Judul :
Aulia... 14004100700...
Tammy M. 1400410083
Latarbelakang
Deforestasi adalah penghapusan hutan dan hutan wilayah pada skala besar dan
muncul sebagai masalah besar karena kerugian skala besar terlihat terutama di
kemampuan untuk bertindak sebagai air alami dan filter udara dan dengan
lanjutan
ekologis.
resiko tertinggi. Negara maju. Pengaruh deforestasi ialah termasuk dalam hilang
Hutan Tropis Tanah lapisan atas perlahan terakumulasi Erosi Tanah tidak dapat
Evolusi deforestasi
Model kasus dihasilkan dari analisis pola evolusi deforestasi di Agraria Proyek
1982, dengan ukuran banyak sekitar 50 ha. Proses utama yang ditangkap
pemancaran emisi co2 dari manusia dan ancaman terhadap perubahan pola
curah hujan.
sistem politik dan ekonomi yang korup, yang menganggap sumber daya alam,
mitra potensialnya. Selama lebih dari 30 tahun terakhir, negara ini secara
dramatis meningkatkan produksi hasil hutan dan hasil perkebunan yang ditanam
di lahan yang sebelumnya berupa hutan. Dewasa ini Indonesia adalah produsen
utama kayu bulat, kayu gergajian, kayu lapis, pulp dan kertas, disamping
Pembahasan
tebu, kopi, nila dan karet. (Disarikan dari tulisan Peneliti Center for International
Forestry Research (CIFOR), Ani Adiwinata dan Staf Pusat Penelitian Sosial-
hutan, 2) korupsi yang merajalela, dan 3) besarnya gap antara supply dan
demand. Pada tahun 2006, kebutuhan industri terhadap kayu mencapai 96,19
juta meter kubik pertahun. Sementara kemampuan hutan alam dan HTI dalam
mensuplly kayu hanya mencapai 46,77 juta meter kubik/tahun. Lebih dari 30 juta
meter kubik kayu ditebang secara illegal di Indonesia pada tahun 2006, belum
dalam 7 tahun terakhir hanya mampu menyentuh rata-rata 8,7 persen dari total
tebangan illegal yang mencapai rata-rata 24 juta meter kubik pertahun. Angka
ini hanya didasarkan pada kayu tebangan yang berhasil diketahui. Seperti
fenomena gunung es, angka ini jauh lebih besar dari angka sebenarnya.
Ada 2 kemungkinan penyebab yang terjadi yaiutu penyebab tidak langsung dan
Akuntabilitas legal dan politis yang sangat lemah dari para elite politik, militer
dan ekonomi, intensif dan kebijakan yang merugikan dalam penetapan harga
kayu, tidak adanya pengakuan lahan atas hutan dan sumber daya, dan
kekurangan tentang data akurat kondisi, tipe hutan dan lokasi. Sedangkan
ialah tata guna lahan hutan dan keputusan alokasi yang tidak tepat, status resmi
yang tidak jelas, penegakan undang-undang kehutanan yang lemah dan tidak
konsisten, kapasitas pengelolaan kayu yang terlalu tinggi, konflik atas hutan dan
sumber daya, kemiskinan dan kondisi petani tanpa lahan pendesaan. Produksi
kayu yang berasal dari konsesi HPH (Hak Pengusahaan Hutan), hutan tanaman
setengah bahan baku kayu yang diperlukan oleh industri pengolahan kayu di
hutan.
saluran air hutan menjadi tersumbat. Kemudian air meresap ke sekeliling area,
setinggi dada); kayu-kayu tersebut dipindahkan dari sungai dan tepian sungai
kecil, atau dijatuhkan melalui lereng yang curam. Pepohonan yang dilindungi
(yang ditetapkan secara khusus setiap tahun dalam suatu Rencana Karya
Tahunan) dan bahkan di luar batas HPH. Potongan kayu sering tidak
HPH, tidak sulit menemukan banyak tempat yang pernah menjadi tempat
penyimpanan kayu "tidak resmi" dimana hutan telah ditebangi dan lahan ini
mengalami degradasi sampai pada titik dimana tumbuhan yang dapat tumbuh
kembali hanyalah semak. Para pemegang HPH diminta untuk menanami kembali
lahan dua tahun setelah mereka membalak suatu kawasan, tetapi beberapa
Kesimpulan
Daftar pustaka
2011.
2011.http:/Wikipedia.com/deforestation_journal.
Chris Maser and James R. Sedell.1994.From The Forest To The Sea.St. Lucie
Press.
http:/Wikipedia.com/journal.
http:/Wikipedia.com/deforestasi.
Anonym.2008.http://www.nationalgeographic.com/eye/deforestation/deforestatio