Anda di halaman 1dari 4

Menghadapi Musibah &Tugas Dakwah

Disusun Oleh : Eko Masuri

melainkan membawa kesedihan-kesedihan yang dirasakan


kaum muslimin. Kita tidak tahu, musibah apalagi yang bakal
menerjang negeri ini. Sampai kapan semua ini akan
berakhir. Sungguh, hanya kepada Allah kita mengadu.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Jawaban dari permasalahan di atas ialah firman Allah:

Dan musibah apa saja yang menimpa kamu, maka adalah


disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah
memaafkan sebagiaan besar (dari kesalahanmu). (QS Asy
Syura:30).

Musibah yang menimpa kaum muslimin ialah akibat


dari banyaknya dosa yang dikerjakan. Seandainya kita tetap
berkubang dalam dosa, dan tidak mau berusaha merubah
sikap, maka musibah ini tidak akan berhenti dan akan terus
bertambah.

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum,


sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri (QS Ar Ra’du:11).

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah


Akan tetapi sangat disayangkan, ada saja orang-orang
yang tidak mau ambil peduli. Mereka tetap saja dalam
kelalaian, kemaksiatan dan perbuatan dhalim. Seakan-
akan tidak terjadi apa-apa. Mereka menganggap musibah
ini merupakan musibah biasa, sepele dan tidak perlu
diperhatikan. Ketika penderitaan-penderitaan dirasakan
kaum muslimin, sama sekali tidak ada kesedihan pada diri
mereka., Ketika kaum muslimin menjadi bulan-bulanan dan
bahan cemoohan, tidak ada kecemburuan

kemudian setelah itu hati mereka menjadi keras seperti


batu, bahkan lebih keras lagi (QS Al Baqarah:74).
Apakah mereka tidak sadar, bahwa serangkaian musibah
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
ini ditimpakan akibat dosa-dosa yang timbul karena tangan-
Marilah kita bertaqwa kepada Allah dan sejenak
tangan kotor ?!
menengok keadaan negeri kita. Akhir-akhir ini banyak
terlihat bencana alam maupun kecelakaan yang menelan
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
banyak korban. Betapa sering kita mendengar tindak
Sesungguhnya kerap kali kita mengetahui, begitu
kriminal, yang selayaknya tidak terjadi. Betapa sedih hati
banyak kemungkaran yang ada pada kehidupan
kita saat ini. Kondisi umat Islam terpojokkan, akibat ulah
masyarakat kita. Betapa banyak praktek-praktek penipuan
orang-orang yang berbuat nekat dengan mengatas-
dan ketidakjujuran dalam urusan pelayanan umat. Seperti:
namakan Islam dan kaum muslimin. Serta masih banyak
praktek korupsi, riba dan kurang amanahnya orang-orang
musibah-musibah lainnya. Seolah, tiada hari yang datang,
yang diberi kewenangan mengurusi kepentingan umat.

Bonus Khutbah Jum’at Edisi 01/VII/1423H/2003 2


Kita juga sering mendapati praktek-praktek Ada pula keadaan sebaliknya. Kedhaliman datang dari
kemungkaran yang terjadi di kehidupan keseharian pihak yang ditolong, yaitu si peminjam. Ketika tiba waktunya
masyarakat. Seorang penjual yang menawarkan dagangan untuk membayar, dia sering menunda-nunda. Padahal
dengan memuji-mujinya, padahal itu dusta. Atau pedagang pada saat itu mampu untuk mengembalikan pinjamannya .
itu menyembunyikan cacat barang, sehingga nampak dari Apakah orang-orang semacam ini tidak tahu, bahwa
luar sebagai barang dagangan yang bagus dan istimewa. penangguhannya itu merupakan suatu kedhaliman yang
Tidakkah mereka takut sabda Nabi , akan menambah pekatnya kegelapan pada hari kiamat.
Apakah mereka menyangka, dengan ditangguhkannya
pembayaran itu, dapat menghilangkan kewajibannya dalam
mengembalikan pinjaman? Tidak, bahkan dengan
penangguhan itu, ia semakin bertambah berbuat dhalim.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Berhati-hatilah kalian dari berbuat kedustaan.
Begitu pula kita melihat kemungkaran di kalangan para
Sesungguhnya kedustaan menggiring kepada perbuatan
pegawai. Mereka tidak menjaga amanah yang telah
keji dan sesungguhnya perbuatan keji akan menggiring
dipercayakan. Mereka tidak menepati jam kerja yang telah
menuju kepada neraka
ditetapkan. Datang terlambat dan meninggalkan pekerjaan
sebelum waktunya. Apabila duduk di atas kursi kerjanya,
Tidakkah mereka mengetahui, bahwa dusta merupakan
mereka tidak memperhatikan pekerjaan yang ada. Sibuk
salah satu sifat orang-orang munafik sebagaimana sabda
dengan bacaan-bacaan koran, ataupun menghabiskan
Nabi
waktu, hanya dengan mengobrol tanpa manfaat.
Maka, dengan tanpa keraguan sama sekali, hal seperti
ini merupakan suatu kedhaliman yang nyata. Dhalim
Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga, salah satunya, kepada dirinya sendiri, kepada lembaga atau instansinya,
apabila berbicara ia berdusta… ( Bukhari-Muslim). negaranya, dan dhalim kepada seluruh rakyat di negerinya.
Mereka telah memakan harta orang banyak dengan cara
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, yang bathil. Hendaknya orang-orang seperti ini bertaubat
Riba, sebuah bentuk kemungkaran lain yang telah kepada Allah, dengan meningkatkan ketakwaannya kepada
menjamur dan dianggap lumrah di negeri ini. Bahkan Allah . Bukankah seharusnya menjaga amanah yang telah
dianggap sebagai langkah terbaik dalam urusan simpan- dibebankan di atas pundak-pundak mereka dengan
pinjam. Bukan saja dilakukan oleh lembaga besar, sebenar-benarnya?
sebagaimana bank, akan tetapi juga dilakukan oleh Marilah kita berdoa, semoga Allah menunjukkan
masyarakat yang bersifat pribadi. Memberikan pinjaman kebenaran sebagai sebuah kebenaran, dan memberi kita
dengan pengembalian yang lebih. Padahal Allah berfirman kemampuan untuk mengikutinya. Semoga Allah
menunjukkan yang bathil itu sebagai sebuah kebathilan,
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan memberi kita kemampuan untuk menjauhinya. Semoga
dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut), jika kamu Allah mengampuni kelalaian dan kesalahan yang kita
orang-orang yang beriman. (QS Al Baqarah:278). perbuat.
Orang yang meminjamkan terkadang menggunakan
tindak kekerasan dalam mengambil haknya terhadap orang
lemah. Padahal Allah telah memerintahkan:

Dan jika orang yang berhutang itu dalam kesukaran, maka KHUTBAH KEDUA
berilah tangguh sampai berkelapangan. (QS Al
Baqarah:280).

Yaitu apabila si peminjam belum mampu mengembalikan


pinjamannya, maka hendaklah orang yang memberi
pinjaman bersabar dengan memberikan tempo
pengembalian, sampai si peminjam bisa
mengembalikannya. Atau orang yang memberi pinjaman
membebaskan piutangnya, sehingga ia mendapatkan
keutamaan di sisi Allah sebagaimana firmanNya:

Ma’asyiral muslimin arsyadakumullah,


Pada khutbah yang pertama telah kita ketahui
Dan menyedekahkan (sebagian atau seluruhnya) itu lebih penyebab berbagai musibah yang melanda negeri ini. Lalu,
baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS Al Baqarah:280). bagaimana usaha kita untuk mengatasinya? Jawabannya,

Bonus Khutbah Jum’at Edisi 01/VII/1423H/2003 3


ialah kita kembalikan diri dan masyarakat kepada tatanan Onta merah adalah kendaraan kebanggaan orang Arab
dan norma-norma agama yang telah digariskan Allah dan pada waktu itu. Tentunya ini merupakan gambaran untuk
RasulNya, sesuai dengan pemahaman salaful ummah. mengungkapakan jumlah yang banyak.
Pembenahan dimulai dari diri kita masing-masing.
Bersihkan diri kita dari noda-noda syirik, maksiat, bid’ah Ma’asyiral muslimin arsyadakumullah,
dan khurafat. Kita bentuk diri kita menjadi hamba-hamba Dengan usaha ini, kita berharap dapat terbentuk
Allah yang bertauhid dan pembela Sunnah Nabi . pribadi-pribadi islami, yang selanjutnya terbentuk
Selanjutnya, ialah mengajak orang lain untuk kembali masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Allah.
kepada Islam. Keadaan seperti inilah yang akan menyelamatkan negeri
Ketahuilah, bahwa kaum muslimin sekarang ini sangat ini dari setiap musibah. Allahpun akan membukakan pintu-
membutuhkan uluran tangan dan sentuhan dakwah. Ini pintu rahmatnya dari langit dan bumi, sebagaimana firman
merupakan hak mereka sebagai kaum muslimin, dan hak Allah, yang artinya:
agama untuk disampaikan. Janganlah kita tak peduli atau Jika sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa,
bersikap lemah dalam mengajak kaum muslimin untuk pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah
kembali kepada Islam. Allah memberikan banyak dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat
keutamaan kepada orang-orang yang berdakwah di kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan
jalanNya. Allah memberikan pengakuan, bahwa orang- perbuatannya. (QS Al A’raf: 96).
orang yang berdakwah di jalanNya ialah pengikut-pengikut
para rasul. Allah berfirman, Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Marilah kita berdoa. Semoga Allah mengampuni dosa-
dosa kita. Semoga Allah menyelamatkan negeri ini dari
setiap musibah dan membukakan pintu-pintu rahmatNya.
Katakanlah: Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang Sehingga negeri ini, menjadi negeri sebagaimana
yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan digambarkan Allah:
hujjah yang nyata. (QS Yusuf:108).

Berdakwah di jalan Allah adalah sebaik-baik perkataan, Negerimu adalah negeri yang baik dan Tuhanmu adalah
sebagaimana firman Allah, yang artinya: Tuhan yang maha pengampun. (QS Saba’ :15).
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang
yang menyeru kepada Allah, dan mengerjakan amal yang
shalih, dan berkata,”Sesungguhnya aku termasuk orang-
orang yang berserah diri.” (QS Fushilat:33).

Allah akan memberikan pahala bagi orang yang


menunjukkan kebaikan kepada orang lain, sebagaimana
pahala orang yang mengerjakan dan yang mengikutinya.
Rasulullah bersabda,

Barangsiapa yang menunjukan kepada kebaikan, maka


baginya pahala sebagaimana pelakunya. (HR Muslim).

Barangsiapa yang menyeru kepada petunjuk, maka baginya


pahala sebanyak pahala orang-orang yang mengikutinya
tanpa mengurangi pahala mereka itu sedikitpun …
(HR Muslim).
Diantara hadits yang juga mengabarkan kepada kita tentang
balasan bagi juru dakwah ialah:

Maka demi Allah, seandainya Allah memberikan


petunjuknya kepada salah seorang dengan perantaraan
kamu, niscaya itu lebih baik daripada onta merah.
(Muttafaqun ‘alaihi).

Bonus Khutbah Jum’at Edisi 01/VII/1423H/2003 4

Anda mungkin juga menyukai