Anda di halaman 1dari 5

KONSEP EKO-ARSITEKTUR

PADA DESAIN DRAINASE LINGKUNGAN


STUDI KASUS DI DUSUN NGEBRAK, GENTAN, BAKI, SUKOHARJO

Sri Yuliani1
Hari Yuliarso1

Abstract: The environmental utility consists of drainage, managing garbage,


distribute of water, and several security of the surrounding environment. To plan the
environmental utility such as drainage needs to adjust in the sustainable natural
environment. The drainage can be designed based on a c ncept of Ecological
Architecture through adoption in local environment. In additional, this product design
should be built by common people who live at the place that is called Gotong Royong.
It means the drainage is product of the local people a sting the local physical
environment, so they may maintains it by spirit of need sustainability. The contribution
of this research is a design of the drainage that is suited to sustainable environment
and maintained the spirit of Gotong Royong. The aim is to apply the Ecological
Architecture concept through the environmental-friendly drainage.

Keywords : ecological architecture, drainage, sustainable enviro ment

PENDAHULUAN Perumahan Songgolangit, Griya Yasa, Gentan


Wiyakta, Gentan Raya dan Pondok Permai.
Drainase lingkungan merupakan salah satu
Oleh karena peralihan fungsi yang simultan
sarana utilitas lingkungan yang tidak boleh
ini, mengakibatkan dusun Ngebrak sisi timur
diabaikan. Permasalahan kesehatan lingkungan
sering mengalamai kebanjiran. Hal ini
banyak muncul karena kelalaian atau
disebabkan kemiringan tanah yang lebih
ketidakmampuan masyarakat dalam mengelola
rendah ke arah timur dengan derajat
drainase lingkungan di sekitarnya. Fenomena
kemiringan sekitar 5-10 o, sehingga air dari
yang lebih memprihatinkan lagi adanya sikap
saluran drainase mengalir ke arah timur.
yang kurang bijaksana dalam memaknai fungsi
Semakin parah lagi, dengan adanya sistem
drainase, diantaranya pembuangan sampah di
pembuangan terpusat ke satu saluran dengan
saluran drainase, penutupan saluran dengan
kapasitas tidak memadahi, sehingga apabila
bahan permanen sehingga menyulitkan
hujan turun, saluran drainase tidak mampu
pembersihan salurannya. Fenomena yang
menampung limpahan air dan meluber tumpah
menjadi permasalahan ini lambat laun akan
ke jalan, bahkan sering terjadi banjir, apabila
menimbulkan kerusakan lingkungan karena
hujan turun lebat.
mengakibatkan terjadinya genangan air kotor
yang mengganggu dan menjadi sumber Drainase merupakan bagian dari utilitas
penyakit, bahkan berakibat banjir. lingkungan yang sering tidak pernah
direncanakan secara detail dalam proses
Dusun Ngebrak merupakan salah satu dusun di
pembangunan. Oleh karenanya, tujuan dalam
wilayah administrasi kelurahan Gentan,
penelitian ini adalah mendapatkan desain
kecamatan Baki, kabupaten Sukoharjo dengan
drainase lingkungan yang ramah lingkungan
lokasi sebelah tenggara dari kelurahan Gentan.
dengan konsep Eko-Arsitektur secara detail
Wilayah dusun yang pada mulanya berupa
mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan
persawahan ini lambat laun beralih fungsi
pembangunan drainasenya.
menjadi perumahan. Beberapa perumahan
yang berlokasi di sekitar dusun ini diantaranya

1
Staf pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
GEMA TEKNIK - NOMOR 1/TAHUN X JANUARI 2007

LANDASAN TEORI tersier atau disebut dengan saluran


penampungan).
Suripin, 2004, dalam bukunya Sistem Drainase
Perkotaan yang Berkelanjutan Melalui beberapa konsep dasar tersebut, maka
mengungkapkan bahwa konsep dasar ditarik kesimpulan bahwa dasar pertimbangan
pengembangan drainase berkelanjutan adalah drainase lingkungan dengan Konsep Eko-
meningkatkan daya guna air, meminimalkan Arsitektur mempertimbangkan hal-hal
kerugian, serta memperbaiki dan konservasi diantaranya sebagai berikut: dinding saluran
lingkungan. Pada tahap perencanaan saluran mempunyai pori-pori untuk peresapan air
drainase perlu mempertimbangkan debit tanah,
saluran terencana, jalur saluran, profil
perkerasan dinding berfungsi untuk
memanjang, penampang melintang saluran dan
melindungi tanah agar tidak longsor, dasar
perkuatan dinding saluran. Selain itu dalam
saluran bukan merupakan bahan yang kedap
proses pelaksanaannya mempertimbangkan
air, permukaan terbuka untuk proses
aspek sosial dan ekonomi, dalam hal ini
pengeringan secara alamiah, cekungan saluran
pelibatan warga sebagai pelaku pembangunan
dihindarkan membentuk sudut lancip agar
dan penghematan biaya pembangunan dengan aliran lancar dan
memanfaatkan material lokal.
memungkinkan untuk kontrol kebersihan
Hartono Poerbo, 2005 dalam bukunya Utilitas
setiap harinya.
Bangunan menuliskan bahwa faktor yang
berpengaruh dalam pengelolaan air buangan METODOLOGI
lingkungan diantaranya adalah peran serta
Konsep ini dilakukan dengan metode
masyarakat, kebiasaan hidup dan tingkat pelaksanaan sebagai berikut:
pendidikan masyarakat serta dana yang
tersedia. Dengan kata lain bahwa Pengumpulan data lapangan
pembangunan drainase yang berkelanjutan Mengidentifikasi debit dan volume air kotor
sangat didukung oleh partisipasi masyarakat yang melewati, diperoleh data bahwa debit dan
setempat. volume drainase semakin meningkat dibanding
Halim Hasmar, 2002 mengemukakan bahwa didaerah sebelumnya (dari barat),
drainase yang memperhatikan aspek kesehatan mengidentifikasi distribusi saluran
lingkungan dituntut adanya pengeringan pembuangan, beberapa saluran sekunder yang
terhadap genangan air yang dapat dilakukan ada tidak mampu menampung air
melalui surface drainage dan sub surface pembuangan, sehingga melimpah ke jalan dan
drainage . Drainase seperti direncanakan dapat berakibat banjir serta mengidentifikasi saluran
mengalirkan air sesuai kapasitas aliran supaya yang bermasalah, ada tiga titik penanganan
pengeringan muka tanah dapat dilakukan. solusi terjadinya perbaikan drainase agar
menjadi lancar.
Rustam Hakim dan Hardi Utomo, 2002 dalam
Arsitektur Lansekap, menyatakan bahwa cepat Penentuan saluran yang diprioritaskan
atau lambatnya aliran air diatas tanah untuk diperbaiki
tergantung kemiringan dan daya serap tanah, Pengukuran volume saluran, penentuan
dimana daya serap tergantung pada pori-pori pemisahan untuk memperkecil volume air
tanah. Dengan demikian saluran drainase yang kotor dan penentuan yang perlu perbaikan.
berkelanjutan dipertimbangkan mempunyai
pori-pori yang dapat membantu daya serap ke Perancangan desain drainase yang
tanah. Dalam pembahasan yang sama, juga berkonsep Eko-Arsitektur
dikutip tulisan dari White yang HASIL DAN PEMBAHASAN
merekomendasikan perkerasan dinding saluran
pada tempat pembauangan air utama yang Konsep Eko-Arsitektur secara umum pada
bermanfaat untuk memperlancar aliran air utilitas lingkungan bertujuan untuk
menuju saluran pembuangan akhir (saluran mengadaptasikan desain produk arsitektur
sebagai karya yang mengakomodasi

98
Sri Yuliani dkk., Konsep Eko-Arsitektur Pada Desain Drainase Lingkungan Studi Kasus Di Dusun…

masyarakat dan diseusaikan dengan kondisi Jalur saluran: Belum ada jalur saluran, air akan
lingkungan alam setempat dengan melimpah ke seluruh permukaan pekarangan
mempertimbangkan keberlanjutan sekitar yang kebetulan belum ada hunian.
lingkungannya. Secara holistik, ada
Perkerasan dinding saluran: belum ada sama
kesimbangan antara lingkungan buatan dan
sekali, masih berupa galian tanah.
lingkungan alam semesta.
Partisipasi masyarakat: Karena pekerjaan
Desain tentunya disesuaikan dengan kondisi
lingkungan setempat, desain akan berubah
PEMUK
apabila direalisasikan di lokasi lain, untuk itu
per pertimbangan penentuan lokasi untuk
menempatkan desain yang tepat. Dalam kasus
ini pertimbangan pemilihan lokasi secara
kronologis sebagai berikut: meninjau titik PEMUK
saluran yang menghambar aliran air kotor, IMAN
meninjau kondisi jalur saluran, dan kondisi
perkerasan dinding dan penutup saluran,
diperoleh tiga alternatif lokasi, yaitu:

PEMU
PEMUK

PEMU
ALT 01 Gambar 2 . Pemilihan lokasi alternatif I.
PE
terfokus pada pekarangan satu warga yang
PEMU
belum menghuni di lingkungan tersebut,
M sehingga partisipasi warga lain kurang.
PE PE
Analisis alternatif III
ALT
02 ALT
03

Gambar 1. Alternatif pemilihan lokasi


Dalam penyaringan lokasi yang akan dipilih
memperhatikan aspek: jalur saluran,
perkerasan yang ada dan partisipasi RENC
masyarakat. 02

Analisis dari alternatif I


Jalur saluran: Saluran melewati beberapa
pekarangan warga yang sudah dibangun
permanen. Ada kesulitan dalam pelaksanaan.
Perkerasan dinding saluran: Karena jalur Gambar 3. Pemilihan lokasi alternatif II.
melewati pekarangan, ada perkerasan Jalur saluran: Merupakan saluran utama yang
permanen dengan volume saluran yang menjadi pembuangan air kotor dari masyarakat
mengecil. sekitar saluran.
Partisipasi masyarakat: pelibatan warga kurang Perkerasan dinding: Belum ada perkerasan
karena pekerjaan berada pada pekarangan dinding, hanya galian tanah yang volumenya
individu warga. lebih besar dibanding saluran dari alternatif I
Analisis alternatif II dan alternatif II.

99
GEMA TEKNIK - NOMOR 1/TAHUN X JANUARI 2007

Partisipasi masyarakat: Membantu penduduk utama dalam kegiatan perbaikan drainase


sekitar saluran, apabila air melimpah melebihi lingkungan di Dusun Ngebrak, dengan
kapasitas saluran, akan terjadi banjir yang mendesainnya berdasarkan konsep Eko-
menggenangi jalan dan beberapa rumah Arsitektur. Konsep ini sarat dengan aspek
penduduk. Sehingga masyarakat banyak teknis yang ramah lingkungan, dimana
drainase yang dibuat mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut: menggunakan pori-pori
agar memberikan peresapan air ke dalam
tanah, menjaga tekstur tanah dengan
menggunakan pondasi yang kuat menahan
tanah agar tanah tidak longsor, desain terbuka
agar air dapat mengering secara alami dan
kebersihan terkontrol setiap saat, dinding
dibuat miring ke bawah, dengan pertimbangan
PE memudahkan dalam kontrol aliran air kotor
dan kapasitas yang ditampung lebih besar dan
pengerjaan dilakukan secara gotong-royong
M untuk membina kerukunan antar masyarakat
dalam memelihara lingkungan secara bersama-
PE PE sama.
Sasaran yang dituju dalam penerapan konsep
RENC Eko-Arsitektur pada desain drainase ini adalah
03 perancangan desain drainase yang
berkesinambungan dan pemanfaatan drainase
dapat dirasakan oleh masyarakatnya, sebagai
solusi permasalahan yang awalnya sering
Gambar 4 . Pemilihan lokasi alternatif III
dirasakan yaitu banjir. Karena daerah ini
mendukung dan terlibat pembangunan untuk merupakan daerah paling rendah, yang
dapat dicegah. mendapat limpahan pembuangan air cukup
banyak dari daerah sebelah baratnya, apalagi
dengan semakin banyaknya pembangunan
Alternatif III merupakan alternatif yang paling perumahan di sekitarnya yang mengabaikan
menguntungkan, sehingga terpilih untuk lokasi
pembangunan drainase dengan konsep Eko-
Arsitektur dengan desain yang sudah JEMBATAN
disesuaikan dengan lokasinya.
Pada saat pemilihan lokasi sudah ditentukan,
maka langkah selanjutnya adalah penentuan PASA NGAN
desain drainase yang sesuai. Dasar BA TA MERAH
pertimbangan dari usaha pelestarian
TINGG I
lingkungan membawa desain drainase PA SANG P ASANG AN
AN B ATU KALI
menghasilkan konsep yang ramah lingkungan 2 ME TE R PO RI2
dengan detail gambar desain seperti berikut BA MBU
ini.
KESIMPULAN DA SAR SA LURAN

Kegiatan yang menyentuh ranah Lingkungan


memang sangat banyak dilakukan pada kurun
waktu terakhir, karena perlunya menggugah Gambar 5. Desain aplikatif di lapangan
kesadaran masyarakat untuk memperhatikan mengakomodasi desain Eko-Arsitektur
lingkungan. Pertimbangan ini menjadi target

100
Sri Yuliani dkk., Konsep Eko-Arsitektur Pada Desain Drainase Lingkungan Studi Kasus Di Dusun…

faktor utilitas lingkungannya.


DAFTAR PUSTAKA
Halim Hasmar, 2002, Drainase Perkotaan, UII
Press, Yogyakarta.
Hartono Poerbo, 2005, Utilitas Bangunan,
Penerbit Djambatan.
Heinz Frick dan Bambang Suskiyatno, 1998,
Dasar -dasar Eko Arsitektur , Penerbit
Kanisius, Yogyakarta.
Rustam Hakim dan Hardi Utomo, 2003,
Komponen Perancangan Arsitektur
Lansekap: Prinsip – Unsur dan Aplikasi
Desain, Penerbit PT . Bumi Aksara,
Jakarta.
Suripin, 2004, Sistem Drainase Perkotaan
yang Berkelanjutan , Penerbit Andi,
Yogyakarta.

101

Anda mungkin juga menyukai