Keragaman Bener
Keragaman Bener
Oleh: Miranti Ayu Verdiana Binti Nur Afifah Nur Kholid Rieke Yulian Sari Yoshie Santoro Lilis Irjayanti M. Jarot Dhenys Bagus Edwin Panigoro Arryng R Asisten: Astrid Ika Paramita, Sp
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Keragaman tanaman hidup merupakan fondasi penting dari sebagian besar ekosistem darat kita. Manusia dan kebanyakan hewan lain hampir sepenuhnya tergantung pada tanaman, langsung atau tidak langsung, sebagai sumber energi melalui kemampuan mereka untuk mengubah energi matahari melalui fotosintesis. Keragaman tumbuhan yang terdapat di Indonesia merupakan salah satu kekayaan alam yang perlu untuk dilestarikan, mengingat peranan dan khasiat dari tumbuhan tersebut yang dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Keragaman adalah berbagai jenis tanaman, yang memiliki keunggulan masingmasing. Dalam laporan ini keragaman yang dibahas pada tanaman timun. Keragaman tanaman timun bisa dapat diketahui dengan cara melakukan karakterisasi pada tanaman tersebut yang bertujuan untuk mendapatkan sifat-sifat
kualitatif, kuantitatif, dan sifat penting lainnya agar dapat dimanfaatkan dalam program perbaikan varietas timun. 1.2 Tujuan a. Memahami penyebab, macam-macam, arti penting bagi pemulian tentang keragaman yang terjadi pada populasi tanaman timun. b. Agar mampu mengidentifikasi karakterkarakter yang dimiliki tanaman timun. c. Mengetahui karakter tanaman yang keragamannya di pengaruhi oleh genetik, lingkungan atau fenotip.
2.1 Definisi Keragaman a.Keragaman adalah suatu tingkatan biodiversitas yang merujuk pada jumlah total variasi genetik,fenotip dan lingkungan dalam keseluruhan spesies yang mendiami sebagian atau seluruh permukaan bumi yang dapat didiami. ( Allard, R.W, 1992 ) b. Keragaman adalah suatu keanekaragaman makhluk hidup yang menunjukan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah yang di pengaruhi oleh 3 faktor yaitu factor genetik,lingkungan dan fenotip. ( Makmur, A, 1992 )
c. Diversity is all the variations - variations that occur in plants which is influenced by 3 factors of genetic, environmental and phenotype. ( Borojevic, S. 1990.)
d.Diversity is a wide variety of plants, which have the advantages of each. ( Falconer, D. S. 1989 ) 2.2 Macam macam Keragaman Keragaman genetik adalah keragaman yang disebabkan oleh faktor genetik (diwariskan). Keragaman genetik dapat diketahui dengan cara menanam genotip yang berbeda yang sama pada kondisi lingkungan yang relatif sama. Keragaman yang teramati (fenotip) merupakan keragaman yang disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Dapat di lihat dari populasi yang memiliki
genotip yang berbeda dan lingkungan yanhg berbeda pula. Keragaman lingkungan adalah keragaman yang disebabkan oleh faktor lingkungan. Keragaman lingkungan dapat diketahui dengan cara menanam genotip yang berbeda yang sama pada kondisi lingkungan yang berbeda. ( Nasir, M, 2001 )
Karakter kualitatif adalah karakter yang secara kualitatif berbeda sehingga mudah di kelompokan. Contohnya pada warna bunga, warna daun, bentuk biji dan lainlain. Kuantitatif dinyatakan karakter yang dalam besaran variasinya kuantitatif
sehingga untuk membedakannya di perlukan pendekatan analisis data. Contohnya tinggi tanaman,tingkat produksi, dan panjang malai. ( Basuki, N, 2005 )
BAB III METODOLOGI 3.1 Alat : y y y Camera untuk mendokumentasikan praktikum Panduan Pengujian Individu (PPI) sebagai buku panduan mengkarakterisasi tanaman timun Pensil untuk menggambar dan mencatat hasil
Bahan :
y
3.2 Cara Kerja : Siapkan tanaman mentimun yang akan diamati Lihat panduan pengujian individu Diamati tipe pertumbuhan mentimun Diamati bagaimana vigornya Kemudian dilihat panjang 15 buku pertama Lalu dilihat panjang tunas ruas samping Diamati ukuran helai daun dan intensitas warna hijau daunnya Diamati tonjolan pada permukaan daun Diamati lekukan tepi daunnya Kemudian diukur panjang dan lebar cuping termalnya Diamati rasio panjang/lebar cuping termal Lalu diamati jenis kelaminnya Dihitung jumlah bunga betina dari setiap ruas Tentukan tiap duri Tentukan juga kerapatan duri dan warna duri Bagaimana ukuran bintilnya Adakah partenokarpinya Diamati panjang,diameter dan rasio panjang/diameter buahnya Berhubungan dengan diameter, amati juga garis tengah buah Amati bentuk pangkal buah saat stadium dipasarkan Amati panjang leher buah Amati bentuk ujung kelopak bunga saat dipasarkan Lihat warna dasar kulit buah saat dipasarkan Amati intensitas warna dasar kulit buah Amati urat pada buah ada atau tidaknya Amati apakah ada penonjolan pada urat Lihat pewarnaan urat dibangdingkan warna dasar Amati ada atau tidaknya duri pada buah Amati adanya bintil pada buah Amati garis-garis pada buah dan ukur panjang atau tidaknya Kemudian amati ada atau tidaknya burik pada buah Dan amati burik yang mendominasi dan intensitas pada buah Amati tangkai buah Kemudian lihat ketebalan tangkai buah Amati warna dasar kulit buah saat masak fisiologi Amati umur berbunga pada tanaman Rasakan kotiledonnya Rasakan apakah ada rasa pahit pada pangkal buah Amati apakah ada ketahanan pada cladosporium cucumerinum Amati apakah ada ketahanan pada penyakit CMV Amati apakah ada ketahanan pada penyakit embun tepung (Sphaerotheca fuliginea) Amati apakah ada
ketahanan pada penyakit embun tepung (Erysiphe cichoriacream) Amati apakah ada ketahanan pada penyakit embun bulu Amati apakah ada ketahanan pada penyakit corynespora
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data hasil pengamatan 4.1.1 tabel karakterisasi
No . 1
Karakreistik
Ada/tidak
determinate indetermina te
Tanaman: Vigor
sedang
sedang
Pendek
besar
gelap
sedang
sedang
10
sedang
11
lebih dari 1
12
13
14
15
jarang
16
Putih
17
kecil
18
Partenokarpi
19
20
Buah: Diameter
sedang
21
sedang
22
sedang
23
berleher
24
pendek
25
menumpul
26
kuning
27
terang
28
Buah: Urat
ada
29
lemah
30
sama
31
Buah: Duri
jarang
32
Buah: Bintil
ada
33
ada
34
pendek
35
Buah: Burik
ada
36
37
sedang
38
sedang
39
sedang
40
kuning
41
Umur berbunga (80% dari populasi tanaman telah memiliki satu bunga betina)
sedang
42
tidak ada
43
tidak pahit
44
45
46
47
48
49
M4
No . 1
Karakreistik
Ada/tidak
Gambar asli
determinate indeterminat e
sedang
sedang
sedang
kuat
kuat
10
11
sama dengan 1
12
13
14
15
sedang
16
Putih
17
sedang
18
Partenokarpi
ada
19
Buah: Panjang
sedang
20
Buah: Diameter
sedang
21
sedang
22
Kecil
23
berleher
24
pendek
25
menumpul
26
hijau
27
terang
28
Buah: Urat
ada
29
lemah
30
lebih terang
31
Buah: Duri
jarang
32
33
ada
34
panjang
35
Buah: Burik
tidak ada
36
37
lemah
38
39
tebal
40
hijau
41
Umur berbunga (80% dari populasi tanaman telah memiliki satu bunga betina)
sedang
42
ada
43
pahit
44
ada
45
tidak ada
46
ada
47
ada
48
ada
49
tidak ada
4.1.2 Tabel keragaman Kualitatif: Nama tanaman:mentimun M3 Karakter Warna daun Hijau gelap Rasa Tidak pahit Warna dasar buah Kuning Bentuk buah Berleher
Nama tanaman: mentimun M4 Karakter Warna daun Hijau terang Rasa Ada pahitnya Warna dasar buah Hijau Bentuk buah Berleher pendek Kuantitatif: No 1 2 Karakter M3 Panjang: 15,5 cm Diameter: 12,3 cm Karakter M4 Panjang: 20,1 cm Diameter: 11,3 cm
4.2 Pembahasan Hasil Pengamatan Dari data di atas, timun genotip M3 dan M4 memiliki perbedaan yang cukup jelas. M3 tidak memiliki rasa pahit
sedangkan pada M4 ada rasa pahit pada ujungnya. Sedangkan untuk penampakan fenotipnya, ada sedikit persamaan pada bentuk buahnya, yaitu sama-sama berleher pendek. Namun, untuk warna daun, ada sedikit perbedaan, di mana M3 daunnya berwarna hijau gelap, sedangkan M4 daunnya berwarna hijau agak terang. Untuk warna dasar buah yang sudah matang, M3 berwarna dasar kuning sedangkan M4 berwarna dasar hujau.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa timun M3 dan timun M4 memiliki perbedaan yang cukup jelas. Perbedaan tersebut terletak pada warna daun, adanya rasa pahit dan warna dasar buah. Sedangkan bentuk buah memiliki persaamaan, yaitu sama-sama berleher pendek. 5.2 Saran Agar pada praktikum berikutnya, praktikan lebih teliti dalam pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Allard, R.W. 1992. Pemuliaan Tanaman 1. Penerbit Bina Aksara. Jakarta.p.336 Borojevic, S. 1990. Principle and Methods of Plant Breeding. Elsevier.Amsterdam.p.368 Basuki, N. 2005.Genetika Kuantitatif. Unit Penerbitan Fakultas Pertanian.Universitas Brawijaya. Malang.p.115 Falconer, D. S. 1989. Introduction to Quantitative Genetics. Third Edition.Longman Group. England.p. 312 Makmur, A. 1992. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Rineka Cipta . Jakarta.p.79 Nasir, M. 2001. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Direktorat Jenderal PendidikanTinggi. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.p.325