Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PSIKOLOGI PENDIDIKAN

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK


Disusun Guna Memenuhi Tugas Semester Gasal Dosen Pengampu Mata Kuliah: Syamsudin, SU, Kons.

Nama : Lisa Febrihantari NIM : 08205244042 Kelas : H

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOKYAKARTA 2008

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK

A. Edward Lee Thorndike (1872-1949)

Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa yang terbentuk karena adanya stimulus (perubahan yang menjadi tanda adanya reaksi) dan respon (tingkah laku yang muncul karena adanya rangsangan).Agar tercapai proses belajar perlu adanya pemilihan respon yang tepat melalui percobaan dengan segala kegagalanya terlebih dahulu,bentuk belajar dasar trial and eror learning atau selecting and connecting lerning. Teorinya disebut teori belajar koneksionisme atau teori asosiasi.

Terjadinya asosiasi antara stimulus dan respon mengikuti hokum-hukum : a. Hukum Kesepian (law of readines) Semakin siap individu memperoleh perubahan tingkah laku maka akan nenimbulkan kepuasan shingga asosiasi cenderung diperkuat. b. Hukum Latihan (law of exercise) Semakinsering tingkah laku dilatih/digunakan maka asosiasi semakin kuat. c. Hukum Akibat (law of effect) Stimulus respon diperkuat apabila menyenagkan dan diperlemah apabila tidak menyemangkan. Hukum tambahan :
1) Hukum Reaksi Bervariasi (Multiple Respon)

Individu diawali dengan bermacam-macam respon atau proses trial dan eror sebelum memperoleh respon yang tepat dalam pemecahan masalah..
2) Hukum Sikap (Set/attitude)

Perilaku belajar juga dipengaruhi oleh keadaan yang ada pada imdividu baik kognitif, emosi, social, maupun psikomotornya.
3) Hukum Aktivitas Berat Sebelah(property of element)

Respon stimulus sesuai dengan presepsinya terhadap situasi (respon selektif).


4) Hukum Respon by Analogy

Individu

dapat

melakukan

respon

dalam

situasi

baru

dengan

menghubungkan situasi itu terhadap yang pernah dialaminya (transfer ini lenih mudah apabila semakin banyak unsur yang sama).
5) Hukum perpindahan Asosiasi (Associatve Shifting)

Melalui pengalaman yaitu dengan membuang unsur lama dan menambah atau memggantinya demi sedikit dengan unsur-unsur yang baru.

Revisi hokum belajar:


1. Hukum latihan ditinggalkan karena pengulangan saja tidak cukup

untuk memperkuat stimulus dan tanpa latihan hubungan respon stimulus belum tentu lemah. 2. Hukum akibat direvisi bahwa hadiah dapat member akibat positif dibandingkan hukuman. 3. Syarat utama terjadinya sstimulis respon adalah kesesuaian bukan kedekatan. 4. Akibat suatu perbuatan dapat menular baik pada bidang lain maupun individu.

B. Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)

Classic Conditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) yaitu percobaan yang dilakukan dengan perangsang asli dipasangkan dengan

stimulus yang bersyarat secara berulang-ulang sehingga muncul reaksi yang diinginkan. Dengan mengganti stimulus yang tepat dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan penggulangan respon yang diinginkan,maka tanpa disadari individu tikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya. Contoh bunyi-bunyian para penjual ice cream,rujak,siomay dsb.yang menimbulkan rangsangan kepada para pembelinya.

C. Burrhus Frederic Skinner (1904-1990) B. F. Skinner berkebangsaan Amerika (tokoh behavioris) dengan pendekatan model instruksi langsung (directed instruction) dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant condiotioning.

Gaya mengajar guru dilakukan dg beberapa pengantar dari guru

secara searah dan dikontrol guru melalui pengulangan (drill) dan latihan (exercise). Manajemen kelas berupa usaha untuk memodifikasi perilaku antara

lain dengan proses penguatan (memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun pada perilaku yang tidak tepat). Pengkodisian operan adalah suatu proses penguatan perilaku operan

(penguatan positif/ negatif) yg dapat mengakibatkan perilaku tsb dpt berulang kembali/ menghilang sesuai keinginan. Berdasarkan berbagai percobaannya, Skinner menyatakan bahwa

unsure terpenting dlm belajar adalah penguatan, maksudnya pengetahuan yg terbentuk diberi penguatan (positif dan negatif).

Prinsip belajar skinner, yaitu : hasil belajar harus segera sistem modul, mementingkan aktivitas sendiri, tidak

diberitahukan, proses belajar harus mengikuti irama dry g belajar, materi digunakan menggunakan hukuman, menggunakan jadwal variable rasio reinforcer, dan menggunakan shaping. Kekeliruan dlm penerapan teori Skinner, yaitu penggunaan hukuman

sbg cara mendisiplinkan siswa, yang menurutnya anak dpt merasakan sendiri konsekuensi dr perbuatannya. Kesalahan dlm reinforcement positif terjadi dlm situasi dimana

penggunaan rangking juara di kelas yang menghasruskan anak menguasai semua mata pelajaran.

D. Robert Gagne (1916-2002)

Seorang psikolog berkebangsaan Amerika yg terkenal dg 9 kondisi instruksional, yaitu : mendapatkan perhatian,

penemuannya berupa conditions of learning. menginformasikan siswa mengenai tujuan yg akan dicapai, stimulasi kemampuan dasar siswa, penyajian materi baru, menyediakan bimbingan, memunculkan tindakan, siap memberikan umpan balik langsung thdp hasil yg baik, menilai hasil belajar, dan meningkatkan proses penyimpanan mmemori dan mengingat.

Gagn disebut sbg modern neobehaviorists- mendorong guru untuk

merencanakan instruksionala pembelajaran agar suasana dan gaya belajar dapat domodifikasi. Guru harus mengetahui kemampuan dasar yang harus disiapkan, dimulai dari yang sedehana dilanjutkan pada yang lebih kompleks sampai pada tipe belajar yang lebih tinggi. Prakteknya gaya belajar tsb mengacu pd asosiasi stimulus respon.

E. Arbert Bandura (1925- masih hidup sampai sekarang ini) Eksperimen Bobo Doll menunjukkan anak meniru persis perilaku agresif orang dewasa di sekitarnya. Teori balajar social bandura menunjukan pentingnya mengamati dan meniru perilaku, sikap dan reaksi emosi orang lain. Menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbale balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Factor-faktor motivasi. yang atau berproses proses dalam belajar observasi: motorik,dan

perhatian,penyimpanan

mengingat,reproduksi

Faktor model atau teladan mampunyai prinsip-prinsip sbb:


1. Tingkat tertinggi belajar diperoleh dengan cara mengorganisasikan

sejak awal dan mengulangi perilaku secara simbolik kemudian melakukannya. Proses mengingat akan lebih baik dengan cara pengkodean perilaku yang ditiru kedalam kata-kata,tanda atau gambar daripada hanya melihat saja. 2. Individu lebih menyukai perilaku yang ditiru jika sesuai dangan nilai yang dimilikinya. 3. Individu akan menyukai perilaku yang ditiru jika model atau panutan tersebut disukai dan dihargai dan perilakunya mempunyai nilai yang bermanfaat.

Teori Bandura menjadi dasar dari perilaku pemodelan yang digunakan dalam berbagai pendidikan secara missal. Sebagai contoh : penerapan teori belajar social dalam iklan televisi.

F. Aplikasi Teori Behavioristik Ciri-ciri kuat yang mendasari teori behavioristik, yaitu : a) Mementingkan pengaruh lingkungan b) Mamantingkan bagian-bagian (elementalistik) c) Mementingkan peranan reaksi d) Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosadur stimulus respon e) Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya f) Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan g) Hasil belajar yamg dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan

Guru yang menggunakan paradigm behavioristik menyusun bahan pelajaran secara utuh, nulai dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks. Guru tidak hanya member ceramah, namun disertai instrusi singkat diikuti contoh-contohya. Hasil yamg diperoleh adalah terbentuknya perilaku yang diinginkan. Evaluasi dilakukan pada perilaku yang tampak,bila diinginkan mendapat penguat positif apabila kurang diinginkan mendapat penghargaan negative. Kelemahan teori ini yaitu tidak dapat diterapkan pada semua mata pelajaran,sehingga kejelian dan kepekaan guru pada kondisi belajar sangat penting. Matode sangat cocok untuk kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasan. Juga cocok untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan

peran orang dewasa. Penggunaan hukuman sangat dihindari, begitu pula adanya sikap otoriter dari guru dan komunikasi berlangsung satu arah. Contoh penerapan masing-masing teori behaviouristik dalam bidang pendidikan :

Menerapkan teori asosiasi dalam pembelajaran di sekolah oleh guru

kepada muridnya. (Edward Lee Thorndike)

Adanya bunyi bel di kelas untuk penanda waktu masuk, istirahat,

pergantian, atau usainya sekolah jam pelajaran di sekolah. Dengan cara ini murid dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan. (Ivan Petrovich Pavlov)

Pemberian hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum,

menganggukan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, juara 1, dsb) atau perlakuan tidak senang dalam pembelajaran terhadap murid di sekolah. (Burrhus Frederic Skinner)

Belajar dari hal sederhana (belajar signal) dilanjutkan pd yang lebih

kompleks (belajar S-R, rangkaian S-R, asosiasi verbal, diskriminasi, dan belajar konsep) sampai pada tipe belajar yg lebih tinggi (belajar aturan dan pemecahan masalah) yang dilakukan oleh guru kepada murid. (Robert Gagne)

Menerapkan teori belajar sosial, dengan memberikan tokoh-tokoh panutan

yang baik agar murid dapat menirunya. (Arbert Bandura)

Anda mungkin juga menyukai