Anda di halaman 1dari 9

NANAHAONG Nama Penulis: Daiieen Mayasari de Me9u Abstract From time to time, emissions problem which happen in Indonesia

are increase rapidly. Although there are many couregment and rohibition which given by the government. Emissions problem not only happen in town but also in village. Such problem is also happened in that famous beach, Pangandaran. Emissions problem which was significant happen at that area are river and garbage emissions. River emissions happened as same as in another place. Peoples houses, restaurants, and hotels throw out their garbage to the river and let it flow to the sea. Besides, people and the tourist throw their garbage not in the right place. This problem will never stop if the people and the government cannot realize how important this problem and respect their living place. Terjemahan Dari waktu ke waktu, masalah pencemaran yang terjadi Indonesia cenderung meningkat. Meskipun telah banyak himbauan dan larangan yang diberikan oleh pemerintah. Pencemaran tidak hanya terjadi di perkotaan saja, namun di desa pun dapat terjadi pencemaran. Begitu pula dengan daerah wisata Pantai Pangandaran yang tidak lepas dari masalah pencemaran. Masalah pencemaran yang signifikan terjadi di daerah wisata tersebut adalah pencemaran sungai dan sampah. Pencemaran sungai terjadi sebagaimana yang terjadi di daerah-daerah lain. Limbah rumah tangga, limbah dari restoran dan hotel dibuang ke sungai kemudian dialirkan ke laut. Sampah-sampah dibuang tidak pada tempatnya. Sedangkan masalah pencemaran udara tidak begitu signifikan karena jumlah kendaraan bermotor yang tidak terlalu banyak. Masalah ini tentunya tidak akan pernah tuntas jika tidak ada kesadaran dari semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah sendiri. Kata Kunci Pencemaran, Limbah, Sampah, Pendahuluan Seperti yang telah disebutkan di atas, masalah pencemaran yang terjadi di Indonesia sulit sekali untuk diatasi. Alasan yang sering digunakan adalah kealpaan manusia untuk menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari alam. Pencemaran yang terjadi di kawasan wisata, khususnya wisata pantai Pangandaran, tentunya tidak terlepas dari kontribusi wisatawan yang datang berkunjung di samping masyarakat Pangandaran sendiri dan juga fasilitas wisata seperti hotel dan restoran.

Walaupun berbagai usaha telah dilakukan baik oleh lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan pemerintah setempat untuk menghimbau warga dan wisatawan agar menyadari akan pentingnya kebersihan lingkungan yang mereka tinggali, namun masih saja terjadi berbagai tindakan yang merusak dan mengotori lingkungan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah pencemaran apa saja yang terjadi di daerah wisata Pangandaran dan juga solusi apa saja yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak pencemaran. Tinjauan Pustaka A. Konsep konsep Pencemaran 1. Definisi Pencemaran Pencemaran, menurut SK Menteri Kependudukan Lingkungan Hidup No 02/MENKLH/1988, adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/ atau komponen lain ke dalam air/ udara, dan/ atau berubahnya tatanan (komposisi) air/ udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. 2. Kategori Pencemaran Pencemaran lingkungan dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu: a. Pencemaran air Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. b. Pencemaran udara Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global. c. Pencemaran tanah Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari

tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). 3. Definisi Limbah Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. a. Limbah Berdasarkan Karakteristiknya Limbah Padat Limbah padat adalah hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari sisa proses pengolahan. Bagi limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis dapat ditangani dengan berbagai cara antara lain ditimbun pada suatu tempat, diolah kembali kemudian dibuang dan dibakar. Limbah Cair Limbah cair adalah limbah hasil dari sisa pengolahan hasil industri atau domestik yang tidak bisa didaur ulang dengan konsentrasi dan kandungan dengan kualitas PH tertentu. Kebanyakan limbah cair tidak memiliki nilai ekonomis lagi karena kurang bermanfaat. Namun ada beberapa yang sudah melakukan pengelolaan terhadap limbah cair. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) Menurut PP 18 Tahun 1999 tentang pengelolaan limbah B3, pengertian limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/ atau beracun yang karena sifat dan/ atau konsentrasinya dan/ atau jumlahnya, baik secara langsung dapat mencemarkan dan/ atau merusak lingkungan hidup, dan/ atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, keangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. b. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Limbah Volume limbah Kandungan bahan pencemar Frekuensi pembuangan limbah c. Pengolahan Limbah Limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang

disediakan, kemudian diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan terjadinya pencemaran air. Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak dibuang ke sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan industri sendiri. Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain yang berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai pupuk. Pada umumnya pencegahan masalah limbah pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/ mengurangi terjadinya bahan pencemar. 4. Definisi Sampah Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan. (Kamus Istilah Lingkungan, 1994). Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan sebagai sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun. Sedangkan sampah anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng. 5. Dampak Sampah a. Dampak terhadap Kesehatan Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut: Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.

Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit). Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/ sampah. b. Dampak terhadap Lingkungan Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak. c. Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimanamana. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas). Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain. 6. Pengolahan Sampah Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan, mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis atau mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup. Berikut manfaat pengelolaan sampah : a. Penghematan sumber daya alam b. Penghematan energi c. Penghematan lahan TPA d. Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman) Pengelolaan sampah bisa dilakukan dengan berbagai cara berikut sesuai dengan jenis sampahnya, yaitu misalnya sampah jenis organik dapat digunakan sebagai makanan ternak, dibuat pupuk kompos, maupun bahan bakar biogas. Sedangkan sampah jenis anorganik dapat didaur ulang atau dijual ke pasar loak.

B. Konsep Ekoturism di Pangandaran 1. Definisi Ekoturism Pariwisata Ekologi atau mengajak wisatawan untuk mempelajari dan mengetahui tujuan yang diharapkan nantinya dapat terus berkelanjutan karena adanya nuansa edukasi di dalamnya adalah terdiri dari Ekologi dan Turism atau Pariwisata, Ekologi (Oikos = Rumah Tangga dan Logos = ilmu pengetahuan) yang artinya ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya sedangkan Pariwisata menurut Robinson (1976), geografi pariwisata merupakan aplikasi dari geografi yang dilakukan melalui pengamatan dan penelitian. hasil penelitian tersebut memberikan arahan secara praktis untuk perencanaan wilayah, perkembangan kota dan perencanaan fisik lainnya. Tujuan Ekoturism: a. Apresiasi terhadap alam dan budaya masyarakat b. Pendidikan c. Dukungan terhadap konservasi d. Meningkatkan partisipasi masyarakat e. Meningkatkan pendapatan masyarakat f. Mendidik Wisatawan g. Mengkonservasi Sumberdaya Alam i. Memberdayakan Masyarakat Lokal 2. Definisi Pangandaran Pantai Indah Pangandaran adalah salah satu objek wisata pantai di Jawa Barat. Pantai ini terletak di Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran dengan jarak 92 km arah selatan kota Ciamis 3. Keistimewaan dari Pantai Pangandaran 1. Dapat melihat terbit dan tenggelamnya matahari dari satu tempat yang sama. 2. Pantainya landai dengan air yang jernih serta jarak antara pasang dan surut relatif lama sehingga memungkinkan kita untuk berenang dengan aman 3. Terdapat pantai dengan hamparan pasir putih 4. Tersedia tim penyelamat wisata pantai 5. Jalan lingkungan yang beraspal mulus dengan penerangan jalan yang memadai 6. Terdapat taman laut dengan ikan-ikan dan kehidupan laut yang mempesona. 4. Kondisi Pantai Pangandaran Pengunjung dapat menikmati panorama alam Pantai Pangandaran yang indah dan hamparan landai pasir putih pantainya yanbg mempesona. Dua bukit yang mengapit pantai Pangandaran membuat angin berhembus pelan dan riak ombak lautnya relatif kecil sehingga pengunjung nyaman

melakukan berbagai aktivitas, seperti berenang menggunakan ban, memancing, berperahu mengelilingi semenanjung, bersantai di pantai, atau sekedar menikmati keindahan alamnya dari pondok-pondok wisata yang banyak terdapat di kawasan tersebut. Selain itu pengunjung dapat melihat terbit dan terbenamnya matahari dari tempat yang sama. Bagi pengunjung yang ingin menyelam, di kawasan ini terdapat taman laut dengan aneka fauna dan flora lautnya yang indah. Jalan di sekitar pantai sudah beraspal mulus, sehingga memudahkan pengunjung yang ingin mengelilingi kawasan tersebut dengan kendaraan bermotor atau sepeda. Bila malam tiba, pengunjung akan tetap merasa nyaman berada di pantai pangandaran, karena kawasan tersebut telah dilengkapi dengan lampu penerangan yang memadai.

Metode Penelitian A. Metode Kajian Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah-masalah yang ada sekarang berdasarkan data aktual, yaitu dengan menyajikan data, mengolah, menganalisis dan menginterpretasikannya dengan dasar-dasar teori yang telah ada. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengatasi fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena-fenomena yang diselidiki. B. Lokasi dan Sumber Data Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pengandaran, Kabupaten Ciamis sebagai pusat pertumbuhan wilayah, melalui pengembangan bagian objek wisatanya yaitu Pangandaran pada hari Selasa, 2 Juni 2009 s/d Jumat, 5 Juni 2009. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat setempat, dan sampelnya diambil dari 25 orang warga setempat tersebut dengan waktu penelitian selama 4 hari. C. Alat dan Bahan Untuk mendapatkan data langsung menggunakan instrumen sebagai berikut: 1. Peta RBI daerah Pangandaran 2. Pengukur PH 3. Elektrolisa 4. Check List 5. Lembar wawancara 6. Kamera dari lapangan, maka

D. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data Agar data yang relevan dapat terkumpul, maka dalam penelitian ini kami mempergunakan beberapa teknik sebagai berikut: 1. Metode observasi Dalam penelitian ini menggunakan observasi sistematis, yaitu observasi yang dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Pedoman observasi dibuat peneliti dengan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. 2. Angket Subjek yang kami tujukan adalah individu terdiri dari 5 klaster masyarakat yaitu pemerintah daerah, turis, pedagang, pengelola industri, masyarakat kecil. Masing kluster diwakili oleh 20 responden sehingga jumlah responden seluruhnya adalah 100 responden. 3. Wawancara Dalam pelaksanaannya peneliti berhadapan langsung dengan responden dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan tujuan penelitian. Responden yang akan kami wawancarai terdiri dari 5 klaster masyarakat yaitu pemerintah daerah, turis, pedagang, pengelola industri, masyarakat kecil. Masing kluster diwakili oleh 2 responden sehingga jumlah responden seluruhnya adalah 10 responden. 4. Studi Dokumentasi Objek yang kami dokumentasikan berupa pemandangan yang mencerminkan lingkungan daerah wisata Pangandaran. 5. Studi kepustakaan Studi kepustakaan merupakan pengkajian literatur yang digunakan penulis untuk menguasai teori, prinsip, konsep dan hukum-hukum yang berhubungan dengan masalah penelitian. E. Teknik Analisis Data Data yang didapatkan berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Pengolahan data kuantitatif ini meliputi: 1. Mengelompokan data. Pengolahan data dimulai dengan memeriksa ulang data-data yang telah terkumpul, apabila masih kurang sempurna maka disempurnakan lagi ke sumber datanya. Dan bila data tersebut dinilai tidak relevan atau tidak mendukung, maka data tersebut akan disisihkan atau dibuang. 2. Pengkodean. Setelah memeriksa ulang data, maka langkah selanjutnya adalah member kode pada setiap data yang terkumpul di setiap instrument dan angket. 3. Pengolahan statistic sederhana dengan cara mengolah data tersebut sehingga mempunyai arti. Pengolahan ini melalui distribusi frekuensi. 4. Tabulasi silang. Hal ini dilakukan untuk keperluan analisis deskriptif. Sedangkan pengolahan data kualitatif dilakukan dengan cara:

1. Reduksi data. Reduksi data merupakan bagian dari pengolahan yang meliputi proses pemilahan data, penyederhanaan data, pengabstrakan data dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan yang ada atau data yang ada. 2. Penyajian data yang dijadikan sebagai informasi yang tersusun dan meberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajiannya dalam bentuk naratif, bagan dan grafik. 3. Menarik kesimpulan atau verifikasi dari apa yang telah disusun berdasarkan perolehan data. Hasil dan Pembahasan Mulai dari hotel, restaurant, PKL, Industri Rumah Tangga, dsb. Ikut memberikan kontribusi dalam pencemaran lingkungan di Pangandaran baik berupa limbah padat maupun limbah cair. Banyak hotel dan restaurant yang langsung mengalirkan limbah cairnya ke pantai tanpa pengolahan atau penyaringan sebelumnya. Banyak pedagang dan wisatawan yang masih membuang sampah sembarangan serta membuang sampah diselokan pembuangan limbah cair. Banyak muara sungai yang membawa sampah dari pemukiman penduduk ke daerah pantai sehingga merusak terumbukarang. Terjadi penumpukan sampah di satu tempat sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Kurang tegasnya pemerintah daerah dalam penegakan aturan untuk mengatasi pencemaran di Pangandaran. Kesimpulan Bila kita lihat kondisi lingkungan Pangandaran saat ini cukup memprihatinkan terutama setelah terjadinya bencana tsunami, pemulihan masih terus dilakukan oleh segenap individu setempat serta badan badan serta orang orang yang peduli dengan kelestarian pantai Pangandaran. Namun pencemaran tetap terjadi di kawasan ini, seperti banyaknya limbah limbah atau sampah sampah yang masih berserakan atau masih belum di tangani, akibatnya di kawasan wisata ini masih terlihat kurang bersih. Saran Pemerintah daerah harus lebih tegas menangani masalah pencemaran, para penduduk dan pendatang pun diharapkan bisa ikut serta dalam menangani pemcemaran lingkungan, jika lingkungan sekitar kawasan ini bersih kita juga bisa ikut marasakannya, karna kawasan ini merupakan kawasan wisata. Daftar Pustaka Blah blah blah

Anda mungkin juga menyukai