Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pembangunan Lokal
Disusun oleh :
Ario Prianata 170410080196
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan sangat yang sangat
penting dalam meningkatkan kesehatan lingkungan atau masyarakat, yakni mempunyai
peranan dalam menurunkan angka penderita penyakit, khususnya yang berhubungan dengan
air, dan berperan dalam meningkatkan standar atau taraf/kualitas hidup masyarakat.
Sampai saat ini, penyediaan air bersih untuk masyarakat di Indonesia masih
dihadapkan pada beberapa permasalahan yang cukup kompleks dan sampai saat ini belum
dapat diatasi sepenuhnya. Salah satu masalah yang masih dihadapi sampai saat ini yakni
masih rendahnya tingkat pelayanan air bersih untuk masyarakat.
Dari permasalahan yang demikian, masyarakat mulai berfikir untuk menciptakan
sebuah badan yang dapat mengelola air bersih. Seperti PDAM yang berada dalam kendali
pemerintah daerah tingkat II. Namun masih banyak daerah-daerah yang belum terjangkau
oleh PDAM. Oleh karena itu masyarakat yang wilayahnya tidak terjangkau mencoba
alternatif lain. Seperti yang dilakukan oleh desa Cijambe.
Desa Cijambe yang terdiri dari 1178 kepala keluarga, dengan jumlah penduduk
sekitar 3622 jiwa, dan luas sekitar 357,21 ha, wilayah ini jauh dari jangkauan PDAM. Selain
itu sebagian daerahnya berbukit-bukit sehingga kalau musim hujan rawan sekali tanah
longsor. Seperti halnya yang terjadi saat ini hampir sepanjang 600 meter tanah mengalami
longsor yang merusak pipa transmisi sarana air bersih, sehingga hampir satu bulan lebih
penduduk desa Cijambe khususnya daerah pelayanan dusun Parugpug tidak mendapatkan air
bersih.
Dengan pemikiran tersebut, pada tahun 2002 dibentuk sebuah badan bernama Badan
Pengelola Air Bersih. Sehubungan dengan tingginya curah hujan pada bulan yang turun
setiap musim penghujan, sehingga banyak sekali terjadi bencana. Termasuk di daerah desa
Cijambe yang terletak di daerah tegal bokor, telah terjadi tanah longsor yang mengakibatkan
rusaknya pipa tranmisi air bersih BPAB desa Cijambe. Sehingga pelayanan air bersih ke desa
Cijambe terhenti.
2
2. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan evaluasi ini adalah;
- Mengetahui latar belakang dibentuknya Badan Pengelolaan Air Bersih (BPAB) di
desa cijambe.
- Antusias masyarakat desa Cijambe terhadap program pengelolaan air bersih
- Kinerja Badan Pengelolaan Air Bersih (BPAB) di desa cijambe.
- Evaluasi Badan Pengelolaan Air Bersih (BPAB) terhadap tingkat kepuasan
masyarakat di desa Cijambe.
3
II. GAMBARAN UMUM
2. Tujuan Kegiatan
Maksud dari program ini adalah memanfaatkan secara lebih optimal sumber daya air
yang ada bagi kepentingan masyarakat secara adil dan merata. Sedangkan tujuannya adalah
mewujudkan sarana dan prasarana saluran air yang aman, sangat menunjang sekali dalam
memberikan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, program ini juga
mendukung pengembangan perekonomian desa guna penyediaan dan pelayanan air bersih
untuk keperluan air minum dan keperluan lainnya dengan memanfaatkan sumber daya alam
dan sistem transmisi sehingga mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi Sistem Air
Bersih Regional, peningkatan pendapatan desa.
4
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan Badan Pengelola Air Bersih di Desa Cijambe pada dasarnya
meliputi:
a. Meneliti, merencanakan, menyediakan, memelihara dan mengembangkan melayani air
bersih di Desa Cijambe.
b. Mengendalikan mutu air bersih.
c. Memelihara pelestarian sumber daya air.
d. Memelihara sarana dan prasarana air bersih.
e. Memantau, mengevaluasi dan mengendalikan kegiatan penyelenggaraan pengelolaan air
bersih yang dilakukan oleh unit.
f. Menyelenggarakan ketata usahaan BPAB.
g. Melaksanakan kerjasama dengan pihak lain.
4. Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan BPAB adalah:
• Rumah Tangga Miskin (RTM)
• Masyarakat di Desa Cijambe yang krisis air bersih
5. Perkembangan Kegiatan
Dalam pengelolaan air bersih sebagian sudah menggunakan sistem meter sebanyak
450 konsumen untuk wilayah Parugpug dari 615 pelanggan, dengan tarif Rp. 600,- per kubik.
Dan sisanya masih membayar abudemen saja lewat kran Umum dengan tarif Rp. 3000 s/d
Rp. 5000. Sedangkan wilayah pelayanan unit dusun Cijambe sebanyak 200 pelanggan, yang
juga masih membayar abudemen, karena belum terpasang water meter dan belum ada
jaringan.
Antusiasme masyarakat desa Cijambe terhadap Badan Pengelola Air Bersih sebelum
dan setelah rehabilitasi dapat dilihat dari hasil laporan sambungan langganan meter sebagai
berikut:
Bulan Januari 2008
WILAYAH Jumlah Smbungan Penutupan Penyambungan Jumlah
sambungan langganan Sambungan Kembali sambungan
aktif s/d Baru Langganan aktif akhir
awal bulan bulan ini
5
Wilayah I
1. Parugpug 71 3 74
Kaler
2. Parugpug 153 153
Wetan
Wilayah II
1. Parugpug 156 2 158
Tengah
2. Parugpug 62 62
Kidul
9
Bulan Oktober 2008
WILAYAH Jumlah Smbungan Penutupan Penyambungan Jumlah
sambungan langganan Sambungan Kembali sambungan
aktif s/d Baru Langganan aktif akhir
awal bulan bulan ini
Wilayah I
19. Parugpug 86 86
Kaler
20. Parugpug 160 160
Wetan
Wilayah II
19. Parugpug 166 4 170
Tengah
20. Parugpug 64 1 65
Kidul
4.2 Saran
1. Meskipun sudah ada teknisi khusus yang berkewajiban mengurusi saluran pengairan,
sebaiknya masyarakat tetap membantu. Dan bagi teknisi sendiri diusahakan lebih
cepat merespon keluhan dari masyarakat, mengingat BPAB telah didirikan sejak
tahun 2002 yang seharusnya sudah mapan.
2. Sebaiknya dalam permasalahan keuangan yang defisit, pembukuan harus lebih rinci
dan jelas karena keuangan desa harus dipertanggungjawabkan dengan baik.
Sedangkan untuk penyaluran kemerataan air pembangunan konstruksi saluran air
lebih memperhatikan letak geografis. Sehingga bila ada beberapa dusun letaknya
tinggi, masih bisa merasakan layanan air bersih.
REFERENSI
Proposal Rehab dan Pengembangan Jaringan Saluran Pelayanan Air Bersih Desa Cijambe
Tahun 2008
Laporan Keuangan Dan Administrasi Badan Pengelola Air Bersih Desa Cijambe 2008
Laporan Keuangan Dan Administrasi Badan Pengelola Air Bersih Desa Cijambe 2010
13
LAMPIRAN
14
15
16