Bab1 2
Bab1 2
1.1
Latar Belakang Penelitian Dewasa ini pembangunan di segala bidang sedang giat dilaksanakan rakyat, salah
oleh pemerintah Indonesia dengan tujuan untuk mensejahterakan satunya adalah pembangunan pembangunan dibidang dibidang perekonomian. diharapkan
perekonomian
akan mendorong
kemajuan dibidang yang lainnya. Keberhasilan sebuah perusahaan dapat dilihat dari kemampuan manajemen dalam mengatur sumber daya yang ada di perusahaan, penerapan sistem,
perencanaan yang matang dan terarah, serta pengendalian intern yang diterapkan dengan baik. Keberhasilan perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usahanya dapat dilihat dari laporan keuangannya. PI. Agronesia merupakan salah satu Badan U saha Milik Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat (BUMD) yang bergerak dalam bidang industri pengolahan, sebelumnya PT. Agronesia bernama perusahaan Daerah Industri
Provinsi Jawa Barat yang didirikan pada tahun 1999 melalui Perda No.1 Tahun 1999 dan merupakan hasil penggabungan dari beberapa Perusahaan Daerah milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yaitu PD. Kerta Karkim yang bergerak dalam bidang industri pengolahan barang jadi karet, sebagian dari PD. Kerta Paditex (Unit Inpema) yang bergerak dalam bidang industri tekstil dan sebagian dari PD. Kerta Sari Mamin (Unit Pabrik Es/ BMC) yang bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman. Kemudian pada tahun 2002 melalui Perda No.4 Tahun 2002 PD. Industri Provinsi Jawa Barat melalukan perubahan status hukum perusahaan dari
Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. Agronesia dimana kepemilikannya berdasarkan penempatan saham sebagian besar (99,9%)
adalah saham PEMDA Provinsi Jawa Barat dan sisanya (0,01 %) adalah saham milik, Koperasi Karyawan Mitra Industri. Pada awal berdirinya memgelola 3
(tiga) divisi usaha yaitu divisi industri teknik karet dengan brand "Inkaba", divisi industri es dengan brand "Saripetojo" dan divisi industri makanan minuman dengan Brand "BMC", dalam perkembanganya pada akhir tahun 2005
PT. Agronesia menambah divisi baru dalam bidang industri kemasan plastik dengan brand "Agronesia". PT. Agronesia membuat laporan keuangan untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusankeputusan penggunaan ekonomi serta menunjukan pertanggungjawaban manajemen atas
sumber-sumber
laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Yang dimaksud laporan arus kas adalah laporan arus kas masuk dan arus kas keluar. PT. perubahan kemampuan Agronesia aktiva
membuat
aktiva
Informasi bersih
arus
kas
untuk
dalam
perusahaan,
struktur
untuk mempengaruhi
adaptasi dengan perubahan. Melihat sangat pentingnya informasi arus kas baik untuk intern perusahaan maupun ekstern perusahaan maka pada setiap peri ode akuntansi kewajaran penyajian arus kas sangat diperlukan, karena akan
berpengaruh terhadap keputusan dari kebijakan yang diambil oleh pihak pemakai informasi tersebut. Yang dimaksud wajar disini adalah menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) secara benar disertai pengungkapan yang diharuskan PSAK dalam catatan atas laporan keuangan. Penyajian laporan arus kas berdasarkan PSAK No 2 adalah harus melaporkan arus kas selama peri ode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Apabila suatu transaksi atau peristiwa belum diatur masalah pengakuan,
pengukuran, penyajian atau pengungkapannya oleh PSAK, maka penyajian secara wajar dapat dicapai melalui pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi
dengan aturan-
laporan arus kas harus bebas dari informasi yang men yes atkan. Oleh karena itu diperlukan pengendalian intern atas kas yang dapat diandalkan. Kas adalah segala sesuatu baik yang berbentuk uang atau bukan yang dapat tersedia dengan segera diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya. Yang termasuk kas adalah rekening giro di bank dan uang kas yang ada di perusahaan. Pada disembunyikan PT. Agronesia kas merupakan aktiva yang paling mudah
dan dipindahkan.
Kas merupakan
Selain itu, karena volume transaksi kas yang besar, dan pencatatan
transaksi-transaksi kas tersebut. Masalah-masalah kekeliruan atas kas dapat terjadi kapan saja, dimana saja dan oleh siapa saja. Oleh karena itu untuk menjaga agar kas perusahaan terjaga manajemen perusahaan memerlukan pengendalian intern atas kas. Sistem pengendalian kas (cash control system) adalah prosedur yang dianut untuk menjaga dana kas perusahaan. Sistem ini membentuk pengendalian intern yang memadai terhadap kas. Pengendalian intern kas harus dijamin
yang dimaksud dapat diandalkan adalah pengendalian intern berfungsi dengan benar. Pengendalian intern kas pada PT. Agronesia dimulai dari perencanaan arus kas (cash flow planning), hal ini dimaksudkan agar kas dalam bentuk uang tunai maupun giro di bank tidak terlalu sedikit maupun terlalu banyak. Apabila kas terlalu sedikit akan mempersulit perusahaan ketika membutuhkan kas dengan
segera. Apabila terlalu banyak kas tersebut tidak bermanfaat menganggur, sebaiknya kas tersebut digunakan untuk
didepositokan. Perencanaan kas dapat dilakukan dengan membuat anggaran kas (cash budget) untuk periode tertentu. Kedua, adanya pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas. Ketiga, melakukan rekonsiliasi bank karena data perusahaan dan data bank kadang berbeda.
Bertitik tolak dari uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk mengambil judul: "Pengaruh Efektivitas Keandalan Sistem Pengendalian Intern Kas Terhadap Kewajaran Penyajian Laporan Arus Kas" (Studi kasus pada PT. Agronesia)
1.2
masalah adalah sebagai berikut: l. Bagaimana efektivitas keandalan pengendalian intern kas pada PT. Agronesia. 2. Bagaimana kewajaran penyajian laporan arus kas pacta PT. Agronesia. 3. Berapa besar pengaruh efektivitas keandalan pengendalian intern kas terhadap kewajaran penyajian laporan arus kas.
1.3
Batasan Penelitian Penulis membatasi beberapa hal untuk memfokuskan penelitian ini.
serta dapat diketahui sejauh mana hasil penelitian dapat dimanfaatkan. Batasanbatasan tersebut adalah : 1. Kas yang dimaksud adalah rekening giro bank dan uang kas yang ada di perusahaan, kas juga mencakup ekuivalen kas yaitu investasi yang sifatnya likuid, berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tetentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. 2. Kewajaran penyajian laporan arus kas diukur dari penyajian laporan arus kas berdasarkan PSAK No 2.
1.4
Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan pengendalian
intern kas yang andal dan efektif pada PT. Agronesia.dan pengaruhnya terhadap penyajian laporan arus kas, sehingga laporan arus kas dapat disajikan secara wajar sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 2.
Tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: l. Untuk mengetahui efektivitas keandalan pengendalian intern kas pada
PT. Agronesia. 2. Untuk mengetahui kewajaran penyajian laporan arus kas pada PT. Agronesia. 3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh efektivitas keandalan pengendalian
1.5
Kegunaan HasH Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung bagi:
l. Bagi Perusahaan Hasil penelitian dapat digunakan untuk mengevaluasi kekuatan atau
kelemahan pengendalian intern kas dan kewajaran penyajian laporan arus kas yang ditetapkan oleh perusahaan, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan oleh perusahaan. 2. Penulis Untuk mengetahui bagaimana pengendalian intern yang dilakukan
PT. Agronesia sehingga tercapai pengendalian intern yang dapat diandalkan. Mengetahui kewajaran penyajian laporan arus kas yang dimaksud
PT. Agronesia adalah wajar berdasarkan PSAK atau manajemen menetapkan kebijakan lain. 3. Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan panduan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian pada masalah yang sama.
1.6
Kerangka Pemikiran Penyusunan laporan keuangan oleh PT. Agronesia pihak-pihak bertujuan untuk
menyediakan
informasi
keuangan
kepada
yang berkepentingan
pihak-pihak di luar perusahaan diantaranya penanam modal dan Direktorat Jendral Pajak. Oleh karena itu, laporan keuangan hendaknya disajikan secara wajar, sehingga menjamin keandalannya agar para pemakai tidak salah dalam
mengambil suatu keputusan ekonomi. Hampir semua transaksi PT. Agronesia bermula dan berakhir pada
perkiraan kas. Kas merupakan aktiva lancar yang memegang peranan penting bagi perusahaan. Tetapi perkiraan ini dapat dengan mudah dimanipulasi, mudah
ditukar dengan aktiva lainnya, mudah disembnnyikan, dipindahkan dan seringkali terdapat kecurangan. Karena aktiva seperti kas dan setara kas mudah untuk
disalahgunakan dibandingkan aktiva dalam bentuk lain. Selain itu, karena volume transaksi kas yang besar, berbagai kesalahan dapat terjadi dalam pelaksanaan dan pencatatan transaksi-transaksi kas tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu
kondisi yang dapat melaporkan bahwa transaksi kas telah diotorisasi dengan layak, bahwa transaksi kas telah benar-benar terjadi dan dicatat sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Serta dicatat dan dilaporkan dengan akurat. Kondisi ini baru dapat dihasilkan jika terdapat proses pengendalian intern yang andal. Definisi kas menurut Soemarso S.R (2002:296) adalah: "Dari segi akuntansi, yang dimaksud kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya." Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud kas adalah uang kas/tunai yang ada diperusahaan dan rekening giro di bank,
kriteria lain adalah apabila diminta dapat segera dikeluarkan. Manajemen penyusunan perusahaan memikul tanggung jawab utama Manajemen dalam juga
laporan
keuangan
perusahaan.
berkepentingan
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dan sehingga akan membantu dan dalam melaksanakan keputusan.
tambahan
perencanaan,
pengendalian
pengambilan
Manajemen memiliki kemampuan untuk menentukan bentuk dan isi informasi tambahan tersebut untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Penulis dalam hal ini memfokuskan pembahasan kepada laporan arus kas.
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas. Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai keuangan untuk mengevaluasi likuiditas perubahan dalam aktiva bersih, dan kemampuan struktur untuk
(termasuk jumlah
dan
solvabilitas)
mempengaruhi
perubahan keadaan dan peluang. Suatu Iaporan harus disajikan dengan wajar sesuai dengan PSAK. Menurut IAI (2009:1.3) dijelaskan mengenai penyajian secara wajar, yaitu: -Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan dengan menerapkan PSAK secara benar disertai pengungkapan yang diharuskan PSAK dalam Catalan atas Laporan Keuangan. Informasi lain tetap diungkapkan untuk menghasilkan penyajian wajar walaupun pengungkapan terse but tidak harus oleh PSAK." Yang dimaksud kewajaran penyajian laporan arus kas yaitu arus kas diungkapkan berdasarkan Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Menurut "PSAK" IAI (2009:2.3) bahwa yang dimaksud dengan
penyajian arus kas, yaitu: "Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama peri ode
tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan." Apabila PSAK belum mengatur masalah pengakuan, pengukuran,
penyajian atau pengungkapan dari suatu transaksi atau peristiwa, maka penyajian secara wajar dapat dicapai melalui pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi oleh manajemen dengan berpedoman kepada aturan-aturan yang berlaku.
Keandalan informasi yang disajikan didalam laporan arus kas ditentukan oleh memadai tidaknya pengendalian intern kas yang dijalankan di dalam perusahaan. pengendalian intern dapat mengendalikan pengelolaan data akuntansi, sejak terjadinya transaksi sampai penyusunan laporan keuangan. Oleh karena itu, manajemen bertanggungjawab untuk melaksanakan pengendalian intern yang dapat diandalkan supaya dapat memberikan informasi keuangan yang wajar. Keandalan pengendalian intern dapat tercapai apabila pengendalian intern dapat berfungsi dengan baik. Pengertian andal menurut, Dube dan Gulaty (2005:32) adalah sebagai berikut: "Reliabilities: deal with complying with those laws, regulations, and contractual arrangements to which the business process is subject, i.e. externally imposed business conditions." Dari pengertian di atas yang dimaksud pengendalian intern yang andal adalah pengendalian intern yang dilaksanakan dengan benar dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Maksudnya bahwa pengendalian intern ini dijalankan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sehingga tujuan dari pengendalian ini dapat tercapai. Pengertian pengendalian intern "Standar Profesional Akuntan Publik" menurut IAI (2001:319.2) pengendalian intern diartikan sebagai berikut: "Suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku." Sistem pengendalian intern yang dirancang dengan baik mendorong kepatuhan kepada kebijakan-kebijakan manajerial yang sudah disusun. Dengan demikian, sistem ini akan meningkatkan efisiensi operasi dan melindungi aktiva perusahaan dari pemborosan, pencurian dan penggelapan. Sistem ini juga memastikan dihasilkannya data akuntansi yang terandalkan dan akurat. Kendatipun pengendalian sangat efektif dalam mengangkat keandalan data
akuntansi dan mengamankan aktiva perusahaan, tidak ada struktur pengendalian intern yang memberikan jaminan pasti bahwa penipuan, pencurian maupun
kekeliruan dalam perusahaan dapat teratasi. Pengendalian intern merupakan salah satu cara untuk menekan serendah mungkin kekeliruan yang terjadi. Pengertian sistem pengendalian intern menurut Bambang (1992:174),
adalah sebagai berikut: "Suatu sistem yang meliputi semua cara-cara yang digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengawasi atau mengendaliakan
perusahaan." Auditor dalam organisasi mengevaluasi efektivitas struktur pengendalian intern dan menentukan sudah apakah kebijakna-kebijakan karyawan dan prosedur-prosedur bagian jaringan
diikuti.
Semua
merupakan
yang memungkinkan
struktur pengendalian
efektivitas
menurut
(2005:32) adalah
"Effectiveness: is concerned with information being pertinent to the business process as well as being delivered in a timely, correct, consistent and usable manner. "
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas lebih menitikberatkan pada tingkat keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan tepat waktu, benar dan konsisten pada cara yang dipakai. Berdasarkan pengertian pengendalian intern terdapat tiga tujuan utama
dari pengendalian intern yaitu, (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Supaya pengendalian intern itu efektif maka tujuan dari pengertian intern tersebut harus tercapai.
Menurut mengenai
"Standar
Akuntansi
Keuangan"
(IAI, 2009:8)
dijelaskan
hubungan
keandalan
informasi
dan penyajian
sebagai berikut: "Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakaiaanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan." Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa jika sebuah perusahaan melakukan suatu sistem pengendalian tercapai, maka diharapkan kewajaran intern dan keandalan laporan keuangan penyajian laporan keuangan dapat
dilaksanakan.
1. Dibuat untuk mencegah terjadinya inefesiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan data. PENGENDACIAN INTERWABMINISTRASI Dibuat untuk menderogg dilakukannya efesiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (dikerjakan setelah adanya
nenoendalian akunransi t
2.
KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS Mengacu Pada PSAK No 2 • Aktivitas Operasi • Aktivitas Investasi • Aktivitas Pendanaan
r
s
= -----';:===--:-''------:::-2~IR(XJ2 R(YJ2
IR(XJ2
+ IR(YJ2
- Id2
Terdapat Pengaruh Efektivitas Keandalan Sistem Pengendalian Intern Kas Terhadap Kewajaran Penyajian Laporan Arus Kas
kerangka
pemikiran
tersebut,
penulis
mengemukakan keandalan
sebagai berikut:
"Adanya
pengaruh
efektivitas
sistem pengendalian intern kas terhadap kewajaran penyajian laporan arus kas".
1.7
Metodologi Penelitian
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. keadaan perusahaan secara sistematis,
aktual dan akurat berdasarkan fakta-fakta yang nampak dalam perusahaan. Yang kemudian menganalisisnya yang akan datang. Penelitian yang dilakukan penulis merupakan suatu studi dimana datanya adalah: 1. Data Primer Data yang lang sung diperoleh dari perusahaan terutama data manajemen. 2. Data Sekunder Data yang diperoleh rnelalui buku-buku dan catatan-catatan kuliah yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas oleh penulis. Adapun cara memperoleh data tersebut adalah : l. Penelitian Lapangan (Field Reseach) Penelitian langsung pada perusahaan untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini penulis melakukan kegiatan yang sehingga dapat memberikan saran-saran untuk masa
meliputi pengenalan akan kegiatan usahanya dan pengumpulan berhubungan dengan sistem pengendalian intern kas. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Reseach) Dalam penelitian literatur, keputustakaan catatan-catatan ini dilakukan dengan selama
data yang
mempelajari mengikuti
buku-buku
yang
diperoleh
perkuliahan dan sumber-sumber yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.
1.8
No. 30 Bandung. Penelitian dimulai pada bulan April 2010 sampai dengan Juni 2010.
2.1
Pengertian Suatu
Efektivitas perusahaan, kepada para menghasilkan pemakainya informasi apabila yang akan
kegiatan manfaat
memberikan
kegiatan
tersebut
dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang ditentukan. Pengendalian Intern Kas akan menghasilkan informasi yang berguna bagi para pemakainya apabila
pengendalian intern tersebnt sudah efektif. Pengertian efektivitas menurut Ardiyos (2001:360), bahwa efektivitas
"Effectiveness
sesungguhnya Pengertian
(efektivitas):
tingkat
dimana
kinerja
yang
(aktual) sebanding dengan kinerja yang ditargetkan." menurut Arens (2006:770), bahwa efektivitas
efektivitas
"Effectiveness refers to the accomplishment of objectives, whwere is efficiency refers to the resources used to achieve those."
Dari definisi di atas dikatakan bahwa efektivitas adalah sesuatu yang tepat waktu, dilaksanakan dengan benar dan konsisten terhadap cara yang dipakai. Jadi efektivitas itu lebih mengacu kapada keberhasilan dari tujuan yang ingin dicapai. Suatu unit akan dikatakan efektif apabila tujuannya telah tercapai.
2.2
Pengertian
Keandalan
Agar bermanfaat bagi para pemakainya suatu informasi harus andal. Suatu informasi yang terjaga keandalannya akan membantu dalam pengambilan
"Reliability: Dalarn perneriksaan, rnenunjukkan kepercayaan atau keyakinan bahwa catatan-catatan keuangan telah dipersiapkan dengan tepat dan bahwa prosedur-prosedur akuntansi serta control internalnya berfungsi dengan baik."
Pengertian andal menurut Dude dan Gulaty (2005:32), adalah sebagai berikut:
"Reliabilities: deal with com12lying with those laws, regulations, and contractual arrangements to which the business process is subject, i.e. externally imposed business conditions."
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud intern
akan disebut andal apabila pengendalian intern tersebut dilaksanakan dengan baik sesuai dengan fungsinya dan mengikuti aturan dan peraturan yang berlaku.
2.3
Sistern Pengendalian Internal Dalam perusahaan yang hanya mempunyai beberapa karyawan saja,
pimpinan yang seringkali juga merupakan pemilik perusahaan tersebut, dapat mengikuti dan mengawasi secara langsung kegiatan semua karayawan. Namun sejalan dengan semakin luas dan kompleksnya kemampuan perusahaan, manajemen dan
perusahaan
dihadapkan
pada keterbatasan
untuk mengawasi
mengendalikan perusahaan. Keadaan ini menyebabkan manajemen melimpahakan sebagian tangggung jawab dan wewenang yang dimilikinya. Di lain pihak, manajemen dituntut bekerja secara efisien untuk mencapai tujuan perusahaan, manajemen membutuhkan alat bantu yaitu beberapa kebijakan dan prosedur yang disebut pengendalian. Pengendalian itu umumnya adalah
Adanya pengenedalian
manajemen. Suatu pengendalian intern yang baik akan dapat menekan terjadinya kesalahan dan penyelewengan. Jika kesalahan dan penyelewengan terjadi, maka hal ini akan dapat ditetapkan pengendalian dan diatasi dengan cepat. Pemahaman atas
pemeriksaan intern.
2.3.1
Pengertian Sistem Pengendalian Intern Suatu pengendalian intern terdiri dari kebijakan-kebijakan manajemen
tentang suatu kepastian yang wajar bahwa tujuan organisasi dapat tercapai. Menurut COSO (Comite of Sponsoring Organization of The Tread Way
"Internal control is a process, affected by an entity's board of directors, management, and other personnel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in following categoris: 1. Reliability offinancial repoting 2. Effectiveness and efficiency of operations 3. Compliance with applicable laws and regulations."
AICPA dalam SAS 78 dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam
Standar Profesional Akuntansi Publik atau SPAP, (2001:319.2), "mengadop" laporan COSO di atas dan SPAP mengalihbahasakan sebagai berikut: "Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, mnajemen, dan personel lain entitas, yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapain 3 golongan tujuan berikut ini: (a) Keandalan pelaporan keuangan (b) Efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku." definisi pengendalian item
study, pengendalian
intern adalah suatu proses dari bagian integral dari proses Pengendalian
organisasi
manajemen
seperti perencanaan,
dan pengendalian.
internal meliputi: l. Berbagai kegiatan (a process) 2. Dipengaruhi oleh manusia (is affected by people) 3. Diharapakan dapat mencapai tujuan (objectives). Dari beberapa merupakan definisi di atas, nampak (operasional) bahwa pengendalian intern
pengendalian
kegiatan
perusahaan
yang dilakukan
pimpinan perusahaan untuk mencapai tujuan secara efisien, yang terdiri dari kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang ditetapkan untuk mencapai
2.3.2
Tujuan Pengendalian Intern Berdasarkan dari definisi pengendalian internal di atas, dikemukakan keyakinan yang
memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan sebagai berikut: 1. Keandalan pelaporan keuangan 2. Efektivitas dan efesiensi operasi 3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Sedangkan sesuai dengan Standars for The Profesional Ptractice of
Internal Auditing (standard 300), Scope of Work, 5 tujuan utama pengendalian intern adalah untuk meyakinkan: "1. Keandalan dan integritas informasi 2. Ketaatan dengan kebijakan, rencana, prosedur, hukum dan peraturan 3. Mengamankan aktiva 4. Pemakaian sumber daya yang ekonomis dan efisien 5. Pencapaian tujuan dan sasaran operasi atau program yang ditetapkan."
J adi berdasarkan uraian tersebut, informasi dalam bentuk apapun harus dapat diandalakan, tidak meenyesatkan dan dapat diuji kebenarannya.
Kebijakasanaan
merupakan alat pengendalian yang penting di dalam perusahaan yang harus ditaati dan dijalankan oleh setiap karyawan. Dengan digunakannya berbagai metode dan prosedur untuk mengendalikan biaya yaitu dengan menyususn budget, biaya
standar akan menjadi alat yang efektif untuk mengendalikan biaya dengan tujuan akhir menciptakan efisiensi serta tujuan system perrgendalian intern berfungsi sebagai kerangka atau pedoman bagi pelaksanaan hap fungsi dan aktivitas yang dijalankan.
2.3.3
Kompenen Pengendalian Intern Setiap perusahaan memiliki karakteristik tersebut maka pengendalaian
intern yang baik pada suatu perusahaan belum tentu baik dari perusahaan lainnya. Oleh sebab itu, untuk mendesain suatu sistem pengendalian intern yang baik perlu diperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengamhi tujuan perusahaan secara
komprehensif. Pengendalian intern yang baik harus memenuhi beberapa kriteria atau unsur-unsur pengendalian terkait berikut ini: l. Lingkungan pengendalian (control Eviorment) 2. Penaksiran Risiko (Risk Assessment) 3. Aktivitas Pengedalian(Control Activities) 4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) 5. Pemantauan (Monitoring) Kelima komponen sistem pengendalian intern tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. intern terdiri dari lima komponen yang saling
2.3.3.1 Lingkungan Pengendalian (Control Enviroment) Menurut SPAP (2001:219.2) : "Lingkungan pengendalian yaitu menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur." Adapun pengertian lingkungan pengendalian menurut Arens (2006:275) :
"The control environment cinsist of the actions, policies and procedures that reflect the overall attitudes of top management, directors, and owners of an entity about internal control and its importance to the entity."
Lingkungan pengendalian terdiri dari kebijakan, tidakan dan prosedur
yang mencerminkan keseluruhan tingkah laku dari manajemen puncak, direktur dan pemilik entitas mengenai pengendalian internal dan kepentingan entitas. Dan menurut Mulyadi (2002:183) : "Lingkungan menciptakan mempengaruhi pengendalian suasana merupakan suatu lingkungan organisasi untuk dan
pengendalian
dalam
suatu
Berbagai faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu perusahaan antara lain adalah: 1. Integrity and enthical value Efektivitas pengendalian melaksanakannya. intern bersumber dari orang yang mendesain dan itu, tanggung jawab manajemen adalah
Oleh karena
menjunjung tinggi nilai integritas dan etika, karena merupakan dasar dari pengendalian yang dilakukan oleh manajemen yang dilakukan dalam mengurangi dan
oleh individu-individu
2. Commitment to competence Kompeten adalah pengetahuan tugas-tugas dan kemampuan yang diperlukan untuk
menyelesaikan
yang menjelaskan
pekerjaan
setiap individu.
Komitmen terhadap kompetensi termasuk pertimbangan manajemen terhadap tingkat kompetensi tersebut diterjemahkan kedalam kemampuan dan
pengetahuan yang dibutuhkan. 3. Board of directors or audit committee Untuk menciptakan membentuk indepedensi auditor internal, maka perusahaan dan komite audit yang berwenang harus untuk
dewan komisaris
menunjukan auditor internal. Dewan komisaris adalah wakil pemegang saham dalam perusahaan berbadan hukum perseroan terbatas. Dewan ini berfungsi mengawasi (direksi). pengelolaan Dengan perusahaan dewan yang dilaksanakan komisaris yang oleh manajemen aktif menjalankan
demikian,
pengendalian
Komite audit anggotanya terdiri dari pihak luar perusahaan. Pembentukan komite audit ini ditunjukan untuk memperkuat independensi auditor internal yang oleh masyarakat dipercaya untuk menilai kewajaran pertanggungjawaban keuangan yang dilakukan oleh manajemen. 4. Management philosophy and operating style Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar (basic beliefs), yang menjadi parameter bagi perusahaan dan karyawannya. Filosofi merupakan apa yang seharusnya perusahaan. dikerjakan dan apa yang seharusnya tidak dikerjakan oleh
operasi suatu perusahaan seharusnya dilaksanakan. 5. Organizational Structure Organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Struktur
organisasi memberikan kerangka perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemantauan aktivitas perusahaan. Maka dengan memahami struktur organisasi perusahaan, seorang auditor internal dapat mempelajari dan mengetahui
6. Assignment of authority and responbility Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab merupakan peluasan lebih lanjut pengembangan struktur organisasi. Dengan pembagian wewenang yang jelas, organisasi akan dapat mengalokasikan berbagai sumber daya yang dimilikinya untuk mencapi tujuan perusahaan. Di samping itu, pembagian wewenang yang memudahkan pertanggungjawaban kosumsi sumber daya
perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan. 7. Human resources policies an practices Aspek paling Renting dalam system pengendalian apabila para pegawai pengendalian memiliki kompentisis item adalaha manusia maka
yang dapet
2.3.3.2 Penaksiran Risiko (Risk Assesment) Menurut SPAP (2001:319.2) : "Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analilsis terhadap membentuk suatu
dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola." Penarikan risiko menurut Henry Simamora (2002:153) bahwa : "Penaksiran risiko adalah proses organisasi untuk mengidentifikasi
dan menganalisis risisko adalah proses yang rei evan bagi pencapaian tujuannya." Dan meburut Arens (2006:277) tentang penaksiran risiko sebagai berikut:
"Risk
assessment
for
financial
reporting
is
managements
identifications, and analysis, of Risks relevant to the preparation of financial statement in conformity with GAAP."
Dari uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan, penetapan atau perkiraan risiko untuk pelaporan keuangan adalah pengidentifikasian, penganalisisan,
dan pengelolaan risiko-risiko yang relevan terhadap penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dalam pencapain tujuannya. Selanjutnya proses penetapan risiko suatu perusahaan hams
mempertimbangkan kejadian-kejadian dan keadaan-keadaan eksternal dan internal yang dapat timbul dan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memcatat, memperoses, mengikhtisarkan dan melaporkan data keuangan sesuai dengan
arsesi manajemen di dalam laporan keuangan. Risiko-risiko dapat timbul atau berubah dikarenakan hal-hal berikut ini: a. Perubahan dalam lingkungan operasi (chang:es in the operating environment) b. Karyawan bam (new personnel) c. Sistem informasi bam (new or revamped information system) d. Pertumbuhan yang pesat (rapid growth) e. Tekhnologi bam (new technology) f. Jalur produk bam atau aktivitas bam (new line product or activities)
(Control 'Activities)
adalah bahwa kebijakan pemerintah dan prosedur yang telah
Menurut Sunarto (2003:148) sebagai berikut: "Aktivitas membantu dijalankan." Dan menurut Arens (2006:278) mengemukakan pengertian aktivitas pengendalaian menyakinkan
manajemen
"Control activities are the policies and procedurs in addition to those included in the other four component, that help ensure that necessary action are taken to address risks in the achievement of the entity's abjectives."
Jadi berdasarkan
uraian tersebut
dapat disimpulkan
bahwa
aktivitas
pengendalian adalah kebijakan dan prosedur, selain dari empat kompenen yang lain yang dapat dibuat manajemen untuk memenuhi tujuannya. Banyak sekali kebijakan dan prosedur dalam suatu satuan usaha. Tetapi, lazimnya dapat dipecah menjadi 5 katagori, yaitu: l. Adequatedan separation of duties (pemisahan tugas yang memadai) Tujuan pokok pemisahan tugas ini adalah untuk mencegah dan untuk dapat dilakukannya pelaksanaan pembatasan deteksi tugas pada segera yang tugas atas kesalahan kepada jawab dan ketidakberesan seorang. yang Pemisahan tepat akan dalam dan dapat
memudahkan pada pelaksanaan pengecekan internal dengan tepat. Pemisahan fungsi ini merupakan dasar dan kunci dari pelaksanaan system pengendalian intern setelah diperoleh pegawai atau personel yang mempunyai kompentensi tersebut akan dapat melaksanakan dan wewenang terjadi akan fungsinya sesuai dengan tanggungjawab sehingga setiap transaksi yang tahap pekerjaan yang akan
memungkinkan
dilaksanakan pengecekan internal. Pemisahan ini umumnya atau fungsi operasi, fungsi pencatatan, fungsi
penyimpanan dan fungsi pengawasan. 2. Proper authorization of transaction and activities (otorosasi yang memadai atas transaksi dan aktivitas) Di dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari yang berwenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh kareana itu, di dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengantur wewenang otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. pembagian
Suatu kebijakan
manajemen berupa keputusan atas pemberian otorisasi dan wewenang untuk melaksanakan memungkinkan kebenaran dan suatu fungsi dan tugas secara umum maupun khusus yang kronologis suatu transaksi dengan dapat dipertanggungjawabkan mempertimbangkan batas-batas
ketepatannya
atau penghubung
antara pengendalian
administratif
dengan pengendalian
akuntansi yang dilaksanakan oleh perusahaan. 3. Adequate documents and records (dokumen dan pencatatan yang cukup) Dokumentasi dan pencatatan perlu diselenggarakan sebagai sarana dalam
menuangkan dan menerjemahkan tiap transaksi perusahaan ke dalam bentukbentuk yang lebih informatif dan memberikan jaminan berupa pengendalian yang memadai atas aktiva perusahaan serta pencatatan seluruh transaksi secara lengkap, benar, dan tepat. Prosedur pencatatan dan dokumentasi ini meliputi tujuan validitas, kelengkapan, timing, klasifikasi dan pengendalian yang tepat atas transaksi. 4. Physical control over assets and record (pengendalian fisik atas aktiva dan cacatan) Perlindungan fisik atas data dan aktiva tetap tersebut. Hal ini mengandung arti setiap petugas yang berhubungan dengan data dan aktiva harus mendapatakan otorisasi dari manajemen. 5. Independent kinerja) Mnunjukan pada perlunya review atas keempat karakteristik sebelumnya checks on performance (pengecekan independen terhadap
dengan maksud mengawasi clan melakukan penilaian atas pelaksanaan dan kesesuaian antara fungsi Clan wewenang dan tanggungjawab kepada masing-masing unit kerja serta mempersiapakan yang diberikan
diperlukan untuk meningkatkan atau memperbaiki sistem pengendalian intern yan telah dilakukan. Dalam kenyataanya fungsi ini perlu dilaksanakan oleh pihak yang mempunyai independensi yang memadai terhadap organisasi
2.3.3.4 Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) Menurut SPAP (2001: 319.2): "Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, dan pertukaran informasi penangkapan
Adapun (2003:146):
pengertian
informasi
dan
kornunikasi
rnenurut
Sunarto
"Sistem informasi yang berhubungan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang mencakup akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang digunakan untuk mengidentifikasi, menggabungkan, menganalisis, menggolongkan, memcatat dan melaporkan transaksi perusahaan dan menyelenggarakan pertanggungjawaban atas aktiva dan kewajiban yang bersangkutan. Sedangkan, komunikasi menyangkut pemberian pemahaman yang jelas tentang peran dan tanggungjawab individu berkenaan dengan struktur pengendalian intern atas laporan keuangan." Sistern rnengidentifikasi, rnelaporkan inforrnasi merakit, transaksi elan kornunikasi akuntansi rnenganalisis, serta diciptakan rnencatat untuk dan
rnenyelenggarakan
pertanggungjawaban
dari pertukaran jasa dan aktiva antara perusahaan dengan pihak luar, dan transfer atau penggunaan aktiva dan jasa dalarn perusahaan. Menurut Arens (2006:281) kegunaan dari informasi akuntansi dan sistern kornunkasi dalarn satuan usaha sebagai berikut: "The purpose of an entity's accounting information and communication system is identity, assemble, classify, analyze, record, anda report entity's transactions and to maintain accountability for the related assets." Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kegunaan informasi akuntansi dan sistern kornunikasi rnenggabungkan, satu satuan usaha adalah untuk rnengidentifikasikan, rnenganalisa, rnencatat dan rnelaporankan
rnengklasifikasikan,
transakasi satu satuan usaha dan untuk rnengelola akuntabilitas atas aktiva terkait.
2.3.3.5 Pemantauan (Monitoring) Menurut SPAP (2001:319.2) "Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja
Pernantauan dilaksanakan oleh orang yang sernestinya rnelakukan pokok tersebut, baik pada tahap desain rnaupun pengoprasian pengendalian, pada waktu yang tepat untuk rnenentukan sebagairnana yang apakah sistern pengendalian dan untuk rnenentukan intern beroperasi apakah sistern
diharapakan
pengendalian item terse but rnernerlukan perubahan karena terjadinya perubahan keadaan. Pernantauan rnenurut mulyadi (2002:195): "Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja pengendalian
intern sepanjang waktu." Dan rnenurut Arens (2006:282), adalah sebagai berikut: pengertian dad aktivitas pernantauan
"Monitoring activities deal with on going or periodic assessment of the quality of internal control performance by management to determine that controls are operating as intented and that they are modified as appropriate for changes conditions."
Aktivitas pernantauan berkaitan dengan penilaian efektivitas rancangan dan operasi pengendalian intern secara periodik dan terus-rnenerus oleh
rnanajernen untuk rnelihat apakah telah dilaksanakan dengan sernestinya dan telah diperbaiki sesuai dengan keadaan. Informasi untuk rnenilai dan perbaikan dapat berasal dari berbagai surnber rneliputi studi atas pengendalian intern yang ada, laporan internal auditor, laporan peyirnpangan atas aktivitas pengendalian, laporan dari bank sentral, urnpan balik dari pegawai, dan keluhan dari pelanggan atas tagihan yang datang.
2.3.4
Klasifikasi Pengendalian Intern Menurut tujuannya, pengendalian pengendalian akuntansi item dan dibagi rnenjadi dua rnacarn adrninistrasi.
pengendalian
akuntansi berkaitan dengan pencapaian dua tujuan pertarna dari intern sedangkan pengendalian adrninistrasi berkaitan dengan
Pembagian pengendalian
pengendalian
item
menjadi besar
pengendalian relevan.
akuntansi Banyak
atau terjadi
administrasi
sebagian
tidaklah
(AICPA),
pengendalian
"Accounting control comprises the plan organization and procedures and record that are concerned with safeguarding of assets, reability of financial record and consequently are designed to provide reasonable assurance that: I. Transactions are executed in accordance with management's generals or specific authorizations. 2. Transaction are recorded asa necessary (I) to termit preparation of financial statement in comformity with GAAP or any other criteria applicable to such statement and (2) to maintain accountability of assets. 3. Access to assets is permitted fmly in accordance with management is authorization. 4. The recorded accountability for assets is compared with existing assets at reasonable intervals and appropriace action is taken with respect to any differences. Administrative controls includes, but limited to plan of the organization and procedures an records that r-ae concerned with the decisions, processes leading to management's authorizations of transactions. Such authorization is a management's function directly associated with responsibility for achieving the objectives of organizations starting point for establishing accounting control of transactions."
Pengendalian intern diklasifikasikan menurut kegunaannya ke dalam: a. Pengendalian preventif, ditunjukan untuk mencegah terjadinya sesuatu yang merugikan seperti kekeliruan. b. Pengendalian detektif, ditunjukan untuk menentukan kapan peristiwa yang
diperlukan guna memperbaiki akibat yang merugikan. Kebanyakan pengendalian akuntansi bersifat preventif dan detektif
2.3.5
Keterbatasan Pengendalian Intern Terlepas dari bagaimana bagusnya desain dan operasinya, pengendalian
intern hanya dapat memberikan keyakinan memadai bagi manajemen dan dewan komisaris berkaitan dengan pencapaian tujuan pengendalian intern perusahaan. Kemungkinan pencapaian tersebut dipengaruhi oleh keterbatasan bawaan yang melekat dalam pengendalian intern. Menurut Mulyadi (2002:181), keterbatasan bawaan tersebut adalah: "Berikut ini adalah keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiap pengendalian intern: 1. Kesalahan dalam pertimbangan. Seringkali, manajemen dan personel lain dapat salah mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil atau dalam melaksanakan tugas rutin karena tidak memadainya informasi. 2. Gangguan. Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan dapat terjadi karena personel secara keliru memahami perintah atau membuat kesalahan karena kalalaian, tidak adanya perhatian, atau kelelahan. Perubahan yang bersifat sementara atau permanen dalam personel atau dalam sistem dan prosedur dapat pula mengakibatkan gangguan. 3. Kolusi. Tindakan bersama beberapa individu untuk tujuan kejahatan disebut dengan kolusi (collusion). Kolusi dapat mengakibatkan bobolnya pengendalian intern yang dibangun untuk melindungi kekayaan entitas dan tidak terungkapnya ketidakberesan atau tidak terdeteksinya kecurangan oleh pengendalian intern yang dirancang. 4. Pengabaian oleh manajemen. Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan pribadi manajer, penyajian kondisi keuangan yang berlebihan, atau kepatuhan semu. Contohnya adalah manajemen melaporkan laba yang lebih tinggi dari jumlah sebenarnya untuk mendapatkan bonus lebih tinggi bagi dirinya atau untuk menutupi ketidakpatuhannya terhadap peraturan perundangan yang berlaku. 5. Biaya lawan manfaat. Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan pengendalian intern tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalilan intern tersebut. Karena pengukuran secara tepat baik biaya maupun manfaat biasanya tidak mungkin dilakukan, manajemen harus memperkirakan dan mempertimbangkan secara kuantitatif dan kualitatif dalam mengevaluasi biaya dan manfaat suatu pengendalian intern".
Berdasarkan kutipan tersebut dapat diketahui bahwa pengendalian intern tidak dapat menghilangkan semua masalah-masalah yang dihadapi oleh
perusahaan. Pengendalian intern memiliki keterbatasan yang mendasar, sehingga pengendalian intern hanya berfungsi untuk mengetahui masalah-masalah yang
terjadi dengan cepat dan menekan serendah mungkin masalah dan kecurangankecurangan yang terjadi dalam perusahaan.
2.4
Kas Informasi yang akurat mengenai kas sangat penting karena dalam setiap
transaksi/kegiatan perusahaan sebagian besar berawal dan berakhir pada perkiraan kas. Oleh karena itu konsep mengenai kas hams benar-benar dipahami.
2.4.1
Pengertian
Kas
Pengertian kas harus benar-benar dipahami untuk membedakan mana yang termasuk kas dan setara kas atau bukan. Hal ini sangat penting supaya transaksi yang bukan kas tidak dimasukkan ke dalam perkiraan kas ataupun sebaliknya. Berdasarkan "PSAK" menurut IAI (2009:2.2), yang dimaksud kas adalah: "Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash equivalent) adalab investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlab tertentu tanpa mengbadapi risiko perubaban nilai yang signifikan." Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek bukan untuk investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi harus segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang telah diketahui tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. Karenanya suatu investasi baru dapat memenuhi syarat sebagai setara kas hanya jika segera akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya.
Pengertian
kas
menurut
Warren
Reeve
Fess
(2005:362)
yang
"Kas (cash) meliputi koin, uang kertas, cek, wesel (money order atau kiriman uang melalui pos yang lazim berbentuk draft bank atau cek bank; hal ini untuk selanjutnya diistilahkan dengan wesel), dan uang yang disimpan di bank yang dapat ditarik tanpa pembatasan dari bank bersangkutan." Yang dimaksud kas berdasarkan definisi di atas adalah segala bentuk uang tunai, surat -surat berharga dan uang perusahaan yang ada di bank yang dengan segera dapat diajadikan uang tunai. Kas merupakan aktiva yang paling mudah disalahgunakan. Bentuk-bentuk penyalahgunaan kas diantaranya: 1. Lapping yaitu pencatatan penerimaan kas yang tidak lengkap dan fiktif yang disengaja. Hal ini dimaksudkan untuk menutupi penggunaan kas perusahaan untuk kepentingan pribadi. 2. Menggunakan dana untuk semen tara waktu tanpa melakukan pencatatan atau dengan sengaja tidak mencatat penerimaan uang kas. 3. Mencantumkan sesungguhn ya. 4. Membukukan potongan harga kepada pembeli yang lebih tinggi. angka penjualan pada buku kas yang lebih kecil dari yang
5. Menahan berbagai jenis pendapatan lain-lain. 6. Menghapuskan piutang yang dilunasi menjadi tak tertagih dan mengantongi hasil penagihannya. 7. Tidak melaporkan semua penjualan dan mengantongi uang penjualan tersebut.
8. Mengantongi kelebihan kas. 9. Membukukan pengeluaran palsu. 10. Menyiapkan bukti voucher palsu atau pengajuan voucher untuk pembayaran dua kali. 11. Kitting yaitu melakukan pemindahan dana dari bank yang satu ke bank yang lainnya dan tidak melakukan pencatatan.
12. Menaikan jumlah uang yang tertulis dalam cek setelah ditandatangani. 13. Mencantumkan potongan harga akibat pembelian yang lebih rendah dari yang sebenarnya. 14. Mengubah bukti pengeluaran kas kecil.
2.4.2
Pengendalian Intern Kas Kas merupakan harta lancar perusahaan yang sangat menarik dan mudah
Selain itu banyak transaksi perusahaan yang menyangkut kas. Oleh karena itu, untuk memperkecil
pengeluaran
kemungkinan terjadinya kecurangan atau penyelewengan yang menyangkut uang kas perusahaan, diperlukan adanya pengendalian intern (internal control) yang baik atas kas dan bank. Sistem pengendalian kas (cash control system) adalah prosedur yang dianut untuk menjaga dana kas perusahaan. Sistem ini membentuk pengendalian intern yang memadai terhadap kas. Pengendalian intern kas merupakan salah satu cara untuk menjaga agar dana kas perusahaan tidak diselewengkan. Meskipun penyelewengan itu tidak
mungkin untuk dihilangkan tetapi dengan pengendalian intern kas penyelewengan ini dapat dihimlari.
2.4.2.1 Tujuan Pengendalian Intern Kas Tujuan umum dari pengendalian intern kas adalah sebagai berikut: 1. Adanya pemisahan tugas. Pemisahan tugas ini harus dilakukan supaya kas dapat lebih terjaga
keamanannya dari segala persekongkolan. 2. Semua transaksi kas diotorisasi dan dicatat dengan tepat. Pengendalian intern kas bertujuan supaya transaksi yang telah terjadi
mendapat persetujuan dari pihak yang berwenang, dapat dicatat dengan tepat sehingga manajemen dapat mengevaluasi semua informasi terhadap transaksi dengan benar
3. Meyakinkan adanya uang kas yang cukup. Dengan uang kas yang cukup perusahaan dapat menggunakan uang kas
tersebut untuk membayar utang yang telah jatuh tempo. Dan apabila terdapat kelebihan uang kas maka perusahaan dapat menggunakan menganggur tersebut untuk investasi perusahaan. 4. Mencegah hilangnya uang kas akibat kecurangan. Dengan pengendalian intern kas diharapkan segala penyalahgunaan kas dapat ditekan serendah mungkin. Pengendalian intern yang berfungsi dengan baik dan efektif akan uang kas yang
2.4.2.2 Pengendalian Intern atas Penerimaan Kas Penerimaan-penerimaan kas bisa berasal dari bermacam-macam sumber
diantaranya penjualan tunai, penagihan piutang dagang, penerimaan bung a, sewa, dividen, dan lain-lain. Menurut Haryono Jusup (2001:10), pengendalian intern kas atas
penerimaan, yaitu: "Pengawasan atas penerimaan kas yang berasal dari penjualan tunai dan penerimaan kas melalui pos, merupakan hal yang penting." Berdasarkan landasan teori di atas pengendalian intern atas penerimaan kas penting dilakukan oleh manajemen perusahaan, meskipun pada landasan teori tersebut hanya untuk penjualan tunai dan penerimaan kas melalui pos, sebenarnya pengendalian intern kas harus mencakup semua transaksi yang berkaitan dengan penerimaan kas. Dalam upaya melindungi kas dari pencurian dan penyalahgunaan,
manajemen perusahaan harus mengawasi kas mulai dari saat penerimaan hingga penyetoran ke bank. Catatan dari semua penerimaan kas haruslah dibuat sesegera mungkin. Jika penerimaan-penerimaan kas dicatat dengan cara tepat waktu dan
akurat, maka jumlah uang yang hilang dapat diketahui dengan membandingkan
saldo
aktual
dengan
saldo buku.
Terdapat
pemisahan
tugas
antara
yang
Kas
tetapi terjadi juga pada saat pengeluaran kas. Oleh karena itu pengendalian atas pengeluaran kas sama pentingnya dengan pengendalian penerimaan kas. Menurut Haryono Jusup (2001:10-11), ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pengendalian pengeluaran kas, yaitu: "Untuk mengawasi pengeluaran kas, maka samua pengeluaran kas harus dilakukan dengan menggunakan eek, keeuali untuk pengeluaran yang jumlahnya keeil dapat dilakukan melalui kas keeil. Jika kewenangan untuk menandatangani eek didelegasikan kepada seorang pegawai yang ditunjuk, maka pegawai terse but tidak diperkenankan untuk melakukan peneatatan transaksi kas." Untuk mencapai pengendalian intern yang memadai atas pembayaran-
pembayaran kas, semua pembayaran kecuali pembayaran kas kecil hendaknya dilakukan melalui cek. Penarikan cek secara otomatis akan memberikan laporan tertulis dari setiap pembayaran kas. Selain itu, pengendalian intern yang memadai mensyaratkan bahwa setiap transaksi mewajibkan bahwa pembayaran kas
disetujui dan dicatat sebelum cek diterbitkan. Tanggung jawab atas persetujuan pembayaran cek hendaknya terpisah secara jelas dari tanggung jawab atas
penandatanganan
pengeluaran kas, menyimpan uang kas dan melakukan pengeluaran serta yang mencatat pengeluaran kas. Pengendalian intern kas atas pembayaran-pembayaran kas hendaknya memberikan jaminan yang memadai bahwa pembayaran-
pembayaran pengawas
memastikan atas
dipergunakan kas
Pengendalian
pembayaran/pengeluaran
diantaranya dengan cara voucher system, penyediaan dana kas kecil dan membuat rekonsiliasi bank.
1. Voucher System Dengan voucher system diharapkan akan dapat membantu dalam
pengendalian intern dari pengeluaran kas. Menurut Warren Reeve Fess (2005:376) yang diterjemahkan oleh Aria Farahmita dkk, yaitu: "Voucher merupakan formulir khusus untuk meneatat data yang
rei evan mengenai kewajiban dan rincian pembayaran." Sebagian besar perusahaan menengah dan besar memakai voucher system sebagai bagian pengendalian kasnya. Voucher system intern mereka terhadap pengeluaran-pengeluaran seperangkat metode dan prosedur untuk
adalah
kas. Voucher. system biasanya memakai 0) voucher-voucher, voucher-voucher yang belum dibayar, (3) mengarsipkan
voucher-voucher
sudah dibayar. Voucher system ini bermula dari otorisasi untuk mengeluarkan biaya dan berakhir dengan penerbitan cek untuk kewajiban yang dikeluarkan. Voucher biasanya disiapkan di bagian akuntansi oleh karyawan bagian hutang dagang dan didasarkan pada suatu faktur atau dokumen pendukung lainnya. 2. Kas Keeil Pengendalian kas akan efektif apabila semua pembayaran tunai dilakukan melalui cek dan penerimaan kas lang sung disetorkan ke bank. Akan tetapi, pembayaran bernilai kecil terhadap transaksi
tersebut penarikan cek tidak akan efektif dan memakan waktu. Karena itulah perusahaan biasanya menyimpan dana kas yang dipakai untuk pembayaran tunai transaksi yang kecil tadi. Kas kecil (petty cash) adalah dana kas yang dipakai untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang nilainya relatif kecil. Besarnya
dana kas kecil tergantung pada jumlah, besaran dan frekuensi pengeluaran lainlain tadi. Tentu saja dana kas kecil perusahaan multinasional akan jauh lebih besar daripada dana kas kecil perusahaan menengah. Perusahaan menghendaki kas kecil yang lumayan besar sehingga tidak perlu terlalu sering diisi ulang, namun juga tidak terlalu besar sehingga menyebabkan adanya tindakan penyelewengan.
Penyelenggaraan pembentukan
kas kecil, yang sering disebut imprest system, melibatkan (1) pengeluaran-pengeluaran
kecil yang diambil dari dana kas kecil tersebut, dan (3) pengisian kembali dana kas kecil. 3. Rekonsiliasi Bank Sekali sebulan bank akan mengirimkan rekening koran (bank statement) kepada nasabahnya (depositor). Rekening koran mendaftar aktivitas dalam dalam nasabah
rekening bank nasabah selama satu bulan. informasi yang dilaporkan rekening koran berdasarkan catatan-catatan bank. Karena rekening
merupakan kewajiban
oleh bank akan disebut debit bagi pihak bank. Rekening koran transaksi-transaksi kas yang dicatat
diperlihatkan oleh rekening koran biasanya berbeda dari saldo kas yang dicatat dalam catatan akuntansi 'perusahaan. Untuk meningkatkan perbedaan pengendalian intern, haruslah
direkonsiliasi. Rekonsiliasi ini mesti dibuat oleh.karyawan yang tidak melakukan pencatatan transaksi-transaksi kas. Menurut Soemarso S.R (2002:320), adalah: "Rekonsiliasi bank (bank reconciliation): membandingkan saldo buku dengan saldo bank dan menjelaskan perbedaan yang terjadi. Secara umum rekonsiliasi berarti membandingkan dan menjelaskan perbedaan yang terjadi terhadap dua angka (saldo) yang berasal dari sumber berbeda." Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa maksud dari yang dimaksud rekonsiliasi bank
rekonsiliasi bank adalah untuk menyamakan saldo menurut perusahaan dengan saldo menurut bank.
Penyebab perbedaan saldo kas menurut perusahaan dan menu rut bank Menurut Haryono Jusup (2001:22-23), yaitu:
"Beberapa penyebab perbedaan antara saldo rnenurut pernbukuan perusahaan dengan laporan bank adalah sebagai berikut: 1. Bank belurn rnencatat transaksi tertentu: a. Setoran dalarn perjalanan. Perusahaan telah rnencatat setoran ke bank, tetapi bank belurn rnencatatnya. b. Cek dalarn perjalanan (cek rnasih beredar). Cek yang ditarik dan telah dibukukan oleh perusahaan, tetapi bank belurn rnencatatnya. 2. Perusahaan belurn rnencatat transaksi tertentu: a. Penerirnaan kas rnelalui bank. Bank kadang-kadang melakukan penerirnaan kas untuk dibukukan ke dalarn rekening giro perusahaan. Hal sernacarn ini sering terjadi dan bahkan dianjurkan oleh perusahaan kepada para konsurnennya. Dengan cara penyetoran la~gsung ke bank, akan dapat dikurangi kernungkinan terjadinya penyalahgunaan kas oleh karyawan perusahaan. Transaksi sernacarn ini kadang-kadang belurn diketahui oleh perusahaan, sehingga perusahaan belurn rnencatatnya. b. Biaya adrninistrasi bank. Bank biasanya rnernbebankan sejurnlah biaya untuk rnenangani transaksi-transaksi yang dilakukan pernegang giro. Jurnlah biaya yang dibebankan tergantung kepada banyaknya transaksi yang ditangani oleh bank. Pada urnurnnya biaya adrninistrasi bank baru diketahui jurnlahnya oleh perusahaan setelah laporan bank diterirna. c. Pendapatan bunga atau jasa giro. Bank rnernberikan bunga atas saldo giro yang dihitung atas dasar persentase tertentu dari saldo giro rata-rata per bulan. Tingkat bunga atau jasa giro tidak begitu tinggi bila dibandingkan dengan depaosito. Jurnlah bunga yang rnenjadi pendapatan perusahaan biasanya baru diketahui setelah perusahaan rnenerirna laporan bank. d. Cek kosong dari konsurnen atau debitur. Perusahaan sering rnenerirna pernbayaran dari para konsurnen atau debitur dalarn bentuk cek dan diperlakukan sarna dengan uang tunai. Cek terse but bersarna-sarna dengan uang tunai disetorkan setiap hari ke bank. Apabila cek yang diterirna rnenggunakan bank yang sarna dengan bank perusahaan, rnaka cek bisa langsung diuangkan dan langsung dibukukan ke rekening giro perusahaan. Akan tetapi jika cek rnenggunakan bank yang berbeda, rnaka bank perusahaan harus rnenguangkan cek tersebut (atau rnelalui clearing) ke bank yang bersangkutan, dan hasilnya dibukukan ke dalarn rekening giro perusahaan. Cek kosong adalah cek yang tidak cukup dananya (jurnlah rupiah dalarn cek lebih besar dari saldo si pernegang giro di
bank pada saat ia rnenarik cek tersebut). Apabila perusahaan rnenerirna cek yang tidak cukup dananya (cek kosong), biasanya hal itu baru diketahui pada saat perusahaan rnenerirna laporan bank. e. Cek dikernbalikan kepada penyetor karena alasan lain (bukan cek kosong). Bank kadang-kadang rnengernbalikan cek kepada penyetor karena alasan-alasan berikut: (1) rekening penarik cek telah ditutup, (2) cek telah kadaluwarsa (cek tertentu kadang-kadang hanya dapat diuangkan dalarn jangka waktu yang telah ditentukan, apabila selarna jangka waktu terse but tidak diuangkan, rnaka cek rnenjadi tidak berlaku lagi), (3) tandatangan yang tercanturnpada cek tidak sah, (4) terdapat kesalahan dalarn penulisan cek. Akuntansi untuk cek yang dikernbalikan kepada penyetor karena alasan-alasan di atas, sarna dengan akuntansi untuk pengernbalian eek kosong. 3. Bank atau perusahaan (atau kedua-duanya) telah rnelakukan kesalahan pencatatan": Dari uraian di atas penyebab terjadinya perbedaan saldo kas menurut bank dan menurut perusahaan lebih banyak disebabkan karena sistem pencatatan yang berbeda.
2.5
Kewajaran Penyajian Laporan Arus Kas Agar dapat digunakan dengan baik suatu informasi harus disajikan dengan
wajar. Oleh karena suatu informasi akan membantu mengambil kebijakan manajemen.
para pemakainya
dalam
2.5.1
Pengertian Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan salah satu laporan keuangan pokok,
disamping neraca dan laporan laba rugi. Jadi untuk pelaporan kepada pihak di luar perusahaan, laporan ini wajib dibuat. Berdasarkan "Standar Akuntansi Keuangan" menurut IAI (2009:2.2), yang dimaksud arus kas adalah: "Arus kas adalah arus rnasuk dan arus keluar kas atau setara kas."
Arus kas merupakan transaksi penerimaan dan pengeluaran rekening kas dan setara kas. Arus kas terjadi akibat adanya kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Kegiatan usaha utama perusahaan adalah menghasilkan barang/jasa dan menjualnya. Kegiatan ini mencakupi penerimaan kas dan penerimaan piutang. Disamping itu kegiatan usaha perusahaan juga mencakup pengeluaran kas dan pembayaran utang usaha. Menurut Soemarso S.R (2005:320), adalah: "Laporan arus kas pada dasarnya mengikhtisarkan sumber kas yang tersedia untuk melakukan kegiatan perusahaan serta penggunaannya selama satu peri ode tertentu." Laporan arus kas mengikhtisarkan sumber dan penggunaan kas dan setara yang dimaksud laporan arus kas
kas. Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama peri ode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
2.5.2
Kegunaan Laporan Arus Kas Suatu laporan keuangan dibuat karena memiliki nilai manfaat yang tinggi
bagi para pemakai informasi tersebut. Untuk meyakinkan apakan lapom arus kas perlu dibuat atau tidak dalam laporan keuangan perusahaan, maka perlu dipahami dulu seberapa besar kegunaan laporan arus kas bagi para pemakainya. Berdasarkan "Standar Akuntansi Keuangan" menurut IAI (2009: 2.12.2), kegunaan informasi arus kas adalah: "Jika digunakan dalam kaitanya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus masa depan (future cash flows) dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat
rneniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sarna. Inforrnasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jurnlah, waktu, dan kepastian arus kas rnasa depan. Di sarnping itu, inforrnasi arus kas juga berguna untuk rneneliti kecerrnatan dari taksiran arus kas rnasa depan yang telah dibuat sebelurnnya dan dalarn rnenentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih, serta darnpak perubahan harga." Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas sangat
diperlukan baik oleh manajemen di perusahaan maupun bagi para pemakai lain di luar perusahaan.
2.5.3
Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan Mengingat akan pentingnya informasi arus kas bagi para pemakainya.
Maka laporan arus kas harus disajikan secara wajar agar tidak terjadi kekeliruan dalam pengambilan kebijakan perusahaan. Berdasarkan "Standar Akuntansi Keuangan" penyajian secara wajar, yaitu: "Apabila PSAK belurn rnengatur rnasalah pengakuan, pengukuran, penyajian secara wajar dapat dicapai rnelalui pernilihan dan penerapan kebijakan akuntansi yang sesuai dengan paragraf 14 serta rnenyajikan jumlah yang dihasilkan sedernikian rupa sehingga rnernberikan inforrnasi yang rei evan, andal, dan dapat dipaharni." Dimaksud penyajian secara wajar yaitu harus sesuai dengan Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku. Apabila PSAK belum menurut IAI (2009:1.3),
mengatur masalah-masalah
dengan ketentuan kebijakan tersebut tidak bertentang dengan PSAK. Syarat kebijakan akuntansi yang dibuat manajemen harus menyediakan infoermasi yang relevan, dapat diandalkan terdapat pada "Standar Akuntansi Keuangan" menurut IAI (2009:1.4), yaitu:
"Manajemen memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi agar laporan keuangan memenuhi ketentuan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jika belum diatur dalam PSAK, maka manajemen harus menetapkan kebijakan untuk memastikan bahwa laporan keuangan menyajikan informasi: (a) relevan terhadap kebutuhan para pengguna laporan untuk pengambilan keputusan; dan (b) dapat diandalkan, dengan pengertian: (i) mencerminkan kejujuran penyajian hasil dan posisi keuangan perusahaan; (ii) menggambarkan subtansi ekonomi dari suatu kejadian atau transaksi dan 1ii:laksemata-mata bentuk hukumnya; (iii) netral yaitu bebas dari keberpihakan; (iv) mencerminkan kehati-hatian; dan (v) mencakup semua hal yang material." Agar bermanfaat, pemakai relevan informasi harus relevan untuk memenuhi keputusan. keputusan Informasi ekonomi kebutuhan kualitas dengan
memiliki pemakai
membantu mereka mengevaluasi peristiwa mas a lalu, masa kini atau mas a depan, menegaskan, atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu. Suatu laporan keuangan harus memberikan gambaran informasi yang jujur mengenai transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan. Perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya, misalnya perusahaan menjual suatu aktiva kepada pihak lain sehingga kepemilikan menurut hukum berpindah kepada pihak tersebut, namun terdapat persetujuan yang
memastikan bahwa perusahaan dapat terus menikmati manfaat ekonomi masa depan yang diwujudkan dalam bentuk aktiva. Suatu informasi tidak memihak siapapun, informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Semua aspek yang berkaitan dengan transaksi kas harus dikendalikan tanpa terkecuali. Informasi
harus memperhatikan hal-hal yang mencakup materialitas, maksudnya informasi dipandang material kalau kelalian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam
mencatat informasi yang diambil dapat berpengaruh terhadap keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan.
2.5.4
Penyajian Laporan Arus Kas Mengingat laporan arus kas sangat berguna bagi para pemakai informasi
tersebut, dalam hal penyajian memerlukan perhatian yang serius. Apabila laporan arus kas disajikan dengan salah dikhawatirkan para pemakai informasi laporan arus kas akan salah dalam menafsirkan informasi tersebut. hal tersebut akan
menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan PSAK No. 2 yang terdapat pada kerangka pemikiran,
penyajian laporan arus kas diklasifikasikan sebagai berikut: l. Aktivitas Operasi Klasifikasi menurut aktivitas operasi akan memberikan informasi yang
memungkinkan para pengguna laporan keuangan menilai pengaruh aktivitas terhadap posisi keuangan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari kegiatan usaha perusahan. arus kas pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang
mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah: a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa; b. Penerimaan kas dari royalti,fees, komisi dan pendapatan lain; c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa; d. Pembayaran kas kepada karyawan; e. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya; f. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasi secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi; g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha perdagangan. 2. Aktivitas Investasi Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak masuk setara kas. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:
a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang
dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri; b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang lain; c. Perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain; d. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta
pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan); e. Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading) atau apabila
pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan. 3. Aktivitas Pendanaan Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah: a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modallainnya; b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau
menembus saham perusahaan: c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman lainnya; d. Pelunasan pinjaman; e. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease). Berdasarkan berikut: 1. Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Operasi Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan PSAK No.2, menjelaskan pelaporan arus kas sebagai
a. Metode lang sung, dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan. b. Metode tidak lang sung, metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi
(deferral)
pengaruh
atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi atau beban yang
dimasa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. 2. Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Investasi dan Pendanaan
Perusahaan harus melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan, kecuali arus kas dilaporkan atas dasar arus kas bersih. 3. Pelaporan Arus Kas atas Dasar Arus KaS Bersih Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan berikut ini dapat disajikan menurut arus kas bersih: a. Penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan para pelanggan
apabila arus kas tersebut lebih mencerminkan aktivitas pelanggan daripada aktivitas perusahaan; dan b. Penerimaan dan pengeluaran kas untuk pos-pos dengan perputaran cepat, dengan volume transaksi yang besar, dan dengan jangka waktu singkat (maturity short).
2.6
Hubungan Efektivitas
Keandalan
Sistem Pengendalian
Intern Kas
Terhadap Kewajaran Penyajian Laporan Arus Kas Mengingat keberadaan kas pada perusahaan sangat vital sebagai sumber pembiayaan operasi normal perusahaan, maka perusahaan perlu melakukan
telah dibahas sebelumnya. Maka diperlukan suatu pengendalian intern kas yang efektif dan dapat diandalkan, yang dimaksud efektif dan dapat diandalkan adalah pengendalian intern dilaksanakan dengan baik sehingga tujuannya dapat tercapai. Perhatian utama dalam menilai efektivitas keandalan pengendalian kas yaitu pada tujuan pengendalian intern kas yang ingin dicapai oleh perusahaan dengan
menggunakan
pegendalian intern kas dapat diandalkan dan efektif. Kebanyakan prosedur yang berkaitan dengan pengendalian mempengaruhi lebih dari satu tujuan transaksi kas. Setelah menetapkan risiko pengendalikan juga perlu melakukan pengujian atas pengendalian (test of control) untuk menjamin bahwa pengendalian telah dilaksanakan dengan efektif. Tahap selanjutnya yaitu melakukan pengujian atas laporan arus kas, sehingga laporan arus kas dapat disajikan secara wajar sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan kebijakan akuntansi perusahaan. Dengan melaksanakan pengendalian internal dengan baik, perusahaan akan
dapat memiliki keyakinan yang lebih besar bahwa laporan keuangannya tersaji dengan wajar.