Anda di halaman 1dari 3

RINGKASAN PERKULIAHAN REKAYASA DRAINASE PERTEMUAN 1-7

Sejarah Drainase
Drainase mulai ketika manusia menyadari kebiasan mereka untuk memanfaatkan sungai
guna memenuhi kebutuhan hidup. Dari pola hidup yang menghasilkan air buangan
membuat lingkungan tidak nyaman sehingga timbul keinginan untuk hidup nyaman.
Jenis drainase :
a. Menurut sejarah ( Drainase alamiah dan drainase buatan)
b. Menurut letak bangunan (Drainase permukaan tanah dan drainase bawah
permukaan tanah)
c. Menurut fungsi (Single purpose dan multi purpose)
d. Menurut kontruksi (Saluran terbuka dan saluran tertutup)
Pola jaringan drainase :
a. Siku
Pola ini dibuat pada sungai yang terletak ditengah kota (kota maju) dan saluran
cabang selalu tegak lurus terhadap saluran utama.
b. Paralel
Pola ini dibuat pada sungai yang terletak ditengah kota (kota berkembang) dan
saluran cabang sejajar dengan saluran utama.
c. Grid iron
Pola ini dibuat pada sungai yang terletak dipinggiran kota.
d. Alamiah
Pola ini hampir sama dengan pola siku bedanya, pola alamiah ini memiliki beban
sungai yang lebih besar.
e. Radial
Pola ini dibuat untuk daerah perbukitan dan memancar ke segala arah
f. Jaring-jaring
Pola ini dibuat mengikuti arah jalan raya dan untuk daerah topografi datar.

Penggambaran Batas DAS (Daerah Aliran Sungai)


Dalam menggambarkan sebuah daerah aliran sungai kita membutuhkan peta kontur
(topografi) yang menggambarkan anak sungai dan muaranya. Langkahangkah dalam
membuat batas daerah aliran sungai adalah:
1. Tandai titik pengeluaran akhir dari sungai (muara);
2. Tandai titik yang memiliki elevasi tertinggi dengan lambing silang (x);
3. Hubungan titik tersebut dengan membuat garis penghubung itu tegak lurus terhadap
kontur;
4. Dari batas tersebut kita dapat menghitung luas daerah aliran sungai.
Metode dalam penghitungan luas daerah aliran sungai tebagi atas 2, yaitu:
1. Secara manual, yaitu dengan membagi bagian batas daerah aliran sungai menjadi
partisi-partisi kecil, semakin kecil partisinya semakin akurat perhitungan.
2. Secara otomatis, yaitu menggunanakan software berupa GIS, Arcview dll.

PUH,C,Q,V
Dalam perencanaan saluran drainase dibutuhkan data seperti PUH (curah hujan
maksimum dalam satuan mm/24 jam), Koefisien aliran, Debit (m 3/s), Kecepatan (m/s).
1. PUH
Semakin besar saluran yang akan dirancang semakin kecil dat PUH yang dibutuhkan.
2. Koefisien aliran
Koefisien aliran ini dpengaruhi oleh beberapa hal, yaitu laju infiltrasi, vegetasi, tata
guna lahan,permeabilitas tanah,pemukiman dll
3. Debit (m3/s)
Dalam perhitungan debit dapat digunakan 2 metode, yaitu:
a. Metode rasional (untuk luas DAS ≤ 300 Ha)
Dengan persamaan Q = f C I A
Dimana: f = konstanta (0,00278)
C = koefisien aliran
I = Intensitas
A = luas daerah aliran sungai (Ha)
b. Metode hidrograf
Luas daerah di bawah kurva setelah pemisahan base flow.
4. Kecepatan
Dalam memperhitungkan kecepatan kita mempertimbang 2 faktor, yaitu:
a. Tidak boleh terlalu cepat karena akan menggerus dinding saluran.
b. Tidak boleh terlalu lambat karena akan menimbulkan endapan yang membuat
saluran tersumbat.
Ada 2 hal yang mempengaruhi kecepatan:
a. Jenis tanah penyusun dinding saluran
Jenis tanah mempengaruhi kecepatan aliran yang dirancang untuk saluran drainase
apalagi air yang aliran memiliki karakteristik tertentu.
b. Kemiringan saluran
Untuk kemiringan, jika saluran terbuat dari partikel yang pemukaannya halus
maka tidak saluran tidak peru dibuat miring (seperti gambar berikut)

Untuk kemiringan, jika saluran terbuat dari partikel yang permukaannya kasar
maka saluran dibuat miring berdasarkan jenis penyusun dinding salurannya
(seperti gambar berikut)

Bentuk Saluran yang Paling Ekonomis

1. Penampang berbentuk persegi


Dimana penampang ini dikatakan ekonomis, ketika ketinggian saluran sama
dengan ½ dari lebar saluran
2. Penampang berbentuk trapezium
1
Pada penampang ini dikatakan ekonomis, jika m=

3. Penampang berbentuk segitiga


√ 3

Penampang ini dikatakan ekonomis, jika dasar saluran membentuk sudut siku-
siku (sudut 90o)

Anda mungkin juga menyukai