Anda di halaman 1dari 7

KISI-KISI P.I.H.

Kata temenny temen ane ni orang foto soalnya terus d ketik ulang tapi jangan terlalu percaya pada kisi2. Ane ga tanggung jawab...!! ok deh, bismillah... :) 1. Alat bukti hukum acara a. perdata: bukti tulisan (surat) pasal 1875-1899 KHUPerdata: *akte autentik: surat yang dibuat oleh atau dihadapan pejabat yang berkuasa, seperti notaris, jurusita, pegawai catatan sipil, gubernur, dan sebagainya. Contoh: akte kelahiran, kematian, perkawinan, dan sebagainya. *akte di bawah tangan: akte yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan tanpa ada perantara pejabat resmi. *surat bukan akta: surat biasa, faktur, kwitansi, dll. bukti saksi pasal 171 ayat (2) HIR: Pernyataan seseorang mengenai suatu peristiwa atau keadaan. Satu saksi bukan saksi (unus testis nullus testis) persangkaan 1915 KUHPerdata: kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan peristiwaperistiwa yang telah diketahui, persangkaan hakim atas

suatu UU atau terhadap peristiwa tersebut. pengakuan pasal 174, 175 HIR: pernyataan suatu pihak mengenai peristiwa-peristiwa tertentu atau sesuatu hak. Pengakuan yang dilakukan di luar pengadilan, kekuatan pembuktiannya diserahkan kepada pertimbangan hakim. bukti sumpah pasal 155, 156 HIR: pernyataan dengan segala keluhuran untuk memberi janji atau keterngan dengan disaksikan Tuhan dan sanggup menerima segala hukumannya. Sumpah penentuan (decisoire) ialah sumpah atas permintaan suatu pihak untuk menentukan suatu perkara apabila kekurangan bukti-bukti lainnya. Sumpah tambahan (suppletoire) ialah sumpah yang diperintahkan hakim pengadilan karena jabatannya untuk melengkapi bukti yang ada namun kurang lengkap. b. pidana sama seperti hukum perdata, tetapi tidak ada sumpah 2. Tugas MA Mengadili pada tingkat kasasi menguji peraturan perundang-undangan di bawah Undang-Undang Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan rehabilitasi

3. Perbedaan DPR dan DPD DPR: Membentuk Undang-Undang yang dibahas dengan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama Membahas dan memberikan persetujuan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan DPD yang berkaitan dengan bidang tertentu dan mengikutsertakannya dalam pembahasan Menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN, serta kebijakan pemerintah DPD Mengajukan kepada DPR Rancangan Undang-Undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran, dan penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan sumber daya ekonomi lainnya serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah. DPR kemudian mengundang DPD untuk membahas RUU tersebut.

Memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU APBN dan RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama. Memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota Badan Pemeriksa Keuangan. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama. Menerima hasil pemeriksaan keuangan negara dari BPK untuk dijadikan bahan membuat pertimbangan bagi DPR tentang RUU yang berkaitan dengan APBN. Anggota DPD juga memiliki hak menyampaikan usul dan pendapat, membela diri, hak imunitas, serta hak protokoler. 4. Undang-undang agraria No. 5/60 pokok-pokok UUPA (undang-undang pokok agraria) Tujuan UUPA: -dasar-dasar penyusunan hokum agraria nasional -dasar-dasar untuk mengadakan kesatuan dan kesederhanaan dalam hukum pertanahan -dasar-dasar untuk memberikan kepastian hukum tentanghak-hak atas tanah bagi rakyat.

2. Tanah negara tanah yang dikuasai langsung oleh negara >> belum ada haknya tanah yang tidak dikuasai langsung oleh negara >> sudah ada haknya. 3. Hak-hak atas tanah hak milik, hak guna usaha, hak bangunan, hak pakai, hak sewa, hak membuka tanah, hak memungut hasil hutan. 4. Konversi perubahan hak-hak atas tanah yang samasesuai ketentuan UUPA. 5. Tanah dalam UUPA bagi NKRI, dimana struktur kehidupan masyarakatnya, termasuk perekonomiannya sebagian besar bergerak di bidang agraria, maka fungsi tanah, air, dan ruang angkasa sana, semua yang terkandung di dalamnya sangat penting untuk kemakmuran rakyat. 5. Hubungan KUHD dan KUHS menurut prof. Sudirman Kartohadiprojo: KUHD merupakan suatu lex specialis terhadap KUHS sebagai lex genralis. Sebagai lex specialis, apabila di dalam KUHD terdapat ketentuan mengenai hal yang terdapat aturan pula pada KUHS, maka ketentuan dalam KUHD-lah yang berlaku.

6. Syarat Sah Perjanjian izin kedua belah pihak berdasarkan persetujuan kehendak masing-masing kedua belah pihak harus cakap bertindak ada objek tertentu, jumlah, jenis, dan bentuk yang diperjanjikan. Ada sebab yang dibolehkan Masing-masing pihak dapat bebas mengikatkan dirinya 7. Sistem KUHP terdiri dari 3 buku, tiap buku terdiri dari bab-bab, dan tiap bab terdiri dari pasal-pasal Buku I mengatur tentang Ketentuan Umum >> 9 bab, 103 pasal Buku II mengatur tentang kejahatan >> 31 bab, 385 pasal Buku III mengatur tentang Pelanggaran >> 10 bab, 8 pasal 8. Pruralisme hukum perdata berlakunya macam-macam hukum perdata bagi masingmasing golongan penduduk. Di Indonesia berlaku macam-macam hukum perdata, yaitu hukum eropah (barat), hukm perdata (timur asing), dan hukum adat. Keanekaragaman ini disebabkan karena banyaknya

macam golongan penduduk di Indonesia yang memiliki kebutuhan hukum perdata yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai