Definisi
Penanaman Modal Langsung: 1. UU Penanaman Modal 2. Encyclopedia of Public International Law 3. IMF Balance of Payment Manual 4. Munir Fuady
PERBEDAAN
PML
Pembelian Pengaruh pada perusahaan Bentuk Langsung Punya kewenangan pengelolaan
PMTL
Melalui pasar modal Tidak punya kewenangan
Dana investasi langsung Dana investasi tidak untuk menjalankan bisnis digunakan langsung untuk menjalankan bisnis Perlu hadir Panjang Tanggung bersama perusahaan Dilindungi hukum Tidak perlu hadir Pendek Tanggung sendiri Umumnya tidak dilindungi hukum
CONTOH KASUS :
MASALAH Qatar Telecom vs PT.Indosat Tbk MASALAH KASUS MENARA TELKOM TIFATUL : Ketentuannya sudah jelas diatur dalam perpres tentang DNI, sektor menara telekomunikasi sudah final dinyatakan tertutup untuk investor asing. Alasan penutupan sektor ini pun sangat masuk akal. Capex kita untuk sektor ICT Rp 300 triliun per tahun, 92% belanja kita dinikmati oleh asing, peluang kita hanya 8% di menara
-Pasal 12 ayat (4) UU Penanaman Modal mengatur bahwa pemerintah mengatur mengenai kriteria dan persyaratan serta daftar bidang usaha yang tertutup dan daftar bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan melalui Peraturan Presiden -Pemerintah menerbitkan Perpres No. 36 Tahun 2010 yang merupakan pengganti Perpres No. 111 Tahun 2007 Tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal yang selanjutnya disebut dengan Daftar Negatif Investasi (DNI) -Dua buah regulasi ini menjadi pedoman bagi penanam modal baik asing maupun domestik dalam menanamkan modalnya di Indonesia berkaitan dengan bidang usaha yang tertutup, bidang usaha terbuka, dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan bagi penanam modal
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KLBI) Dan International Standard for Industrial Classification (ISIC)
-Pengertian KLBI: KLBI adalah ketentuan yang mendasari terbentuknya daftar bidang usaha yang tertutup ataupun terbuka agar bidang usaha yang tercipta dapat memnuhi kriteria sesuai ketentuan-ketentuan yang berlaku, dengan demikian dapat mencegah timbulnya permasalahan di kemudian hari -Mengapa ada KLBI? Adanya pasal 12 ayat (4) Perpres No 111 Tahun 2007, dimana dalam penjelasan pasal tersebut disebutkan bahwa kriteria dan persyaratan bidang usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan disusun dalam suatu daftar yang berdasarkan standar klasifikasi tentang bidang usaha atau jenis usaha yang berlaku di Indonesia, yaitu KLBI.
-Pengertian ISIC ISIC adalah ketentuan yang tidak bisa dilepaskan dalam kaitan dengan terbentuknya bidang usaha yang tertutup maupun terbuka karena merupakan suatu standar internasional mengenai klasifikasi industri. -Mengapa ada ISIC? Karena perkembangan globalisasi semakin lama secara tidak langsung memaksa setiap negara memperhatikan ketentuan-ketentuan internasional, oleh karena itulah perlu dibuat suatu standar internasional diperlukan dalam penyusunan kriteria bidang usaha
Tujuan Penentuan Kriteria dan Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha Terbuka dan Bidang Usaha Tertutup
1. Melaksanakan landasan hukum yang pasti bagi penyusunan peraturan yang terkait dengan penanaman modal 2. Menjamin transparansi dalam proses penyusunan daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan 3. Memberikan pedoman dalam menyusun dan menetapkan bidang usaha tertutup dan bidang usaha terbuka dengan persyaratan 4. Memberikan pedoman dalam melakukan pengkajian ulang atas daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan 5. Memberikan pedoman apabila terjadi perbedaan penafsiran atas daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan
Bidang usaha atau kegiatan yang tidak diperkenankan sama sekali untuk investasi, baik PMA maupun PMDN karena daftar bidang usaha itu ada yang bertentangan dengan undang-undang dan hanya Pemerintah Indonesia yang melakukan kegiatan tersebut
Penentuan bidang usaha untuk penanaman modal asing bersifat dinamis karena dapat berubah yang disebabkan kondisi bangsa dan negara Pasal 17 ayat (1) dan (2) Perpres No 76 Tahun 2007, menyebutkan : (1) Daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan dievaluasi dan disempurnakan secara berkala sesuai dengan perkembangan ekonomi dan kepentingan nasional berdasar kajian temuan dan usulan penanaman modal (2) Penyusunan bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan dikoordinasikan oleh Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian yang kemudian ditetapkan dalam Peraturan Presiden
Terkait dengan Undang-Undang Penanaman Modal, Pasal 2 UU Penanaman Modal dengan tegas menyatakan ketentuan dalam UU Penanaman Modal berlaku bagi penanaman modal di semua sektor di wilayah negara Republik Indonesia. Penjelasan pasal 2 UUPM menyatakan bahwa penanaman modal di semua sektor di wilayah negara Republik Indonesia adalah penanaman modal langsung dan tidak termasuk penanaman modal tidak langsung atau investasi portofolio (portfolio investment) DPR mengartikan bahwa penanaman modal tidak langsung atau investasi portofolio adalah investasi melalui pasar modal. UU Penanaman Modal hanya mengatur penanaman modal langsung. Dengan demikian, Daftar Negatif Investasi (DNI) yang merupakan peraturan pelaksana UU Penanaman Modal pun hanya berlaku untuk penanaman modal langsung
Beberapa contoh ketidakberlakuan DNI mengenai pembatasan modal asing di perusahaan publik
Indosat
KESIMPULAN
Di Indonesia, penanaman modal dibagi menjadi dua: penanaman modal langsung (diatur dalam UU Penanaman Modal) dan penanaman modal tidak langsung (diatur dalam UU Pasar Modal). Perbedaan antara Penanaman modal langsung dan tidak langsung dapat dilihat dari: pembelian, pengaruh pada perusahaan, bentuk, kehadiran investor, jangka waktu, kerugian, dan perlindungan hukum.
KESIMPULAN (2)
DNI merupakan pedoman bagi penanam modal/investor yang berkaitan dengan bidang usaha tertutup, bidang usaha terbuka, dan bidang usaha dengan persyaratan. Berdasarkan Perpres No.36 Tahun 2010, penanam modal/investor lama dapat memperluas usahanya yang sama, tidak ada pengenaan DNI bagi penanaman modal tidak langsung/portofolio, dan kemudahaan untuk menambah modal bagi investor asing.
KESIMPULAN (3)
Mengingat DNI diatur dalam Perpres No.36 Tahun 2010, yang merupakan peraturan pelaksana dari UU Penanaman Modal, maka DNI tidak berkaitan dengan penanaman modal tidal langsung (portfolio investment). Pasal 4 Perpres No.36 Tahun 2010