PENDAHULUAN
dioksida. Untuk mencapai tujuan ini, pernafasan dibagi menjadi empat proses fungsional
utama:
atmosfir.
(saluran napas) dan pars respiratoria. Pars konduktoria berfungsi menghantarkan udara
napas dari lingkungan sekitar masuk ke saluran napas. Pars konduktoria terdiri dari
cavum nasi, laring, trakea, bronkus primer, bronkus secunder, bronkus tertier,
Pars respiratoria adalah bagian sistem respirasi yang mampu melakukan proses
difusi O2-CO2 di mulai dari bronkhiolus respiratorius, ductus alveolaris, saccus alveolaris,
Pada waktu kita menarik napas (proses inspirasi), oksigen dari lingkungan sekitar
kita ambil, akan tetapi udara napas yang kita ambil tidak hanya mengandung oksigen
saja, ada partikel lain yang terbawa udara napas yang kadang-kadang adalah partikel
yang membahayakan tubuh kita, sehingga udara napas dalam saluran napas kita
1
mengalami proses pembersihan oleh komponen bulu-bulu hidung, concha dengan
gerakan turbulensi yang menyebabkan tidak ada partikel yang berukuran lebih besar dari
6 mikrometer dapat masuk ke paru melalui hidung, mucus yang melapisi sepanjang epitel
saluran napas dan cilia yang akan menggerakkan partikel tidak berguna yang melekat
pada mucus ke arah luar, juga adanya nodulus limfatikus pada lamina propria saluran
napas. Udara napas yang masuk ke saluran napas juga mengalami proses penghangatan
oleh karena suhu tubuh kita lebih besar dari pada suhu di lingkungan sekitar kita.
Komponen yang berperan dalam menghangatkan udara napas adalah anyaman kapiler
darah (plexus venosus) yang paling banyak ditemukan di cavum nasi (rongga hidung).
Di samping itu, udara napas yang masuk ke saluran napas juga dilembabkan oleh
mucus kelenjar seromucosa dan sel goblet yang terletak di antara epitel
saluran napas dipertahankan selalu terbuka agar suplai oksigen berjalan lancar. Oleh
karena itu komponen saluran napas yang berperan penting agar saluran napas selalu
terbuka adalah kartilago hyaline pada trakea yang berbentuk seperti huruf C dan lempeng
/ Pertukaran difusi O2-CO2 paling optimal terjadi pada alveolus. Ada 2 macam sel
epitel penyusun dinding alveolus yaitu pneumocytus tipe I berbentuk pipih selapis dan
untuk menurunkan tegangan permukaan alveolus, sehinga alveolus tidak kolaps pada
waktu kontraksi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.1. Hidung
bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum. Rongga hidung dilapisi
sebagai selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung dengan
lapisan faring dan dengan selaput lendir sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam
rongga hidung. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari
tulang dan tulang rawan, sering membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi
oleh kedua sisinya dengan membran mukosa. Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh
sebagian maxilla, palatinus, dan os. Sphenoidale. Tulang lengkung yang halus dan
melekat pada dinding lateral dan menonjol ke cavum nasi adalah : conchae superior,
Dasar cavum nasi dibentuk oleh os frontale dan os palatinus sedangkan atap
cavum nasi adalah celah sempit yang dibentuk oleh os frontale dan os sphenoidale.
Membrana mukosa olfaktorius, pada bagian atap dan bagian cavum nasi yang berdekatan,
mengandung sel saraf khusus yang mendeteksi bau. Dari sel-sel ini serat saraf melewati
3
lamina cribriformis os frontale dan kedalam bulbus olfaktorius nervus cranialis I
olfaktorius.
lubang kedalam cavum nasi, sinus ini dilapisi oleh membrana mukosa yang
bersambungan dengan cavum nasi. Lubang yang membuka kedalam cavum nasi :
1. Lubang hidung
3. Sinus ethmoidalis, oleh beberapa lubang diantara concha superior dan media dan
A.2. Faring
4
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
A.3. Laring
Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandula
tyroidea, dan beberapa otot kecila, dan didepan laringofaring dan bagian atas esopagus.
cartilago arytenoidea
2. Membarana yaitu menghubungkan cartilago satu sama lain dan dengan os.
Hyoideum, membrana mukosa, plika vokalis, dan otot yang bekerja pada plica
vokalis
Ujung batas posterior diatas adalah cornu superior, penonjolan tempat melekatnya
ligamen thyrohyoideum, dan dibawah adalah cornu yang lebih kecil tempat beratikulasi
A.4. Epiglottis
Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol keatas dibelakang dasar lidah.
5
Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian samping epiglottis menuju cartilago
Cartilago berbentuk cincin signet dengan bagian yang besar dibelakang. Terletak
pada setiap sisi. Membrana cricottrakeale menghubungkan batas bawahnya dengan cincin
trakea I
Dua cartilago kecil berbentuk piramid yang terletak pada basis cartilago cricoidea.
Plica vokalis pada tiap sisi melekat dibagian posterio sudut piramid yang menonjol
kedepan
Laring sebagian besar dilapisi oleh epitel respiratorius, terdiri dari sel-sel silinder
Plica vocalis adalah dua lembar membrana mukosa tipis yang terletak di atas
ligamenturn vocale, dua pita fibrosa yang teregang di antara bagian dalam cartilago
Plica vocalis palsu adalah dua lipatan. membrana mukosa tepat di atas plica vocalis sejati.
A.9. Otot
6
Otot-otot kecil yang melekat pada cartilago arytenoidea, cricoidea, dan thyroidea,
yang dengan kontraksi dan relaksasi dapat mendekatkan dan memisahkan plica vocalis.
Respirasi
Selama respirasi tenang, plica vocalis ditahan agak berjauhan sehingga udara
Fonasi
Suara dihasilkan olch vibrasi plica vocalis selama ekspirasi. Suara yang
dihasilkan dimodifikasi oleh gerakan palaturn molle, pipi, lidah, dan bibir, dan resonansi
Gambaran klinis
(b) pembengkakan membrana mukosa, misalnya setelah mengisap uap atau pada reaksi
alergi,
A.10. Trakea
2,5 cm. trakea berjalan dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan leher dan
dibelakang manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis (taut manubrium dengan
corpus sterni) atau sampai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima dan di tempat
ini bercabang mcnjadi dua bronckus (bronchi). Trakea tersusun atas 16 – 20 lingkaran
7
tak- lengkap yang berupan cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa
dan yang melengkapi lingkaran disebelah belakang trakea, selain itu juga membuat
A.11. Bronkus
Bronkus yang terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira
vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi
oleh.jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah
tampuk paru. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar, dan lebih vertikal daripada
yang kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang
utama lewat di bawah arteri, disebut bronckus lobus bawah. Bronkus kiri lebih panjang
dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelurn di
belah menjadi beberapa cabang yang berjalan kelobus atas dan bawah.
Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronkus lobaris dan
kernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi bronkus
yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu
saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong udara). Bronkhiolus
terminalis memiliki garis tengah kurang lebih I mm. Bronkhiolus tidak diperkuat oleh
cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah.
Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran
penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat
8
Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan
respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya.
Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris terminalis
merupakan akhir paru-paru, asinus atau.kadang disebut lobolus primer memiliki tangan
kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trakea sampai
Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.
A.12. Paru-Paru
Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru
memilki :
1. Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula
4. dan basis.
Terletak pada diafragma paru-paru juga Dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura
dan visceral pleura. Di dalam rongga pleura terdapat cairan surfaktan yang berfungsi
untuk lubrikasi. Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan
inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus
dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula,
bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa stiap
paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup
Suplai Darah
9
1. arteri pulmonalis
2. arteri bronkialis
Innervasi
Sirkulasi Pulmonal
Paru-paru mempunyai 2 sumber suplai darah, dari arteri bronkialis dan arteri
pulmonalis. Darah di atrium kanan mengair keventrikel kanan melalui katup AV lainnya,
yang disebut katup semilunaris (trikuspidalis). Darah keluar dari ventrikel kanan dan
mengalir melewati katup keempat, katup pulmonalis, kedalam arteri pulmonais. Arteri
pulmonais bercabang-cabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang masing-
masing mengalir keparu kanan dan kiri. Di paru arteri pulmonalis bercabang-cabang
berkali-kali menjadi erteriol dan kemudian kapiler. Setiap kapiler memberi perfusi
kepada saluan pernapasan, melalui sebuah alveolus, semua kapiler menyatu kembali
untuk menjadi venula, dan venula menjadi vena.Vena-vena menyatu untuk membentuk
menyelesaikan siklus aliran darah. Jantung, sirkulasi sistemik, dan sirkulasi paru.
Tekanan darah pulmoner sekitar 15 mmHg. Fungsi sirkulasi paru adalah karbondioksida
dikeluarkan dari darah dan oksigen diserap, melalui siklus darah yang kontinyu
mengelilingi sirkulasi sistemik dan par, maka suplai oksigen dan pengeluaran zat-zat sisa
B. FISIOLOGI PERNAPASAN
10
B.1. Ventilasi
Ventilasi paru adalah proses masuknya O2 ke dalam paru dan keluarnya CO2 ke
udara luar, setelah melalui proses metabolisme. Jalur masuk udara ialah; hidung,
nasofaring, urofaring, trakea, bronkus, bronkeolus, alveolus. Hidung terdiri dari beberapa
sinus-sinus dan sekat yang memperluas permukaan dan terdapat kelenjar lender, pleksus
vena, rambut dan bulu. Terdapat ruang rugi anatomi jalan nafas dari hidung sampai
bronkhiol terminalis karena tidak dapat melakukan fungsi difusi. Ruang rugi faal
(functional dead space) terdiri dari: Ruang rugi anatomi, alveoli tanpa kapiler, alveoli
dengan kapiler tertutup, dan alveoli dengan kapiler yang alirannya kurang.
dada, dan
2) depresi dan elevasi tulang iga untuk memperbesar atau memperkecil diameter
bawah. Kemudian, selama ekspirasi, diafragma melakukan relaksasi dan sifat elastis daya
lenting paru (elastic recoil), dinding dada dan struktur abdominal akan menekan paru-
paru. Namun, selama bernapas kuat, daya elastis tidak cukup kuat menghasilkan ekspirasi
cepat yang diperlukan, sehingga diperlukan tenaga ekstra yang terutama diperoleh dari
kontraksi oto-otot abdominal, yang mendorong isi abdomen ke atas melawan dasar
diafragma.
11
Metode kedua untuk mengembangkan paru adalah dengan mengangkat rangka
iga. Pengembangan paru ini dapat terjadi karena pada posisi istirahat, iga miring ke
bawah, dengan demikian sternum turun ke belakang ke arah kolumna vertebralis. Tetapi,
bila rangka iga dielevasikan, tulang iga langsung maju sehingga sternum bergerak ke
depan menjauhi spina, membentuk jarak anteroposterior dada kira-kira 20% lebih besar
selama inspirasi maksimum dibandingkan ekspirasi. Oleh karena itu, otot-otot yang
Otot paling penting yang mengangkat rangka iga adalah otot interkostalis
12
(1) rektus abdominis, mempunyai efek tarikan ke arah bawah yang sangat kuat
terhadap iga-iga bagian bawah pada saat yang bersamaan ketika otot-otot ini dan
otot abdominal lainnya menekan isis abdomen ke atas ke arah diafragma, dan
untuk menimbulkan inspirasi dan ekspirasi. Pada bagian kiri, selama ekspirasi tulang-
tulang iga membentuk sudut ke bawah dan otot interkostalis eksternus memanjang ke
depan dan ke bawah. Bila otot-otot ini berkontraksi, mereka menarik tulang iga bagian
atas ke depan dalam hubungannya dengan tulang iga yang lebih bawah, keadaan ini akan
menghasilkan daya ungkit padda tulang iga untuk mengangkatnya ke atas, dengan
sebaliknya, berfungsi sebagai otot-otot ekspirasi, karena otot-otot ini membentuk sudut di
antara tulang iga dalam arah yang berlawanan dan menghasilkan daya ungkit yang
berlawanan pula.
Paru-paru merupakan struktur elastis yang akan mengempis seperti balon dan
mengeluarkan semua udaranya melalui trakea bila tidak ada kekuatan untuk
dinding dada kecuali pada bagian di mana paru-paru tergantung pada hilum dari
dikelilingi oleh suatu lapisan tipis cairan pleura yang menjadi pelumas bagi gerakan paru-
paru di dalam rongga. Selanjutnya, cairan yang berlebihan akan diisap terus menerus ke
dalam saluran limfatik agar lapisan terus menerus ke dalam saluran limfatik agar isapan
13
antara permukaan viseral dari pleura paru dan permukaan parietal pleura dari rongga
toraks tetap sedikit saja. Oleh karena itu, kedua paru menetap pada dinding toraks seolah-
olah terlekat padanya, kecuali ketika dada melakukan pengembangan dan berkontraksi,
maka paru-paru dapat bergeser secara bebas karena pelumas dengan baik.
C. TEKANAN PARU
Tekanan pleura adlah tekanan cairan dalam ruang sempit antara pleura dan pleura
dinding dada. Seperti yang telah ditekankan di atas, secara normal terdapat sedikit isapan,
yang berarti suaatu tekanan negatif yang ringan. Tekanan pleura normal pada saat
dimulainya inspirasi adalah sekitar -5 cmH20, yang merupakan nilai isap yang dibutuhkan
untuk mempertahankan paru agar tetap terbuka sampai nilai istirahatnya. Kemudian,
selama inspirasi, pengembangan rangka dada akan mendorong permukaan paru dengan
kekuatan yang sedikit lebih besar dan menciptakan tekanan yang sedikit lebih negatif
Hubungan tekanan pleura dan perubahan volume paru tampak selama inspirasi
dan ekspirasi. Pada saat inspirasi tekanan intrapleura menjadi negatif, -5 menjadi -7.5
14
cmH20, sehingga volume paru sebanyak 0.5 liter. Kemudian selama ekspirasi, peristiwa
Tekanan alveolus adalah tekanan dibagian dalam alveoli paru. Ketika glotis
terbuka, dan ada udara yang mengalir ke dalam atau ke luar paru, maka tekanan pada
semua bagian nafas, sampai alveoli, semuanya sama dengan tekanan atmosfer, yaitu 0
cmH2O. Untuk menyebabkan aliran udara ke dalam selama inspirasi, maka tekanan
dalam alveoli harus turun sampai nilainya sedikit di bawah tekanan atmosfer. Tekanan
alveolus sampai dengan sekitar -1 cmH2O pada inspirasi normal dapat menarik sekitar 0.5
sampai sekitar 1 cmH2O, dan tekanan ini mendorong 0.5 liter udara inspirasi ke luar paru
selama 2 sampai 3 detik waktu ekspirasi. Pernapasan maksimal pada saat berolahraga
berat adalah – 80 cmH2O pada saat inspirasi dan +100 cmH2O pada saat ekspirasi.
Tekanan transpulmoner adalah perbedaan antara tekanan alveoli dan tekanan pada
permukaan luar paru, dan ini adalah nilai daya elastis dalam paru yang cenderung
15
mengempiskan paru pada setiap titik pengembangan, disebut “tekanan daya lenting
paru”.
Nilai dimana pengembangan paru untuk setiap unit dapat meningkatkan tekanan
transpulmoner, disebut compliance. Nilai compliance total normal dari kedua paru
seorang dewasa rata-rata sekitar 200 ml/cmH20, tetapi nilai ini bervariasi kurang lebih
sebanding dengan berat badan orang yang tanpa lemak. Artinya, setiap kali tekanan
200 mililiter. Perbandingan volume paru dan compliance paru bergantung pada daya
elastis paru. Daya elastis ini dapat dibagi menjadi dua bagian:
membatasi dinding bagian dalam alveoli dan ruang udara paru lainnya.
Kerja complaince paru dapat dinilai dengan mengalikan volume pengembangan paru
(∆V) dengan tekanan rata-rata yang dibutuhkan untuk menimbulkan tegangan (∆):
Kerja compliance = ∆V . ∆P
16
High compliance : Muscle relaxant, COPD, open chestdengan tekanan yg kecil dapat
Surfaktan merupakan bahan aktif permukaan, yang berarti bahwa ketika cairan
bahan ini meliputi seluruh permukaan cairan, maka surfaktan akan sangat menurunkan
tegangan permukaan. Surfaktan disekresikan oleh sel-sel epitel khusus, dan kira-kira
merupakan 10 persen dari seluruh daerah permukaan alveoli. Sel-sel ini berbentuk
granular, mengandung inti lipid, disebut “sel epitel alveolus tipe II”.
cara. Pertama, surfaktan menurunkan jumlah total tegangan dan hal ini memungkingkan
fenomena salin ketergantungan dan jaringan fibrosa untuk mengatasi efek tegangan
permukaan. Kedua, ketika ukuran alveolus menjadi lebih kecil, maka molekul surfaktan
Volume dan kapasitas paru dapat dinilai dengan menggunakan spirometri. Bentuk
spirometri dasar yang khas terdiri dari sebuah drum yang dibalikkan di atas bak air, dan
drum tersebut diimbangi suatu beban. Dalam drum terdapat gas untuk bernafas, biasanya
udara atau oksigen; dan sebuah pipa menghubungkan mulut dengan ruang gas. Apabila
seseorang bernafas dari dan ke dalam ruang ini, drum akan naik turun dan terjadi
Volume paru dibagi dalam empat bagianyang memiliki arti yang berbeda-beda :
17
1. Volume alun nafas (tidal, Vt) adalah volume udara yang
diinspirasi atau ekspirasi setiap kali bernafas norma; besarnya kira-kira 500
dapat diinspirasi setelah dan di atas volume alun nafas normal; biasanya mencapai
3000 mililiter.
yang dapat pada ekspirasi ekspirasi kuat pada akhir ekpirasi alun nafas normal;
berada dalam paru setelah ekspirasi paling kuat. Volume ini besarnya kira-kira
1200 mililiter.
menyatukan dua atau lebih volume di atas. Kombinasi seperti itu disebut kapasitas paru,
volume cadangan inspirasi. Ini adalah jumlah udara (kira-kira 3500 mililiter) yang
dapat dihirup oleh seseorang, dimulai pada tingkat ekspirasi normal dan
IC = Vt + IRV
18
2. Kapasitas residu fungsional (FRC) sama dengan volume
cadangan ekspirasi ditambah volume residu. Ini adalah jumlah udara yang tersisa
ditambah volume alun nafas dan volume cadangan ekspirasi. Ini adlah jumlah
udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru, setelah terlebih
VC = IRV + Vt + ERV
paru dapat dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi paksa (kira-kira 5800
TLC = VC + RV
Volume pernafasan satu menit adalah jumlah total udara baru yang masuk ke
dalam saluran nafas tiap menit, dan ini sesuai dengann volume tidal dikalikan dengan
frekuensi nafas.
Volume tidal normal kira-kira 500 mililiter, dan frekuensi pernafasan normal kira-
kira 12 kali permenit. Oleh karena itu, volume pernafasan semenit rata-rata 6 liter/menit.
Seseorang dapat hidup untuk watu yang pendek dengan volume pernafasan 1.5 liter/menit
dan dengan frekuensi pernafasan dua sampai empat kali per menit.
19
E. VENTILASI ALVEOLUS
Hal paling penting dari sistem ventilasiparu adalah terus menerus memperbarui
udara dalam area pertukaran gas paru, di mana udara dan darah paru berdekatan. Yang
termasuk area-area ini adalah alveoli, kantong alveolus, duktus alveolaris, bronkiolus
respiratorius. Kecepatan udara baru yang masuk pada area ini disebut ventilasi alveolus.
Selama pernafasan normal dan tenang, volume tidal hanya cukup untuk mengisi
saluran nafas bagian bawah sampai bronkiolus terminalis, dengan hanya sebagian kecil
udara inspirasi yang masuk ke dalam alveoli. Oleh karena itu, udara baru ini bergerak
dari bronkiolus terminalis ke dalam alveoli melalui jarak yang pendek ini dengan cara
difusi. Difusi disebabkan oleh gerakan kinetis molekul-molekul, tiap molekul gas
bergerak dengan kecepatan tinggi di antara molekul lainnya. Kecepatan gerak molekul
dalam udara pernafasan demikian besar melalui jarak yang begitu pendek yaitu dari
bronkiolus terminalis ke alveoli di mana gas bergerak hanya dalam waktu sepersekian
detik.
Sebagian udara yang dihirup oleh seseorang tidak pernah sampai pada daerah
pertukaran gas, tetapi tetap berada dalam saluran nafas di mana pada tempat ini tidak
terjadi pertukaran gas. Udara ini disebut “udara ruang rugi” sebab tidak berguna untuk
proses pertukaran gas; saluran nafas dimana tidak terjadi pertukaran gas disebut ruang
1. Ruang rugi anatomi jalan nafas dari hidung sampai bronkhiol terminalis.
20
b. Alveoli tanpa kapiler
mengitari seluruh tubuh dan mencapai kapiler, dimana darah bergerak sangat lambat. Sel
dan darah menerima sebagai gantinya hasil buangan oksidasi yaitu karbondioksida.
Perubahan- perubahan berikut terjadi dalam komposisi udara dalam alveoli, yang
Nitrogen : 79 %
Oksigen : 20 %
Karbondioksida : 0-0,4 %
Nitrogen : 79 %
Oksigen : 16 %
Udara yang dihembuskan jenuh dengan uap air dan mempunyai suhu yang sama
dengan badan (20 persen panas badan hilang untuk pemanasan udara yang dikeluarkan).
21
Besarnya daya muat udara oleh paru-paru ialah 4.500 ml sampai 5.000 ml atau 4,5
sampai 5 liter udara. Hanya sebagian kecil dari udara ini, kira-kira 1/10nya atau 500 ml
adalah udara pasang surut (tidal air), yaitu yang dihirup masuk dan dihembuskan ke luar
Volume tidal adalah volume udara yang dapat dicapai masuk dan keluar paru-
paru pada penarikan napas dan pengeluaran napas paling kuat, disebut kapasitas vital
paru-paru. Pengukuran dengan menggunakan spirometer. Pada laki-laki, normal 4-5 liter
dan pada seorang perempuan 3-4 liter. Kapasitas akan berkurang pada penyakit paru-
paru, pada penyakit jantung (yang menimbulkan kongesti paru-paru) dan pada kelemahan
otot pernapasan.
Mekanisme pernapasan diatur dan dikendalikan oleh dua faktor utama; (a)
kimiawi, dan (b) pengendalian oleh saraf. Beberapa faktor tertentu merangsang pusat
pernapasan yang terletak di dalam medula oblongata. Jika terjadi perangsangan akan
mengeluarkan impuls yang disalurkan oleh saraf spinalis ke otot pernapasan - yaitu otot
Pusat pernapasan ialah suatu pusat otomatik di dalam medula oblongata yang
mengeluarkan impuls eferen ke otot pernapasan. Melalui beberapa radix saraf servikalis
impuls ini diantarkan ke diafragma oleh saraf frenikus: dan di bagian yang lebih rendah
pada sumsum belakang, impulsnya berjalan dari daerah torax melalui saraf interkostalis
untuk merangsang otot interkostalis. Impuls ini menimbulkan kontraksi ritmik pada otot
diafragma dan interkostal yang kecepatan kira-kira lima belas kali setiap menit. Impuls
22
aferen yang dirangsang oleh pemekaran gelembung udara, diantarkan oleh saraf vagus
Faktor kimiawi ini ialah faktor utama dalam pengendalian dan pengaturan
sumsum sangat peka pada reaksi : kadar alkali darah harus dipertahankan.
Karbondioksida adalah produk asam dari metabolisme, dan bahan kimia yang asam ini
merangsang pusat pernapasan untuk mengirim keluar impuls saraf yang bekerja atas otot
pernapasan.
23
Kedua pengendalian melalui saraf dan secara kimiawi adalah penting. Tanpa
salah satunya orang tak dapat terus bernafas. Pada paralisa otot pernapasan (interkostal,
dan diafragma), digunakan ventilasi paru-paru atau suatu alat pernapasan buatan lainnya
untuk membantu pernapasan, sebab dada harus bergerak agar udara dapat terjadi proses
pernafasan.
pernapasan. Gerakan badan yang kuat yang memakai banyak oksigen dalam otot untuk
memberi energi yang diperlukan untuk pekerjaan, akan menimbulkan kenaikan pada
jumlah karbon dioksida di dalam darah dan akibatnya pembesaran ventilasi paru-paru.
Emosi, rasa takut dan sakit misalnya, menyebabkan impuls yang merangsang
pusat pernapasan dan menimbulkan penghirupan udara secara kuat. Hal yang kita ketahui
semua.
Impuls aferen dari kulit menghasilkan efek serupa- bila badan dicelup dalam air
dingin atau menerima guyuran air dingin, maka penarikan napas kuat menyusul.
Pengendalian secara sadar atas gerakan pernapasan mungkin, tetapi tidak dapat
dijalankan lama. Oleh sebab gerakannya adalah otomatik. Suatu usaha untuk menahan
napas untuk waktu lama akan gagal karena pertambahan karbondioksida yang melebihi
Kecepatan pernapasan pada wanita lebih tinggi daripada pria. Kalau bernapas
secara normal maka ekspirasi akan menyusul inspirasi, dan kemudian ada istirahat
sebentar. Inspirasi-ekspirasi-istirahat. Pada bayi yang sakit urutan ini ada kalanya terbalik
24
Bayi baru lahir 30-40
BAB III
TERHADAP ANAESTHESIA
Respirasi adalah Pertukaran gas antara udara inspirasi dan darah (pengambilan
1. Zat anestetik yang paling sering digunakan yaitu agen inhalasi bergantung
fisiologi paru.
Jenis respirasi :
25
1. Metabolisme aerob → 38 ATP
mengeliminasi CO2. Pertukaran ini terjadi akibat adanya perbedaan tekanan kecil dalam
saluran napas. Saat ventilasi spontan, tekanan ini berubah sesuai dengan tekanan
intratorakal. Dalam keadaan ventilasi mekanik tekanan ini diproduksi oleh tekanan positif
Pergerakan paru bersifat pasif dan tergantung pada impedensi system respirasi,
yang dapat dibagi menjadi resistensi elastik jaringan dan antarmuka gas-cair, dan
hambatan nonelastik terhadap lairan gas. Hal yang pertama menguasai volume paru dan
tekanan dalam kondisi stati (no gas flow). Yang kedua berhubungan dengan hambatan
friksional aliran udara dan deformasi jaringan. Usaha yang diperlukan untuk melampaui
resisrensi elastik disimpasn sebagai energi potensial, tetapi usaha yang dibutuhkan untuk
Menyebabkan hypoventilasi.
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton, Arthur C. dan John E. Hall.1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi
9. Jakarta:EGC
27