Kode : 1.A4.14
Tujuan Instruksional :
Setelah mendapatkan materi ini, peserta diharapkan mampu :
1. Mengetahui fadhilah do’a
2. Mengetahui waktu-waktu utama untuk berdo’a
3. Berdo’a pada waktu-waktu utama
4. Mengetahui do’a-do’a istijabah (tempat, kondisi, dll)
Pokok-Pokok Materi :
1. Dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadits tentang kedudukan do’a.
2. Sikap-sikap positif yang tumbuh dari do’a
3. Macam-macam do’a
4. Do’a yang istijabah
5. Hadits tentang waktu-waktu utama dalam berdo’a
6. Membaca risalah Al-Ma’tsurat bab Fadlud-du’a
Strategi Pembelajaran
− Jumlah Pertemuan : 1x
− Metode :
− Sarana :
− Pre test dan penjajakan :
Teknik Pembelajaran
Berikan pendahuluan tentang kedudukan do’a yang menjadi inti ibadah; hubungan
seorang hamba dengan Allah SWT, dan segala hal yang melalui do’a akan
menumbuhkan rasa tawakkal; dan untuk itu Rasulullah saw. telah meninggalkan
banyak petunjuk tentang waktu-waktu utama untuk berdo’a.
Uraikan, bahwa dengan memperhatikan waktu-waktu utama untuk berdo’a akan
memberi banyak faidah dalam membangun kepribadian yang selalu memperhatikan
waktu. Setelah itu cobalah beri tugas, selama stu bulan, yang dievaluasi setiap pekan,
agar peserta didik melakukan do’a di waktu-waktu utama.
Penugasan : Membaca kitab Riyadlus Shalihin bab Fadlud Du’a.
“Berdo’alah pada Tuhanmu dengan berendah diri dan dengan (suara) lembut.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampau batas dan
berdo’alah pada-Nya dengan rasa takut (tidak diterima) dan harapan (untuk
dikabulkan)” (QS Al-A’raf/7:55-56).
Bersabda Rasulullah saw., “Do’a adalah ibadah” (HR
Bersabda Rasulullah saw., “Do’a adalah otak (sumsum) ibadah” (HR At-Tirmidzi).
“Do’a adalah senjata seorang mu’min dan tiang (pilar) agama serta cahaya langit
dan bumi” (HR Ahmad dan Abu Dawud).
“Barang siapa tidak (pernah) berdo’a kepada Allah, maka Allah murka
kepadanya” (HR Ahmad).
Catatan Kesimpulan :
Dari ayat-ayat dan hadits-hadits di atas, dapatlah kita fahami bahwa :
1. Do’a merupakan ibadah, bahkan sebagai intinya, karena diperintahkan dan
dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
2. Berdo’a merupakan senjata bagi seorang mu’min sekaligus sebagai tiang
agama pada dirinya.
3. Do’a akan dapat menjadikan hati dan pikiran jernih dan terang, karena do’a
merupakan cahaya.
4. Do’a akan dapat mempengaruhi kejiwaan dan kepribadian seseorang.
“Satu shalat di masjidku ini lebih baik 1000 kali daripada shalat di tempat lain,
kecuali Masjidil Haram (HR Bukhari dan Muslim).
“Carilah (tempat dan waktu) mustajab do’a, yaitu di medan perang, ketika iqomah
shalat, dan ketika turun hujan” (HR Syafi’i)
b. Kondisi/keadaan yang mustajab untuk berdo’a antara lain: orang yang selalu
shalat wajib berjama’ah, orang yang berpuasa, orang yang sedang umrah dan haji,
orangtua bagi anak, anak yang berbakti pada ibu kandung, mengasuh anak yatim,
kebaikan yang tidak dapat dibalas dengan harta, teraniaya, anak yatim yang
terlantar, berperang di jalan Allah, dan imam yang adil.
“Tidak tertolak do’a antara adzan dan iqomah” (HR Abu Dawud, At-
Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ibnu Sunni).
Ketika sujud
Pada saat bersujud, sesungguhnya seseorang sedang dalam keadaan paling dekat
dengan Khaliqnya, Allah SWT. Karena itu kesempatan ini sangat baik untuk berdo’a.
“Saat paling dekat seorang hamba dengan Tuhannya yaitu ketika dia sujud. Karena
itu perbanyaklah do’a (saat itu)” (HR Muslim).
“Adapun tentang ruku’, maka agungkanlah Tuhanmu saat itu; sedang tentang sujud,
bersungguh-sungguhlah berdo’a saat itu, karena sangat patut dikabulkan untuk kamu
sekalian” (HR Muslim).
“Dari Abu Umamah, ujarnya, ‘Rasulullah ditanya orang, ‘Kapankah do’a paling
didengar (oleh Allah)? ‘Sabdanya, ‘Pada pertengahan akhir malam dan setelah
selesai shalat-shalat wajib” (HR At-Tirmidzi).
“Setiap malam Tuhan turun ke langit terdekat ketika sepertiga alam terakhir. Lalu
firman-Nya, ‘Barang siapa memohon kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan untuknya;
dan barang siapa meminta kepada-Ku niscaya Aku beri dia; dan barang siapa
memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku ampuni dia’ “ (HR Bukhari dan Muslim).
Pada hari Jum’at, sebelum Shubuh, di antara dua khotbah Jum’at, dan menjelang
maghrib. Ini sesuai hadits-hadits berikut :
“Barang siapa pada hari Jum’at sebelum shalat Shubuh mengucapkan, ‘Aku
memohon ampun kepada Allah, tiada Tuhan kecuali Dia, Yang Maha Hidup, Maha
Berdiri Sendiri, dan aku bertobat kepada-Nya (3x), niscaya Allah ta’ala akan
mengampuni dosa-dosanya, sekalipun sebanyak buih di laut” (HR Ibnu Sunni).
“Dan dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah bersabda, ‘Pada hari Jum’at ada
suatu saat yang bila seorang muslim hadir dalam shalat seraya minta sesuatu kepada
Allah ‘aza wa jalla bertepatan dengan saat itu, pasti ia akan diberi’ dan Rasulullah
memberi isyarat dengan tangannya yang menyatakan bahwa waktu tersebut sangat
singkat “ (HR Bukhari dan Muslim).
“Saya mendengar Rasulullah bersabda, ‘Waktu yang dimaksud yaitu ketika khatib
duduk antara dua khutbah sampai selesai shalat Jum’at” (HR Muslim).
Ketika wukuf di Arafah (Hari ke-9 bulan Dzulhijjah). Sesuai dengan hadits di bawah
ini, Rasulullah saw. memperbanyak do’a. Ini artinya hari tersebut mempunyai
kelebihan daripada hari-hari lain pada musim haji.
“Kebanyakan do’a Nabi saw. pada hari”Arafah ialah ketika wukuf” (HR At-
Tirmidzi).
Ketika dalam perjalanan dan didhalimi
“Tiga macam do’a tidak diragukan lagi pasti dikabulkan, yaitu do’a orang yang
teraniaya, do’a musyafir, dan do’aorang tua atas bagi anaknya” (HR Tirmidzi, Abu
Dawud, Ibnu Majah).
“Do’a waktu yang tidak ditolak (do’a) atau jarang sekali ditolak, yaitu ketika adzan
dan ketika perang antara satu dengan lainnya” (HR Abu Dawud).
Kesimpulan :
Dari uraian di atas jelas bahwa :
Do’a dalam ajaran Islam mempunyai kedudukan yang sangat tinggi karena
merupakan sumsumnya ibadah.
Do’a mempunyai dampak positif bagi pembentukan kepribadian Islami seseorang.
Adanya tempat, waktu, dan kondisi tertentu yang mustajabah untuk berdo’a.
Evaluasi
Mengapa manusia harus berdo’a?
Terangkan kedudukan do’a dalam ajaran Islam!
Sebutkan pengaruh do’a bagi seorang muslim!
Mengapa orang yang tidak mau berdo’a dapat dikatakan sebagai sombong?
Sebutkan waktu-waktu yang mustajabah untuk berdo’a.
Apa yang akan Anda lakukan setelah mendapatkan materi di atas?
Maraji
An-Nawawy, Riyadlsh-Shalihin.
Al-Math, 1100 Hadits Pilihan
Sayid Sabiq, Fiqh Sunnah.