk hoikuen anak sudah
mendapat tempatnya sendiri (rak untuk menyimpan,
tempat gelas, dll.) dan semuanya diberi nama dan
tanda (gambar binatang yang berbeda untuk tiap anak)
dengan huruf hiragana. Dengan begini hampir semua
anak usia 3 tahun telah mengetahui namanya sendiri.
Contohnya, anak saya suka mencari huruf る (ru/lu)
dan な (na) di berbagai reklame sejak ia paham arti
huruf itu.
Contoh suasana kelas di hoikuen ada di sini:
http://notesdina.wordpress.com/2010/03/03/tempat-
penitipan-anak-di-jepang/
Mohon diingat bahwa hoikuen (penitipan anak) berbeda
dengan yochien (TK) dan saya tidak tahu suasana TK di
Jepang.
3. Saya pernah membaca tulisan teman tentang sebuah
kegiatan TK anaknya di Indonesia yang amburadul, berbeda
dengan di Jepang (anaknya pernah mencicipi kehidupan TK
di Jepang). Saya kira ini akibat perencanaan yang tidak
matang dan ketidaktahuan guru serta orang tua siswa akan
suksesnya suatu kegiatan. Beberapa praktik yang tercatat
dari hoikuen Luna:
- Setiap tahun selalu ada pertemuan besar (orang tua dan
guru) per kelas, dan ada pertemuan pribadi. Pertemuan
besar untuk memberi tahu perkembangan anak secara umum,
hal-hal yang dilakukan di hoikuen, dan hal-hal yang harus
diperhatikan orang tua (misalnya setiap hari harus
membawa apa). Pertemuan pribadi untuk memberi tahu
perkembangan anak secara pribadi kepada orang tua dan
untuk membahas masalah yang dihadapi orang tua bila ada.
Dua-duanya wajib dihadiri oleh salah satu orang tua.
Artinya, orang tua tidak akan berlepas tangan terhadap
perkembangan anaknya ketika berada di hoikuen.
- Setiap bulan ada buletin yang berisi hal umum (misalnya
penyakit yang sedang mewabah dan cara pencegahannya,
pengumuman dari pemerintah kota) dan hal khusus (kegiatan
bulan ini dan bulan depan, ulang tahun anak, dll.).
Buletin sederhana ini cukup 1 lembar saja, bolak-balik,
dan bukan tipe buletin yang di-layout seperti layout
koran yang serius itu, melainkan dihiasi dengan gambar
lucu-lucu dan font-nya pun menggunakan font yang lucu
(kadang-kadang terselip tulisan tangan).
- Menjelang pelaksanaan kegiatan, orang tua dan anak
diingatkan. Orang tua diingatkan melalui selebaran atau
pengumuman (di situ juga tertulis waktu berkumpul, waktu
mulai, apa yang dibawa, dll.) atau ketika langsung

  5
bertemu dengan guru saat mengantar/menjemput, anak
diingatkan secara lisan. Luna (4 th) sering mengingatkan
saya ketika saya lupa akan suatu kegiatan atau barang-
barang apa saja yang perlu dibawa. Artinya, anak bukan
dianggap sebagai objek, melainkan subjek.
- Untuk pengumuman penting, ada kalanya orang tua diminta
memberi paraf sederhana (misalnya tanda bulat), tanda
bahwa ia telah membaca. Komunikasi amat ditekankan dalam
hubungan orang tua dan hoikuen.

- Buku diari (nama aslinya 連絡帳/renrakucho alias buku


penghubung) wajib diisi setiap hari oleh orang tua
(termasuk hari Sabtu dan Minggu) dan sebaliknya, guru
akan menulis di situ apa saja yang dilakukan oleh anak di
hoikuen. Guru akan menulis di masing-masing buku setiap
hari sampai anak berusia 3 tahun, setelah itu kadang-
kadang. Bukan tidak ada laporan sama sekali, melainkan
guru menuliskan secara umum dalam kertas besar yang
ditempel dan diganti setiap hari di kelas. Ini karena
jumlah guru yang makin berkurang seiring dengan
perkembangan anak. Seingat saya, di kelas 1 tahun dengan
14-an anak ada 3 guru, kelas 2 tahun sama, kelas 3 tahun
sama, kelas 4 tahun 2 guru, dan berikutnya 1 guru.

Ditulis dalam keadaan terburu-buru di Tokyo, 9 Juli 2010.

Dina Faoziah
http://notesdina.wordpress.com

  6

Anda mungkin juga menyukai