Anda di halaman 1dari 80

PROYEK AKHIR

IMPLEMENTASI REAL TIME EFFECT PADA GITAR BERBASIS WAKTU TUNDA / DELAY MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713

BORISTAN SIAHAAN NRP. 7207 030 056

Dosen Pembimbing: Drs. Miftahul Huda, MT NIP.19631012 199303 1 002

JURUSAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOVEMBER SURABAYA 2010 i

ii

PROYEK AKHIR

IMPLEMENTASI REAL TIME EFFECT PADA GITAR BERBASIS WAKTU TUNDA / DELAY MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713

Boristan Siahaan NRP. 7207 030 056

Dosen Pembimbing: Drs. Miftahul Huda, MT NIP. 196310121993031002

JURUSAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOVEMBER SURABAYA 2010

IMPLEMENTASI REAL TIME EFFECT PADA GITAR BERBASIS WAKTU TUNDA / DELAY MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713 Oleh: Boristan Siahaan 7207 030 056 Proyek Akhir ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Surabaya, Agustus 2010 Disetujui oleh : Dosen Pembimbing :

Tim Penguji :

1. Tri Budi Santoso, ST, MT NIP. 197607152008122001

1. Drs. Miftahul Huda, MT NIP. 196310121993031002

2 Reni Soelistijorini, B.Eng, MT NIP. 197104281999032002

3. Muh. Agus Zainuddin, ST, MT NIP. 197808122008011015 Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Telekomunikasi

Arifin, ST, MT NIP. 196005031992031004 ii

ABSTRAK
Efek audio digital juga banyak digunakan pada pengolahan sinyal audio digital untuk keperluan industri musik, salah satunya yaitu efek pada instrumen gitar elektrik. Banyak pemain gitar elektrik menggunakan beberapa bentuk efek untuk meningkatkan kualitas suara gitar, baik secara analog atau Digital Signal Processing (DSP). Proyek ini bertujuan untuk mengembangkan teknologi dibidang pengolahan sinyal yang akan difokuskan pada implementasi efek delay antara gitar elektrik sebagai sumber dan TMS320C6713 sebagai device yang mengolah efek delay tersebut. Perancangan efek delay menggunakan DSP TMS320C6713 didasari dengan adanya waktu penundaan dari sinyal input, dalam hal ini sinyal audio sehingga tidak langsung dikeluarkan pada device output. Perangkat lunak yang digunakan adalah Code Composer Studio (CCS), yang merupakan perangkat lunak yang dibutuhkan untuk membuat program. Kata Kunci : efek gitar, DSK TMS320C6713, delay, real time

iii

ABSTRACT
Digital audio effects are also widely used in digital audio signal processing for the music industry, one of which is the effect on electric guitars instruments. Many players use some form of electric guitar effects to enhance voice quality of the guitar, either analog or digital signal processing (DSP). The purpose of This final project to develop signal processing technology which will focus on the implementation of the delay effect between the electric guitar as the source and TMS320C6713 as a device that processes the delay effect. Design of delay effects using DSP TMS320C6713 based on the existence of time delay from the input signal, in this case the audio signal, so it does not directly through out to the output device. The software used is Code Composer Studio (CCS), which is the software needed to create the program. Keywords : guitar effect, delay, DSK TMS320C6713, real time

iv

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya yang tiada henti sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul : IMPLEMENTASI REAL TIME EFFECT PADA GITAR BERBASIS WAKTU TUNDA / DELAY MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713 Proyek akhir ini diselesaikan dengan berpegang pada teori yang pernah didapatkan, serta bimbingan dari dosen pembimbing proyek akhir. Serta pihak-pihak lain yang sangat membantu hingga sampai terselesaikannya proyek akhir ini. Proyek akhir ini digunakan sebagai salah satu syarat akademis untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Penyusun juga mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah menjadi bagian atas penyelesaian buku Proyek Akhir ini. Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam perencanaan dan pembuatan buku proyek akhir ini. Oleh karena itu, besar harapan penyusun untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi para mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya pada umumnya dan dapat memberikan nilai lebih untuk para pembaca pada khususnya. Surabaya, Juli 2010

Penyusun

UCAPAN TERIMA KASIH


Dalam pelaksanaan dan penyelesaian proyek akhir ini dibantu oleh berbagai pihak, baik bantuan materi maupun bantuan spiritual. Pada kesempatan kali ini dengan tanpa menghilangkan rasa hormat, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian proyek akhir ini antara lain: 1. Tuhan Yesus, atas nikmat iman, kesehatan, kesejahteraan dan umur yang telah diberikan. 2. Ibuku, Bapakku dan keluargaku tercinta yang tanpa henti memberikan dukungan, semangat dan kasih sayang. Semoga Tuhan Yesus senantiasa memberikan rahmat dan lindunganNya kepada mereka. 3. Bapak Miftahul Huda, MT, selaku dosen pembimbing proyek akhir yang telah meluangkan banyak waktu dan dengan sabar membimbing penulis. Terima kasih banyak atas segala nasihat, ilmu, dan bantuan yang telah diberikan. 4. Bapak Ir.Dadet Pramadihanto,M.Eng.PhD selaku Direktur Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. 5. Bapak Arifin,ST,MT selaku Ketua Jurusan Teknik Telekomunikasi yang telah memberikan segala nasehat juga bimbingannya. 6. Bapak Tri Budi Santoso, ST, MT selaku Ketua Laboratorium DSP dan Bapak Heru selaku Asisten Dosen Laboratorium DSP yang telah memberikan ijin menggunakan Laboratorium DSP dan meminjam peralatan demi mendukung penyusun untuk menyelesaikan tugas akhir, terima kasih banyak atas bantuannya. 7. Seluruh Dosen Pengajar, terima kasih atas ilmu yang bermanfaat. 8. Teman teman D3 Telkom B Angkatan 2007, terima kasih atas segala bentuk kebersamaan, keceriaan, kegilaan dan kedekatan hati serta dukungan yang telah diberikan. Semoga tali silaturahmi kita tidak akan putus dan tetap kompak. 9. Teman teman Himpunan Mahasiswa Telekomunikasi yang telah memberikan dukungan dan semangat. 10. Semua pihak yang telah berjasa dalam Proyek Akhir ini, yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih yang tiada terhingga, atas segala dukungan dan bantuannya. vi

DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................... LEMBAR PENGESAHAN................................................................. ABSTRAK........................................................................................... ABSTRACT.......................................................................................... KATA PENGANTAR.......................................................................... UCAPAN TERIMA KASIH................................................................ DAFTAR ISI....................................................................................... DAFTAR GAMBAR............................................................................ DAFTAR TABEL................................................................................. BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1.1 Latar Belakang.............................................................. 1.2 Rumusan Masalah ....................................................... 1.3 Batasan Masalah .......................................................... 1.4 Tujuan........................................................................................... 1.5 Metodologi.................................................................................... 1.6 Sistematika Penulisan............................................... BAB II PERENCANAAN SISTEM DAN TEORI PENUNJANG 2.1 Bahan dan alat. 2.1.1 Perangkat keras 2.1.1. 1 DSK (DSP Starter Kit)... 2.1.1.2 TMS 320C6713....... 2.1.1.3 Arsitektur TMS320C6713 ..... 2.1.1.4 TLV 320AIC23 (AIC23) .. 2.1.1.5 LED dan DIP Switch .. 2.1.1.6 Index Konektor .. 2.1.1.7 Teori Sampling ...... 2.1.1.8 Sampling . 2.1.1.9 Kuantisasi 2.1.1.10 Konfigurasi Switch 2.1.1.11 Gitar... 2.1.1.12 Pick Up Gitar Elektrik .. 2.1.2 Perangkat Lunak . 2.1.2.1 Code Composer Studio (CCS).. 2.1.2.2 Fasilitas CCS 2.2 Cara Kerja.. 2.2.1 Persiapan.. vii i ii iii iv v vi vii x xii 1 1 2 2 3 3 3 7 7 7 7 10 11 11 13 13 14 14 15 16 17 17 18 18 19 20 21

2.2.2 Perencanaan Sistem.. 2.2.2.1 DSK TMS320C6713... 2.2.2.2 Efek Delay .. 2.2.2.2.1 Efek Echo ................................. 2.2.2.2.2 Efek Chorus 2.2.2.2.3 Efek Flanger................ 2.2.3 Perencanaan Perangkat Lunak 2.2.3.1 Code Composer Studio.. 2.2.4 Tempat dan Waktu Penelitian. 2.2.4.1 Tempat Penelitian... 2.2.4.2 Waktu Penelitian. 2.3 Metode Analisa Dan Pengumpulan Data 2.3.1 Pembuatan Program Efek Gitar Berbasis Delay 2.3.2 Penggabungan Program Efek Gitar Berbasis Delay . 2.3.3 Pengujian sinyal tiap efek gitar digital dengan Function Generator dan Oscilloscope... 2.3.4 Hasil dari aplikasi ini dianalisis dengan oscilloscope....... BAB III PEMBUATAN DAN ANALISA SISTEM. 3.1 Pendahuluan.. 3.2 Pembuatan Program Efek Gitar Berbasis Delay. 3.2.1 Efek Echo... 3.2.2 Efek Chorus... 3.2.3 Efek Flanger.. 3.3 Penggabungan Program Efek Gitar Berbasis Delay . 3.4 Analisa dan Pengujian Sistem 3.4.1 Pengujian Pemanggilan Efek Menggunakan Dip Switch 3.4.2 Hasil dari aplikasi ini dianalisis dengan oscilloscope.... 3.4.2.1 Pengujian Efek Echo 3.4.2.2 Pengujian Efek Chorus. 3.4.2.3 Pengujian Efek Flanger BAB IV PENUTUP..... 4.1 Kesimpulan. 4.2 Saran.. DAFTAR PUSTAKA...... LAMPIRAN.... RIWAYAT HIDUP PENULIS..

21 22 23 24 25 26 27 28 28 28 28 28 29 29 29 29 31 31 31 32 32 32 34 34 34 35 35 37 38 41 41 42 43 44 68

viii

DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 2.1 DSK Gambar 2.2 Blok Diagram TMS 320C6713 Gambar 2.3 TMS 320C6713 data path Gambar 2.4 Blok Diagram Sederhana dari TMS320C6713.. Gambar 2.5 Diagram AIC23 codec... Gambar2.6 Proses konversi sinyal analog menjadi sinyal digital.. Gambar 2.7 Pencuplikan sinyal... Gambar 2.8 (a) Sinyal analog (b) Hasil sinyal yang dicuplik Gambar 2.9 Proses kuantisasi Gambar 2.10 Pick up pada gitar elektrik Gambar 2.11 Blok Diagram Perencanaan Sistem. Gambar 2.12 Perencanaan Pengkoneksian Perangkat.. Gambar2.13 Fungsi Register Sebagai Fungsi Penundaan Waktu Gambar 2.14 Blok Diagram Efek Delay ... Gambar 2.15 Blok Diagram Efek Echo Gambar 2.16 Blok Diagram Efek Chorus.. Gambar 2.17 Blok Diagram Efek Flanger. Gambar 2.18 Diagram Alur Pembuatan Program...... Gambar 3.2 (a)Sinyal input (b) sinyal hasil efek echo dengan nilai buffer 8000 dan a = 0,5s... Gambar3.2 (a)Sinyal input (b) sinyal hasil efek chorus dengan nilai buffer 480 dan a = 0,5s . Gambar 3.3 (a)Sinyal input (b) sinyal hasil efek flanger dengan nilai buffer 160 dan a = 0,5s

09 10 10 11 13 14 15 15 15 17 20 21 23 24 25 26 27 28 36 37 39

ix

DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 TMS320C6713DSK connector.... Tabel 2.2 Konfigurasi Swich Tabel 2.3 Jenis-jenis efek berbasis delay.. 13 16 24

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Audio merupakan sinyal yang menghasilkan suara yang mampu diindra oleh pendengaran kita. Perkembangan pengolahan audio tidak hanya fokus pada pengolahan secara analog, namun pengembangan yang mengarah pada pengolahan audio secara digital sudah mulai banyak yang mencoba. Efek audio digital merupakan manipulasi atau modifikasi pada sinyal suara yang asli secara digital sehingga dihasilkan suara yang berbeda dari suara asli tersebut. Dikatakan secara digital karena untuk memodifikasi dan implementasikan efek audio ini dilakukan perangkat lunak, juga memerlukan perangkat keras. Efek audio digital juga banyak digunakan pada pengolahan sinyal audio digital untuk keperluan industri musik, salah satunya yaitu efek pada instrumen gitar elektrik. Banyak pemain gitar elektrik menggunakan beberapa bentuk efek untuk meningkatkan kualitas suara gitar, baik secara analog atau Digital Signal Processing (DSP). Efek audio adalah salah satu dari berbagai aplikasi DSP. Prinsip efek untuk memanipulasi audio sinyal input menjadi sinyal output baru seperti yang diharapkan. Efek audio secara garis besar dibagi menjadi empat yaitu: efek audio berbasis amplitudo sinyal, efek berbasis time delay, efek berbasis distorsi bentuk sinyal, dan efek berbasis respon frekuensi (filter digital). Di kehidupan sehari-hari, efek audio yang umum digunakan dalam industri hiburan. Sebelum era digital, efek audio dibuat dengan menggunakan rangkaian analog, tetapi penggunaan rangkaian analog untuk beberapa efek audio dalam satu rangkaian membutuhkan kombinasi perangkat yang sangat kompleks. Rangkaian kompleks ini mengacu pada waktu, anggaran, dan juga fleksibelitas. Audio efek menggunakan DSP prosesor tidak serumit efek audio membangun menggunakan rangkaian analog. DSP prosesor dapat membuat beberapa sinyal audio dalam satu proyek, rangkaian tidak peril diubah atau ditambahkan secara signifikan. Prosesor DSP yang digunakan dalam desain ini adalah efek audio dari gitar menggunakan DSK TMS320C6713. Dalam DSK TMS320C6713, proses pembangunan algoritma aplikasinya menggunakan bahasa C, atau bahasa Assembler. Jadi, hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pengkodean. Kemudian setelah dilakukan coding, algoritma dapat terlibat langsung

ke DSK, kemudian diproses sehingga output dan kinerja program dapat dianalisis. TMS320C6713 DSK digunakan untuk proses desain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perancangan menggunakan board DSP, dapat berkembang menjadi sebuah aplikasi real time untuk efek audio dalam perangkat elektronik dan akustik. Pada proyek tugas akhir sebelumnya, terdapat dua proyek yang telah dibuat, yang pertama proyek pembuatan efek gitar berbasis distorsi bentuk sinyal, yaitu: fuzz, overdrive, distorsi, valve sound, ring modulation, tremolo, serta compressor, kemudian yang kedua proyek pembuatan efek audio berbasis time delay, yaitu: flanger, echo, dan chorus. Proyek akhir ini akan difokuskan pada implementasi efek audio digital antara gitar elektrik sebagai sumber dari gitar dan TMS320C5402 sebagai device yang mengolah efek audio digital tersebut. Perancangan efek audio digital menggunakan DSP TMS320C6713 didasari dengan adanya waktu penundaan dari sinyal input, dalam hal ini sinyal audio sehingga tidak langsung dikeluarkan pada device output. Pada proyek akhir kali ini, akan dibuat pengembangan dari proyek yang pernah dibuat dan diteliti sebelumnya, yaitu kearah pembuatan efek gitar digital yang terdiri dari efek gitar digital yang berbasis waktu tunda / delay dengan menggunakan DSK TMS320C6713. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang dijadikan objek pengembangan proyek akhir ini yaitu membuat efek gitar berbasis time delay yaitu : echo, chorus, dan flanger dengan sistem pemroses sinyal secara digital menggunakan DSP TMS320C6713 yang berorientasi ke hardware sehingga mampu untuk memodifikasi dan implementasi-kan efek audio dengan cara pembuatan perangkat lunak (software). 1.3 Batasan Masalah Untuk menghindari meluasnya materi pembahasan proyek akhir ini, maka penulis membatasi perangkat lunak yang dikembangkan hanya dengan mencakup hal-hal berikut : 1. Pembuatan efek gitar berbasis time delay yaitu : echo, chorus, dan flanger. 2. Proyek ini menggunakan perangkat gitar elektrik sebagai masukannya. 3. Speaker aktif dibutuhkan sebagai output alat ini.

1.4 Tujuan Proyek akhir ini merupakan penerapan dari mata kuliah yang di realisasikan dalam bentuk alat. Proyek ini bertujuan untuk mengembangkan teknologi di bidang pengolahan sinyal. 1.5 Metodologi Pada pelaksanaan Proyek Akhir ini melalui beberapa tahapan yang meliputi : 1.5.1 Studi Literatur Mengumpulkan dan mempelajari reverensi tentang modul DSK TMS320C6713, serta bagaimana konsep pemogramannya. yaitu mempelajari prinsip kerja, karakteristik dari tiap-tiap sistem. Selanjutnya memahami tentang gitar elektrik agar didapat hasil efek delay pada gitar sesuai ygng diinginkan. 1.5.2 Perancangan Sistem Perancangan sistem meliputi perancangan sistem dan perangkat lunak. Perancangan sistem tidak perlu membuat atau merangkai modul DSP, karena modul DSK TMS320C6713 sudah menyediakan fasilitas perangkat lunak yang mendukung pemrosesan sinyal digital efek gitar digital. 1.5.3 Implementasi dan Pengujian Sistem Pada bab ini dimaksudkan untuk mengetahui keseluruhan pengujian dari perencanaan hasil sistem yang telah dibuat. Dengan demikian akan diketahui tingkat keberhasilan dari sistem yang telah dibuat, kemudian analisa terhadap hasil pengujian, untuk mengetahui apakah sistem yang dibangun sesuai dengan yang diharapkan. 1.5.4 Pengujian dan Analisa Menganalisa dan menyimpulkan hasil-hasil dari pengujian dan pengukuran pada perangkat keras dan lunak, serta memberi saran bila proyek ini akan dikembangkan kembali pada masa mendatang. 1.6 Sistematika Penulisan Buku Laporan Proyek Akhir ini tersusun atas beberapa bab pembahasan. Sistematika pembahasan yang digunakan adalah sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan Menguraikan secara singkat dan jelas tentang latar belakang, tujuan, rumusan masalah, batasan masalah, metodologi dan sistematika penulisan pada buku laporan Proyek Akhir ini. BAB II Perencanaan Sistem dan Teori Penunjang Bab ini memberikan dasar teori kemudian menjelaskan gambaran tentang tahapan-tahapan perencanaan sistem yang meliputi beberapa hal, yaitu perencanaan sistem, sebagai persiapan dalam proses pembuatan perangkat lunak. Dan juga memberikan dasar teori yang dapat menunjang dalam mengerjakan proyek akhir ini. Sebagian teori dasar yang diberikan terutama mengenai : DSP TMS320C6713 dan CCS (Code Composer Studio). BAB III Pembuatan Sistem, Pengujian dan Analisa Pada pembuatan sistem atau aplikasi ini, penyusun membahas tentang langkah-langkah pembuatan perangkat lunak dan sistem. Kemudian juga menjelaskan tahap-tahap pengujian. Pada bab ini, akan diuraikan tentang tahap-tahap perencanaan dan proses pembuatan keseluruhan sistem yang mendukung untuk membangun sistem pengolahan efek gitar digital yaitu efek gitar digital berbasis time delay untuk berkomunikasi dengan DSK TMS320C6713. Sehingga pada akhirnya hasil dari pengujian tersebut dapat dianalisa dan mengarahkan pada suatu kesimpulan yang akan dibahas pada Bab ke - IV dari buku Proyek Akhir ini. BAB IV Penutup Bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan proyek akhir tentang hasil yang telah diperoleh, dan saran-saran untuk memperbaiki kelemahan yang ada demi pengembangan dan penyempurnaan di waktu mendatang, bila proyek akhir ini dilanjutkan suatu saat nanti. DAFTAR PUSTAKA Pada bagian ini berisi tentang referensi-referensi yang telah dipakai oleh penulis sebagai acuan dan penunjang serta parameter yang mendukung penyelesaian proyek akhir ini baik secara praktis maupun teoris.

LAMPIRAN TENTANG PENULIS Berisi tentang biografi penulis, disertai identitas diri sehingga memudahkan pembaca bila ingin berkonsultasi atau berdiskusi tantang isi buku maupun ilmu pengetahuan yang terkait.

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

BAB II PERENCANAAN SISTEM DAN TEORI PENUNJANG


2.1 Bahan Dan Alat Pada bagian ini dilakukan perencanaan dari pembuatan program Pembuatan efek gitar berbasis time delay yaitu : flanger, echo, dan chorus yang meliputi : a. Perencanaan sistem. b. Perencanaan perangkat lunak. 2.1.1 Perangkat Keras Tahap paling awal yang harus dilakukan pada penelitian ini adalah persiapan peralatan-peralatan yang dibutuhkan dalam sistem komunikasi DSP TMS320C6713, yaitu : a. Satu buah komputer (PC) b. Satu buah board DSP TMS320C6713 c. Satu buah gitar elektrik 2.1.1.1 DSK (DSP Starter Kit) Pemrosesan sinyal digital adalah salah satu inti dari teknologi, yang dengan cepat tumbuh, seperti komunikasi nirkabel, pengolahan audio dan video. Jumlah dan ragam produk dari beberapa bentuk pemrosesan sinyal digital telah berkembang selama beberapa tahun terakhir. DSP telah menjadi komponen kunci di banyak konsumen, komunikasi, medis dan produk industri yang mengimplementasikan sinyal pengolahan menggunakan mikroprosesor, Field Programmable Gate Arrays (FPGAs), Custom IC dll. Karena meningkatnya popularitas dari aplikasi DSP tersebut, DSP mampu membuat prosesor yang sangat berkembang. DSP adalah mikrokomputer yang prosesor atau perangkat keras, perangkat lunak, dan set instruksi yang dioptimalkan untuk kecepatan tinggi aplikasi pemrosesan numerik, pengolahan data digital, mewakili sinyal analog secara real time. Prosesor DSP telah mendapatkan popularitas meningkat karena berbagai keuntungan seperti memprogram ulang kemampuan dalam lapangan, efektivitas biaya, kecepatan, efisiensi energi dll. DSP adalah mikroprosesor untuk aplikasi khusus. Diman arsitekturnya dirancang supaya dapat mengolah persamaan matematis dengan cepat. Pemroses sinyal digital seperti TMS 320C6713 adalah 7

8 mikroprosesor dengan tipe khusus, pada arsitekturnya disusun sebuah instruksi yang cocok untuk pemrosesan sinyal. Pemrosesan sinyal digital digunakan untuk aplikasi pada range yang lebar dan biasanya digunakan pada komunikasi kontrol hingga image processing. Prosesor sinyal digital seperti keluarga prosesor TMS320C6x (C6x) memiliki tujuan khusus, mikroprosesor dengan jenis ini memiliki arsitektur dalam satu set instruksi yang sesuai untuk pemrosesan sinyal. Notasi C6x digunakan untuk menunjuk anggota Texas Instrumen (TI) TMS320C6000 keluarga prosesor sinyal digital. Arsitektur dari C6x prosesor sinyal digital yang sangat cocok untuk perhitungan numerik yang intensif. Berdasarkan lama instruksi kata (VLIW), arsitektur C6x dianggap paling kuat. prosesor sinyal digital digunakan untuk berbagai aplikasi, komunikasi dan pengendalian untuk berbicara dan pengolahan citra. Sinyal digital untuk keperluan umum didominasi oleh aplikasi di komunikasi (seluler). Aplikasi embedded prosesor sinyal digital yang didominasi oleh produk konsumen. Mereka ditemukan di telepon seluler, fax / modem, disk drive, radio, printer, alat bantu dengar, MP3 player televisi, high-definition (HDTV), kamera digital, dan sebagainya. Prosesor ini telah menjadi produk pilihan untuk jumlah aplikasi konsumen, karena keefektifan biaya dan bisa menangani tugas yang berbeda, karena dapat diprogram kembali siap untuk aplikasi yang berbeda. Untuk membangun sebuah program pada implementasi sebuah aplikasi sebuah DSP membutuhkan: 1. DSP Starter Kit (DSK) yang di dalamnya terdapat Code Composer Studio (CCS) yang menyediakan perangkat penting pada software. 2. Board yang di dalamnya terdapat TMS 320C6713. 3. Kabel USB untuk menyambungkan DSK dengan PC. 4. Sebuah IBM yang cocok dengan PC. 5. Oscilloscope, function generator, dan speaker. Paket DSK sangat bergantung pada hardware dan software yang membantu untuk pemrosesan sinyal secara real time. Menjadi perhatian penting dalam sistem audio adalah bahwa perangkat dapat melakukan secara real time. Pengoperasian perangkat harus dapat diramalkan, interupsi ke CPU harus ditangani tanpa mempengaruhi operasi real time lanjutan dari perangkat, dan efisien I / O harus dijaga. Peripheral adalah fitur dari sistem DSP yang paling yang dapat mengambil keuntungan dari memori yang dipetakan RAM L2. Khas prosesor memerlukan data perangkat pertama ditempatkan di memori eksternal sebelum dapat

9 diakses oleh CPU. TMS320C6713 dapat menjaga buffer data dalam onchip memori, bukan di memori off-chip, memberikan throughput data yang lebih tinggi ke peripheral. Ini meningkatkan kinerja saat menggunakan McASPs on-chip, yang HPI, atau perangkat eksternal. Itu EDMA dapat digunakan untuk mentransfer data secara langsung ke ruang L2 dipetakan sedangkan CPU memproses data. Meningkatkan kinerja ini karena CPU tidak terhenti sementara mengambil data dari lambat eksternal memori atau langsung dari perangkat. Dengan menggunakan metode ini untuk mentransfer data juga EMIF meminimalkan kegiatan, yang sangat penting sebagai tarif data atau jumlah periferal meningkat.DSK memiliki ukuran 5 x 8 in meliputi C6713 floating point digital signal processor dan 32 bit stereo codec TLV 320AIC23 untuk input dan output. DSK meliputi 16 MB (MegaByte) pada Synchronous Dynamic Random (SDRAM) dan 256 KB (KiloBytes) pada flash memory. Terdapat empat konektor pada DSK untuk input dan output yaitu MIC IN untuk input dari michrophone, LINE IN untuk input dari function generator, LINE OUT untuk output , dan HEADPHONE untuk output pada headphone.

Gambar 2.1 DSK

10

Gambar 2.2 Blok Diagram TMS 320C6713 2.1.1.2 TMS 320C6713 TMS 320C6713 pada DSK adalah floating point processor yang didasari pada arsitektur VLIW (Very-Long-Instruction-Word). Memori internal meliputi 2 level penyimpanan daya, yang terdiri dari 4 KB pada level penyinpanan program (L1P), 4 KB pada level 1 penyimpanan data (L1D), dan 256 pada level 2 pembagian memori antara program dan data. Selain itu, juga mempunyai sebuah interface untuk memerintah synchronous dan memori (SDRAM dan SBSRAM) dan asynchronous memori (SPRAM dan EPROM). Selain itu, terdapat 2 McBSP, 2 timer, sebuah host interface dan 32 bit EMIF. Semua itu membutuhkan 32 bit program address bus, 256 bit program data bus. Untuk mengakomodasi 32 bit instruksi, 2 data address bus sebanyak 32 bit dan 2 data bus sebanyak 64 bit sehingga total memori adalah 4 GB yang meliputi 4 eksternal memori yaitu CE0, CE1, CE2, CE3.

11

Gambar 2.3 TMS 320C6713 data path 2.1.1.3 Arsitektur TMS320C6713 Arsitektur sederhana dari TMS320C6713 ditampilkan dalam Gambar 2.4 di bawah ini. Prosesor terdiri dari tiga bagian utama: CPU, peripheral dan memori.

Gambar 2.4 Blok Diagram Sederhana dari TMS320C6713

12 2.1.1.4 TLV 320AIC23 (AIC23) DSK board meliputi AIC23 codec untuk input dan outputnya. Sirkuit ADC pada codec merubah input analog menjadi tampilan digital untuk diproses oleh DSP. Level tertinggi pada sinyal input dirubah menjadi 6Vp-p dengan onboard codec. Setelah itu, sinyal yang ditangkap akan diproses dan hasilnya akan dikirim keluar. Sebuah filter output akan merekonstruksi sinyal output. AIC23 adalah sebuah stereo audio codec yang didasari oleh teknologi sigma-delta. Itu menunjukkan semua fungsi untuk ADC (Analog to Digtital Converter), DAC (Digital to Analog Converter), LPF (Low Pass Filter), oversampling dan sebagainya. AIC23 mengandung spesifikasi untuk pengiriman data dengan panjang 16, 20, 24, dan 32 bit. Sigma-delta adalah sebuah converter yang dapat memperoleh resolusi tinggi dengan ratio over sampling besar tetapi dengan sampling rate yang rendah. ADC (Analog to Digital Converter) merubahsinyal input analog menjadi sinyal output digital (discrete) dalam sebuah format pelengkap yang sesuai dengan nilai sinyal analog. DAC (Digital to Analog Converter) meliputi sebuah penyisipan filter dan sebuah digital modulator. Sebuah filter mengurangi data rate digital ke sampling rate. Output DAC pertama kali dilewatkan melalui sebuah internal filter lowpass kemudian akan direkonstruksi untuk menghasilkan sebuah analog sinyal. Komunikasi dengan AIC23 codec untuk input dan output menggunakan 2 multi channel yang berada di buffer serial ports McBSPs pada C6713. McBsp0 digunakan sebagai sebuah unidirectional channel untuk mengirim 16 bit kontrol ke AIC23. Sedangkan McBSP1 digunakan sebagai sebuah bidirectional channel untuk pengiriman dan penerimaan data. Codec ini memiliki sistem clock 12 MHz. Sistem clock 12MHz sesuai dengan USB sample rate mode, karena banyak menggunakan sistem clock USB 12 MHz dan dapat menggunakan clock yang sama untuk kedua codec dan USB controller. Tingkat internal sampel menghasilkan clock untuk menghasilkan frekuensi 12 MHz dan yang umum seperti 48KHz, 44.1KHz dan 8KHz. Sample rate diatur oleh codec's SAMPLE RATE register. Gambar di bawah menunjukkan antarmuka codec pada DSK C6713.

13

Gambar 2.5 Diagram AIC23 codec 2.1.1.5 LED dan DIP Switch LED dan DIP Switches DSK meliputi 4 buah LED yang diakses dari perangkat lunak (D7-D10) dan DIP switch (SW1) yang memudahkan pengguna mengaksesnya dari input / output. Keduanya diakses melalui registrasi CPLD USER_REG. 2.1.1.6 Index Konektor DSK TMS320C6713 memiliki banyak konektor yang menyediakan akses pengguna ke berbagai sinyal DSK tersebut. Tabel 2.1 TMS320C6713 DSK Connectors

14 2.1.1.7 Teori Sampling Sebuah sinyal mengandung informasi tentang amplitudo, frekuensi dan sudut fasa. Pengolahan sinyal biasanya digunakan untuk mendapatkan informasi dari sebuah sinyal. Mendapatkan informasi dari sebuah sinyal menggunakan perangkat analog adalah rumit dan kurang akurat. Karena itu kita gunakan metode pengolahan yang lebih sederhana, fleksibel dan akurat, yaitu pengolahan sinyal digital (DSP). Untuk pengolah sinyal analog dengan perangkat digital, yang pertama dilakukan adalah mengubah sinyal analog menjadi sederetan angka yang mempunyai keakuratan tertentu. Langkah ini disebut konversi analog ke digital, menggunakan alat yang disebut ADC (Analog to Digital Converter). Supaya sinyal digital ini cukup akurat untuk dikembalikan lagi menjadi sinyal analog maka perlu diperhatikan masalah jumlah sampling yang dipilih oleh ADC dan besarnya angka yang dipakai untuk mewakili tiap sampling. Teori sampling membantu kita untuk menentukan jumlah sampling yang diperlukan untuk menghasilkan kembali sinyal analog berdasarkan frekuensi maksimum pada sinyal analog yang diolah.

Gambar 2.6 Proses konversi sinyal analog menjadi sinyal digital 2.1.1.8 Sampling Proses pencuplikan secara sederhana ditunjukkan oleh gambar 2.7 Apabila saklar ditutup sebentar kemudian dibuka kembali maka kapasitor C akan terisi muatan yang sama dengan besar sinyal x(t) saat saklar ditutup. Buffer ditambahkan agar muatan kapasitor tetap terjaga saat digunakan oleh proses berikutnya. Perhatikan saklar, apabila saklar ditutup dan dibuka dengan kecepatan tetap sebesar fs maka akan didapatkan titik-titik yang berjarak sama seperti yang ditunjukkan oleh gambar 2.8

15

Gambar 2.7 Pencuplikan sinyal

Gambar 2.8 Proses pencuplikan: (a) Sinyal analog (b) Hasil sinyal yang dicuplik 2.1.1.9 Kuantisasi Sinyal digital merupakan sebuah deretan angka (sampling) yang diwakili oleh beberapa digit dengan jumlah tertentu (menentukan keakuratan). Proses melakukan konversi sinyal yang telah dicuplik menjadi sinyal digital yang diwakili oleh sebuah nilai dengan jumlah digit tertentu disebut kuantisasi.

Gambar 2.9 Proses kuantisasi

16 Gambar 2.13 adalah contoh proses kuantisasi yang menggunakan empat level. Anda dapat melihat pada level 4 terdapat empat buah sinyal yang menempati level yang sama, artinya keempat sinyal tersebut dikelompokkan menjadi level yang sama walaupun tingginya berbeda. Demikian pula pada level 1. Selisih antara nilai kuantisasi dengan sinyal sebenarnya disebut kesalahan kuantisasi (error quantization). Maka, eq(n) = xq(n) x(n) ............(1)

Untuk mengurangi kesalahan kuantisasi, dengan kata lain agar ADC mempunyai ketelitian yang tinggi maka resolusi harus ditingkatkan. Memperbanyak level kuantisasi. Jarak antara level kuantisasi disebut resolusi. Kuantisasi merupakan proses yang tidak dapat dibalik sehingga menyebabkan distorsi sinyal yang tidak dapat diperbaiki. 2.1.2.10 Konfigurasi Switch DSK memiliki 4 buah konfigurasi switch yang memungkinkan pengguna untuk mengontrol operasional dari DSP ketika di-reset pada blok switch konfigurasi berlabel SW3 di board DSK, di sebelah tombol reset. Konfigurasi switch 1 mengontrol endiannes dari sementara DSP switch 2 dan 3 mengkonfigurasi modus boot yang akan digunakan ketika DSP mulai dijalankan. Konfigurasi switch 4 mengendalikan multiplexing on-chip HPI dan sinyal McASP dibawa keluar ke konektor IKM. Secara default semua switch off yang sesuai dengan boot EMIF (dari Flash 8-bit) dalam mode little endian dan sinyal IKM pada konektor ekspansi IKM. Tabel 2.2 Konfigurasi Switch

17 2.1.1.5 Gitar Besarnya suara gitar akustik bergantung pada getaran bentuknya yang diperlengkapi dengan ruang udara, sedangkan besarnya suara sebuah gitar listrik bergantung pada induksi sinyal listrik magnetik yang ditimbulkan oleh senar logam yang dekat ke pick up. Signal tersebut dibentuk dalam alurnya menuju ke sebuah amplifier meng-gunakan seperangkat sound effect untuk memodifikasi nada dan karakteristik signal. Sirkuit pembentukan suara yang paling umum adalah berupa kontrol volume, gain dan tone dan saklar pick up selektor yang ditemui hampir di semua jenis gitar listrik. Tahun 1980 dan 1990, efek digital dan software effect mulai bisa mereplikasi efek analog. Efek digital ini mencoba suara yang dihasilkan efek analog dengan untuk membuat variasi derajat kualitasnya. Begitu banyak program komputer untuk efek gitar bisa didownload secara gratis via internet. Sekarang dengan memakai sebuah soundcard sebuah komputer bisa digunakan sebagai sebuah efek gitar digital. 2.1.1.6 Pick Up Gitar Elektrik Sesuai dengan namanya, pick up gitar bertugas mengambil suara atau getaran dawai. Pick up adalah sebuah transducer yang akan mengubah getar dawai menjadi energi listrik, lalu diteruskan melalui kabel dan masuk ke dalam amplifier. Pick up ini terletak menempel di tengah badan gitar dan jaraknya berdekatan dengan dawai sehingga mampu merekam atau mengambil suara getaran dawai.

Gambar 2.10 Pick up pada gitar elektrik

18 Secara fisik, pick up terdiri dari 2 jenis yaitu single coil yang terdiri dari satu pick up dan humbucker yang merupakan gabungan dua pick up. Dari letaknya, pick up bisa dibedakan menjadi pick up neck dan pick up bridge. Sesuai namanya, pick up neck letaknya berdekatan dengan leher (neck) gitar. Sedangkan pick up bridge letaknya berdekatan dengan bridge/ tremolo gitar. Kedua pick up ini mempunyai frekuensi yang berbeda. Biasanya pick up bridge mempunyai output yang lebih besar karena getaran dawai akan semakin berkurang ketika mendekati bridge. Selain itu ada dua jenis pick up yang berbeda, yaitu pick up aktif dan pasif. Pick up aktif adalah pick up yang sudah dilengkapi pre-amp di dalamnya. Pre-amp ini digunakan untuk mendapatkan gain lebih tinggi, membentuk tone, dan mengurangi impedansi output. Kelebihan pick up ini ada pada respons treble yang lebih baik dengan noise yang lebih rendah. Untuk mengaktifkannya diperlukan sebuah baterai. Sedangkan pick up pasif tidak dilengkapi dengan sirkuit elektronik apa pun di dalamnya dan tidak membutuhkan baterai untuk meng-aktifkannya. Umumnya pick up yang ada saat membeli gitar elektrik atau akustik adalah pick up jenis ini. 2.1.2 Perangkat Lunak 2.1.2.6 Code Composer Studio (CCS) Code Composer Studio (CCS) adalah penyedia sebuah IDE (Integrated Development Environment). CCS memungkin-kan untuk mengedit, build, dan melakukan debuging program pada target. Untuk dapat membuat suatu aplikasi dengan menambahkan file ke dalam project. File project digunakan untuk membangun (build) aplikasi. File pada project dapat berupa file source C, file source assembly, file objek, library, linker command file, dan file include. Dapat juga menggunakan window untuk menentukan pilihan yang akan digunakan saat melakukan compiling ke bahasa assembly, dan menghubungkan project satu dengan yang lain. C compiler merubah c source program dengan .c untuk menghasilkan sebuah assembly source dengan ekstensi .asm. Assembler mengumpulkan file dengan .asm untuk menghasilkan bahasa mesin file object dengan ekstensi .obj. Sedangkan linker menyatukan file object dan object libraries sebagai input untuk menghasilkan sebuah file ekstensi dengan ekstensi .out

19 Di dalam Code Composer Studio (CCS) terdapat beberapa file pendukung antara lain adalah 1. C6713dskinit.c : mengandung fungsi fungsi untuk inisialisasi ke DSK, codec, serial port, serta untuk input dan output 2. C6713dskinit.h : adalah sebuah file header dengan fungsi prototypes. Biasanya digunakan untuk pemilihan input seperti memilih input dari michrophone sebagai pengganti dari line input, input gain, dan sebagainya. 3. C6713dsk.cmd : adalah sebuah sample linker command file. File ini dapat dirubah saat menggunakan external memory. 4. Vectors_intr.asm : adalah sebuah vector file yang telah dimodifikasi yang terdapat di dalam CCS untuk mengatur interrupt. Terdapat 12 interrupt dimana INT4 hingga INT 15 dapat digunakan. Dan yang biasa menggunakan vector ini adalah INT 11. 5. Vectors_poll.asm : file vector untuk program yang menggunakan polling. 6. rts6700.lib,dsk6713bsl.lib,csl6713.lib: run-time, board, dan chip yang mendukung file library. File-file ini terdapat di dalam CCS dan barada di lokasi C6000\cgtools\lib,C6000\dsk6713\lib, dan c6000\bios\lib 2.1.2.7 Fasilitas CCS Mendukung untuk semua project Semua project yang berisi multi project, dapat di buka, tapi hanya satu project yang aktif pada waktu yang sama. Project > save command Dengan jelas menyimpan project aktif sebelum men-switch project lain Mendukung berbagai konfigurasi Berbai konfigurasi memungkinkan terpisah membangun pilihan untuk masing-masing konfigurasi. Konfigurasi debug dan release dibuat oleh default Menetapkan perintah link untuk membangun project Mendukung membuat file eksternal Mendukung untuk C++

20 2.2 Cara Kerja Secara global prinsip kerja dari perencanaan sistem dapat disimulasikan seperti gambar 2.11 cara kerja dari sistemnya adalah sebagai berikut : Dalam gambar sistem, pada bagian gitar elektrik, DSK TMS320C6713 (terdiri dari DSP TMS320C6713, ADC, DAC, dan Flash ROM) dan speaker merupakan bagian sistem proyek yang akan penulis pada tugas akhir ini.

Gambar 2.11 Blok Diagram Perencanaan Sistem TMS320C6713 mempunyai timbal balik dengan komputer, hal ini dikarenakan proses dari TMS32C6713 diatur oleh komputer dan data hasil pemrosesan TMS320C6713 dikirim kembali ke komputer untuk ditampilkan dalam monitor dalam bentuk grafik. TMS320C6713 terdapat codec dan memori. Coder berfungsi untuk mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital. Setelah itu buffer digunakan untuk menunda suara. Semua program akan disimpan dalam flash ROM 1 bit yang mempunyai kapasitas 4K words. Program-program tersebut akan disimpan permanen. Sehingga pada saat download lagi tidak perlu membutuhkan PC karena DSP akan mengambil data pada memori flash, inilah yang disebut stand alone.

21 RAM eksternal dibutuhkan karena kekhawatiran akan terbatasnya kapasitas ROM pada DSP. Apalagi fungsi dari RAM ini bisa memberikan delay yang besarnya tergantung dari kapasitas RAM eksternal tersebut. Sebelum sinyal dikonversikan lagi oleh decoder kembali ke sinyal asli dan akhirnya output dari decoder tadi dikeluarkan pada speaker. Switch digunakan untuk memilih efek audio digital yang akan dipilih sedangkan LED sebagai indikator dari efek audio yang akan dipilih. 2.2.1 Persiapan Pada tahap ini dilakukan study literatur tentang teori tentang konfigurasi DSP TMS320C6713, dan Code Composer Studio programming. Selain itu juga dilakukan persiapan untuk perencanaan sistem untuk jaringan serta perangkat lunak. Persiapan sistem dilakukan dengan mempersiapkan peralatanperalatan yang dibutuhkan dalam penelitian, sedangkan persiapan perangkat lunak dilakukan dengan melakukan instalasi software CCS yang dibutuhkan untuk pembuatan sistem ini. 2.2.2 Perencanaan Sistem Pada perencanaan sistem dapat diketahui bahwa komputer nantinya dapat dikoneksikan dengan menggunakan board TMS320C6713. Dengan input analog sinyal dari gitar elektrik dan output suara dari speaker active.

Gambar 2.12 Perencanaan Pengkoneksian perangkat

22 Sistem di atas seperti gambar 2.7 digunakan untuk operasi dasar sinyal pengolahanan sinyal. Terdapat beberapa komponen yang digunakan dalam sistem ini. Untuk input hanya memerlukan gitar elektrik ke LINE IN menggunakan konektor mono. Sedangkan di LINE OUT nya menggunakan speaker untuk menghasilkan keluaran suara efek gitar yang dihasilkan. Untuk mengkoneksikan antara PC dengan DSK maka digunakan kabel USB. 2.2.2.1 DSK TMS320C6713 DSK TMS320C6713 adalah salah satu DSP tipe C6000 yang dapat bekerja pada fixed-point maupun floating point. Tetapi, DSP ini masih berupa starter kit, yaitu suatu platform yang dapat mensimulasikan DSP C6713 yang sebenarnya. DSK ini lebih ditujukan untuk keperluan edukasi, penelitian, serta evaluasi. Namun, hasil dari aplikasi yang kita buat di DSK ini sangat mungkin untuk diterapkan pada DSP C6713 yang sebenarnya. DSP pada DSK 6713 antar muka untuk on-board peripheral melalui lebar 32-bit EMIF (External Memory Interface). The SDRAM, Flash dan CPLD semua terhubung kedalam bus. EMIF sinyal juga terhubung konektor ekspansi kartu putri yang digunakan untuk pihak ketiga add-in boards. Antarmuka DSP sinyal audio analog melalui on-board AIC23 codec dan empat 3,5 mm audio jack (mikrofon input, baris masukan, baris output, dan headphone output). Codec dapat memilih mikrofon atau line input sebagai input aktif. Analog output terdorong untuk kedua line out (fixed gain) dan headphone (adjustable gain) konektor. McBSP0 digunakan untuk mengirimkan perintah ke antarmuka kontrol codec sementara McBSP1 digunakan untuk data audio digital. McBSP0 dan McBSP1 dapat diarahkan kembali ke ekspansi konektor pada perangkat lunak. Programmable logic. Sebuah alat yang disebut CPLD digunakan untuk mengimplementasikan logic yang mengikat komponen papan bersama-sama. CPLD memiliki interface berbasis mendaftar yang memungkinkan pengguna mengkonfigurasi papan dengan membaca dan menulis ke register. The DSK memiliki 4 LED dan posisi 4 DIP switch sederhana untuk menyediakan pengguna (interaktif). Keduanya diakses dengan membaca dan menulis ke CPLD register. Disertakan 5V catu daya eksternal digunakan untuk menyalakan papan. On-board switching regulator tegangan 1,26 V memberikan tegangan inti DSP dan 3,3 VI / O pasokan. Pada papan tersedia menu reset untuk membuat keadaan sesuai

23 dengan spesifikasi operasi. Code Composer Studio berkomunikasi dengan DSK melalui JTAG emulator yang terhubung dengan host USB. DSK juga dapat digunakan dengan emulator eksternal melalui konektor JTAG eksternal. 2.2.2.1 Efek Delay Dalam proyek akhir ini yang dipelajari adalah efek audio berbasis time delay. Efek audio ini dihasilkan ketika sinyal masukan ditambahkan dengan waktu tunda, efek dengan keterlambatan lebih panjang disebut echo. Echo berulang-ulang mendorong kearah reverb. Jika waktu tunda bervariasi berkenaan dengan waktu disebut flanger dan chorus. Secara hardware komponen delay merupakan sederetan flip-flop yang membentuk sebuah shif-register. Komponen delay berupa shift register inilah yang disebut sebagai buffer. Shift register dapat digunakankan di banyak aplikasi, salah satunya untuk menghasilkan waktu tunda. Jumlah keterlambatan dapat dikendalikan oleh jumlah tahap dalam register dan frekuensi clock. Codec memiliki sistem clock sebesar 12MHz. Sistem clock 12MHz tersebut sesuai dengan sample rate mode USB, karena banyak sistem USB menggunakan clock 12MHz dan dapat menggunakan jam yang sama untuk kedua codec dan USB controller.

Gambar 2.13 Fungsi Register Sebagai Fungsi Penundaan Waktu Efek delay menjumlahkan sinyal masukan (x[n]) dengan sinyal tertunda yang telah dilemahkan. Makin panjang ukuran buffer yang digunakan semakin lama pula waktu yang dibutuhkan x[n] untuk mencapai y[n]. Waktu yang dibutuhkan data untuk melewati sebuah buffer disebut waktu tunda. Waktu tunda dirumuskan sebagai berikut:

24

D = L / fs Dimana : D = Waktu tunda (detik) L = ukuran buffer Fs = frekuensi sampling (Hz)

.....(2)

Gambar 2.14 Blok Diagram Efek Delay Tabel 2.3 Jenis-jenis Efek berbasis Delay Delay Range (ms) 0 ... 20 0 15 10 25 25 50 >50 Effect Name Resonaror Flanging Chorus Slapback Echo

2.2.2.2.1 Efek Echo Pada efek echo, sinyal masukkan dijumlahkan dengan sinyal tertunda yang telah dilemahkan, kemudian dijumlahkan dengan sinyal masukan untuk dimasukkan kembali ke dalam blok delay (Z-D). Efek chorus terjadi jika sinyal asli dicampur dengan salinan yang tertunda (lebih dari 50 ms) dari sinyal asli.

25

Gambar 2.15 Blok Diagram Efek Echo Secara matematis efek echo diperoleh dari persamaan: y[n] = x[n] + ax[n-k] ......(3)

Dimana x[n] adalah sinyal masukan, a adalah attenuator atau faktor pelemah, x[n-k] adalah sinyal tertunda atau Z-D, dan y[n] adalah sinyal keluaran. 2.2.2.2.2 Efek Chorus Efek paduan suara atau choralizer adalah sinyal yang membuat salah satu sumber suara terdengar seperti banyak sumber bernyanyi atau bermain bersama-sama. Efek chorus mengambil input audio dari satu instrumen dan membuatnya terdengar seperti kelipatan instrumen yang sama sedang dimainkan pada waktu yang sama. Efek chorus terjadi jika sinyal asli dicampur dengan salinan yang tertunda (antara 10-25 ms) dari sinyal asli. Efek chorus dapat terjadi dengan menjumlahkan sebuah echo sinyal masukan dan kemudian merubah nilai delay echo antara maksimum dan minimum. Waktu delay pada chorus lebih besar dari flanger, umumnya diantara 20 ms dan 30 ms (waktu flanger antara 1 ms sampai 10 ms). Umumnya beberapa periodik bentuk gelombang yang di gunakan gelombang sinus dan gelombang segitiga. Bentuk gelombang ini mengubah secara pelan-pelan dan mengenai LFO (Low Frequency Oscillator). Chorus dapat dikontrol dengan mengubah bentuk gelombang frekuensi, amplitude dan bentuk. Bentuk gelombang LFO digunakan untuk mengubah over time. Ketika bentuk gelombang mencapai maksimum, lalu waktu tunda nilainya paling tinggi. Ketika bentuk gelombang (total waktu delay) dijumlahkan, maka akan menjadi menurun. Efek ini dapat di implementasikan secara matematis dengan menggunakan persamaan:

26

Y[n] = x[n] + ax[n- [n]] Dimana : [n] = sebuah fungsi diskrit dari delay periodik. a = attenuator (diuji coba a = 0.5) x[n] = sinyal masukan dari gitar y[n] = sinyal keluaran dari gitar

.......(4)

Gambar 2.16 Blok Diagram Efek Chorus 2.2.2.2.3 Efek Flanger Flanging melibatkan penjumlahan bersama-sama dari sinyal dan waktu dari berbagai versi tertunda itu sendiri. Flanger mempunyai karakteristik bunyi bahwa banyak orang mengarakan sebagai suara desing. Struktur efek ini dasarnya temannya chorus. Salah satu perbedaan adalah menjumlah delay yang digunakan. Waktu delay pada chorus lebih besar dari flanger, umumnya diantara 20 ms dan 30 ms. (waktu flanger antara 1 ms sampai 10 ms). Flanger juga dibedakan dengan chorus tidak menghasilkan umpan balik. Karakteristik bunyi flanger dihasilkan dengan teknik frekuensi sweep up dan down. Suara desing mempunyai teknik untuk mencapai perubahan terus menerus dengan menjumlahkan waktu delay. Cara untuk mengubah waktu delay ditentukan oleh bentuk gelombang LFO (Low Frequency Osillator). Efek flanger akan mengizinkan untuk memilih bentuk gelombang LFO. Bentuk gelombang ini menentukan bagaimana waktu tunda di flanger bervariasi. Efek suara yang terjadi bila sinyal asli dicampur dengan salinan yang tertunda (kurang dari 15 ms) dari sinyal asli dan secara terus menerus divariasikan dengan frekuensi rendah seperti 1 Hz, maka kita mendapatkan efek flanger.

27

Gambar 2.17 Blok Diagram Efek Flanger Efek ini dapat di implementasikan secara matematis dengan menggunakan persamaan: Y[n] = ax[n] + ax[n- [n]] Dimana : [n] = sebuah fungsi diskrit dari delay periodik. a = attenuator (diuji coba a = 0.5) x[n] = sinyal masukan dari gitar y[n] = sinyal keluaran dari gitar Dimana [n] adalah waktu yang dimiliki variasi panjang garis penundaan dan a adalah kedalaman dari efek flanging. 2.2.3 Perencanaan Perangkat Lunak Pada pembuatan efek gitar berbasis time delay yang diimplementasikan pada board DSK TMS320C6713 dengan koneksi ke PC, dibutuhkan perangkat lunak untuk perencanaan dalam sistem tersebut, yaitu : Setelah melakukan perencanaan sistem, maka tahap selanjutnya adalah meakukan perencanaan pada perangkat lunak. Tool yang paling utama dibutuhkan untuk perencanaan ini adalah Code Composer Studio. Dan berikut penjelasan untuk beberapa bagian dari tool Code Composer Studio yang dibutuhkan dalam perencanaan perangkat lunak ini. .......(5)

28

Gambar 2.18 Diagram Alur Pembuatan Program 2.2.3.1 Code Composer Studio Code Composer Studio (CCS) merupakan sebuah IDE (Integrated Development Environment) dimana dengan CCS ini anda dapat melakukan editing program, melakukan kompilasi program, melakukan debugging dan melakukan analisa secara real-time sekaligus. program ini akan mendeteksi adanya DSK yang terpasang. 2.2.3 Tempat dan Waktu Penelitian 2.2.4.1 Tempat Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian Proyek Akhir yang berjudul Implementsi Real Time Effect Pada Gitar Berbasis Waktu Tunda / Delay Menggunakan DSK TMS320C6713 ini dilakukan di gedung D4 lantai 2, Ruangan Proyek Akhir Laboratorium Digital Signal Processing Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. 2.2.4.2 Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian Proyek Akhir yang berjudul Implementsi Real Time Effect Pada Gitar Berbasis Waktu Tunda / Delay Menggunakan DSK TMS320C6713 ini adalah pada semester genap tahun ajaran 2009 2010 pada bulan Maret 2010 sampai bulan Juli 2010. 2.3 Metode Analisa Dan Pengumpulan Data Setelah proses perencanaan selesai, langkah selanjutnya adalah proses pengujian. Proses pengujian dilakukan dengan membandingkan menganalisa efek delay digital. Metode pengambilan data yang dilakukan adalah dengan melakukan pengukuran atau pengujian di

29 setiap blok rangkaian pada sistem untuk memastikan sistem dapat bekerja dengan baik jika sistem telah terintegrasi semua. Pengukuran parameter tersebut di lakukan pada beberapa kondisi yang berbeda, seperti : besar buffer dan pengukuran waktu eksekusi tiap efek gitar digital. 2.3.1 Pembuatan Program Efek Gitar Berbasis Delay Dalam pembuatan program efek gitar berbasis delay ada 3 efek yang dibuat yaitu efek echo, efek chorus, dan efek flanger. 2.3.2 Penggabungan Program Efek Gitar Berbasis Delay Penggabungan efek gitar berbasis delay pada proyek akhir ini ditujukan agar pada saat menjalankan masing-masing efek tidak perlu menghentikan program, sehingga saat hendak mengganti efek satu ke efek yang lain kita hanya melakukan perubahan posisi dari swich pada DSK saja. 2.3.3 Pengujian sinyal tiap efek gitar digital dengan Function Generator dan Oscilloscope Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hasil keluaran (output) dari masing-masing efek gitar digital. Sehingga dapat dianalisa apakah hasil keluaran (output) dari masing-masing efek gitar digital tersebut telah berjalan baik dan benar sesuai dengan yang diharapkan. 2.3.4 Hasil dari aplikasi ini dianalisis dengan oscilloscope Hasil dari aplikasi ini dianalisis dengan oscilloscope untuk melihat sinyal hasil keluaran dari masing-masing efek delay. Sinyal asli yang di inputkan ke board DSP untuk melihat hasil sinyal keluaran adalah dari gitar listrik, yang berupa sinyal tunggal yang berasal dari petikan dawai no-4 yang bernada dasar D untuk kemudian diolah menggunakan program delay yang telah dibuat.

30

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

BAB III PEMBUATAN DAN ANALISA SISTEM


3.1 Pendahuluan Setelah melakukan perancangan sistem dan software selanjutnya yang perlu dilakukan adalah pengujian dan analisa terhadap peralatan yang dirancang. Pengujian ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah sudah sesuai dengan perencanaan atau belum. Hal ini berguna untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang terjadi dan dari langkah ini dapat diketahui kondisi peralatan yang direncanakan sudah dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang dikehendaki atau tidak. Dalam perencanaan sistem kali ini, tidak perlu membuat atau merangkai modul DSP, karena modul yang digunakan sudah jadi dan rangkaian terintegrasi. Bab ini akan dijelaskan perancangan sistem dan perangkat lunak untuk membangun efek delay dengan menggunakan DSK TMS320C6713. Pada bagian perangkat lunak yang digunakan adalah Code Composer Studio (CCS) Versi 3 yang dibuat secara khusus untuk pemrograman DSK TMS320C6713. Dalam DSK TMS320C6713 terdapat chip DSP, memory, codec dan alat komunikasi. Memori nantinya akan berfungsi sebagai buffer digital yang akan mengatur data dengan memberikan perlakuan tertentu kepada sinyal masukan yang akan disampling oleh codec seperti member waktu tunda terhadap sinyal tersebut. Dalam perencanaan sistem kali ini, tidak perlu membuat atau merangkai modul DSP, karena modul yang digunakan sudah jadi dan rangkaian terintegrasi. Bab ini akan dijelaskan perancangan sistem dan perangkat lunak Code Composer Studio (CCS) dengan menggunakan DSK TMS320C6713. Memori nantinya akan berfungsi sebagai buffer digital yang akan mengatur data dengan memberikan perlakuan tertentu kepada sinyal masukan yang akan disampling oleh codec seperti memberi waktu tunda terhadap sinyal tersebut. 3.2 Pembuatan Program Efek Gitar Berbasis Delay Dalam pembuatan program efek gitar berbasis delay ada 3 efek yang dibuat yaitu efek echo, efek chorus, dan efek flanger. 31

32 3.2.1 Efek Echo Untuk menghasilkan delay 0.5 detik maka dibutuhkan buffer sebesar 8000 dan sampling 16KHz, a = attenuator (diuji coba a = 0.5) dimana waktu tunda sesuai dengan perumusan, yang dapat diimplementasikan pada bahasa pemprograman. int efek_echo(int input) { size=8000; if (pointer < size) { pointer++; } else { pointer=0; } output = buffer[pointer]*0.5+input*0.5; buffer[pointer]=buffer[pointer]*0.5 + input; return(output); } Baris utama dari algoritma ini adalah terletak di akhir algoritma. Di akhir algoritma, output terbaru akan datang bersama-sama dengan output baru. Output akan dilemahkan, seperti teori efek ini. Itu pelemahan nilai yang digunakan dalam algoritma ini adalah 50%. Buffer [pointer] parameter adalah array yang membantu proses penundaan. Dalam echo, proses penundaan dilakukan pada input. 3.2.2 Efek Chorus Untuk memperoleh waktu tunda 30 ms. Maka dibutuhkan buffer sebesar 480 dan frekuensi sampling 16KHz. Umumnya beberapa periodik gelombang yang digunakan gelombang segitiga. Bentuk gelombang ini mengubah LFO dengan mengubah frekuensi, periode dan amplitudo pemprograman.

33

int efek_chorus (int input) { LFO2(); if (pointer < size) { pointer++; } else { pointer=0; } output = buffer[pointer]*0.5+input; buffer[pointer]=input + buffer[pointer]*0.5; return(output); } 3.2.3 Efek Flanger Untuk memperoleh waktu tunda 10 ms. Maka dibutuhkan buffer sebesar 160 dan frekuensi sampling 16KHz. Umumnya beberapa periodik gelombang yang digunakan gelombang segitiga.Bentuk gelombang ini mengubah LFO dengan mengubah frekuensi, periode dan amplitudo. Frekuensi 100 Hz dapat diimplementasikan pada bahasa pemprograman. int efek_flanger(int input) { LFO(); if (pointer < size) { pointer++; } else { pointer=0; } output = buffer[pointer]*0.5 + input*0.3; buffer[pointer]=input*0.5 + buffer[pointer]*0.5; return(output); }

34 3.3 Penggabungan Program Efek Gitar Berbasis Delay Penggabungan efek gitar berbasis delay pada proyek akhir ini ditujukan agar pada saat menjalankan masing-masing efek tidak perlu menghentikan program, sehingga saat hendak mengganti efek satu ke efek yang lain kita hanya melakukan perubahan posisi dari swich pada DSK saja. DSK TMS320C6713 mempunyai DIP switch yang mempunyai 8 switch, 6 buah switch digunakan sebagai konfigurasi meliputi mode clock dan boot DSP, pemilihan JTAG, konfigurasi memori eksternal. 2 buah switch digunakan sebagai user input. Pada posisi ON DIP switch bernilai logika 0 dan posisi OFF bernilai logika 1. Berikut ini tabel yang menjelaskan fungsi dari setiap switch pada DIP swtich. 2 buah switch sebagai user input dipetakan dalam ruangan I/O pada alamat 0001H. 3.4 Analisa dan Pengujian Sistem 3.4.1 Pengujian Pemanggilan Efek Menggunakan Dip Switch Pengujian hasil yang didapat adalah dengan menganalisa sinyal output yang dihasilkan oleh C6713 DSK yang ditampilkan oleh oscilloscope. a.Program pemanggilan efek flanger dip switch interrupt void c_int11(){ short sample_data; sample_data=input_sample()*10; if(DSK6713_DIP_get(0)==0){ output_sample(efek_flanger(sample_data)); } Program di atas terdapat di dalam fungsi interrupt. Pertama kali inisialisasi DIP, kemudian buatlah suatu penkondisian. Jika dip switch yang ke 0 ditekan, maka program yang berjalan adalah program efek flanger.

35 b.Program pemanggilan efek echo dip switch else if(DSK6713_DIP_get(1)==0){ output_sample(efek_echo(sample_data)); } Program di atas kelanjutan dari program sebelumnya. Jika dip switch yang ke 1 ditekan maka program yang berjalan adalah program efek echo yang akan dijalankan. c.Program pemanggilan efek chorus dip switch else if(DSK6713_DIP_get(2)==0){ output_sample(efek_chorus(sample_data)); } Program di atas kelanjutan dari program sebelumnya. Jika dip switch yang ke 2 ditekan maka program yang berjalan adalah program efek echo yang akan dijalankan. Jika, selain dip switch di atas ditekan maka akan menghasilkan output gitar secara langsung (tanpa efek). 3.4.2 Hasil dari aplikasi ini dianalisis dengan oscilloscipe Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hasil keluaran (output) dari masing-masing efek gitar digital. Sehingga dapat dianalisa apakah hasil keluaran (output) dari masing-masing efek gitar digital tersebut telah berjalan baik dan benar sesuai dengan yang diharapkan. Hasil dari aplikasi ini dianalisis dengan oscilloscope untuk melihat sinyal hasil keluaran dari masing-masing efek delay. Sinyal asli yang di inputkan ke board DSP untuk melihat hasil sinyal keluaran adalah dari gitar listrik, yang berupa sinyal tunggal yang berasal dari petikan dawai no-4 yang bernada dasar D yang difungsikan sebagai nilai parameter tunggal untuk melihat bentuk sinyal output masing-masing efek delay yang telah dibuat. 3.4.2.1 Pengujian Efek Echo Untuk melakukan pengukuran terhadap waktu eksekusi tiap efek gitar digital maka digunakan alat ukur sinyal yaitu oscilloscope. Dengan menggunakan alat ini dapat dilihat bentuk sinyal waktunya, sehingga dapat dihitung waktu eksekusi dari masing-masing efek gitar digital.

36 Pada teori terjadinya efek ini, pada efek echo, sinyal masukan dijumlahkan dengan sinyal tertunda yang telah dilemahkan oleh attenuator, kemudian sinyal tertunda yang telah dilemahkan dijumlahkan dengan sinyal masukan untuk dimasukkaan kembali ke blok delay (Z-D). Ketika nilai parameter attenuatornya diubah-ubah maka sifat faktor pelemahan pada sinyal tertunda juga ikut berubah, dengan frekuensi 1KHz dan amplitudo 50mVpp maka efek echo yang dihasilkan mengeluarkan bentuk sinyal output seperti berikut.

(a)

(b) Gambar 3.1 (a)Sinyal input (b) Sinyal efek echo hasil pengujian dengan nilai buffer 8000 dan attenuator = 0,5 s

37 3.4.2.2 Pengujian Efek Chorus Dan pada umumnya beberapa periodik bentuk gelombang yang di gunakan pada efek ini adalah gelombang sinus dan gelombang segitiga. Selama proses pengujian dan pengambilan data pada masing- masing efek gitar digital, input berupa sinyal tunggal yang berasal dari petikan dawai no-4 yang bernada dasar D untuk kemudian diolah menggunakan program efek flanger yang dihasilkan mengeluarkan bentuk sinyal output seperti berikut.

(a)

(b) Gambar 3.2 (a)Sinyal input (b) Sinyal efek chorus hasil pengujian dengan nilai buffer 480 dan attenuator = 0,5 s

38 Pada teorinya efek chorus dapat terjadi dengan menjumlahkan sebuah echo sinyal masukan dan kemudian merubah nilai delay echo antara maksimum dan minimum. Efek chorus dapat terjadi dengan menjumlahkan sebuah echo sinyal masukan dan kemudian merubah nilai delay echo antara maksimum dan minimum. Waktu delay pada chorus lebih besar dari flanger, umumnya diantara 20 ms dan 30 ms. (waktu flanger antara 1 ms sampai 10 ms) Tampak pada sinyal keluaran membesar hal ini disebabkan karena efek flanger dihasilkan dari bentuk gelombang LFO (Low Frequency Oscilator) dengan mengubah bentuk gelombang, frekuensi, periodik dan amplitudo. Bentuk gelombang segitiga, frekuensi 100 Hz, periodik 10 milidetik, amplitudo sebesar 160 dengan frekuensi sampling 16KHz, maka dapat dihasilkan efek flanger yang sesuai dengan karakteristiknya. 3.4.2.3 Pengujian Efek Flanger Pada efek flanger, sinyal masukan dijumlahkan dengan sinyal tertunda yang telah dilemahkan kemudian sinyal tertunda yang telah dilemahkan dijumlahkan dengan sinyal masukan untuk dimasukkaan kembali ke blok delay ( Z-D ) dan LFO berfungsi untuk variasi waktu tunda. Selama proses pengujian dan pengambilan data pada masingmasing efek gitar digital, input berupa sinyal tunggal yang berasal dari petikan dawai no-4 yang bernada dasar D untuk kemudian diolah menggunakan program efek flanger yang dihasilkan mengeluarkan bentuk sinyal output seperti berikut. Tampak pada sinyal keluaran membesar hal ini disebabkan karena efek flanger dihasilkan dari bentuk gelombang LFO (Low Frequency Oscilator) dengan mengubah bentuk gelombang, frekuensi, periodik dan amplitudo. Bentuk gelombang segitiga, frekuensi 100 Hz, periodik 10 milidetik, amplitudo sebesar 160 dengan frekuensi sampling 16KHz, maka dapat dihasilkan efek flanger yang sesuai dengan karakteristiknya.

39

(a)

(b) Gambar 3.3 (a)Sinyal input (b) Sinyal efek flanger hasil pengujian dengan nilai buffer 160 dan attenuator = 0,5 s

40

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

BAB IV PENUTUP
Dari hasil perancangan dan pengujian efek gitar berbasis delay menggunakan DSK TMS320C6713, maka didapatkan kesimpulan serta saran yang berguna bagi pengembangan selanjutnya: 4.1 Kesimpulan Dari hasil pengujian dan analisa pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari efek delay yang telah dibuat kemudian diukur waktu


eksekusinya, maka ternyata semuanya menunjukkan sistem efek gitar digital yang real time karena ukuran buffer maksimal 8000 dan frekuensi sampling 16KHz. Efek Chorus dapat dikontrol dengan mengubah frekuensi, amplitudo dan periodik. Dengan frekuensi 33.3 Hz, amplitudo 480 dan periodik 30 ms, maka dapat dihasilkan efek chorus yang sesuai dengan yang diharapkan. Pada efek flanger pembuatannya hampir sama dengan efek chorus, yang membedakannya terletak pada feedback. Dengan frekuensi 100 Hz, amplitudo 160 dan periodik 10 ms, maka dapat dihasilkan efek flanger yang sesuai dengan karakteristiknya. Jumlah buffer mempengaruhi waktu delay yang dihasilkan semakin besar jumlah buffer yang digunakan maka waktu delay yang akan dihasilkan akan semakin besar/ lama. LFO (Low Frequency Osillator) berfungsi untuk variasi waktu tunda. Setelah dilakukan pengujian terhadap sinyal tiap efek gitar digital dengan function generator dan oscilloscope, ternyata hasil keluaran (output) dari masing-masing efek delay echo, flanger dan chorus menggunakan gitar listrik menghasilkan output sinyal yang bervariasi.

2.

3.

4. 5. 6.

41

42 4.2 Saran Untuk lebih memperbaiki dan menyempurnakan modul ini , maka perlu disarankan Diperlukan adanya pengembangan dari efek-efek lain yang dibuat untuk menambah keragaman variasi efek digital menggunakan DSP TMS320C6713 Input dan output audio pada DSP TMS320C6713 sebaiknya stereo Pada proyek akhir berikutnya hendaknya dicobakan penggabungan efek delay

DAFTAR PUSTAKA
[1] [2] [3] Chassaig Rulph. Digital Signal Processing and Application with the C6713 and C6416 DSK Tri Budi Santoso. 2009. Modul Ajar Operasi Dasar Sinyal Ahmad Bahtiar. L, 2007 Efek Gitar Digital Dengan Parameter yang Dapat Diubah Menggunakan DSK TMS320C5402. Proyek Akhir Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. Amir, 2003 Rancang Bangun Efek Audio Digital menggunakan DSP TMS320C5402 (Perangkat Lunak), Proyek Akhir Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. DSP Development Systems.2003. TMS320C6713 DSK Technical Reference. Datasheet DAFX.pdf

[4] [5] [6]

43

LAMPIRAN 1.Untuk install Code Composer Studio ikuti langkah langkah berikut ini: 1. klik pada icon seperti di bawah ini

2.

Ikuti langkah selanjutnya pilih INSTALL PRODUCTS lalu pilih c6000 CODE COMPOSER STUDIO

44

45

3.

Maka akan tampil

46

47

48

49

50

4.

Install DSK diagnostic

51

52

53

2.Menggunakan Code Composer Studio (CCS) Installer Code Composer Studio telah terdapat pada paket DSK. Untuk menginstal CCS, langkah-langkahnya sepperti terdapat pada lampiran.

Gambar 2.1 Launch.exe

Ikuti langkah-langkah seperti yang diharapkan. Setelah Code Composer Studio terinstal maka akan terdapat icon seperti Gambar 3.2 di desktop.

54

Gambar 2.2 icon CCS Selain install Code Composer Studio, install pula DSK Diagnostic. Langkah langkah penginstalan terdapat di lembar lampiran. Setelah terinstal maka akan tampil icon seperti gambar 3.3 di dekstop

Gambar 2.3 Diagnostic

3. Pengecekan DSK Untuk mengecek keadaan DSK daalam keadaan baik, maka klik dua kali icon 6713 DSK Diagnostic. Maka akan tampil seperti gambar 3.4

55

Gambar 2.4 Cek DSK Start Kemudian klik Start.tunggu hingga semua aspek di dalam pengecekan berwarna hijau. Setelah pengecekan telah selesai dilakukan, maka akan muncul tulisan PASS seperti pada gambar 3.5 di bawah ini.

Gambar 2.5 Cek DSK Stop

56 4. 1. 2. Pembuatan Project CCS Buka Code Composer Studio (CCS). Connect DSK dengan CCS dengan cara Debug Connect Buatlah project baru dengan cara buka Project New. Maka akan tampil seperi gambar di bawah ini

Gambar 2.6 Membuat Project 3. 4. Di dalam Project Creation, masukkan nama file proyek diruang Project name. Setiap nama proyek harus berbeda. Di dalam ruang location. Tentukan direktori untuk menyimpan file proyek. Ketik secara lengkap pada ruang location atau klik tombol berlabel browse dan gunakan kotak dialog pemilihan direktori. Lebih baik menggunakan direktori yang berbeda untuk setiap proyek baru. Pilih tipe proyek dari daftar yang tersedia. Pilih antara Executable (.out) atau Library (.lib). Tipe file executable menandakan bahwa proyek menghasilkan file yang dapat dieksekusi. Tipe file library menandakan bahwa proyek menghasilkan sebuah object library. Pilih target family. Klik finish. Tambahkan semua file- file pendukung seperti

5.

6. 7. 8.

57 C6713dskinit.c Vector_intr.asm C6713dsk.cmd dsk6713_aic23.h rts6700.lib dsk6713bsl.lib csl6713.lib Setelah semua file di atas telah dimasukkan ke dalam proyek, maka lakukan langkah ketergantungan proyek pada file-file pendukungnya dengan cara klik pada Project Scan All Files Dependencies. Maka secara otomatis akan terhubung file-file pendukung yang diperlukan pada proyek yang telah dibuat.

9.

Gambar 2.7 File Include

58 10. Setting BUILD OPTION dengan cara pilih Project Build Option. a. Pilih COMPILER. Kemudian Category Basic. Set seperti gambar di bawah ini

Gambar 2.8 Compiler set Basic b. Lanjutkan pada Category Files. Set seperti gambar di bawah ini

Gambar 2.9 Compiler set Files

59 c. Kemudian pilih Category Preprocessor. Isi seperti gambar di bawah ini

Gambar 2.10 Compiler set Preprocessor d. Pilih LINKER dan isi seperti gambar di bawah ini

Gambar 2.11 Set Lingker

60 e. Setelah semua telah di set pilih OK 11. Rebuild All program hingga tidak ada error yang terdeteksi. Dengan cara pilih Project pada toolbar lalu Rebuild All 12. Load program ke DSk dengan cara buka File Load Program. Pilih file yang berekstensi .out 13. Jalankan program dengan pilih Debug Run 14. Hasilnya akan terdengar di output speaker. 5. Program efek echo #include"dsk6713_aic23.h" #include "dsk6713_dip.h" Uint32 fs=DSK6713_AIC23_FREQ_8KHZ; void DSK6713_DIP_init(); int efek_echo(int input); int getDipSwStatus(void); void delay(int period); int data,output=0; int pointer,dipsw=0; int size=8000; int buffer[8000]={0}; int efek_echo(int input) { if (pointer < size){ pointer++; } else { pointer=0; } output = buffer[pointer]*0.5+input*0.5; buffer[pointer]=buffer[pointer]*0.5 + input; return(output); }

61 interrupt void c_int11(){ short sample_data; sample_data=input_sample()*20; if(DSK6713_DIP_get(0)==0){ output_sample(efek_echo(sample_data)); return; } else{ output_sample(sample_data); return; } } void main(){ comm_intr(); //init DSK, codec, McBSP while(1); //infinite loop }

6.

Program efek chorus #include"dsk6713_aic23.h" #include "dsk6713_dip.h" Uint32 fs=DSK6713_AIC23_FREQ_16KHZ; void DSK6713_DIP_init(); int efek_chorus(int input); int getDipSwStatus(void); void LFO(void); int data,output=0; int pointer,dipsw=0; int size=8000; int buffer[480]={0}; int arah,tmp=0;

62

void LFO(void){ tmp++; if(tmp+480) { tmp=0; if(size<1)arah=1; if(size<40)arah=-1; size +=arah; } } int efek_chorus(int input) { LFO(); if (pointer < size){ pointer++; } else { pointer=0; } output = buffer[pointer]*0.5+input; buffer[pointer]=input + buffer[pointer]*0.5; return(output); } interrupt void c_int11(){ short sample_data; sample_data=input_sample()*20; if(DSK6713_DIP_get(0)==0){ output_sample(efek_chorus(sample_data)); delay(10); return; } else{ output_sample(sample_data);

63 delay(10); return; } } void main(){ comm_intr(); //init DSK, codec, McBSP while(1); //infinite loop }

7.

Program efek flanger #include"dsk6713_aic23.h" #include "dsk6713_dip.h" Uint32 fs=DSK6713_AIC23_FREQ_16KHZ; void DSK6713_DIP_init(); int efek_chorus(int input); int getDipSwStatus(void); void LFO(void); int data,output=0; int pointer,dipsw=0; int size=8000; int buffer[160]={0}; int arah,tmp=0; void LFO(void){ tmp++; if(tmp>50) { tmp=0; if(size<1)arah=1; if(size<40)arah=-1;

64 size +=arah; } } int efek_flanger(int input) { LFO(); if (pointer < size){ pointer++; } else { pointer=0; } output = buffer[pointer]*0.5 + input*0.3; buffer[pointer]=input*0.5 + buffer[pointer]*0.5; return(output); } interrupt void c_int11(){ short sample_data; sample_data=input_sample()*10; if(DSK6713_DIP_get(0)==0){ output_sample(efek_flanger(sample_data)); delay(10); return; } else{ output_sample(sample_data); delay(10); return; } } void main(){ comm_intr(); //init DSK, codec, McBSP while(1); //infinite loop }

65

8.

Penggabungan Program Efek Gitar Berbasis Delay dengan control switch #include"dsk6713_aic23.h" #include"dsk6713_dip.h" Uint32 fs=DSK6713_AIC23_FREQ_16KHZ; void DSK6713_DIP_init(); int efek_chorus(int input); int efek_echo(int input); int efek_flanger(int input); int getDipSwStatus(void); void LFO(void); int data,output=0; int pointer,dipsw=0; int size=8000; int buffer1[8000]={0}; int buffer2[8000]={0}; int buffer3[8000]={0}; int arah,tmp=0; void LFO(void){ tmp++; if(tmp>50) { tmp=0; if(size<1)arah=1; if(size>40)arah=-1; size+=arah; } } void LFO2(void){ tmp++; if(tmp>480) { tmp=0; if(size<1)arah=1;

66 if(size>40)arah=-1; size+=arah; } } int efek_flanger(int input) { LFO(); if (pointer < size){ pointer++; } else { pointer=0; } output = buffer1[pointer]*0.5 + input*0.3; buffer1[pointer]=input*0.5 + buffer1[pointer]*0.5; return(output); } int efek_echo(int input) { size=8000; if (pointer < size){ pointer++; } else { pointer=0; } output = buffer2[pointer]*0.5+input*0.5; buffer2[pointer]=buffer2[pointer]*0.5 + input; return(output); } int efek_chorus(int input) { LFO2(); if (pointer < size){ pointer++; } else { pointer=0; } output = buffer3[pointer]*0.5+input; buffer3[pointer]=input + buffer3[pointer]*0.5; return(output);

67 } interrupt void c_int11(){ short sample_data; sample_data=input_sample()*10; if(DSK6713_DIP_get(0)==0){ output_sample(efek_flanger(sample_data)); } else if(DSK6713_DIP_get(1)==0){ output_sample(efek_echo(sample_data)); } else if(DSK6713_DIP_get(2)==0){ output_sample(efek_chorus(sample_data)); } else{ output_sample(sample_data); } return; } void main(){ comm_intr(); //init DSK, codec, McBSP while(1); //infinite loop }

RIWAYAT HIDUP PENULIS


Nama Lengkap : Boristan Siahaan Nama Panggilan: Boris Tempat Lahir : Bandung Tanggal Lahir : 17 Maret 1989 Alamat : Komp. Girimande blok B5 no.1 Cikadut Bandung No Telepon : 085731434938 Email : fransiscus_boristan@yahoo.com Riwayat pendidikan formal yang pernah ditempuh : 1. SD Santo Yusuf Bandung (1995-2001) 2. SMP Providentia Bandung (2001-2004) 3. SMA Negeri 14 Bandung (2004-2007) 4. D3 Jurusan Telekomunikasi, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (PENS ITS) tahun 2007 2010 (D3 Telkom B)

68

Anda mungkin juga menyukai