Anda di halaman 1dari 2

TEORI BELAJAR HUMANISTIK

Menurut teori belajar humanistik, tujuan belajar adalah memanusiakan manusia, yang pada dasarnya teori ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Adanya dua bagian pada proses belajar menurut para ahli humanistic, yaitu: a) Proses pemerolehan informasi baru, b) Personalisasi informasi pada individu. Tokoh penting beserta teori belajar humanistiknya antara lain : 1. Arthur Combs (1912-1999) Menggunakan konsep dasar meaning (makna atau arti) yang sering digunakan, yang berarti proses belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. 2. Maslow Dasar teori yang digunakan berdasarkan asumsi yang menyatakan bahwa di dalam diri individu ada dua hal, yaitu : a) b) Suatu usaha yang positif untuk berkembang, Kekuatan untuk melawan atau menolak hambatan untuk

berkembang. Individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hierarkis yang mempunyai implikasi penting dan harus diperhatikan oleh guru saat mengajar murid-muridnya. 3. Carl Rogers Membedakan dua tipe belajar, yaitu kognitif (kebermaknaan) dan experiential (pengalaman atau signifikasi).

Menurutnya, yang paling terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran serta pentingnya guru yang fasilitatif yang dapat meningkatkan mutu peserta didiknya. Aplikasi Teori Humanistik terhadap Pembelajaran Siswa Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan, serta tujuan pembelajarannya lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Peran guru sebagai fasilitator serta memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa, sedangkan siswa sebagai pelaku utama (student centeri) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Konsep Ki Hajar Dewantara dan Implikasinya dalam Pembelajaran Ki Hajar Dewantara yang memiliki buah pemikiran tentang tujuan pendidikan yaitu memajukan bangsa secara keseluruhan yang di dalamnya banyak terdapat perbedaan-perbedaan dan dalam pelaksanaan pendidikan tersebut tidak boleh membeda-bedakan. Menurutnya, dalam dunia pendidikan manusia-nilai rohani lebih tinggi dari nilai jasmani. Kemerdekaan mengembangkan diri yang merupakan hakikat pendidikan yang tidak dapat dibatasi oleh tirani kekuasaan, politik, atau kepentingan tertentu. Melalui Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara menyalurkan semua konsep dan pengamplikasiannya tentang dunia pendidikan. Salah satu konsep belajar dan pembelajaran Ki Hajar Dewantara yang terkenal, yaitu konsep Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.

Pertanyaan : - Bagaimana keadaan siswa selanjutnya bilamana gurunya tidak mempunyai ciri-ciri fasilitatif? Apakah murid akan hanya menjadi korban ketidakfasilitatifan seorang guru?

Anda mungkin juga menyukai