Anda di halaman 1dari 4

Jantung dan Fungsinya

Jantung adalah salah satu organ tubuh yang vital. Jantung kiri berfungsi memompa darah bersih
(kaya oksigen/zat asam) ke seluruh tubuh, sedangkan jantung kanan menampung darah kotor
(rendah oksigen, kaya kargon dioksida/zat asam arang), yang kemudian dialirkan ke paru-paru
untuk dibersihkan. Jantung normal besarnya segenggam tangan kiri pemiliknya. Jantung
berdenyut 60-80 kali per menit, denyutan bertambah cepat pada saat aktifitas atau emosi, agar
kebutuhan tubuh akan energi dapat terpenuhi. Andaikan denyutan jantung 70 kali per menit,
maka dalam 1 jam jantung berdenyut 4200 kali atau 100.800 kali sehari semalam. Tiap kali
berdenyut dipompakan darah sekitar 70 cc, jadi dalam 24 jam jantung memompakan darah
sebanyak kira-kira 7000 liter.

Gambar 1. Jantung dengan arteri koroner kanan (RCA) dan kiri (LCA)

Untuk memenuhi kebutuhan energi otot jantung, tersedia pembuluh darah/arteri koroner yang
mengalirkan darah sarat nutrisi. pembuluh ini keluar dari pangkal pembuluh darah utama/aorta,
ada dua yakni arteri koroner kiri (LCA) dan arteri koroner kanan (RCA) (gambar 1). Masing-
masing arteri koroner ini bercabang-cabang halus ke seluruh otot jantung, untuk mensuplai energi
kimiawi.

Penyakit Jantung Koroner dan Manifestasinya

Penyakit Jantung Koroner adalah terjadinya penyumbatan sebagian atau total dari satu atau lebih
pembuluh darah koroner. Akibat adanya penyumbatan ini, maka dengan sendirinya suplai energi
kimiawi ke otot jantung (miokard) berkurang, sehingga terjadilah gangguan keseimbangan antara
suplai dan kebutuhan. Kondisi dimana otot jantung mengalami kekurangan energi kimiawi disebut
iskemia miokard. Bila iskemia berlangsung terus maka terjadilah kerusakan sel otot jantung,
kondisi ini disebut infark miokard.

Mungkin saja di saat istirahat suplai energi kimiawi masih dapat memenuhi kebutuhan sehingga
tak ada keluhan. Ketika dilakukan pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) saat istirahat kelihatan
normal. Akan tetapi pada saat melakukan aktifitas fisik atau emosi ketidak seimbangan mulai
terjadi, dan timbullah keluhan-keluhan akibat otot jantung kekurangan oksigen. Itulah sebabnya,
kemudian dikembangkan pemeriksaan elektrokardiografi yang dilakukan pada saat melakukan
aktifitas fisik, pemeriksaan ini disebut uji latih jantung (test treadmill).

Penyumbatan pembuluh darah koroner terjadi akibat adanya proses ateroklerosis (perkapuran),
yang diawali dengan penimbunan lemak pada lapisan-lapisan pembuluh darah tersebut (gambar
2). Proses ateroklerosis sebenarnya sudah dimulai sejak masa kanak-kanan, akan tetapi baru
manifes pada usia dewasa, pertengahan atau lanjut. Selain proses ateroklerosis, ada juga proses
lain, yakni spasme (penyempitan) pembuluh darah koroner tanpa adanya kelainan anatomis, yang
secara tersendiri atau bersama-sama memberikan gejala iskemia. Pemeriksaan yang paling
terpercaya untuk mengetahui penyumbatan arteri koroner adalah angiografi Koroner, juga disebut
kateterisasi jantung (cath). Pada pemeriksaan ini sebuah selang kecil berdiameter sekitar 2 mm
dimasukkan lewat pembuluh darah di lipatan paha, selanjutnya mencapai pangkal pembuluh
darah aorta tempat muara arteri koroner berada. Kemudian pada muara arteri koroner
disemprotkan cairan kontras, perjalanan kontras diabadikan dalam film atau video (gambar 3).
Bila ditemukan penyempitan, maka ada beberapa pilihan penyelesaian, yakni melebarkannya
dengan balon atau bedah pintas Koroner.

Bila penyumbatan itu terjadi pada salah satu pembuluh darah yang mensuplai otak, maka disaat
penyumbatan total terjadi, otak tak mendapat cukup nutrisi dan terjadilah kerusakan sebagian
otak (stroke).

Angka Kesakitan dan Angka Kematian


Angka kejadian PJPD di Indonesia belum diteliti dengan akurat. Di Amerika Serikat pada tahun
1996 dilaporkan hampir mencapai 60 juta penderita, ternyata dari 5 orang Amerika 1 diantaranya
menderita PJPD. Macam-macam PJPD di negeri itu dapat dilihat pada tabel 1. Tekanan darah
tinggi paling sering dijumpai, disusul dengan Penyakit Jantung Koroner dan Stroke. Gagal Jantung
Kongestif merupakan penyulit/komplikasi Tekanan Darah Tinggi yang tak terkontrol dengan baik,
atau PJK yang luas, cukup sering ditemukan.

JENIS PENYAKIT JUMLAH PENDERITA


Tekanan Darah Tinggi 50.000.000
Penyakit Jantung Koroner 12.000.000
Iskemia Miokard 6.200.000
Infark Miokard 7.000.000
Stroke 4.400.000
Penyakit Jantung Reumatik 1.800.000
Penyakit Jantung Bawaan 1.000.000
Gagal Jantung Kongestif 4.000.000

Tabel 1. Jenis Penyakit Jantung dan pembuluh Darah serta angka kejadiannya di USA

Kematian akibat PJPD di seluruh Amerika Serikat pada tahun 1996 mencapai 959.227 penderita,
yakni 41,4% dari seluruh kematian. Setiap hari 2600 penduduk meninggal akibat penyakit ini.
Meskipun berbagai pertolongan mutakhir telah diupayakan, namun setiap 33 detik tetap saja
seorang warga Amerika meninggal akibat penyakit ini. Dari jumlah tersebut, 476.124 kematian
disebabkan oleh Penyakit Jantung Koroner, yang menjadi penyebab kematian nomor satu.
Penyebab utama kematian di USA pada tahun 1996 dapat dilihat pada tabel 2.

JENIS PENYAKIT/KEJADIAN JUMLAH KEMATIAN

Penyakit Jantung & Pembuluh Darah 959.227

Kanker 539.533

Kecelakaan 94.948

AIDS 31.130

Tabel 2. Penyebab Utama Kematian di Amerika Serikat pada tahun 1996

Pada tahun 1999 diperkirakan 1.100.000 warga Amerika mengalami serangan jantung, 650.000
serangan pertama kali dan 450.000 serangan ulangan. Penduduk dengan pendidikan rendah
ternyata lebih besar angka kejadiannya dibanding yang berpendidikan tinggi.

Sekitar 250.000 penderita meninggal dalam waktu 1 jam setelah timbul serangan, meski
pelayanan kesehatan sudah sedemikian majunya. Kematian mendadak ini biasanya terjadi akibat
gangguan irama jantung yang berbahaya, lazim disebut Fibrilasi Ventrikel.

Pada tahun 1999, biaya yang dikeluarkan untuk penderita penyakit jantung dan pembuluh darah
serta stroke di Amerika Serikat mencapai US$ 286.5 miliar. Jumlah ini meliputi biaya pengobatan,
perawatan di rumah sakit dan di rumah, serta hilangnya produktivitas akibat sakit atau kematian.
Kalau dihitung biaya perawatan/pengobatan saja, besarnya US$ 178.2 miliar.

Faktor-Faktor sebagai Resiko penyakit Jantung Koroner dan Penyakit Pembuluh Darah Lainnya

Sebelum tahun 1933, diduga PJK merupakan proses aterosklerosis akibat proses ketuaan saja.
Tetapi belakangan diketahui ada beberapa faktor resiko yang memungkinkan seseorang menderita
PJK lebih dini. Faktor resiko ini terbagi menjadi 2 bagian, yakni:

Faktor risiko yang tak dapat dimodifikasi, misalnya umur, jenis kelamin, dan riwayat keluarga
yang mengidap PJK. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi, terbagi lagi menjadi dua, yakni: mayor
(kadar lemak yang tinggi, tekanan darah tinggi, merokok, kencing manis dan kegemukan) minor
(kurang aktifitas jasmani, corak kepribadian tipe A, stres, asam urat yang tinggi, dll) Tanda Awal
Serangan Jantung

Bagi orang awam, umumnya mereka tidak dapat membedakan apakah terjadi iskemia atau infark
miokard, yang mereka kenal hanyalah serangan jantung.

Keluhan awal serangan jantung:

Rasa berat, tertekan, nyeri, diremas-remas di dada tengah yang dalam istilah medis disebut
Angina Pektoris, sebagai tanda otot jantung kekurangan oksigen. Bila keluhan ini berlangsung
kurang dari 15 menit, belum terjadi kerusakan sel-sel otot jantung dan disebut Iskemia Miokard.
Bila berlangsung 15 menit atau lebih, maka sudah terjadi kerusakan sel miokard, dan disebut
Infark Miokard. Nyeri dada ini biasanya menjalar ke leher, bahu dan lengan/tangan kiri. Keluhan
lain yang menyertai adalah: rasa kepala melayang, sempoyongan, pingsan, keringat banyak, mual
dan muntah, napas pendek/sesak. Kadang-kadang keluhan serangan jantung tidak khas, hanya
badan rasa tak enak seperti "masuk angin". Tidak jarang pula penderita mengeluh seperti gejala
sakit maag/gastritis. Namun perlu diingat bahwa bila keluhan itu timbul atau bertambah berat
pada saat melakukan aktifitas fisik, dan hilang dengan istirahat atau minum obat golongan
nitrogliserin, maka dugaan PJK lebih kuat.

Tanda Awal Gagal Jantung

Gagal jantung adalah kondisi dimana jantung tak mampu memenuhi kebutuhan tubuh. Kondisi ini
dapat terjadi pada keadaan dimana otot jantung berkurang kekuatannya untuk memompa,
misalnya akibat infark miokard yang luas, kerusakan sel miokard akibat tekanan darah tinggi yang
berlangsung bertahun-tahun, atau sebab-sebab lain.

Keluhan awal gagal jantung:

Bengkak di tungkai/kaki (edema) Sesak karena darah terkumpul di jaringan paru (edema paru)
Tanda Awal Stroke Stroke dan Transient Ischemic Attack (TIA-awal stroke) terjadi bila pembuluh
darah yang mensuplai otak tersumbat atau pecah, sehingga sebagain otak tak berfungsi dan
organ yang dikontrolnya terganggu.

Penyebab utama stroke adalah tekanan darah tinggi, rokok yang mengakibatkan kemudahan
darah menggumpal, dan penyakit jantung yang menimbulkan gumpalan darah dalam ruang
jantung (trombus) dan akhirnya lepas sebagai serpihan gumpalan (emboli) yang menyumbat
pembuluh darah otak.

Tanda awal stroke:

Rasa lemah pada lengan/tangan, dan tungkai yang kemudian berlanjut dengan kelumpuhan Salah
satu sisi muka/badan tak terasa Tiba-tiba satu sisi mata atau keduanya tak dapat melihat/kabur
Sulit bicara Tak mengerti pembicaraan orang Pusing/kehilangan keseimbangan Tiba-tiba kepala
pening Kematian Jantung Mendadak

Kematian jantung mendadak adalah berhentinya fungsi jantung (henti jantung) secara tiba-tiba
pada seseorang yang telah/belum diketahui menderita penyakit jantung. Waktu dan bentuk
kejadiannya tidak diduga-duga, yakni segera setelah timbul keluhan. Di Amerika Serikat kematian
jantung mendadak mencapai 250.000 per tahun.

Penyebab utama kematian mendadak adalah penyakit jantung, khususnya penyakit jantung
koroner. Kira-kira setengah dari kematian akibat PJK terjadi mendadak dan tak diduga, tanpa
diketahui bagaimana mekanismenya.

Kematian jantung mendadak terjadi bila henti jantung tak segera ditolong dengan resusitasi
(upaya menghidupkan/memfungsikan kembali jantung). Sebagian besar kematian jantung
mendadak disebabkan oleh aktivitas denyut jantung yang cepat dan/atau kacau disebut takikardia
atau fibrilasi ventrikel (VT/VF), atau bahkan perlambatan yang sangat dari denyut jantung.
Peristiwa ini disebut gangguan irama yang ganas, karena berpotensi menimbulkan kematian.
Henti jantung dapat diatasi bila korban dalam tempo kurang dari 4 menit ditolong dengan
Resusitasi Jantung Paru (RJP). Harapan hidup semakin besar bila upaya pertolongan dilanjutkan
dengan defibrilasi dan bantuan hidup lanjutan (Advanced Cardiac Life Support), dalam tempo
kurang dari 8 menit. Oleh karenanya, di negara-negara maju petugas-petugas keamanan seperti
polisi dan juga keluarga pasien dilatih untuk mampu menjalankan RJP. Bahkan Automated
External Defibrilator (AED) yang berfungsi untuk mengkonfersi irama fibrilasi/takhikardia ventrikel
ke irama jantung yang normal disediakan di ruang-ruang airport atau sebagai sarana
perlengkapan Polisi.

Di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Bidang Diklat setiap bulan mengadakan kursus RJP bagi
orang awam, kursus ini hanya berlangsung 8 jam.

Kesimpulan

Meskipun kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan penderita penyakit jantung
dan pembuluh darah terhindar dari kematian, namun biaya yang dikeluarkan sangat besar. Atas
dasar itu, pemerintah terus berupaya menggalakkan kampanye pencegahannya dengan
menganjurkan masyarakat menghindari faktor-faktor resiko PJPD yang dapat dimodifikasi.

Upaya pengenalan dini terhadap penyakit jantung koroner perlu diajarkan secara luas kepada
masyarakat, agar serangan yang berat/kematian mendadak dapat dihindari. Bila ada keluhan
yang mencurigakan seperti disebutkan di atas, terutama pada usia diatas 35 tahun dan
mempunyai faktor resiko, sebaiknya segera memeriksakan diri pada klinik dengan fasilitas
pemeriksaan jantung yang memadai.

Masyarakat juga perlu diberi kesempatan untuk belajar Resusitasi Jantung dan Paru, agar dapat
menolong penderita yang mengalami henti jantung. Pertolongan yang cepat dan tepat terbukti
dapat menghindarkan korban dari serangan jantung yang fatal.

Penulis adalah Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Bagian Kardiologi FKUI/RS Jantung
"Harapan Kita", Jakarta.

Makalah ini disampaikan dalam Simposium awam: "Kematian Jantung Mendadak, Dapatkah
Dicegah?", Sabtu (20/5), di RS Jantung Harapan Kita.

Anda mungkin juga menyukai