Anda di halaman 1dari 8

BAB 8

KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis kondisi eksisting dan pembahasan terhadap
kondisi pelayanan air minum oleh PDAM Kecamatan Kota Sumenep, maka
kesimpulan yang diambil yaitu :
1. Rendahnya cakupan pelayanan PDAM Kecamatan Kota Sumenep dikarenakan
:
a. Banyak masyarakat di Kecamtan Kota Sumenep yang memanfaatkan
sumur, hal ini dikarenakan kualitas hidrogeologi Kecamatan Kota
Sumenep cukup baik untuk dimanfaatkan sebagai air bersih.
b. Pelayanan PDAM Kabupaten Sumenep terkait kontinuitas yang kurang 24
jam/hari menyebabkan masyarakat enggan untuk menjadi pelanggan.
c. Kondisi keuangan PDAM yang masih merugi menyebabkan PDAM
Kecamatan Kota Sumenep sulit untuk melakukan investasi dalam rangka
peningkatan cakupan pelayanan pada daerah yang belum terjangkau
jaringan perpipaan PDAM.
d. Jam operasi rata-rata di PDAM Sumenep belum maksimal, yaitu 15,72 jam
per hari sehingga dari segi kontinuitas kurang memadai.
2. Tingginya kehilangan air PDAM Kecamatan Kota Sumenep dikarenakan :
a. Deteksi kebocoran secara aktif tidak pernah dilakukan, sehingga tingkat
kebocoran yang terjadi masih cukup tinggi yaitu untuk tahun 2008 tingkat
kehilangan air yang terjadi sebesar 49,16 %, sedangkan di tahun 2007
kehilangan air yang terjadi adalah 48,26% dari kapasitas produksi terhadap
air terjual. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa kebocoran dari
tahun 2007 hingga tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 0,9 %. Untuk
itu penanganan masalah kebocoran di PDAM Kabupaten Sumenep perlu
ditangani lebih mendalam.

221
3. Penilaian kinerja PDAM Kabupaten Sumenep Berdasarkan :
a. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang
Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum menunjukkan
tingkat keberhasilan kinerja yang dicapai oleh PDAM berada pada
kelompok kinerja kategori “cukup” dengan total penilaian kinerja adalah
48,59 (berada pada range nilai >45-60). Tujuan dari penilaian kinerja ini
adalah untuk menilai tingkat keberhasilan dalam mengelola perusahaan.
b. Penilaian kinerja berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
294/PRT/M/2005 tentang BPP SPAM menunjukkan tingkat keberhasilan
kinerja yang dicapai PDAM berada pada kategori ”1,71 / Sakit” dengan
total penilaian kinerja adalah 1,980 (berada pada range nilai 1,7-2,0).
Tujuan penilaian kinerja ini dalam rangka penyehatan PDAM.
Tujuan dari 2 (dua) indikator penilaian kinerja diatas pada dasarnya sama
yaitu dalam rangka meningkatkan kinerja ataupun menyehatkan
pengelolaan perusahaan sehingga untuk meningkatkan pengelolaan
perusahaan dan memiliki tingkat keberhasilan yang lebih baik maka
kekurangan-kerurangan dalam pengelolaan perusahaan yang ditunjukan
dari setiap indikator penilaian harus segera diatasi dan diperbaiki. Kondisi
internal dan eksternal perusahaan baik itu kelebihan maupun kekurangan
yang ditunjukkan oleh setiap indikator penilaian yang ada kemudian
dianalisis dengan menggunakan analisa SWOT untuk menghasilkan
strategi yang tepat dalam rangka penyelesaian permasalahan yang ada.
Hasil analisa SWOT menunjukkan perusahaan berada pada posisi
stabilisasi (kudran III) dengan kondisi internal menunjukkan nilai indikator
kelemahan sebesar -5,000 ke arah kelemahan. Sedangkan kondisi external
menunjukkan nilai indikator +0,800 dan ke arah peluang. Hal ini menunjukkan
perusahaan akan mendapatkan cukup peluang, tetapi di lain pihak menghadapi
beberapa kelemahan-kelemahan. Sehingga strategi yang harus diterapkan adalah
meminimalkan kelemahan, sehingga dapat merebut peluang yang lebih baik
dengan melakukan stabilisasi. Untuk itu telah dihasilkan beberapa strategi dalam
rangka penyelesaian masalah untuk meningkatkan pengelolaan perusahaan dan
menyehatkan PDAM.

222
4. Strategi yang diperlukan oleh PDAM Kecamatan Kota Sumenep untuk
meningkatkan pelayanan air minum kepada masyarakat antara lain :
a. Strategi jangka pendek :
1. Peningkatkan efisiensi perusahaan di segala bidang yaitu :
a. Bidang Teknis
- Pengoptimalan biaya operasional dan peningkatan pemanfaatan
sumber air baku yang sistem pengalirannya secara gravitasi.
- Peningkatkan pendapatan usaha melalui optimalisasi dan
peningkatan instalasi eksisting, jaringan distribusi dan
transmisi untuk meningkatkan produksi dan penjualan air
kemasyarakat.
- Penurunkan tingkat kehilangan air yang terjadi dengan
membentuk tim teknis penanggulangan kehilangan air.
- Pembuatan Master Plan sebagai acuan pelaksanaan
peningkatan dan pengembangan pelayanan.
b. Bidang Kelembagaan
- Peningkatkan kinerja dan kapasitas sumber daya manusia atau
kemampuan karyawan PDAM, serta mengurangi tingkat
penerimaan pegawai baru yang berdampak pada meningkatnya
biaya usaha PDAM
c. Bidang Keuangan
- Pelaksanakan investasi secara bertahap karena keterbatasan
keuangan yang dimiliki.
- Penyesuaian tarif jasa layanan PDAM serta pemberlakuan tarif
progresif. Tujuannya adalah sebagai pengendalian konsumsi,
konservasi sumber air dan sebagai subsidi silang.
Dengan efisiensi yang dilakukan ini diharapkan dapat menekan biaya
usaha sehingga dapat memperoleh keuntungan usaha.
b. Strategi jangka menengah :
1. Peningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan.
Merupakan upaya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan untuk
menarik minat masyarakat menjadi pelanggan PDAM melalui :

223
- Mempertahankan serta meningkatkan kualitas, kuantitas dan
kontinuitas pelayanan air bersih kepada masyarakat.
- Memberikan kemudahan pelayanan dan pemberlakuan tarif yang
terjangkau pada waktu pemasangan sambungan baru.
- Meningkatkan kapasitas SDM dalam mengelola perusahaan di
segala bidang melalui pendidikan dan pelatihan.
2. Pencarian sumber pendanaan untuk mendukung investasi yang akan
dilakukan.
c. Strategi jangka panjang :
1. Meningkatkan Cakupan Pelayanan Air Minum sebagai berikut :
- Tahap I (2009-2011), penambahan jumlah pelanggan sebanyak
1.689 unit dari eksisting tahun 2008 sebanyak 6425 pelanggan.
- Tahap II (2012-2016), penambahan jumlah pelanggan sebanyak
1.685 unit.
- Tahap III (2017-2021), penambahan jumlah pelanggan sebanyak
1.685 unit.
2. Menurunkan Tingkat Kehilangan Air.
- Melaksanakan program penurunan tingkat kehilangan air dengan
target :
i. Akhir Tahap I (2011) ditargetkan penurunan tingkat kehilangan
air menjadi 45,12%.
ii. Akhir Tahap II (2016) ditargetkan penurunan tingkat
kehilangan air menjadi 34,37%.
iii. Akhir Tahap III (2021) ditargetkan penurunan tingkat
kehilangan air menjadi 25%.
- Membuat sistem pelayanan distribusi dengan sistem zona dan
pemasangan meter zona untuk memudahkan dalam melakukan
pengotrolan dan pengendalian kehilangan air.
- Memasang meter induk pada jaringan pipa transmisi maupun
distribusi untuk dapat mengukur produksi air secara pasti.

224
- Melakukan peneraan/kalibrasi meter air pelanggan sebanyak 1188
unit dan penggantian meter air pelanggan apabila terjadi kerusakan
untuk memperoleh ketelitian dalam mengukur pemakaian air.
- Melakukan pemeliharaan rutin dan berkala terhadap jaringan pipa
yang ada melalui pencucian pipa, penggantian pipa yang sudah tua
dan habis umur ekonomisnya, penggantian pipa yang sering bocor
serta memperbaiki setiap sumber kebocoran yang terdeteksi dengan
cepat dan dalam waktu yang singkat.
3. Menjamin ketersediaan sumber air baku yang berkualitas melalui :
- Konservasi hutan dan perlindungan suber air baku.
Air baku merupakan faktor utama yang harus diperhatikan
sehingga melalui konservasi hutan merupakan upaya untuk
menambah daerah resapan dan tangkapan air sekaligus
memanfaatkan hutan sebagai upaya perlindungan terhadap kualitas
dan kuantitas air. Keterpaduan dengan sarana dan prasarana
sanitasi merupakan upaya untuk perlindungan kualitas air baku di
Kecamatan Kota Sumenep.
- Monitoring kualitas air baku secara rutin dan berkala.
Kualitas air baku saat ini telah memenuhi syarat kesehatan untuk
kategori air bersih yang ditetapkan berdasarkan PERMENKES RI
No. 907/MENKES.SK/VII/2002. Kualitas air baku ini perlu dijaga,
dipertahankan dan ditingkatkan melalui pengawasan/monitoring
secara rutin maupun berkala sehingga dapat meningkatkan kualitas
pelayanan kepada masyarakat.
Kebutuhan biaya investasi untuk meningkatkan pelayanan air minum
adalah sebesar Rp. 10.037.256.479,00 (Sepuluh Milyard Tiga Puluh Tujuh Juta
Dua Ratus Lima Puluh Enam Ribu Empat Ratus Tujuh Puluh Sembilan ).
Pentahapan besaran investasi adalah sebagai berikut :
- Pada Tahap I diperlukan biaya investasi sebesar Rp.
2.745.698.707,00 (Dua Milyard Tujuh Ratus Empat Puluh Juta
Enam Ratus Sembilan Puluh Delapan Ribu Tujuh Ratus Tujuh
Rupiah).

225
- Pada Tahap II diperlukan biaya investasi sebesar Rp.
4.192.906.683,00 (Empat Milyard Seratus Sembilan Puluh Dua Juta
Sembilan Ratus Enam Ribu Enam Ratus Delapan Puluh Tiga
Rupiah).
- Pada Tahap III diperlukan biaya investasi sebesar Rp.
3.098.651.000,00 (Tiga Milyard Sembilan Puluh Delapan Juta Enam
Ratus Lima Puluh Satu Ribu Rupiah).
5. Dengan tahapan investasi seperti tersebut di atas maka hasil penilaian
kelayakan terhadap investasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
- Nilai Internal Rate of Return (IRR) adalah sebesar 29,20% (>16%).
- Nilai Net Present Value (NPV) adalah sebesar Rp. Rp.
3.789.641.536,00 (+).
- Nilai Profitability Index (PI) sebesar 1,64.
- Nilai Payback Period Discounted Factor (PPDF) menunjukkan
bahwa dana yang dinvestasikan akan kembali atau Break Event
Point (BEP) pada tahun ke-12 (11 Tahun 8 Bulan) / kurang dari
masa investasi.
Dari hasil penilaian kelayakan invesatasi di atas, maka investasi ini layak
untuk dilaksanakan dan akan memperoleh keuntungan.

226
8.2 Saran
Saran untuk perbaikan dan peningkatan pelayanan air minum Kecamatan
Kota Sumenep adalah sebagai berikut :
1. Untuk perencanaan ke depan perlu dipikirkan untuk mengantisipasi
peningkatan kebutuhan air minum di masa yang akan datang melalui
peningkatan kapasitas produksi dengan mencari alternatif sumber air baku lain
selain sumber air baku yang dimanfaatkan saat ini.
2. Perlu diadakannya penelitian lebih lanjut guna kesempurnaan dalam
penelitian ini.

227
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

228

Anda mungkin juga menyukai