Anda di halaman 1dari 75

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mortalitas dan morbilitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di
Negara berkembang. Di Negara miskin sekitar 25-50% kematian wanita subur usia
disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya
menjadi factor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktifitasnya.
Tahun 1996, WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat
hamil atau bersalin. Lebih dari 50% kematian dinegara berkembang sebenarnya dapat
dicegah dengan teknologi yang relative rendah.
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia merupakan yang tertinggi dibandingkan
dengan Negara-negara di ASEAN lainnya. Berbagai factor yang berkaitan dengan resiko
terjadinya komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas serta
cara pencegahannya telah diketahui, namun demikian jumlah kematian ibu dan bayi
masih tetap tinggi. Survai kesehatan dan demografi Indonesia tahun 2005 angka kematian
ibu (AKI) sebesar 262/100.000 kelahiran hidup.
Sebab utama kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, infeksi, eklamsi, untuk itu
pemerintah mencanangkan Making Pregnancy Safer (MPS) yangberisi tiga pesan yaitu
setiap persalinan ditolong oleh nakes terlatih, setiap komplikasi obstetric dan neonatal
mendapat pelayanan yang adekuat, setiap WUS mempunyai akses terhadap upaya
pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.
Dalam upaya angka menurunkan kematian tersebut pemerintah dalam hal ini Depkes
menerapkan rekomendasi dalam bentuk strategi oprasional untuk mempercepat
penurunan AKI melalui upaya Safe Motherhood dengan empat pilar yaitu :
 Keluarga Berencana, yang memastikan bahwa setiap orang/pasangan
mempunyai akses ke informasi dan pelayanan KB agar dapat merencanakan
waktu yang tepat untuk kehamilan, jarak kehamilan dan jumlah anak. Dengan
demikian diharapkan tidak ada kehamilan yang tidak diinginkan. Kehamilan yang
masuk dalam kategori “4 terlalu”, yaitu terlalu muda atau terlalu tua untuk
kehamilan, terlalu sering hamil dan terlalu banyak anak.
 Pelayanan Antenatal, untuk mencegah adanya komplikasi obstetric bila
mungkin, dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta
ditangani secara memadai.
 Persalinan yang aman, memastikan bahwa semua penolong persalinan
mempunyai pengetahuan, keterampilan dan alat untuk memberikan pertolongan
yang aman dan bersih, serta memberikan pelayanan nifas kepada ibu dan bayi.
 Pelayanan Obstetric Esensial, memastikan bahwa pelayanan obstetric untuk
resiko tinggi dan komplikasi tersedia bagi ibu hamil yang membutuhkannya.
Selain safe motherhood pemerintah mencanangkan gerakan sayang ibu untuk
mencegah tiga macam keterlambatan yaitu :
 Keterlambatan ditingkat keluarga dalam mengenali tanda bahaya dan membantu
keputusan untuk segera mencari pertolongan.
 Keterlambatan untuk mencapai fasilitas pelayanan kesehatan.
 Keterlambatan di fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pertolongan
yang dibutuhkan.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengambil study kasus dengan judul
“Asuhan Kebidanan Komprehensif Persalinan Normal Pada Nyonya D di BPS
Bella Medika”.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif persalinan normal
sehingga ibu bisa melewati masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan aman dan
selamat serta bayi yang dilahirkan sehat.
2. Tujuan Khusus
a. Agar penulis mampu melakukan pengkajian pada ibu hamil, ibu bersalin normal
dan nifas serta bayi baru lahir.
b. Agar penulis mampu membuat diagnose pada ibu hamil, ibu bersalin normal dan
nifas serta bayi baru lahir.
c. Agar penulis mampu merumuskan masalah potensial pada ibu hamil, ibu bersalin
normal dan nifas serta bayi baru lahir.
d. Agar penulis mampu menerapkan kebutuhan tindakan segera atau kolaborasi pada
ibu hamil, ibu bersalin, nifas dan bayi baru lahir.
e. Agar penulis mampu merencanakan tindakan pada ibu hamil, ibu bersalin, nifas
dan bayi baru lahir.
f. Agar penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu
bersalin, nifas dan bayi baru lahir.
g. Agar penulis mampu mengevaluasi intervensi kebidanan yang telah dilakukan
pada ibu hamil, ibu bersalin, nifas dan bayi baru lahir.

C. Kegunaan
1. Bagi Penulis
a. Menerapkan teori yang telah didapat dari institusi pendidikan ditempat praktek.
b. Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam membuat asuhan kebidanan
komprehensif.
c. Menambah wawasan dalam mendeteksi masalah sehingga dapat memberikan
asuhan kebidanan secara tepat dan berkesinambungan.
d. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir program kebidanan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
a. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa
b. Untuk melihat kemampuan program study kebidanan dalam melaksanakan asuhan
kebidanan komprehensif
c. Sebagai acuan untuk pendidikan selanjutnya
3. Bagi BPS
a. Mendapatkan gambaran tentang asuhan kebidanan pada klien
b. Sebagai masukan untuk meningkatkan pelayanan selanjutnya

D. Waktu dan Tempat


Kasus ini dilakukan di BPS Bella Medika Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang
pada tanggal 2 Maret 2011.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KEHAMILAN
Pengertian Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi (pembuahan) sampai lahirnya bayi, lama
proses kehamilan sampai dengan berakhirnya proses persalinan adalah 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari), dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Abdul Bari
Saefudin, SPOG MPH. 2001 : 89).
Lamanya kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari (40
minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). (Wiknjosastro, 2002,59).
Antenatal Care
Antenatal care adalah perawatan fisik dan mental pada ibu hamil yang periodenya
dimulai dari awal konsepsi dan berakhir pada saat akan bersalin (manuaba 2005,72).
Salah satu asfek penting dalam antenatal adalah membina hubungan saling percaya antara
ibu dan keluarga.
Tujuan Antenatal Care
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memestikan kesehatan ibu serta pertumbuhan
dan perkembangan janin.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental serta social ibu.
c. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal dan ibu dapat memberikan ASI
ekslusif.
f. Mempersiapkan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh
dan berkembang secara sempurna.

Kebijakan Program
Kunjungan antenatal dilakukan paling sedikit 4x pada masa kehamilan yaitu setiap
wanita hamil menghadapi komplikasi yang bisa mengancam jiwanya, oleh karena itu,
setiap wanita hamil memerlukan minimal 4 kali pemeriksaan oleh tenaga kesehatan
selama masa kehamilan (Antenatal Care/ANC), menurut WHO, yaitu :

 Satu kali kunjungan selama trimester I


 Satu kali kunjungan selama trimester II
 Dua kali kunjungan selama trimester III

Pelayanan asuhan standar minimal “7T”

 Timbang berat badan


 Ukur tekanan darah
 Ukur tinggi fundus uteri
 Pemberian imunisasi tetanus toxoid TT lengkap
 Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selam kehamilan
 Tes terhadap penyakit menular sexsual
 Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

Jadwal pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)

Antigen Interval (Selang waktu Lama Perlindungan


minimal) perlindungan

TT 1 Pada kunjungan antenatal - -


pertama
TT2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80%
TT3 6 Bulan setelah TT2 5 tahun 95%
TT4 1 tahun setelah TT2 10 tahun 95%
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun seumur
hidup
(Abdul Bari Saifuddin, 2001 : 91)

Perubahan – perubahan Fisiologis pada ibu hamil


Semua perubahan pada tubuh ibu selama kehamilan disebabkan oleh hormone
tertentu. Perubahan ini memungkinkan ibu untuk menyesuaikan diri dengan janin,
mempersiapkan tubuhnya untuk persalinan perkembangannya. Payudara dan
penyimpanan lemak untuk menyalurkan kalori untuk memproduksi ASI selama
puerperium. Dengan memahami perubahan yang normal, bidan dapat mendeteksi ketidak
normalan.
Tingkatan psikologis wanita hamil juga dipengaruhi oleh hormon tertentu. Perubahan ini
berinteraksi dengan factor eksternal lain dan mempengaruhi transisinya dalam proses
menjadi ibu.
Ini penting untuk didiskusikan perubahan psikologis yang terjadi, dengan begitu bidan
mungkin menghargai efek psikologis yang mungkin mereka alami pada wanita hamil.
a. Uterus/Rahim
Adalah suatu strukturnotot yang cukup kuat, bagian luarnya ditutupi oleh peritoneum,
sedangkan rongga dalamnya dilapisi oleh mukosa rahim. Dalam keadaan tidak hamil,
rahim terletak dalam rongga panggul kecil diantara kandung kemih dan dubur, rahim
berbentuk seperti bola lampu pijar atau buah pear.
Uterus mempunyai rongga yang terdiri dari tiga bagian besar, yaitu :
 Badan rahim (Corpus uteri), berbentuk segitiga
 Leher rahim (Serviks uteri), berbentuk silinder dan,
 Rongga rahim (Kavum uteri)

Pembesaran uterus terjadi sesuai dengan bertambahnya usia kehamilan. Pengukuran


tinggi fundus uteri (TFU) sesuai usia kehamilan, yaitu :

Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri


20 minggu 20 cm (± 2 cm)
22-27 minggu Usia kehamilan dalam minggu = cm (± 2
cm)
28 minggu 28 cm (± 2 cm)
29-35 minggu Usia kehamilan dalam minggu = cm (± 2
cm)
36 minggu 36 cm (± 2 cm)
(Rustam Moechtar, 1998 : 52)
Dibawah ini adalah pembesaran dan perubahan posisi uterus berdasarkan tinggi
fundus uteri (TFU), sesuai dengan usia kehamilan :

Akhir Besar uterus TFU


bulan
1 Lebih besar dari biasa Belum teraba
2 Telur bebek Di belakang simpisis
3 Telur angsa 1-2 jari di atas simpisis
4 Kepala bayi Pertengahan simpisis pusat
5 Kepala dewasa 2-3 jari dibawah pusat
6 Kepala dewasa Setinggi pusat
7 Kepala dewasa 2-3 jari atas pusat
8 Kepala dewasa Pertengahan pusat PX
9 Kepala dewasa 3 jari dibawah PX
10 Kepala dewasa Sama dengan kehamilan 8 bulan namun
melebar kesamping

b. Decidua
Adalah nama yang diberikan pada endometrium selama kehamilan, Estrogen dan
Progesteron secara awal oleh corpus luteum yang menyebabkan desidua menjadi
lebih tebal, kaya dan lebih banyak vaskularisasinya pada fundus dan atas uterus. Area
ini merupakan tempat implantasi, desidua menyediakan lingkungan yang kaya akan
oksigen untuk blastocyst sampai sel trohoblast mulai membentuk plasenta. Satu saat
plasenta telah dibentuk. Ini memungkinkan untuk memproduksi hormone sendiri dan
corpus luteum kemudian atrofi dan menjadi korfus albicans.
c. Myometrium
Estrogen bertanggungjawab untuk pertumbuhan otot uterus. Meningkat dalam ukuran
serat-serat otot yang dikenal dengan Hypertropy dan peningkatan dalam jumlahnya
sendiri dinamakan Hyperplasia. Uterus berlanjut terus tumbuh dengan cara seperti ini
pada 20 minggu pertama kehamilan setelah waktu ini, uterus meregang untuk
mengakomodasikan isinya :
 Meningkat dalam berat dari 60 gram menjadi 900 gram
 Meningkat dalam ukuran dari 7.5 x 7.5 x 2.5 menjadi 30 x 233 x 20 cm.
Uterus mampu meregang dengan cara ini karena jangkauan progesterone untuk
merelaksasi/melemaskan otot yang lembut tetapi meskipun dalam 8 minggu
kehamilan uterus mulai menimbulkan getaran kecil dari kontraksi yang dikenal
sebagai kontraksi Brakton Hicks berakhir 60 detik, berlanjut dalam kehamilan dan
pada akhirnya berubah dalam intensitas sementara untuk berkontraksi pada
persalinan. Selama hamil lapisan otot menjadi lebih berdiferensiasi dan tersusun dari
beberapa bagiannya dalam mengeluarkan janin yang aterm.

d. Lapisan Otot
Lapisan otot terdalam mengalir mengelilingi cornu, segmen bawah rahim dan serviks
lapisan yang melingkar ini terlihat dalam peregangan segmen bawah dan serviks
selama persalinan. Lapisan tengah oblek terlihat dalam kontraksi untuk mengeluarkan
janin pada akhir masa kehamilan. Aksi ini juga penting untuk penutup merekatkan
anyaman pembuluh darah dan meningkatnya setelah plasenta dilahirkan. Serat lapisan
otot longitudinal terluar berkontraksi dan bereaksi selama persalinan menyebabkan
segmen atas menipis. Penipisan segmen atas sebagai piston/pendorong untuk
mendorong janin ke penerima, segmen bawah yang pasif.
e. Perimetrium
Ini adalah lapisan peritoneum tidak seluruhnya membungkus uterus menjadi defleksi
melewati kandung kemih bagian depan untuk membentuk kantong uterovesikal dan
melewati rectum bagian belakang untuk membentuk kantong Douglas. Pengaturan ini
meningkatkan untuk pembuluh uterus tidak terbatas.
f. Serviks
Serviks terbagi menjadi dua bagian, yaitu pars supra vaginal dan pars vaginal. Pars
vaginal disebut juga portio, terdiri dari bibir depan dan bibir belakang portio. Saluran
yang menghubungkan orifisium vagina uteri iterna dan orifisium vagina externa
disebut kanalis servikalis, dilapisi oleh kelenjar-kelenjar serviks. Bagian rahim antara
serviks dan korpus disebut isthmus atau segmen bawah rahim, bagian ini penting
artinya dalam kehamilan dan persalinan, karena akan mengalami peregangan. Seviks
mempunyai dua peranan pada masa kehamilan, yatu untuk “memegang” isi uterus
selama periode kehamilan dan untuk memperlunak, memperbesar dan memungkinkan
terjadinya persalinan. Sumbatan mukosa disaluran serviks dapat berfungsi untuk
pencegahan terhadap janin dari invasi mekanik atau bakteri. Pada awal persalinan,
sumbatan ini terpisah, teregang dan kencang, pembuluh darahnya terpotong dan
cairan kental dikeluarkan sebagai “Blood Show” yang berisi lender bercampur darah.
g. Vagina/Liang senggama
Adalah saluran yang menghubungkan vulva dan rahim yang terletak diantara saluran
kemih dan liang dubur. Di bagian atasnya terletak mulut rahim. Bentuk dinding
dalamnya berlipat-lipat, disebut rugae, dinding vagina terdiri dari lapisan mukosa,
lapisan otot dan lapisan jaringan ikat. Berbatasan dengan serviks membentuk ruangan
lengkung, antara lain forniks lateral kiri dan kanan, forniks anterior, dan forniks
posterior. Suplai darah vagina diperoleh dari arteri uterine, arteri vesikalis inferior,
arteri hemoroidalis mediana, dan arteri pudendus interna.
Fungsi penting dari vagina adalah sebagai : Saluran keluar untuk mengalirkan darah
haid dan secret lain dari rahim, alat untuk bersenggama, jalan lahir pada saat proses
persalinan. Akibat pengaruh hormone estrogen selama kehamilan menyebabkan
beberapa perubahan dalam vagina. Proliferasi sel dan hyperemia dari lapisan jaringan
ikat vagina menyebabkan dinding vagina menjadi lebih tebal dan lentur dalam
mempersiapkan untuk persalinan. Sekresi vagina menjadi lebih kental, putih dan
asam sebagai dari meningkatnya jumlah glikogen pada lapisan efitel vagina. Pada
masa kehamilan, tingginya kadar estrogen membantu mempertahankan dan
meningkatkan keasaman vagina (berkisar dari PH 3,5-5) serta mengendalikan
pertumbuhan bakteri dalam vulva atau vagina yang mungkin bersifat merugikan
(pathogen).
h. Payudara
Selama kehamilan payudara tumbuh menjadi lebih besar, tegang dan berat. Set-set
alveoli mulai memprodulsi dan mensekresi cairan yang kental dan kekuningan yang
disebut kolostrum. Akibat hipertropi kelenjar alveoli, nodule-noduli dapat teraba dan
terjadi hiperpigmentasi pada putting susu dan areola payudara. Pada trimester III
kehamilan, aliran dalam payudara menjadi lebih besar lagi.
i. Sistem Respirasi
Perubahan fungsional utama yang terjadi dalam paru-paru yaitu peningkatan jumlah
udara yang diinspirasikan maupun eksresi dengan pernafasan normal yang terjadi
secara bertahap. Kemampuan fungsional ini disebut volume tidal, kenaikan dari 500
ml pada keadaan tidak hamil menjadi kira-kira 700 ml saat aterm. (Mayes’
Midwifery, 1997: 130-131 )
j. Sirkulasi Darah
Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih besar dari
pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi)
dengan puncaknya pada umur kehamilan 32 mg. serumdarah (volume darah)
bertambah sebesar 25%-35% sedangkan sel darah bertambah sekitar 30%.
k. Traktus Urinarius
Pada usia kehamilan lanjut atau setelah bagian terbawah masuk kedalam pintu atas
panggul, hal ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada pengeluaran urine dan
mengakibatkan wanita dalam usia kehamilan lanjut sering kencing. Desakan oleh
adanya penurunan bagian terendah janin menyebabkan kandungkemih cepat terasa
penuh.
l. Metabolisme dalam Kehamilan
Perubahan metabolism mendasar yang terjadi dalam tubuh, dimana kebutuhan nutrisi
makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI. Protein
diperlukan sekali dalam kehamilan untuk perkembangan badan, alat kandungan, dan
untuk janin. Selain dari protein, wanita dalam kehamilan memerlukan tambahan zat
besi sekitar 800-1000 mg dan kebutuhan zat besi meningkat tajam dalam trimester III,
pada wanita hamil dapat mengalami kenaikan berat badan (BB) yaitu sekitar 6,5 kg –
16,5 kg. Kenaikan berat badan (BB) yang terlalu berlebihan ditemukan pada
keracunan kehamilan (pre-eklamsi dan eklamsi), dan kenaikan berat badan (BB) yang
kurang biasanya terjadi pada wanita hamil dengan kekurangan gizi dan nutrisi.
(Sarwono. 1999:90).

Perubahan dan Perkembangan Janin


 32-36 Minggu
Pada kehamilan 8 bulan, permukaan kulit masih merah dan keriput, seperti kulit
orang tua. Lanugo tidak tumbuh diwajah tetapi dikepala. Vornic caseosa lebih
tebal dan melindungi kulit. Jari kuku tumbuh sempurna. Dengan perawatan yang
baik, janin dapat hidup diluar uterus. Akhir periode, panjang janin 46 cm dan
beratnya ±2400 gr.
 37-39 Minggu
Janin tumbuh lebih gemuk karena cepatnya pembentukan jaringan lemak, pada
janin pria, testis turun menuju scrotum. Janin dapat hidup lebih baik diluar uterus.
 40 Minggu
Pada usia 40 minggu, janin berkembang sempurna. Kuku jari tangan dan kaki
tumbuh sempurna, melampaui ujung jari, testis janin pria sudah turun didalam
scrotum. Panjang janin 50 cm dan beratnya ±3000 gr. Rumus taksiran berat badan
anak (TBBA), menurut Johnson-Tausak adalah: BB= (MO – 12) x 155
(Rustam Mochtar. 1998:30)

Kebutuhan-Kebutuhan Ibu Hamil pada Trimester III

a. Pendidikan dan latihan/Senam


Dulu orang menganggap bahwa pertolongan pada persalinan yang terpenting untuk
menyelamatkan ibu dan anak. Malah ibu hamil bukan saja memerlukan kesehatan
yang optimal menjelang persalinan, tetapi sejak hamil ia harus sehat-sehatnya karena
keadaan ibu sangat mempengaruhi pertumbuhan anak yang dikandungnya, Jadi ibu
hamil harus memeriksakan diri sejak ia meras dirinya hamil.
1. Mengurangi pengaruh yang negative ibu hamil mengalami kecemasan dan
ketakutan mengenai kehamilan dan persalinan. Keadaan tersebut perlu diimbangi
dengan pendidikan (penerangan) mengenai anatomi dan fisiologi kehamilan dan
persalinan kepada penderita.
2. Memperkuat pengaruh yang positif, ialah kebahagiaan akan mempunyai anak
yang diinginkan dan dinantikan.
3. Latihan-latihan fisik berupa senam hamil untuk memperkuat otot-otot dan
merangsang peredaran darah. Melakukan senam hamil dapat dimulai sejak usia 2
minggu. Anjurkan senam hamil terutama ditujukan pada ibu hamil dengan kondisi
normal atau dengan kata lain tidak terdapat keadaan-keadaan yang mengandung
resiko baik bagi ibu maupun janin.
b. Adaptasi pada lingkungan tempat bersalin
Dilaksanakan dengan mengadakan orientasi, memperkenalkan ruangan bersalin, alat-
alat kebidanan dan tenaga kesehatan.
c. Hygiene Umum dalam Kehamilan
 Kebersihan Badan
Kebersihan badan mengurangi kemungkinan infeksi, karena badan yang kotor
banyak mengandung kuman-kuman.
- Pemeliharaan buah dada juga penting, putting susu harus dibersihkan kalau
terbatasi oleh colostrums kalau dibiarkan terjadi enzema pada putting susu dan
sekitarnya.
- Putting susu yang masuk diusahakan supaya keluar dengan pemijatan keluar
setiap kali mandi.
- Perawatan gigi perlu dalam kehamilan karena hanya gigi yang baik menjamin
pencernaan sempurna. (Rustam Mochtar. 1998: 61)
 Kebersihan Pakaian
- Pakaian yang baik untuk wanita hamil ialah: pakaian yang enak dipakai tidak
boleh menekan badan. Bila menekan dapat menimbulkan bendungan vena
clan mempercepat timbulnya varices.
- Wanita hamil dianjurkan memakai sepatu atau selop dengan hak rendah,
karena hak tinggi menimbulkan nyeri pinggang.
(Rustam Mochtar. 1998: 61)
d. Gizi (Nutrisi Seimbang)
Status gizi sebelum hamil dan kenaikan berat badan selama hamil. Status gizi dan
kondisi kesehatan ibu sebelum kehamilan dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan
bayi kelak. Berat badan sebelum hamil dapat menjadi suatu “Risk Indikator” yang
dapat menggambarkan apakah wanita tersebut akan mempunyai resiko untuk
terjadinya komplikasi saat kehamilan atau outcome yang kurang. Ibu dengan obesitas
mempunyai resiko terjadinya gestasional diabetes dan hipertensi sedandkan ibu hamil
dengan malnutrisi dapat menjadi anemia. Terdapat korelasi yang positif antara berat
badan ibu sebelum kehamilan dengan berat bayi yang akan dilahirkan. Wanita yang
kurus kemungkinan akan melahirkan bayi dengan berat badan yang kecil
dibandingkan dengan wanita yang lebih besar meskipun kenaikan berat badannya
sama. Kekurangan gizi pada wanita hamil terutama pada wanita dengan status
sosioekonomi rendah akan disertai kelahiran berat badan bayi lahir rendah.
Peningkatan nutrisi berat badan ibu dapat meningkatkan berat bayi yang dilahirkan.
Kenaikan berat badan yang direkomendasikan :
- 12,5 – 18 kg untuk overweight
- 11,5 – 16 kg untuk Normoweight
- 7 – 11 kg untuk Underweight
(Halen Varney, 1997 : 321-322)

Penambahan berat badan yang terjadi selama dibutuhkan untuk bertambahnya berat
janin, pertumbuhan plasenta, cairan ketuban, pembesaran uterus, pembesaran
payudara, peningkatan volume darah ibu, dan penyimpanan cadangan makanan ibu.

Berikut adalah table mengenai perbedaan kebutuhan gizi pada wanita biasa, ibu hamil
dan menyusui :

Kalori dan zat Tidak Hamil Hamil Menyusui


makanan
Kalori 2000 2300 3000
Protein 55gr 65 gr 80 gr
Kalsium (Ca) 0,5 gr 1 gr 1 gr
Zat Besi (Fe) 12 gr 17 gr 17 gr
Vitamin A 5000 IU 6000 IU 7000 IU
Vitamin D 400 IU 600 IU 800 IU
Tiamin 0,8 mg 1 mg 1,2 mg
Ribloflavin 1,2 mg 1,2 mg 1,5 mg
Niasin 1 mg 15 mg 18 mg
Vitamin C 60 mg 90 mg 90 mg
(Rustam Mochtar. 1998:60)

e. Perawatan Payudara
Perawatan payudara sebelum lahir bertujuan untuk memelihara hygiene payudara,
melenturkan, menguatkan putting susu, dan mengeluarkan putting susu yang datar
atau masuk ke dalam (retrated nipple).
Beberapa teknik perawatan payudara adalah sebagai berikut :
- Bersihkan putting susu dan area sekitarnya dengan handuk kering yang bersih
- Kompres putting susu dan area sekitarnya dengan menempelkan kapas atau
kain yang dibasahi minyak
- Pegang kedua putting susu lalu tarik keluar bersama dan diputar kedalam
beberapa kali dan keluar beberapa kali
- Pegang kedua putting susu dan area sekitarnya dengan handuk kering yang
bersih
- Pangkal payudara dipegang kedua tangan lalu payudara diurut dari pangkal
menuju putting susu sebanyak 30 x
- Kemudian pijat daerah areola sehingga keluar cairan 1-2 tetes untuk
memastikan saluran susu tidak tersumbat
- Usahakan memakai BH yang menyokong payudara jangan yang menekan
payudara
f. Jadwal Istirahat dan Tidur
Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena istirahat tidur yang
teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan
perkembangan dan pertumbuhan janin, selain untuk menjaga kesehatan ibunya sendiri
g. Gerakan yang baik untuk wanita hamil (Body mechanic/Mekanik tubuh)
Wanita hamil disarankan melakukan gerakan-gerakan ringan seperti kaki menekuk
dan meregang yang bermanfaat untuk sirkulasi dan kenyamanan, yaitu dengan cara
kaki dinaikan kelutut atau kaki pada lutut, lekukan pergelangan sedapat mungkin,
naikan jari kaki, kemudian arahkan kebawah, sambil melengkungkan kaki. Kemudian
putar pergelangan dengan lingkaran yang besar secara perlahan, mula-mula ke satu
arah, kemudian kearah yang berlawanan. Gunakan mekanik tubuh terbaik, ketika
hendak bangkit dari tempat tidur atau lantai selalu lekukan kaki, berguling kepinggir,
tegakan tubuh dan tangan ke posisi duduk. Bila hendak mengangkat: lelukan lutut,
bukan dari pinggang, lalu angkat. Langkah ini akan melindungi ibu. (Asuhan
Antenatal. 2002: 100)
h. Aktifitas/Sex
1. Pekerjaan dan gerakan badan
- Wanita hamil boleh melakukan pekerjaannya sehari-hari dimana saja,
dikantor, ataupun dipabrik asal bersifat ringan kelelahan harus dicegah hingga
pekerjaan harus diselingi dengan istirahat
- Gerakan badan yang ringan baik sekali dan sedapat-dapatnya dicari udara
segar dan sinar Matahari pagi. Istirahat diperlukan 8 jam malam dan 1 jam
pada siang hari

Asuhan yang diberikan pada Trimester III

Asuhan pada pemeriksaan kehamilan Trimester III, diharapkan wanita hamil


mendapatkan semua informasi mengenai kehamilannya dengan langkah-langkah sebagai
berikut :

a. Sapa ibu (dan juga keluarganya) dan membuatnya merasa nyaman


b. Mendapatkan riwayat kehamilan ibu dan mendengarkan dengan teliti apa yang
diceritakan oleh ibu
c. Melakukan pemeriksaan fisik, seperlunya saja
d. Melakukan pemeriksaan laboratorium
e. Melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan laboratorium bila tersedia

Untuk menilai apakah kehamilan itu berada dalam keadaan normal atau tidak, ada
beberapa hal dasar yang perlu diperhatikan, diantaranya :

 Tekanan darah sistolik dibawah 140 dan diastolic berada dibawah 90


 Denyut jantung janin 120 sampai 160 denyut permenit
 Tinggi fundus uteri (TFU) dalam centimeter maupuan dengan palpasi sesuai dengan
usia kehamilan
 Gerakan janin terasa setelah 18-20 minggu sampai dengan minggu-minggu terakhir
kehamilan. (Abdul Bari Saefudin.2002 :3)

Pada kunjungan trimester III sama seperti kegiatan kunjungan pada trimester pertama
diantaranya membina hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan klien atau
ibu hamil, mendeteksi untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda, deteksi letak bayi
yang tidak normal atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit, observasi
adanya penyakit yang menyertai kehamilan, komplikasi hamil trimester III dan informasi
mengenai tanda-tanda inpartu. Pemeriksaan ibu hamil selama kehamilan penting sekali,
hasil pemeriksaan yang lengkap akan memberikan gambaran yang menyeluruh untuk
menilai kesejahteraan ibu. Mengidentifikasi perubahan-perubahan yang normal serta
mendeteksi keadaan-keadaan yang mengandung resiko kehamilan dan masa persalinan.

 Sifat his permulaan yang terjadi pada minggu-minggu terakhir kehamilan :


- Rasa nyeri ringan dibagian bawah
- Datangnya tidak teratur
- Tidak ada perubahan serviks atau pembawa tanda
- Durasinya pendek
- Tidak bertambah bila beraktifitas
 Tanda-tanda bahaya pada kehamilan
- Perdarahan pervaginam
- Sakit kepala lebih dari biasa
- Gangguan penglihatan
- Pembengkakan wajah atau tangan
- Nyeri abdomen dan janin tidak bergerak seperti biasanya

Komplikasi yang dapat terjadi pada masa kehamilan

Komplikasi yang terjadi pada masa kehamilan berdasarkan trimester adalah :

Trimester I :

Hiperemesis Gravidarum, KET, abortus

Trimester II

Abortus, fetal death, molahidatidosa, preeklamsia ringan

Trimester III

Preeklamsia ringan, preeklamsia berat, eklamsia, persalinan premature, KPD, kematian


janin, perdarahan yang disebabkan oleh solusio plasenta dan plasenta previa.
B. PERSALINAN
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina kedunia luar (Wiknjosastro, 2002, 101)
Persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara spontan, beresiko rendah
pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan. Bayi yang
dilahirkan secara spontan dengan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan 37-
42 minggu setelah persalinan ibu maupun bayi dalam kondisi sehat (WHO, 1998,102)
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan atau
dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir dan berlangsung dengan kekuatan
ibu sendiri (Manuaba, 1998,157)
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran hasil
konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau hamper cukup bulan yang dapat
hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan
atau tanpa bantuan atau kekuatan sendiri, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu. (Obstetri Fisiologi FK UNPAD 1997)
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpakomplikasi baik pada ibu maupun pada
janin (Abdul Bari Saefudin.2001 : 100)
2. Sebab-sebab mulainya persalinan
Tidak ada sebab-sebab yang pasti, tetapi ada beberapa teori yang dikemukakan yaitu :
a. Penurunan kadar progesterone
Progesteron menimbulkan reaksi otot-otot rahim, selama kehamilan terdapat
keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen didalam darah, tetapi pada
akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga timbul his
b. Teori Oksitocyn
Pada akhir kehamilan kadar oksigen bertambah, oleh karena itu timbul kontraksi
otot-otot rahim
c. Keregangan otot
Dengan majunya kehamilan makin tegang otot-otot dan otot-otot rahim makin
rentan
d. Pengaruh janin
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peran. Oleh
karena itu pada anencepal, kehamilan sering lebih lama dari biasa
e. Teori Prostaglandin
Prostaglandin dihasilkan oleh desidua, disangka menjadi salah satu sebab
permulaan persalinan (prostaglanda F2 dan E2 diberi secara intravena) dan extra
anminal menimbulkan kontraksi myometrium.
3. Faktor-faktor pentin g dalam persalinan
Pada setiap persalinan terdapat 5 faktor yang harus diperhatikan yaitu :
1. Power
a. HIS (kontraksi otot rahim)
b. Kontraksi dinding perut
c. Kontraksi diafragma pelvis / kekuatan meneran
d. Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum
2. Passenger
a. Janin
b. Plasenta
c. Selaput ketuban
3. Passage
a. Jalan lahir lunak
b. Jalan lahir keras
c.
4. Psikis
a. Psikis ibu
b. Dukungan suami dan keluarga
5. Penolong
4. Proses berlangsungnya persalinan normal
Tanda-tanda persalinan
 Terjadinya his persalinan, sifatnya :
- Pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan
- Sifatnya teratur, interval makin pendek dan kekuatannya makin besar
- Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
- Makin beraktifitas (jalan) kekuatan makin bertambah
 Keluar lender bercampur darah (Ssow) yang lebih banyak karena robekan-
robekan kecil pada serviks
 Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
 Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan pembukaan telah ada
5. Tahapan Persalinan
Dikenal 4 kala dalam proses berlangsungnya persalinan normal yaitu :
a. Kala I
Dimulai sejak terjadinya kontraksi dan pembukaan serviks hingga mencapai
pembukaan lengkap.
Kala I dibagi dalam 2 fase :
- Fase laten : terjdi sejak permulaan persalinan sampai serviks membuka 4cm,
berlangsung kurang dari 8 jam
- Fase aktif : dimulai sejak serviks membuka dari 4cm sampai pembukaan
lengkap berlangsung 7 jam.
Fase aktif ini dibagi atas :
 Fase akselerasi yaitu terjadi dalam waktu 2 jam yaitu pada pembukaan
4cm
 Fase dilatasi maksimal yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung
sangat cepat dari pembukaan 4cm menjadi 9cm. lamanya kala ini untuk
primi 12 jam dan multi 8 jam.
 Fase deselerasi yaitu pembukaan menjadi lambat dalam waktu 2 jam
pembukaan terjadi dari 9cm menjadi lengkap.
b. Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung 2 jam
pada primipara dan 1 jam pada multipara
c. Kala III
Dimulai setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih
dari 30 menit
d. Kala IV
Dimulai dari masa 2 jam setelah plasenta lahir, kala ini disebut juga kala
pengawasan.

6. Mekanisme Persalinan Normal (FK UNFAD :224)


Pada persalinan ada 3 faktor pendukung yang memegang peranan penting :
Kekuatan yang ada pada ibu seperti his dan kekuatan mengedan.
 His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. His dalam persalinan
dapat dibagi dalam :
o His pembukaan ialah his yang menimbulkan pembukaan dari serviks
o His pengeluaran ialah his yang mendorong anak keluar, biasanya disertai
keinginan mengedan
o His pelepasan uri ialah his yang melepaskan diri
 Tenaga mengedan
Ketika kepala sampai kedasar panggul timbul reflek yang mengakibatkan pasien
menutup glotisnya, mengkonsentrasikan otot-otot perutnya dan menekan
diafragmanya ke bawah. Tenaga mengedan hanya dapat berhasil jika pembukaan
lengkap dan paling efektif waktu kontraksi rahim
 Keadaan jalan lahir
Segmen atas rahim memegang peranan yang aktif karena kontraksi dan
dindingnya bertambah tebal dengan majunya persalinan, agar janin dapat keluar
dari rahim maka perlu terjadi pembukaan serviks yang didahului oleh pendataran
serviks
 Keadaan janin sendiri
Untuk kelahirannya janin bagian depan janin akan melakukan gerakan-gerakan
utama yaitu :
o Turunnya kepala dapat dibagi dalam :
a. Masuknya kepala dalam PAP
Biasanya dengan sutura sagitalis melintang dengan fleksi ringan. Jika
terdapat ditengah-tengah jalan lahir
b. Majunya kepala
Bersamaan dengan gerakan lain seperti fleksi dan ekstensi
o Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah hingga UUK jelas
lebih rendah dari UUB. Keuntungan dari fleksi adalah ukuran kepala yang
lebih kecil melalui jalan lahir yaitu diameter suboccipito bregmatika (9,5 cm).
Menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm)
o Putaran Paksi Dalam
Pemutaran bagian dalam sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar
ke depan memutar ke depan ke bawah sympisis. Pada presentasi belakang
kepala bagian yang terendah ialah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang
akan memutar ke bawah sympisis
o Extensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul, terjadilah
ekstensi dari kepala karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan dank e atas sehingga kepala harus mengadakan ekstensi
untuk melaluinya.
Setelah suboccipito tertahan pada pinggir bawah sympisis maka dapat maju
karena kekuatan bagian yang berhadapan dengan suboccipito lahirlah
berturut-turut ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut, dagu dengan gerakan
ekstensi.
o Putaran Paksi Luar
Setelah kepala lahir, kepala anak memutar kembali kerah punggung anak
untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi
dalam.
o Expulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai dibawah sympisis dan menjadi
hypomoklion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan
menyusul selanjutnya seluruh badan lahir searah dengan paksi jalan lahir. (FK
UNPAD, 1983:243)
7. Partograf
a. Pengertian
Partograf dipakai untuk mementau kemajuan persalinan dan membantu petugas
kesehatan dalam menentukan keputusan dalam penatalaksanaan. Partograf
dimulai pada pembukaan 4 cm (fase aktif) (saefudin, 2001)
b. Tujuan
Partograf memberikan peringatan pada petugas kesehatan bahwa suatu persalinan
berlangsung lama, adanya gawat ibu dan janin, bahwa ibu mulai dirujuk.
(Saefudin, 2001)
Ketentuan
Untuk menggunakan partograf dengan benar, petugas harus mencatat kondisi ibu
dan janin sebagai berikut :
1) DJJ dicatat setiap setengah jam
2) Air ketuban, dicatat warnanya setiap melakukan pemeriksaan dalam
a) U : selaput utuh
b) J : selaput pecah, air ketuban jernih
c) M : air ketuban bercampur mekonium
d) D : air ketuban bercampur darah
3) Perubahan bentuk kepala janin (moldin atau molasse)
a) 0 : sutura bersesuaian
b) 1 : sutura (pertemuan dua tulang tengkorak) yang tepat bersesuaian
c) 2 : sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki
d) 3 : sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki
4) Pembukaan mulut rahim (serviks) dilihat dari setiap pemeriksaan pervaginam
dan diberi tanda (X)
5) Penurunan, mengacu pada bagian kepala (dibagi 5 bagian) yang teraba pada
pemeriksaan abdomen atau luar di atas sympisis pubis. Catat dengan tanda
lingkaran (O) pada setiap pemeriksaan dalam. Pada posisi 0/5, sinsiput (S)
atau paruh atas kepala berada di sympisis pubis
6) Waktu, menyatakan beberapa jam waktu yang telah dijalani sesudah pasien
diterima
7) Jam, catat jam sesudahnya
8) Kontraksi, catat setiap ½ jam, lakukan palpasi untuk menghitung banyaknya
kontraksi dalam 10 menit dan lamanya masing-masing kontraksi dalam
hirungan detik.
a. Kurang dari 20 detik
b. Antara 20-40 detik
c. Lebih dari 40 detik
9) Oksitosin, bila memakai oksitosin, catatlah banyaknya oksitosin per volume
cairan dalam tetes permenit
10) Obat yang diberikan, catat semua obat yang telah diberikan
11) Nadi, catat setiap 30-60 menit dan tandai dengan sebuah titik besar (●)
12) Tekanan darah, catat setiap 4 jam dan tandai dengan panah
13) Suhu badan, catat setiap 2 jam
14) Protein, aseton dan volume urine

C. NIFAS
a. Pengertian
Nifas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat-
alat kandungan dalam waktu 6 minggu (FK UNPAD, 1983 : 315)
b. Perubahan Fisik Pada Masa
a. Involusi Rahim
Setelah plasenta lahir ± 3 jari di bawah pusat selama dua hari berikutnya tidak
seberapa berkurang, setelah dua hari uterus mengecil dengan cepat sehingga pada
hari 10 uterus tidak teraba lagi dari luar. Setelah 6 minggu tercapai lagi ukuran
normal.
b. Involusi Tempat Plasenta
Pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm luka
bekas plasenta tidak meninggalkan parut
c. Perubahan Pembuluh Darah Rahim
Dalam kehamilan uterus mempunyai banyak pembuluh darah yang besar, setelah
persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak, maka arteri harus
mengecil dalam masa nifas
d. Perubahan Serviks
Beberapa hari setelah persalinan osteum externum dapat dilalui oleh 2 jari, pada
akhir minggu ke-1 dapat dilalui oleh jari saja dan lingkaran retraksi berhubungan
dengan bagian atas dari canalis servikalis. Pada minggu ke-3 post partum rugae
Nampak kembali.
e. Dinding dan peritoneum
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama, biasanya
pulih kembali dalam 6 minggu.
f. Saluran Kencing
Kandung kencing kurang sensitive dan kapasitasnya bertambah sehingga kandung
kencing penuh atau sesudah kencing masih tinggal urine residual. Dilatasi ureter
dan pyelum normal kembali dalam 66 minggu.
g. Lochea
Pada hari ke 1-2 lochea berupa darah disebut lochea rubra, hari ke 3-7 merupakan
darah encer disebut lochea sanguinolenta, pada hari ke 7-14 cairan kekuning-
kuningan yang disebut lochea serosa dan pada 2 minggu lebih cairan berwarna
putih yang disebut lochea alba. (Mochtar, 2002).
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam masa nifas (FK UNPAD, 1983)
a. Early ambulation : kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing ibu
bangun dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin untuk berjalan
b. Diet diperlukan karena makanan yang baik mempercepat penyembuhan ibu dan
mempengaruhi ASI
c. Suhu harus diawasi dalam minggu pertama dari masa nifas
d. Miksi terjadi dalam 6 jam post partum
e. Defekasi terjadi pada hari ke-3 post partum
f. Putting susu harus diperhatikan kebersihannya
g. Keluarga berencana sudah mulai diperkenalkan dan ditawarkan pada masa nifas
karena masa ini motivasi paling tinggi
d. Program dan Kebijakan Teknis (Pelkes Maternal & Neonatal, 2002: N23)
Frekwensi kunjungan masa nifas paling sedikit 4 kali, yatu :
a. 6-8 jam setelah persalinan
b. 6 hari setelah persalinan
c. 2 minggu setelah persalinan
d. 6 minggu setelah persalinan

D. BAYI BARU LAHIR


a. Pengertian
Bayi Baru Lahir (BBL) adalah makhluk ciptaan tuhan yang paling tinggi sebagai hasil
konsepsi ovum dan spermatozoa dengan masa gestasi memungkinkan dapat hidup
diluar kandungan.
b. Perubahan Fisiologis BBL
Setelah lahir terjadi perubahan fisiologis yang radikal, untuk menyesuaikan didi
dengan lingkungan diluar uterus. Penyesuaian pada bayi baru lahir antara lain :
a. Memulai mempertahankan pernafasan dengan paru-paru
b. Memulai perubahan sirkulasi untuk pemenuhan kebutuhan oksigen
c. Kemampuan untuk mengatur dan mempertahankan suhu tubuh
d. Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi melalui saluran cerna
e. Kemampuan untuk mengeluarkan produk buangan
f. Kemampuan untuk mempertahankan fungsi-fungsi system dalam tubuh
g. Kemampuan untuk pertahanan tubuh terhadap infeksi
c. Penatalaksanaan awal BBL meliputi :
a. Pencegahan infeksi
b. Penilaian awal
c. Pencegahan kehilangan panas
d. Rangsangan taktil
e. Asuhan tali pusat
f. Memulai pemberian ASI
d. Dalam waktu 24 jam bila bayi tidak mengalami masalah berikan asuhan :
a. Pertahankan suhu tubuh bayi dengan menghindari bayi sedikitnya 6 jam setelah
lahir serta serta membungkus bayi dengan kain kering dan bersih
b. Pemeriksaan fisik bayi secara lengkap dengan menggunakan tempat yang hangat
dan bersih
c. Identifikasi bayi dengan menggunakan tanda pengenal untuk memudahkan
identifikasi
d. Perawatan lain, yaitu : lakukan perawatan tali pusat, ajarkan tanda-tanda bahaya
pada orang tua dan cara merujuknya, dan ajarkan perawatan bayi di rumah.
(YBPSP dan JNPKKR – POGI, 2002 : N-23)
e. Kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir dapat terjadi melalui mekanisme
berikut :
a. Evaforasi
Cara kehilangan panas yang utama pada tubuh bayi. Kehilangan panas terjadi
karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi setelah lahir
karena bayi tidak cepat dikeringkan
b. Konduksi
Kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan
yang dingin. Bayi yang diletakan diatas meja, tempat tidur atau timbangan yang
dingin akan cepat kehilangan panas tubuh melalui konduksi.
c. Konveksi
Kehilangan panas terjadi pada saat terpapar dengan udara sekitar yang lebih
dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi
jika ada tiupan kipas angin, aliran udara atau penyejuk ruangan.
d. Radiasi
Kehilangan panas terjadi pada saat bayi ditempatkan dekat benda yang
mempunyai temperature tubuh lebih rendah dari temperature tubuh bayi. Bayi
akan mengalami kehilangan panas melalui cara ini meskipun benda yang lebih
dingin tersebut tidak tersentuh dengan bayi.
f. Cara mencegah supaya bayi tidak kehilangan panas
a. Keringkan bayi dengan seksama
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat
c. Tutup bagian kepala
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi (memandikan bayi setelah 6
jam)
f. Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat
g. Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada BBL yaitu :
a. Dalam 30 detik bayi tidak menangis
b. Pernafasan sulit atau lebih dari 60 x/menit
c. Suhu tubuh lebih dari 8°C atau kurang dari 36°C
d. Warna kulit bayi kuning terutama 24 jam pertama, biru, pucat, memar.
e. Hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah, tali pusat merah,
bengkak, keluar cairan berbau busuk
f. Tidak berkemih dalam 24 jam pertama
g. Menggigil, menangis melengking, lemas dan kejang.
h. Cara menyusui yang baik
a. Cuci tangan dengan sabun yang bersih
b. Perah sedikit ASI dan oleskan ASI tersebut disekitar putting
c. Ibu duduk atau tiduran berbaring dengan santai
d. Bayi letakan menghadap ke ibu dengan posisi :
- Perut bayi menempel ke perut ibu
- Dagu bayi menempel ke payudara
- Telinga dan lengan bayi berada dalam satu garis lurus
- Mulut bayi terbuka lebar menutupi daerah gelap sekitar putting susu
e. Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke payudara
lainnya
f. Pemberian ASI berikutnya mulai dari payudara yang belum kosong tadi
g. Cara melepaskan putting dari mulut bayi :
- Dengan menekan dagu bayi kearah bawah
- Dengan memasukan jari ibu antara mulut bayi dan payudara ibu
i. Cara menyendawakan bayi
a. Bayi diletakan pada bahu ibu, kepala bayi disangga/ditopang dengan sebelah
tangan ibu. Kemudian sebelah tangan yang lainnya mengusap punggung bayi
perlahan-lahan sampai bayi bersendawa
b. Bila bayi tertidur setelah disusui letakan ditempat tidur dengan posisi miring ke
kanan (sisi kanan di bawah) atau terkurap. Udara akan keluar dengan sendirinya
j. Tanda-tanda bayi telah mendapatkan cukup ASI
a. Bayi tenang dan tampak puas setelah disusui
b. Bayi tertidur pulas
c. Buang air kecil sedikitnya 6 kali sehari
d. Bayi tumbuh dan berat badan sesuai Kartu Menuju Sehat (KMS)

E. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN


a. Pengertian
Manajemen asuhan kebidanan merupakan langkah sistematis yang merupakan pola
pikir bidan dalam melakukan asuhan pada klien.
Manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagi metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah, penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian logis untuk pengambilan
suatu keputusan yang berpokus kepada klien (Varney, 1997).
b. Tujuan Asuhan
a. Membangun kepercayaan terhadap klien
b. Memberikan nasehat yang dibutuhkan perempuan selama masa hamil, bersalin
dan nifas
c. Memberikan perlindungan, promosi, dan kepercayaan diri terhadap klien dan
keluarganya
d. Mendapatkan hasil akhir yang berkualitas, dimana ibu merasa aman, nyaman dan
puas serta bayi lahir sehat
c. Mutu Asuhan
Asuhan kebidanan yang bermutu adalah asuhan kebidanan yang dapat memuaskan
setiap pemakai jasa asuhan, sesuai dengan tingkatan kepuasan rata-rata penduduk,
artinya kepuasan ini bukan hanya dilihat dari individu sendiri, tetapi dilihat dari
jumlah individu sendiri (masyarakat) serta asuhan kebidanan yang
penyelenggaraannya sesuai kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah
ditetapkan, meskipun memenuhi tingkat kepuasan rata-rata penduduk, maka asuhan
kebidanan ini tidak bermutu (IBI,2001). Oleh karena itu bidan harus memberikan
asuhan tidak hanya berkelanjutan tetapi harus bermutu agar peran utama dalam
memastikan kesejahteraan ibu selama masa hamil dan nifas sapat tercapai.
d. Langkah-langkah Asuhan Kebidanan
Manajemen kebidanan pada ibu bersalin agar asuhan mendapat hasil yang maksimal
maka dilakukan asuhan dengan menggunakan 7 langkah varnay sebagai berikut :
1. Langkah I : Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai
kesadaan klien secara keseluruhan
2. Langkah II : Menginterpretasi data untuk mengidentifikasi diagnose masalah
3. Langkah III : Mengidentifikasi diagnose masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya
4. Langkah IV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi,
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien
5. Langkah V : Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan
rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya
6. Langkah VI : Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman
7. Langkah VII : Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan
menanggulangi kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak
efektif

Langkah-langkah dalam manajemen kebidanan menggambarkan alur pola pikir dan


tindakan bidan dalam pengambilan keputusan klinik untuk mengatasi masalah asuhan
yang telah dilakukan harus dicatat dengan benar, jelas dan singkat. Logis dalam
suatu metode pendokumentasian.

F. PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN


a. Pengertian
Metodem pendokumentasian yang digunakan dan asuhan kebidanan adalah SOAP,
yang merupakan salah satu metode pendokumentasian yang ada. SOAP merupakan
singkatan dari :
b. Metode
S : Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
O : Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium dan tes diagnostic lainnya yang dirumuskan dalam data focus
untuk mendukung assessment

A : Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan intervensi data subjektif
dan objektif dalam satu identitas
P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi berdasarkan
assessment
c. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ibu Hamil
Subjektif
- Tidak mendapatkan haid
- Mual dan muntah
- Perut membesar
- Ngidam
- Payudara tegang
- Sering miksi
- Pigmentasi kulit

Objektif

- Keadaan umum, kesadaran, status emosi


- Tanda-tanda vital
- Tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas
- Pemeriksaan fisik

Assesment

Ibu GPA hamil berapa minggu

Planning

- Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa usia kehamilan sekarang


berapa minggu, keadaan ibu dan janin baik. Hasil : ibu mengerti dan memahami
apa yang dijelaskan
- Menganjurkan kepada ibu untuk minum obat secara teratur . Fe XV (1x1)
diminum dengan menggunakan air putih. Hasil : ibu berjanji akan minum obat
- Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III
seperti : perdarahan pervaginam, sakit kepala lebih dari biasanya, nyeri
abdomen, penglihatan kabur, apabila terjadi tanda-tanda tersebut segera dating
ke bidan atau dokter. Hasil : ibu memahami dan apabila hal tersebut terjadi ibu
mau melakukannya
- Memberitahu kepada ibu tentang kebutuhan nutrisi. Hasil : ibu mengerti dan
mengetahuinya
- Memberitahu tentang penyuluhan kepada ibu tentang personal hygiene terutama
pada daerah genetalia dan perawatan payudaranya. Hasil : ibu berjanji akan
melakukannya
- Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukup. Hasil : ibu mengetahui
dan memahami
- Menganjurkan ibu merawat payudaranya karena kurang menonjol dengan cara
menarik putting susu dengan kedua jati dengan arah yang berlawanan dilakukan
dua kali selama 5 menit. Hasil : ibu mengerti dan mau melakukannya
- Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada
d. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Kala I
Subjektif
Ibu mengeluarkan lender darah atau blooding show. Ibu mengeluh mules-mules
semakin lama semakin sering dan teratur
Objektif
Keadaan umum, kesadaran, status emosi, tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik,
tanda-tanda perdarahan, pemeriksaan abdomen, periksa bunyi jantung janin,
periksa his dan kontraksi, lakukan pemeriksaan dalam
Assesment
Ibu GPA hamil berapa minggu dengan partus kala I fase laten. Keadaan ibu dan
janin baik
Planning
- Enyiapkan pertolongan persalinan pervagina
- Menyiapkan perlengkapan dan obat-obatan yang dibutuhkan
- Menyiapkan rujukan jika terjadi penyulit
- Memberikan asuhan sayang ibu dengan memberikan dukungan emosional

Kala II

Subjektif

Ibu merasa ingin meneran dan hendak buang air besar

Objektif

Inspeksi (perineum menonjol, vulva dan anus membuka, kepala janin tampak
didepan vulva pada saat adanya his), his berapa kali dalan 10 menit, lamanya
berapa detik, pemeriksaan dalam. (porcio tidak teraba, pembukaan lengkap,
perineum kepala di hodge III dan IV). Dan terdapat peningkatan pengeluaran
lender.

Assesment

Ibu GPA berapa minggu partus kala II. Keadaan ibu dan janin baik

Planning

- Mengobservasi his dan BJJ


- Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu
- Mengatur posisi ibu
- Mendampingi ibu meneran
- Menganjurkan ibu untuk bernafas dalam selagi kontraksi dan menertan ketika
kepala janin akan lahir. Membantu kelahiran bayi
- Mengeringkan dan menghangatkan bayi dari kepala sampai kaki

Kala III

Subjektif

Ibu mengeluh perutnya masih terasa mules

Objektif

Palpasi, tidak ada bayi kedua, (uterus teraba bundar, keras, fundus uteri diatas
pusat) inspeksi (pengeluaran darah, tali pusat bertambah panjang)

Assesment

- Ibu PA partus kala III


- Keadaan ibu baik
- Masalah : tidak ada
- Kebutuhan : tidak ada

Planning

Melakukan manajemen aktif kala III

- Memberikan oksitosin 10 IU / IM
- Melakukan peregangan tali pusat terkendali
- Memasase fundus uteri
- Memeriksa kelengkapan plasenta
- Observasi tanda-tanda vital 3-4 kali dalam satu jam pertama, 2-3 kali dalam
jam kedua
- Susukan bayi pada ibunya
- Ganti kain yang basah dengan yang kering

Kala IV

Subjektif

Ibu masih merasa mules

Objektif
Keadaan umum, kesadaran, status emosi, tanda-tanda vital, palpasi TFU,
kontraksi kuat, inspeksi (plasenta lahir, laserasi jalan lahir), kandung kemih,
jumlah perdarahan jalan lahir.

Assesment

Ibu PA kala IV keadaan ibu saat ini baik

Planning

- Memeriksa fundus uteri dan melakukan massase


- Mengobservasi jumlah perdarahan
- Menjahit luka laserasi
- Memberitahu ibu bagaimana cara menjaga kebersihan vulva agar tidak terjadi
infeksi
- Meningkatkan hubungan baik antara ibu dan bayi dengan cara menyusui
sedini mungkin dan rawat gabung
e. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
Subjektif
Ibu mengeluh perut masih terasa mules
Objektif
- Keadaan umum
- Tanda-tanda vital
- Pengeluaran laktasi
- Tinggi fundus uteri dan kontraksi
- Pengeluaran pervagina / lochea
- Miksi, defekasi, mobilisasi

Assesment

Ibu PA 6 jam post partum, keadaan ibu saat ini baik

Planning

- Mengobservasi keadaan umum


- Mengobservasi tanda-tanda vital, kontraksi uterus dan pengeluaran pervaginam
- Mengobservasi keadaan payudara, personal hygine, laktasi dan keadaan jalan
lahir
- Memberikan penyuluhan tentang perawatan payudara, personal hygien,
pentingnya mobilisasi dini secara bertahap serta gizi dan keluarga berencana
f. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Subjektif
Tidak ada
Objektif
Lahir tanggal lahir bayi, jam, presentase kepala, A/S, jenis kelamin, berat badan
bayi, panjang badan, anus positif/negative, cacat ada/tidak ada
Assesment
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan, segera setelah lahir
Planning
- Memberikan jalan nafas bayi
- Menggunting dan merawat tali pusat
- Mengeringkan dan membungkus tubuh bayi
- Mempertahankan suhu tubuh bayi
- Melakukan bounding attachment
- Mengidentifikasi bayi
- Melakukan perawatan mata
- Melakukan rawat gabung.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL (ANC)

NY.A UMUR 35 TAHUN, G4P2A1 HAMIL 37 MINGGU

Tanggal Pengkajian : 2 Maret 2011

Tempat Pengkajian : BPS

Nama Pengkaji : Tuti Heryanti

I. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama Istri : Ny. A Nama Suami : Tn.R
Umur : 35 tahun Umur : 38 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sunda Suku : Sunda
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : Kp. Cicayun I

2. Keluhan : Ibu datang ke BPS untuk memeriksakan kehamilannya, ibu mengatakan


sering buang air kecil.
3. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilannya yang ketiga. Hari pertama haid terakhir
tanggal 12 Juni 2010 (Taksiran Persalinan tanggal 19 Maret 2011). Ibu mulai merasakan
gerakan janin pada bulan Oktober 2010 saat kehamilannya berusia ±20 minggu. Saat ini
ibu masih merasakan gerakan janin sebanyak 10-11x dalam 12 jam. Ibu tidak
mengkonsumsi obat-obatan dan jamu-jamuan, kecuali tablet penambah darah dari bidan.
Pada kehamilannya ini ibu sudah suntik TT booster pada saat hamil 22 mg. Ibu
mengatakan tidak pernah merasakan tanda-tanda bahaya kehamilan seperti gerakan janin
tidak terasa, penglihatan mata yang kabur, sakit kepala yang hebat, nyeri perut bagian
bawah, keluar cairan dari vagina, atau perdarahan. Ibu mengatakan sudah periksa USG
1x,pada usia kehamilan 30 mg.
4. Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga
Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, asma, TBC, hipertensi, kencing manis dan
penyakit menular seksual, begitu, juga dikeluarga tidak ada yang menderita penyakit
berat seperti jantung, asma, TBC, hipertensi dan penyakit menular seksual , tidak ada
keturunan kembar dari pihak ibu maupun suami
5. Riwayat Psikososial
a. Status Perkawinan
Ibu mengatakan ini merupakan pernikahan pertama untuk ibu dan suami lamanya
kurang lebih 11 tahun
b. Respon ibu, suami dan keluarga terhadap kehamilan ini
Ibu dan keluarga merasa senang dengan kehamilannya karena kehamilan ini sangat
diharapkan
c. Riwayat KB
Ibu belum pernah menggunakan kontrasepsi apapun, rencananya setelah melahirkan
ibu akan menggunakan KB suntik 3 bulan
d. Dukungan Keluarga
Ibu mendapatkan dukungan dari suami dan keluarga ibu tinggal bersama suami dan
kedua orang tuanya
e. Pengambilan Keputusan dalam Keluarga
Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami dan ibu berencana akan
melahirkan di bidan
6. Pola Nutrisi dan Kebiasaan Makan
Ibu biasa makan teratur 3-4 kali sehari dengan porsi sedang dan menu yang beragam,
ibu tidak memiliki pantangan, ibu biasa minum air putih 7-8 gelas sehari, ibu tidak
merokok, minum-minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang
7. Kebiasaan Hidup Sehat
a. Eliminasi
BAK : 6-7 kali sehari tidak ada keluhan
BAB : 1 kali sehari konsistensi sedang tidak ada keluhan
b. Pola Hubungan Seksual
Ibu melakukan hubungan seks 1 kali seminggu tanpa ada keluhan ibu dan suami
c. Pola Istirahat dan Tidur
Ibu biasa tidur malam selama kurang lebih 7 jam, tidur siang 1-2 jam
d. Personal Hygine
Ibu mandi 2 kali sehari, ibu mengganti pakaian dalam dan pakaian 2 kali sehari,
menyikat gigi setiap mandi dan tidur malam
e. Kegiatan Sehari-hari
Ibu melakukan pekerjaan rumah dibantu oleh ibunya

II. DATA OBJEKTIF


a. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36°C
Ukuran antropometri :
Tinggi badan :150 cm
BB sebelum hamil : 45 kg
BB setelah hamil : 59 kg
IMT : BB/(TB) = 45/(1.5)2 =20
Termasuk kategori normal =19.8-26
b. Pemeriksaan Fisik
Rambut : Hitam, bersih, tidak rontok
Muka : Tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum
Mata : Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik
Hidung : Tidak keluar cairan
Mulut : Bibir tidak pecah-pecah, tidak ada stomatitis, gusi tidak bengkak
dan tidak pucat, gigi tidak ada caries
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid dan pembesaran
kelenjar getah bening
Payudara : Bentuk simetris kiri dan kanan, putting susu bersih dan menonjol,
tidak ada massa atau benjolan, hiperpigmentasi, kolostrum keluar
sedikit
Abdomen :
- Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, ada linea nigra, tidak ada striae,
terlihat membesar sesuai usia kehamilan
- Palpasi : Leopold I : TFU 3 Jari dibawah px, teraba bulat, lunak, tidak
melenting
Leopold II : Teraba bagian memanjang disebelah kanan dan
teraba bagian kecil disebelah kiri
Leopold III : Bagian terendah teraba bulat keras dan tidak dapat
digoyangkan
Leopold IV : Divergen
TFU Mc DONALD 30 cm. TBJ 155 x (30-11) = 2945 gram
- Auskultasi : DJJ (+), frekuensi 140 x/menit dan teratur, punctum maksimum
di sebelah kanan bawah pusat

Genetalia :

- Inspeksi : Tidak ada keputihan, tidak ada oedemaa, varises dan luka
perineum
- Palpasi : Tidak ada oedema, varises dan tidak ada pembesaran kelenjar
bartolini

Ekstremitas

- Atas : Tidak ada oedema, kuku tidak pucat


- Bawah : Tidak ada oedema, tidak ada varises, reflek patella ka/ki (+/+)

Anus : Tidak ada haemoroid


c. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : Hb : 11 gr %, protein urine negative

III.ASSESSMENT
Ny. A umur 35 tahun G4P2A1 hamil 37 minggu dengan ketidaknyamanan fisiologis, janin
tunggal hidup intra uterin, presentasi kepala dengan keadaan ibu dan janin baik

IV. PLANNING
1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu dan janin baik dan
taksiran persalinan tanggal 19-03-2011
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil
3. Menjelaskan pada ibu bahwa bak sering, itu merupakan hal yang wajar karena kepala
bayi sudah mulai turun dan dapat pula mengakibatkan ibu sering kencing karena
kepala bayi menekan kandung kencing
4. Memberikan motivasi agar ibu tenang dalam menghadapi persalinan nanti
5. Memberitahukan tanda-tanda akan melahirkan yaitu keluar lender bercampur darah,
keluar air ketuban, mules-mules yang teratur dan sering
6. Memberitahukan tanda bahaya kehamilan trimester ke-III yaitu keluar darah dari jalan
lahir, penglihatan kabur, nyeri kepala yang berlebihan, nyeri ulu hati, gerakan janin
berkurangatau tidak terasa, bengkak pada muka dan tangan dan ibupun mengerti
7. Menganjurkan ibu untuk miring terlebih dahulu saat bangun dari tidur atau jongkok
terlebih dahulu ketika akan mengangkat benda-benda (Body Mechanic yang baik) dan
menghindari penggunaan bantal untuk meluruskan punggung pada waktu tidur
8. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan pakaian ibu dan bayi lengkap dan pembalut
dalam satu tas yang akan dibawa bila sudah ada tanda-tanda akan melahirkan
9. Menganjurkan ibu untuk datang kembali 1 minggu yang akan datang atau bila ada
tanda-tanda akan melahirkan

CATATAN PERKEMBANGAN (Antenatal Care)


Tanggal pengkajian : 8 Maret 2011

Tempat pengkajian : BPS

Waktu pengkajian : 17.30 WIB

Nama pengkaji : Tuti Heryanti

I. Data Subjektif

Ibu mengatakan akan melakukan pemeriksaan ulang kehamilan dan masih mengeluh sering

buang air kecil, dan ibu mengatakan gerakan janin aktif ± 2 jam sekali,dan tidak ada tanda-

tanda bahaya kehamilan pada ibu.

II. Data Objektif

A. Keadaan Umum : Baik


B. Kesadaran : Composmentis
C. Tanda-tanda vital : TD = 120/80 mmhg Suhu : 36,8ºC
Nadi = 80x/ menit Respirasi : 18x/menit

D. Antropometri : BB = 59 kg (saat ini)

Penambahan BB = 14 kg

E. Pemeriksaan Fisik

1. Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik.


2. Abdomen

Palpasi

Leopold I : TFU 3 jari di bawah px, teraba lunak, kurang bundar


dan tidak melenting.

Leopold II : Teraba tahanan memanjang di bagian kanan dan

teraba bagian terkecil janin di sebelah kiri ibu.

Leopold III : Teraba bagian keras, bundar dan melenting tidak dapat di
goyangkan

Leopold IV ; Divergen

TFU (Mc.Donald) : 31 cm

TBJ : (31-11) x 155 = 3100 gram

Auskultasi :DJJ 138x/menit, teratur,kuat (punctum maksimum disebelah

kanan bawah)

III. ASSESMENT

Ny. A 35 tahun G4P2A1 usia kehamilan 38 minggu,dengan ketidaknyamanan fisiologis

janin tunggal, hidup intra uterine, presentasi kepala, dengan keadaan umum ibu dan janin

baik.

IV. PLANNING

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa usia kehamilannya sudah menginjak

usia 38 minggu.

2. Menjelaskan bahwa ketidaknyamanan Bak yang ibu alami merupakan hal yang normal,

dapat di atasi dengan cara mengurangi asupan cairan sebelum tidur malam sehingga ibu

tidak perlu bolak – balik ke kamar mandi pada saat akan tidur.

3. Menganjurkan untuk istirahat tidur siang yang cuku

4. Menganjurkan pada ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet tambah darah sehari sekali.
5. Mendiskusikan kembali persiapan ibu untuk persalinan.

6. Mengingatkan kembali tanda-tanda persalinan, dan ibu dapat menyebutkan tanda-tanda

persalinan.

7. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu kemudian pada tanggal 15 Maret 2011

atau jika ibu sudah merasakan tanda-tanda persalinan.

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

Tanggal pengkajian : 25 Maret 2011


Pukul : 10.50 WIB

Tempat : BPS

I. Data Subjektif
3.I.1 Identitas
Nama istri : Ny. A Nama suami : Tn.R

Umur : 35 tahun Umur : 38 tahun

Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SD Pendidikan : SD

Pekerjaan : Tidak bekerja Pekerjaan : Buruh

Alamat : Kp.Cicayur Rt/Rw 033/03

3.I.2 Anamnesa
3.I.2.1 Alasan utama
Klien mengatakan mules-mules sejak jam 23.00 WIB, klien mengatakan ini
adalah hamil yang keempat dan umur kehamilannya sekarang 9 bulan, serta
air-air belum keluar, tapi darah dan lendir sudah keluar.

3.I.2.2 Perasaan (sejak datang ke klinik)


Ibu mengatakan merasa takut dan gelisah.

3.I.2.3 Tanda-tanda bersalin


Kontraksi : Ada sejak tanggal 24 Maret 2011

Frekuensi : 3x dalam 10 menit dengan lama 10 detik

3.I.2.4 Masalah-masalah khusus : Tidak ada


3.I.2.5 Riwayat menstruasi
Menarche pada usia 13 tahun, lamanya 5 hari, siklus haid 28 hari dan teratur,
banyaknya ibu ganti pembalut 3x sehari, sifat darah encer.

HPHT tanggal 12 – 06 - 2010 HTP tanggal 19 – 03 - 2011

3.I.2.6 Riwayat kehamilan sekarang


a. ANC : Trimester I : 1x
Trimester II : 3x

Trimester III : 4x

b. Pergerakan janin dirasakan ibu pertama kali sejak usia kehamilannya 5


bulan sampai sekarang, gerakan janin dalam sehari > 10 kali.
c. Pola makan dan minum
Makan terakhir pukul : 10.00 WIB

Minum terakhir pukul : 10.30 WIB

d. Pola eliminasi
BAB terakhir : Pukul 07.00 WIB

BAK terakhir : Pukul10.40 WIB.

II. Data Objektif


3.II.1 Keadaan umum : baik
Keadaan emosional : labil

Kesadaran : composmentis.

3.II.2 Tanda-tanda vital


Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 86 x/menit

Suhu : 370C
Pernafasan : 20 x/menit

Tinggi badan : 157 cm

Berat badan :60 kg.

3.II.3 Kepala
Rambut : hitam, tidak rontok, kulit kepala bersih.

Muka : tidak ada cloasma gravidarum, tidak pucat dan tidak oedem.

Mata : kelopak mata tidak oedem, konjungtiva merah muda (an anemis),
sklera putih (an ikterik).

Mulut & gigi : bersih, tidak kering, gigi tidak ada caries, tidak ada stomatitis.

3.II.3.1Leher : tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid maupun getah bening.
3.II.3.2Dada
Jantung : iramanya teratur / reguler

Paru-paru : tidak ditemukan bunyi wheezing dan ronchi

Payudara :pembesaran ada, puting susu menonjol dan bersih, bentuk


simetris, colostrum (+), tidak ada benjolan dan rasa nyeri.

3.II.3.3Abdomen : pembesaran sesuai dengan umur kehamilan, konsistensi keras, tidak


ada bekas luka operasi dan benjolan, linea nigra, striae lividae,
kandung kemih kosong.
3.II.3.4Punggung dan pinggang : Posisi tulang belakang : lordisis
Pinggang nyeri : tidak ada

3.II.3.5Ekstremitas atas dan bawah : Tidak ada : oedem, kekakuan sendi, kemerahan dan
varises.
3.II.4Pemeriksaan Kebidanan
3.II.4.1Palpasi
Leopold I : TFU : 31 cm, terasa bagian atas bundar lunak dan tidak ada
lentingan (bokong).
Leopold II : Teraba tahanan memanjang datar seperti papan sebelah kanan
(PUKA), bagian kecil janin di puki.

Leopold III : Bagian uterus sebelah bawah teraba bulat keras (kepala), dan
sudah masuk PAP.

Leopold IV : Bagian terendah janin (kepala) sudah masuk PAP 3/5.

3.II.4.2Auskultasi
a. Denyut jantung janin : 138 x/menit

b. Frekuensi : Teratur

c. Punctum maksimum : 3 jari di bawah pusat sebelah kanan

3.II.4.3 Perkusi
CVAT : Tidak ada nyeri ketuk.

Reflek patella : (+) kanan dan kiri.

3.II.4.4Ano-genital (inspeksi)
a. Perineum : Luka parut : tidak ada

b. Varices : Tidak ada

c. Pengeluaran : Blood slim

d. Kelenjar bartholini : Tidak ada pembesaran

e. Fistula : Tidak ada

f. Anus : Hemoroid : tidak ada.

3.II.4.5Pemeriksaan dalam
a. Vulva / vagina : Tidak ada kelainan

b. Portio : Tebal

c. Pembukaan : 4 cm
d. Ketuban : Utuh

e. Presentasi : UUK

f. Penurunan : Hodge III

3.II.4.6Pemeriksaan Laboratorium : Tidak dilakukan

3.3 Assesment

G4 P2 A1 parturient aterm kala I fase aktif, janin hidup tunggal intra uterin, letak memanjang,
presentasi kepala dengan keadaan ibu dan janin baik.

Diagnosa potensial : tidak ada.

3.4 Planning
3.4.1 Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan  Hasil pemeriksaan
dalam : 4 cm, portio : tipis, ketuban : utuh, kepala di Hodge III.
3.4.2 Mengobservasi kemajuan dengan catat hasil (TTV)  Keadaan umum ibu baik, TTV
: TD 120/80 mmHg, N : 86 x/menit, pernafasan : 20 x/menit, suhu : 370C.
3.4.3 Memberikan dukungan kepada ibu dan keluarga  Ibu terlihat lebih tenang.
3.4.4 Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang proses kemajuan persalinan  Ibu dan
keluarga mengetahui proses kemajuan persalinan.
3.4.5 Mengatur posisi sesuai kemajuan/keinginan ibu serta lakukan perubahan posisi 
Ibu melakukan perubahan posisi dengan miring ke sebelah kiri.
3.4.6 Memberikan ibu makan dan minum sesuai keinginan ibu  Ibu mau makan dan
minum teh manis.
3.4.7 Menyarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin  Ibu BAK ke kamar mandi 1x.
3.4.8 Menganjurkan suami/keluarga untuk selalu mendampingi ibu  Suami/keluarga
selalu mendampingi ibu.
3.4.9 Menyiapkan alat partus set, hecting set dan peralatan lainnya  Partus set dan
hecting telah siap.

SOAP KALA II PERSALINAN


Tanggal 25 Maret 2011 Pukul 16.40 WIB

Subjektif
Ibu merasa mules-mules semakin sering, ibu ingin meneran.

Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. TTV : TD : 110/70 mmHg R : 24 x/menit
N : 86 x/menit S : 36,50C

3. DJJ : 136 x/menit


4. TFU : 29 cm
5. Penurunan : 0/5
6. Pemeriksaan dalam
Vulva/vagina tidak ada kelainan, portio tipis, pembukaan lengkap, ketuban pecah, warna
air ketuban jernih, presentasi belakang kepala, ubun-ubun kiri depan, tidak ada molase,
penurunan Hodge IV.

Assesment
G4 P2 A1 parturient aterm kala II janin hidup tunggal intra uterin, keadaan ibu dan janin baik.

Planning
1. Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu dengan mendampingi ibu agar nyaman
dan meyakinkan dirinya  Ibu terlihat lebih tenang setelah diberikan dukungan dan
meyakinkan dirinya.
2. Memberikan cukup minum untuk menambah tenaga dan mencegah dehidrasi  Ibu
minum teh manis 1 gelas.
3. Mengajarkan ibu tentang teknik dan posisi mengedan yang benar (Posisi tangan
memegang kedua pergelangan kaki sambil mengedan, dagu ditempelken ke dada (jika
ada mules), jika tidak ada mules anjurkan ibu untuk istirahat dan tarik nafas)  Cara
mengedan ibu sudah benar.
4. Pendampingan oleh keluarga  Ibu didampingi oleh suami.
5. Mengobservasi keadaan umum ibu, nadi, DJJ, dan kontraksi setiap 30 menit sekali atau
saat tidak ada his  Nadi : 88 x/menit, kontraksi 5x dalam 10 menit lamanya > 45 detik,
DJJ : 136 x/menit, ketuban pecah spontan jam 16.45 WIB.
6. Menolong persalinan secara APN  Bayi lahir spontan pukul 16.55 WIB segera
menangis, kuat, jenis kelamin perempuan, bayi IMD.

SOAP KALA III PERSALINAN

Tanggal 25 Maret 2011 Pukul 17.10 WIB

Subjektif
Ibu merasa lelah dan senang atas kelahiran bayinya.

Objektif
Pukul 16.55 WIB bayi lahir spontan, segera menangis kuat, pergerakan aktif, warna merah
muda, jenis kelamin perempuan, placenta belum keluar, bayi IMD.

Assesment
P4A1 parturient aterm kala III keadaan ibu baik.

Planning
1. Melaksanakan manajamen aktif kala III :
2. Menjepit dan menggunting tali pusat sedini mungkin.
3. Menyuntik oxcitocin 10 IU (IM) yang diberikan dalam 2 menit setelah kelahiran bayi.
4. Melakukan PTT (klem dipindahkan  5 – 10 cm dari vulva, kemudian posisi tangan
dorso cranial, sebelumnya mengevaluasi dulu tanda-tanda pelepasan plasenta, setelah
terjadi tanda-tanda pelepasan tersebut keluarkan plasenta dengan memutarnya searah
jarum jam)  Plasenta lahir spontan lengkap pukul 17.20 WIB.
5. Memassage fundus  Ibu sudah dimassage fundusnya dan kontraksi uterus baik.
6. Mengecek perdarahan dan robekan perineum  Perdarahan ± 150 cc dan Perineum
utuh

SOAP KALA IV PERSALINAN

Tanggal 25 Maret 2011 Pukul 17.35 WIB

Subjektif
Ibu mengatakan merasa lega dan bahagia dengan kelahiran bayinya.

Objektif
Memeriksa tanda-tanda vital

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 84 x/menit

Pernafasan : 22 x/menit

Suhu : 36°C

Kontraksi uterus : Baik

Kandung kemih : Kosong

Perdarahan : ±150 cc

TFU : 2 jari dibawah pusat

Assesment
P4 A1 partus kala IV

Diagnosa potensial : tidak ada.

Planning
1. Melakukan massage uterus  Sudah dilakukan dan kontraksi uterus baik.
2. Memeriksa kelengkapan plasenta selaput dan kotiledon  Plasenta dan selaput dan
kotiledon lengkap.
3. Mengajari ibu cara menilai kontraksi uterus dan cara melakukan massage uterus jika
kontraksi uterus kurang baik  Respons ibu baik dan mau mengikuti cara untuk
melakukan massage uterus.
4. Membersihkan perineum dan bagian yang kotor pada ibu dan mengganti pakaian yang
bersih  Ibu merasa nyaman.
5. Mengobservasi TTV, kandung kemih, kontraksi uterus, TFU, dan perdarahan selama 2
jam (15 menit sekali pada 1 jam pertama dan 30 menit sekali pada 1 jam kedua) 
Terlampir di partograf.
6. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum serta istirahat  Ibu minum teh manis.
7. Memberikan vitamin A 200.000 unit  Ibu mendapatkan Vitamin A.
8. Mendapatkan terapi oral (Bundavin 1 x 1, amoxilyn 3 x 1, asam mefenamat 3 x 1).
9. Mendekontaminasi alat-alat bekas pakai, direndam dalam larutan clorin 0,5 % selama
10 menit.
10. Melengkapi partograf  Partograf terlampir.

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

Tanggal 25 Maret 2011 Pukul 18.10 WIB

Subjektif
Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya.

Objektif
TTV : T D : 110/70 mmHg R : 24 x/menit
N : 84 x/menit S : 36,50C

TFU : 2 jari di bawah pusat.


Kandung kemih : Kosong
Assesment
P4 A1 1 jam post partum dengan keadaan ibu baik.

Planning
1. Mengobservasi tanda-tanda vital  Terlampir dalam partograf.
2. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya  Ibu mau menyusui bayinya.
3. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum  Ibu mau makan dan minum.
4. Menganjurkan untuk tetap menjaga suhu bayi agar tetap hangat  Bayi dalam keadaan
hangat.
5. Menganjurkan ibu cara menilai kontraksi uterus dan melakukan massage uterus, jika
uterus lembek  Ibu mengerti dan mau melakukannya.

Tanggal 25 Maret 2011 Pukul 19.10 WIB

Subjektif
Ibu merasa lelah ingin istirahat.

Objektif
TTV : T D : 110/70 mmHg R : 24 x/menit

N : 86 x/menit S : 36,50C

Assesment
P4A1 2 jam post partum dengan keadaan ibu baik.

Planning
1. Mengobservasi tanda-tanda vital  Terlampir dalam partograf.
2. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan perineum  Ibu mau menjaga kebersihan
terutama di daerah jalan lahir.
3. Menginformasikan tentang tanda-tanda bahaya nifas antara lain nyeri kepala hebat,
demam tinggi, keluar darah berbau dari jalan lahir  Ibu tahu tanda bahaya masa nifas.
4. Menganjurkan ibu untuk meminum antibiotik  Ibu mau meminumnya.
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat selagi bayi tidur  Ibu mau untuk istirahat.

Tanggal 25 Maret 2011 Pukul 23.10 WIB

Subjektif
Ibu merasa lelah ingin istirahat.

Objektif
TTV : T D : 110/70 mmHg R : 24 x/menit

N : 86 x/menit S : 36,50C

Assesment
P4A1 6 jam post partum dengan keadaan ibu baik.

Planning
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa 6
jam pertama keadaan ibu baik dan normal  Ibu dan keluarga mengerti
tentang keadaan ibu saat ini
2. Memberikan penjelasan bahwa rasa mules adalah normal yang
disebabkan adanya pengecilan rahim sebagai proses penyembuhan
rahim Ibu mengerti penjelasan dari petugas tentang penyebab mules
3. Menganjurkan ibu untuk BAK dikamar mandi dan meyakinkan ibu
bahwa tidak perih Ibu bisa buang air kecil dikamar mandi
4. Mengajarkan ibu cara cebok yang benar dari arah depan ke belakang dan
menganjurkan ibu agar menjaga kebersihan diri (personal hygiene) dan
selalu cebok dengan sabun dan air bersih setiap kali mandi, BAK, BAB,
dang anti pembalut untuk mencegah infeksi Ibu mengerti dan bersedia
melaksanakan anjuran petugas untuk menjaga kebersihan diri
5. Mengobservasi KU dan TTV Keadaan umum ibu dan tanda-tanda dalam
batas normal
6. Mamberikan tablet Fe 7 tablet sehari 1x1 tablet, vitamin C 7 tablet sehati
1x1, vit A dosis tinggi sekali pemberian, vit B complek sehari 3x1 tablet
sebanyak 10 tablet, amoxilin 15 tablet sehari 3x1 tablet  Ibu telah
mendapatkan obat tersebut yaitu tablet Fe 7 tablet, vitamin C 7 tablet, vitamin
B12 7 tablet dan amoxilin 500 mg 15 tablet
7. Menganjurkan ibu agar minum obat secara teratur sesuai petunjuk dan
meminumnya dengan air putih Ibu mengerti dan bersedia melaksanakan
anjuran petugas untuk minum obat secara teratur dengan air putih
8. Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar, areola mamae masuk ke
mulut bayi supaya putting susu tidak lecet, 15 menit yang kanan dan 15
menit yang kiri Ibu mengerti dan bisa menyusui bayinya dengan benar
9. Menganjurkan ibu agar selalu mencuci tangan sebelum menyusui atau
memegang bayinya Ibu bersedia untuk mencuci tangan sebelum menyusui
dan memegang bayinya
10. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tanda-tanda bahaya post partum
seperti adanya perdarahan pervaginam, demam atau panas tinggi, kejang
dan lain-lain  Ibu dan keluarga mengerti

Tanggal 27 Maret 2011 Pukul 10.00 WIB

Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu sudah BAK 2 kali dan belum BAB
Objektif
TTV : T D : 110/70 mmHg R : 24 x/menit

N : 86 x/menit S : 36,50C

Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik, payudara tidak


bengkak, putting susu tidak lecet, produksi ASI ada, kontraksi uterus
baik, TFU 2 jari dibawah pusat, lochea rubra, bau khas

Assesment
P4A1 2 hari post partum dengan keadaan ibu baik

Planning
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa 6 jam pertama
keadaan ibu baik dan normal  Ibu dan keluarga mengerti tentang keadaan ibu saat ini
2. Memberitahu ibu tentang perawatan payudara dan menganjurkan ibu untuk merawat
payudara  Ibu mengerti dan bersedia melaksanakan anjuran dari petugas
3. Memberikan kebutuhan nutrisi : nasi, ikan, tempe, sayuran, dan the manis pada jam 12.00 WIB
 Ibu makan nasi 1 porsi dan minum the manis 1 gelas
4. Mengingatkan ibu untuk minum obat secara teratur sesuai dengan petunjuk dan meminumnya
dengan air putih  Ibu bersedia melaksanakan anjuran petugas
5. Membuat janji dengan ibu untuk kunjungan rumah tanggal 31 maret 2011

Tanggal 31 Maret 2011 Pukul 10.00 WIB

Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada kelainan, darahnya yang keluar sedikit dan berwarna coklat.
Nafsu makan baik 3 x sehari, komposisi : nasi, sayur, lauk, buah dan susu. BAB 1 kali
sehari, BAK 4-5 kali sehari dan tidak ada gangguan

Objektif
KU baik, kesadaran compos mentis

TTV : T D : 110/70 mmHg R : 24 x/menit

N : 86 x/menit S : 36,50C

Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik, payudara tidak


bengkak, putting susu tidak lecet, produksi ASI ada, kontraksi uterus
baik, TFU 2 jari diatas symfisis, lochea sanguilenta, bau khas,
ekstremitas edema

Assesment
P4A1 6 hari post partum dengan keadaan ibu baik

Planning
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa 6 jam pertama
keadaan ibu baik dan normal  Ibu dan keluarga mengerti tentang keadaan ibu saat ini
2. Menganjurkan ibu uuntuk cukup istirahat dan cukup tidur ± 8 jam sehari, tidur siang
selagi bayi tidur  Ibu mengerti dan bersedia melaksanakan anjuran dari petugas
3. Menjelaskan tanda bahaya pada nifas dan menganjurkan ibu dan suami untuk segera
kepuskesmas/ bidan bila ada tanda bahaya tersebut, seperti demam tinggi, perdarahan, nyeri
kepala hebat dan kejang  Ibu dan suami mengerti penjelasan dari petugas
4. Menganjurkan ibu untuk beraktifitas ringan  Ibu bersedia melaksanakan anjuran petugas
5. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama pada daerah vulva agar tidak terjadi
infeksi, cebok dengan sabun dan air bersih setiap mandi, setelah BAK, BAB dang anti
pembalut  Ibu mengerti dan bersedia melaksanakan anjuran petugas
6.
Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Tanggal Pengkajian : 25 Maret 2011

Tempat Pengkajian : BPS

Waktu Pengkajian : 17.45 WIB

Nama Pengkaji : Tuti Heryanti

A. Data Subjektif

a. biodata

nama bayi : bayi Ny.A

usia bayi : 1 jam

jenis kelamin : Perempuan

b. riwayat maternal

Ibu mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat hipertensi, tidak
ada yang mempunyai riwayat penyakit keturunan lain, cacat fisik atau mental.

B. Data Objektif

1. Keadaan umum : baik

Tonus otot : baik

Warna kulit : kemerahan

Tangisan : kuat

Afgar scor : 9/10

2. Tanda-tanda vital

Laju nafas : 48x/menit


Laju jantung : 150x/menit

Suhu : 36,5oC

3. Antropometri

BB : 4000 gram

PB : 48 cm

LK : 34 cm

LD : 34 cm

LP : 30 cm

4. Pemeriksaan Fisik

Kepala : tidak ada molase, fontanella datar dan lembut, tidak ada kaput suksedaneum

Telinga : simetris dengan mata

Mata : tidak terdapat pus

Hidung dan Mulut : tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada labioskizis atau
labiopalatoskizis, trdapat reflek rooting dan sucking

Leher : tidak ada pembengkakan atau benjolan

Bahu dan Tangan : gerakan normal, jumlah jari lengkap, terdapat reflek grasping dan
palmar

Dada : tidak ada penarikan dinding dada, bentuk normal, laju nafas dan
jantung teratur

System saraf : terdapat reflek moro

Perut : cembung, tidak ada penonjolan sekitar pusat saat bayi menangis,
tidak ada perdarahan tali pusat
Genetalia : Labia mayora menutupi labia minora

Kaki : gerakan dan bentuk normal, jumlah jari lengkap, terdapat reflek
babinski

Punggung dan Anus : tidak ada spina bifida, tidak ada kelainan tulang belakang, anus
berlubang

C. Assesment

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

D. Planning

1. Mengeringkan dan membersihkan tubuh bayi dari darah dan lender dengan menggunakan
waslap, handuk kering dan bersih  Tubuh bayi bersih, kering dan hangat, bayi terlihat tenang
2. Melakukan perawatan tali pusat dengan membungkus tali pusat dengan kasa steril  Tali
pusat bersih dan sudah dibungkus dengan kasa steril
3. Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan cara memakai pakaian bayi dan mendorongnya
dengan kepala bayi tertutup memakai kain kering dan bersih Suhu tubuh bayi terjaga
4. Melakukan kontak dini dengan ibu, memberikan bayi pada ibu untuk menyusui bayinya
Ibu dan bayi sudah kontak dini, bayi sudah disusui oleh ibunya
5. Mengajarkan ibu cara menyusui bayi Ibu bisa menyusui bayinya dengan benar
6. Memberikan salep mata tetrasiklin 1% pada kedua mata bayi  Kedua mata bayi sudah
diberi salep tetrasiklin 1 %
7. Mengobservasi KU, TTV, tanda-tanda hipotermi dan tanda-tanda infeksi Keadaan
umum bayi baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada tanda hifotermi dan
infeksi
8. Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir dan segera memberitahu bidan bila
ada tanda-tanda bahaya pada bayi seperti sesak nafas, demam tinggi, warna kulit
kuning/biru/pucat, tidak mau menyusu, tali pusat merah/bengkak/keluar cairan/bau
busuk/berdarah, tidak BAK/BAB dalam 24 jam, muntah terus menerus, rewel dan kejang
Menjelaskan hasil peemeriksaan kepada ibu Ibu mengerti tanda bahaya pada bayi baru l
Tanggal 25 Maret 2011 Pukul 23.10 WIB

Subjektif
Ibu mengatakan bayinya sudah disusui, bayinya bisa tidur, tidak rewel. Sudah BAK 1 kali
dan BAB 1 kali, tidak muntah, bayi belum dimandikan

Objektif
KU baik, kesadaran compos mentis

TTV : S : 36,5°C R : 40x/menit

N : 124 x/menit

Gerakan aktif, menangis kuat, tidak ikterik, tidak ada kelainan

Assesment
Neonatus umur 6 jam

Planning
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa 6 jam pertama
keadaan bayinya baik dan normal  Ibu dan keluarga mengerti tentang keadaan bayi saat
ini
2. Merawat tali pusat dengan kasa steril  Tali pusat sudah dibungkus dengan kasa steril
3. Penkes tentang tanda bahaya dalam masa nifas, ibu dapat mengulang kembali tentang tanda-
tanda bahaya dalam masa nifas  Ibu dan suami mengerti penjelasan dari petugas
4. Menganjurkan ibu untuk beraktifitas ringan  Ibu bersedia melaksanakan anjuran petugas
5. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama pada daerah vulva agar tidak terjadi
infeksi, cebok dengan sabun dan air bersih setiap mandi, setelah BAK, BAB dang anti
pembalut  Ibu mengerti dan bersedia melaksanakan anjuran petugas

Tanggal 27 Maret 2011 Pukul 10.00 WIB

Subjektif
Ibu mengatakan bayinya mau menyusui, bisa tidur tidak rewel, sudah BAK 2 kali dan BAB
1 kali, bayi sudah dimandikan

Objektif
KU baik, kesadaran compos mentis

TTV : S : 36,5°C R : 40x/menit

N : 124 x/menit

Gerakan aktif, menangis kuat, tidak ikterik, tidak ada kelainan

Assesment
Neonatus umur 2 hari

Planning
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa 6 jam pertama
keadaan bayinya sehat  Ibu dan keluarga mengerti tentang keadaan bayi saat ini
2. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin ± 2 jam sekali dan
amannya 10-15 menit pada setiap payudara  Ibu mengerti dan akan melaksanakan
anjuran petugas
3. Menjelaskan pada ibu tentang ASI ekslusif dan menganjurkan ibu untuk memberikan ASI saja
selama bayi berumur 6 bulan  Ibu mengerti dan bersedia melaksanakan anjuran petugas
4. Mengingatkan untuk menjaga kehangatan tubuh bayi dan merawat tali pusat bayi  Ibu
bersedia melaksanakan anjuran petugas

Tanggal 31 Maret 2011 Pukul 10.00 WIB

Subjektif
Ibu mengatakan bayinya tidak rewel tapi sering bangun pada malam hari untuk menyusui,
bayi hanya diberi ASI, tali pusat sudah puput tanggal 29 maret 2011, bayi tidak muntah dan
tidak mencret

Objektif
Keadaan umum baik

TTV : S : 36,5°C R : 40x/menit

N : 124 x/menit

Gerakan aktif, menangis kuat, tali pusat sudah puput dan bersih,
perut tidak kembung, sclera tidak ikterik, turgor baik, tidak ada
kelainan, berat badan 4100 gram, panjang 48 cm

Assesment
Neonatus umur 6 hari

Planning
1. Mengingatkan ibu untuk memberikan ASI saja sampai 6 bulan dan selalu
menyendawakan bayinya setelah diberi ASI  Ibu bersedia melaksanakan anjuran
petugas
2. Mengingatkan ibu tanda bahaya pada bayi  Ibu bersedia menyebutkan tanda bahaya
pada bayi
3. Memberitahu pada ibu bahwa bayinya akan di imunisasi hepatitis B dan menjelaskan
manfaatnya  Ibu mengerti penjelasan dari petugas dan mengijinkan bayinya untuk
diimunisasi. Bayi sudah diimunisasi Hepatitia B pada paha kanan

BAB IV

PEMBAHASAN KASUS
Pada uraian perkembangan kasus penulis menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil,
bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir. Proses yang digunakan dalam asuhan kebidanan SOAP
dengan pola pikir 7 langkah varney.

Dalam mengambil kasus di BPS Bella Medika Pagedangan penulis memantau langsung
perkembangan ibu dari kehamilan 37 minggu hingga 2 jam post partum. Dalam bab ini penulis
akan membahasnya dengan cara membandingkan teori dengan kenyataan yang ditemukan pada
ibu dari hamil hingga nifas.

A. Kehamilan
Dari hasil anamnesa didapatkan Ny. A umur 35 tahun, hamil anak ke 4. Usia yang baik
untuk hamil lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun serta jarak kehamilan lebih dari 2
tahun. Selama hamil ibu ruti melakukan kunjungan ANC setiap bulan sekali. (Saefudin,
2002).
Pada trimester III ibu memeriksakan kehamilannay di BPS kecamatan Pagedangan. Ibu
diberikan pelayanan asuhan standar diantaranya timbanagn berat badan, ukur tekanan darah,
ukur tinggi fundus uteri, pemberian tablet Fe, temu wicara, dan suntik Tetanus Toxoid (TT)
lengkap sebanyak 2 kali. Hal ini belum sesuai teori pelayanan asuhan standar minimal “7T”
karena tidak dilakukan tes terhadap penyakit menular seksual. Selain itu ibu juga diberikan
konseling tentang gizi seimbang, kebersihan diri, perawatan payudara, istirahat yang cukup,
dan latihan (olah raga) ringan, serta tanda bahaya pada kehamilan sesuai dengan teori
(Saifudin, 2002:110)
Selama hamil ibu mengalami peningkatan berat badan sebanyak 14 kg, yaitu dari 45 kg
menjadi 59 kg, hal ini normal karena menurut teori (Wiknojosastro, 2002) bahwa kenaikan
berat badan ibu hamil berkisar 6,5 kg sampai 16 kg. Pada saat umur kehamilan 37 minggu
ibu sering mengeluh sering berkemih, menurut teori saefudin 2002, hal ini merupakan
fisiologis karena penurunan janin dalam panggul ibu.
Pada saat pemeriksaan kehamilan tidak ditemukan adanya kelainan sehingga proses
kehamilan ibu berjalan dengan normal sampai waktu bersalin yaitu pada usia kehamilan 37
minggusesuai dengan diagnose kehamilan normalbahwa lamanya kehamilan 40 minggu dan
tidak lebih dari 43 minggu, jadi antara teori dan kenyataan dilapangan adalah sama.
(Wiknjosastro, 2002 :99)

B. Proses persalinan
Proses persalinan tidak terjadi gangguan kontraksi. Persalinan kala I berjalan selama 4
jam, kala II 25 menit, kala III 10 menit. Proses ini lebih cepat dibandingkan dari penjelasan
teori, dimana persalinan kala I peada multigravida berlangsung 6 jam. (Wiknojasastro,
2002,97). Hal ini mungkin karena Ny. A tidak dating dari pembukaan serviks 1 cm
melainkan 4 cm.
Lama persalinan kala II adalah 25 menit dari pembukanan 10 cm sampai bayi lahir,
keadaan ini sesuai dengan teori (Mochtar Rustam, 1998)
Proses persalinan kala III berlangsung 5 menit, ini tidak menyimpang dari teori dimana
persalinan kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang tidak lebih
dari 30 menit. (Saefudin, 2002). Penanganan yang dilakukan dengan manajemen aktif kala
III sesuai teori (saefudin, 2002 :103) yaitu ibu diberikan injeksi syntosinon 10 unit IM,
melakukan peregangan tali pusat terkendali, dilakukan massase uterus segera setelah plasenta
lahir. Lahirnya plasenta didahului dengan tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu tampak tali
pusat memanjang, keluar darah pervaginam tiba-tiba, bentuk fundus uteri globuler, sesuai
dengan teori (Manuaba, 1998) Proses kala III berlangsung normal dan sesuai dengan teori,
kontraksi uterus baik dan plasenta lahir spontan, lengkap
Pada kala IV yaitu 2 jam post partum, ibu diobservasi di kamar bersalin. Ibu diperiksa
tekanan darah, nadi, kandung kemih, perdarahan, kontraksi uterus, dan TFU setiap 15 menit
pertama dan 30 menit pada jam kedua, hal ini sesuai dengan teori (Saifudin, 2002: 105).
Hasil observasi pada kala IV dalam batas normal
Pada persalinan Ny.A dari kala I sampai kala IV berjalan lancer dan normal. Selama
persalinan ibu tidak mengalami perdarahan yang abnormal, hal ini bisa dilihat dari hasil
observasi kala I sampai kala IV jumlah perdarahan ±250cc, ini sesuai dengan teori
(Manuaba, 1998) bahwa perdarahan masih dianggap normal bila jumlahnya tidak lebih dari
500 cc. Setelah 2 jam post partum ibu dan bayi dipindahkan keruang perawatan untuk rawat
gabung, ini sesuai teori (Saifudin, 2002: 106)
C. Bayi Baru Lahir
Bayi Ny. A jenis kelamin perempuan, berat badan 4000 gram dan PB 48 cm, cacat
negative, anus positif. Menurut teori (Manuaba, 1998). Bayi baru lahir normal adalah bayi
yang baru lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badan lahir adalah 2500-4000
gram. Dengan demikian bayi Ny. A termasuk bayi normal menurut teori tersebut. (Manuaba,
1998).
Bayi Ny. A tidak mengalami asfiksia, afgar scor 9/10. Keadaan ini sesuai dengan teori
bahwa bayi baru lahir normal dan tidak mengalami asfiksia bila afgar scor antara 7-10
(Wiknjosastro, 2002 : 87) kemudian bayi diberikan perawatan segera sesudah lahir sesuai
teori (Saifudin, 2002: 103) yaitu membebaskan jalan nafas, memotong dan merawat tali
pusat, membersihkan dan membungkus bayi dengan kain bersih, kering dan hangat yang juga
menutupi kepala dan mengidentifikasi bayi, serta kontak dini dengan ibu, dan pencegahan
infeksi dengan memberikan salep mata pada mata bayi.
Menurut teori (Saifudin, 2002 dan materi kuliah ilmu kesehatan anak, 2006) bahwa untuk
mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir maka bayi
diberi vitamin K peroral atau parenteral. Pada bayi Ny. A tidak diberikan vitamin K baik
peroral maupun parenteral. Jadi dalam hal ini antara praktek dan teori berbeda.
Perawatan tali pusat pada bayi Ny.A dengan cara membungkus tali pusat dengan kasa
steril, sedangkan dalam teori (Saifudin, 2002:103) mengatakan hindari pembungkusan tali
pusat, tampak tali pusat yang tidak tertutup akan mongering dan puput lebih cepat dengan
komplikasi yang lebih sedikit. Pada bayi Ny.A, yali pusat puput pada hari ke 5. Perawatan
tali pusat antara teori dan praktek berbeda.
Pada tanggal 31 maret 2011 bayi diberikan suntikan imunisasi Hepatitis B. Sesuai teori
bahwa setiap bayi baru lahir normal harus diberikan imunisasi hepatitis B sedini mungkin
dalam waktu 12 jam setelah lahir. Dalam pemberian hepatitis B antara teori dan kenyataan
dilapangan tidak sama (Saifudin, 2002:105)

D. Masa Nifas
Pada masa nifas dilakukan kunjungan sesuai dengan teori (Saefudin, 2002) yaitu 2 jam
post partum, 6 jam post partum, 2 hari post partum dan 6 hari post partum. Kunjungan
tersebut dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah,
mendeteksi, dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
Kunjungan yang pertama yaitu 6 jam post partum, dari anamnesa ibu mengeluh perutnya
mules. Selain diberikan penjelasan ibu juga diberi analgetika sesuai dengan teori
(Wiknjosastro,2002: 79) bahwa bila wanita post partum mengeluh tentang adanya after pains
atau mules dapat diberikan analgetika atau sedative supaya ia dapat tidur atau istirahat. Dari
hasil pemeriksaan, ibu dalam keadaan baik, kesadaran composmentis, tanda-tanda vital
dalam batas normal, kontraksi uterus baik. Tinggi fundus uteri (TFU) 2 jari bawah pusat,
lochea rubra, banyaknya 2 pembalut, ibu sudah mobilisasi bertahap dan melakukan kontak
dengan bayinya serta menyusui bayinya, hal ini sesuai dengan teori (Manuaba, 1998 dan
Wiknjosastro, 2002:81). Pada bayi tidak ada kelainan, tanda-tanda vital dalam batas normal,
dan tidak ad perdarahan pada tali pusat.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Setelah melakukan pembahasan pada kasus Ny. A, dari umur kehamilan 37 minggu
sampai dengan 6 hari post partum, penulis dapat menyimpulkan asuhan kebidanan yang
diberikan sesuai dengan standar asuhan kebidanan yaitu :
a. Penulis telah melakukan pengkajian secara subjektif pada ibu hamil, ibu bersalin, nifas
dan bayi baru lahir.
b. Penulis telah melakukan pengkajian secara Objektif pada ibu hamil, ibu bersalin, nifas
dan bayi baru lahir.
c. Penulis telah melakukan diagnose pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.
d. Penulis telah melakukan pelaksanan tindakan pada ibu hamil, bersalin ,nifas dan bayi
baru lahir.

2. Saran
Untuk Instansi
Untuk membantu mahasiswa dalam melaksanakan praktek dilapangan hendaknya pihak
pendidikan merencanakan dengan matang dan telah dilakukan survey sebelumnya sesuai
dengan jadwal.

Untuk BPS
Diharapkan dapat melsksanakan pengkajian terhadap ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi
baru lahir sesuai dengan standar yang telah ditetapkan DepkesRi

Untuk keluarga pasien (Ny.A)


Penulis menyarankan supaya lebih memperhatikan kesehatan keluarga khususnya ibu
hamil, dukungan moril kepada ibu hamil dalam menghadapi perubahan-perubahan yang
mungkin terjadi selama kehamilan, persalinan, dan nifas sangat berarti. Diharapkan
suami tetap siaga dan membantu ibu hingga nifas.
DAFTAR PUSTAKA

Asuhan Antenatal Care, Sisdiknakes : 2002


FK-UNPAD, Obstetri & Fisiologis, Bandung : 1983

FKPP se-Jabar : 1997

Halen, Varney, Varney’s Midwifery Third edition, Jones and Ballett

Manuaba, I.B.G, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana,

Jakarta:penerbit buku kedokteran, EGC; 1998

Mochtar,R. Sinopsis Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi, Jilid I, Jakarta : penerbit buku

kedokteran, EGC: 1998

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan, YBP-SP, Jakarta 1999

Saifudin, A.B, Bukuk Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,

Jakarta : Yayasan Bina Pustaka :2001

Saifudin, A.B, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,

Jakarta : Yayasan Bina Pustaka: 2002

Standar Asuhan Kebidanan, IBI : 2003

MATERI PERAWATAN SETELAH BERSALIN

1. Lokia
- Lokia adalah cairan merah bercampur darah dari jalan lahir yang dikeluarkan
selama minggu-minggu pertama setelah melahirkan
- Pakailah pembalut khusus kehamilan atau pembalut biasa (sesuai kebutuhan) untuk
menampung lokia
- Beritahu bidan jika lokia :
a. Berbau busuk atau amis
b. Mengandung gumpalan-gumpalan darah yang besar
c. Sangat banyak (sampai perlu ganti pembalut 1-2 jam sekali)

2. Kebersihan
- Bersihan daerah kelamin dengan sabun dan air tiap selesai buang air kecil atau
besar, mulai dari daerah kemaluan dengan gerakan dari depan kebelakang disusul
sekitar anus
- Cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelamin
- Ganti pembalut minimal dua kali sehari
- Hindari menyentuh daerah luka didaerah kemaluan
3. Iatirahat
- Istirahat cukup untuk memulihkan tenaga setelah melahirkan
- Kurang istirahat bisa mengurangi produksi ASI, menghambat kembalinya rahim
keukuran semula, memperbanyak perdarahan, serta menimbulkan defresi
- Lakukan kewajiban rumah tangga sebisanya, tidak usah memaksakan diri, minta
bantuan dari sanak kerabat/teman jika perlu
- Usahakan tidur kurang lebih 1 jam pada siang hari danberistirahat pada saat bayi
tidur
4. Olah raga
- Olah raga ringan bisa mulai dilakukan satu dua hari setelah persalinan normal
- Lakukan olah raga ringan berikut :
a. Senam Kegel
Coba anda bayangkan anda sedang menahn kencing. Tahan sebentar, lalu
lepaskan kembali
b. Senam otot perut
Berbaringlah sebentar dan tarik nafas panjang. Sambil menghembuskan nafas,
coba bayangkan pusar anda tertarik kedalam menuju tulang belakang, sehingga
perut terasa berkontraksi. Pertahankan seraya menghitung sampai empat, lalu
lemaskan sembari menarik nafas.
c. Senam otot bokong
Berbaring terlentang dan tarik nafas panjang, sambil menghembuskan nafas,
tegangkan kedua bokong sekencang mungkin, pertahankan sambil menghitung
sampai empat, kemudian lepaskan sambil menarik nafas.

MATERI PENYULUHAN MASA NIFAS

A. Pengertian
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil, lamanya masa nipas kurang lebih 6
minggu
B. Gambaran Masa nIfas
1. Setelah melahirkan dapat terjadi peningkatan suhu tubuh, tetapi tidak lebih dari
38°C
2. Mules-mules setelah melahirkan akibat kontraksi rahim
3. Pengeluaran darah nifas (Lochea)
a. Hari ke 1-2 berwarna merah (lochea rubra)
b. Hari ke 3-7 berwarna kecoklatan bercampur lender ( lochea sanguilenta)
c. Hari ke 7-14 berwarna kekuning-kuningan (lochea serosa)
d. Setelah hari ke 14 berwarna putih (lochea alba)
C. Perubahan yang terjadi pada masa nifas
1. Involusi Uterus
Alat-alat kandungan berangsur-angsur pulih kembali seperti sebelum hamil
2. Hemokonsentrasi
Volume darah ibu relative akan bertambah sehingga beban jantung juga
meningkat
3. Perubahan pada payudara
Keluar colostrums, sebaiknya ibu segera menyusui bayinya sebelum 30 menit
setelah melahirkan
D. Tanda-tanda Bahaya Pada Masa Nifas
1. Perdarahan dari vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak
2. Pengeluaran dari vagina yang berbau busuk
3. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri ulu hati atau gangguan pengliharan
4. Rasa sakit didaerah perut bawah
5. Terjadi pembengkakan diwajah atau tangan
6. Payudara yang berubah menjadi merah, panas dan terasa sakit
7. Rasa sakit, merah tegas dan pembengkakan dikaki
8. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya atau mengurus
diri sendiri
9. Meras sangat letih atau nafas terengah-engah

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. A

DI BPS BELLA MEDIKA PAGEDANGAN


TAHUN 2011

Disusun Oleh :

TUTI HERYANTI

NIM : P 17324208674

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Politeknik Kesehatan Bandung

Jurusan Kebidanan Bogor

Bogor

2011
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini tepat pada waktunya.
Penyusunan laporan ini berdasarkan atas kasus yang ada dan didapat selama penulis praktik
klinik kebidanan yaitu tentang “ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. A
DI BPS BELLA MEDIKA PAGEDANGAN TAHUN 2011”.
Dalam penyusunan laporan kasus ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Hj. E. Nina Herlina, MKes selaku Ketua Program Studi Kebidanan Bogor.
2. Ni Gusti Made Ayu, MKeb selaku Pembimbing Akademik.
3. Eva Sri Rahayu, SST selaku Pembimbing Lapangan.
4. Enung Harni S, MKM selaku Pembimbing Lapangan.
5. Suami yang selalu memanjatkan doa dan memberi dukungan.
Dalam penyusunan laporan kasus ini penulis telah berusaha sebaik-baiknya, namun
demikian penulis menyadari masih jauh dari sempurna dan tidak terlepas dari kekurangan.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak.

\Bogor, Maret 2011

Penulis

Anda mungkin juga menyukai