Anda di halaman 1dari 2

Rehat Sehat Waspada Kanker Leher Rahim Sebagai Silent Killer Kanker Serviks atau Kanker Leher Rahim

saat ini menjadi silent killer ke-2 sedunia bagi para wanita di setelah kanker payudara, dan kanker nomor 1 di Indonesia. Disebut silent killer karena kanker ini tidak mempunyai gejala yang hebat yang dapat disadari si penderitanya. Hal demikian tentu lebih menakutkan dibandingkan dengan penyakit lain yang gejalanya dapat dirasakan sebelum penyakitnya serius. Disebutkan dr Dini Pusianawati SpOG, Kanker Leher Rahim menjangkiti wanita dengan tidak pandang bulu. Baik kalangan ekonomi lemah maupun masyarakat mampu. Biasanya resiko terbesar dialami pada rentang usia dari 35-55 tahun. Penyakit ini banyak didapatkan pada penderita dengan usia melakukan hubungan seks pertama yang dini, banyak anak, sering berganti pasangan (pergaulan bebas) atau pada perokok, jelas dr Dini. Pada umumnya, penyakit ini muncul akibat suatu virus yang ditularkan oleh manusia. Biasanya atau yang paling sering terjadi adalah kasus kanker yang disebabkan virus yang ditularkan dari hubungan seksual. Virusnya dikenal dengan nama Human Papilloma Virus (HPV). Virus ini bisa terjangkit di pria tapi tidak menimbulkan gejala. Sekitar 5-30% wanita mengidap virus ini, tetapi hanya sedikit yang berkembang menjadi kanker leher rahim, sehingga mungkin dibutuhkan faktor lain untuk menimbulkan kanker leher rahim ini.

Waspada! Kanker leher rahim tidak mempunyai gejala khusus pada awal penjangkitan. Pada tingkatan pra kanker atau stadium terendah, biasanya gejala yang dialami seorang wanita adalah mengalami keputihan. Gejala ini biasa untuk seorang wanita normal, tapi yang harus diperhatikan adalah kadar serta bau yang ditimbulkan oleh keputihan. Jika jumlahnya berlebih, cair dan bau tak sedap sangat menyengat, ada kemungkinan wanita demikian mengidap kanker mulut rahim. Pada stadium berikutnya, gejala meningkat lewat pendarahan akibat kontak seksual. Biasanya ini terjadi pada masa awal kanker, sekitar stadium 1-2A. Jika sudah terjadi pendarahan spontan, maka stadium kanker leher rahim yang diidap penderita terbilang sudah cukup tinggi. Yang menakutkan bukan pendarahannya saja, tapi gejala pendarahan yang tidak terasa. Tanpa rasa sakit, tentu seorang wanita akan merasa tenang-tenang saja, mengira hanya akan menopause dan ini akan dapat membahayakan nyawa si penderita, terang dr Dini. Alasan berikutnya kanker leher rahim disebut sebagai silent killer adalah tindakan perubahan gejala yang terbilang lama. Penyakit dapat berkembang dalam

waktu sekitar 15-20 tahun. Jadi, jika seorang wanita sudah tertular Human Papilloma Virus (HPV) sejak usia 20 tahun, kemungkinan besar ia baru akan merasakan penyakitnya sekitar umur 35 tahun. Sulit punya anak Akibat lain bagi penderita kanker leher rahim disebutkan oleh dr Dini adalah kesulitan untuk memiliki keturunan. Bukan masalah ketidaksuburan, tapi kanker akan menghambat jalan lahir. Jika pun hamil, penderita harus melahirkan lewat operasi Caesar. Untuk itu ada baiknya bagi pasangan pra nikah untuk memeriksakan kesehatannya sebelum melangsungkan pernikahan untuk bisa mendeteksi segala bentuk penyakit. Bagi yang terbukti mengalami kanker leher rahim sebelum menikah, akan ditangani tenaga medis lewat operasi atau kemoterapi/radioterapi, tuturnya. Pencegahan Jika dikembangkan dalam skala, saat ini, dari sebanyak 100 ribu wanita didunia, 77-99 diantaraya mengidap kanker leher rahim. Penyakit ini dapat dicegah dengan metode imunisasi. Tapi sayangnya, di Indonesia sendiri, imunisasi belum banyak digunakan dan belum menjadi program karena memang terbilang mahal. Selain imunisasi, dr Dini mengimbau untuk para wanita terutama mereka yang masih remaja untuk bisa menjaga dirinya dengan iman agar terhindar dari pergaulan dan seks bebas. Selain itu, dianjurkan juga untuk menjaga pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan berasam folat, mengandung vitamin E, dan karotin untuk menekan resiko terjangkit Human Papilloma Virus (HPV). Wanita yang telah melakukan hubungan seksual aktif sebaiknya melakukan pemeriksaan yang disebut Pap smear. Yaitu pemeriksaan dengan cara mengambil apusan sel leher rahim untuk diperiksa dengan mikroskop. Cara ini dapat mendeteksi kelainan sel leher rahim sebelum berkembang menjadi kanker. Papsmear dapat dilakukan di laboratorium swasta maupun RS pemerintah dan sebaiknya dilakukan rutin setidaknya 5 tahun sekali.

Anda mungkin juga menyukai