Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENELITIAN

PANDANGAN MAHASISWA UIN MALIKI TERHADAP FENOMENA SEKS BEBAS DI KALANGAN MAHASISWA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosialogi Hukum Dosen Pembimbing

Dr. Hj. Mufidah CH, M.Ag

Oleh:

Maulidia Rahmania ( 08210009 )

JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAHSIYYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2010

BAB I PENDAHULUAN

A. KONTEKS MASALAH

Kota Malang adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur Indonesia. Kota ini berada di dataran tinggi cukup sejuk terletak pada 90 km sebelah selatan kota Surabaya dan wilayahnya di kelilingi oleh Kabupaten Malang. Malang merupakan kota terbesar kedua di utara timur dan di kenal dengan julukan kota pelajar. Malang juga dikenal sebagai kota pendidikan, karena memiliki sejumlah perguruan tinggi ternama. Perguruan tinggi negeri termasuk Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang (IKIP Malang), Universitas Islam Negeri Malang, Akademi Penyuluh Pertanian/Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian Malang (APP/STPP), Politeknik Negeri Malang (POLTEKMA), dan masih banyak lagi perguruan tinggi lainnya. Dengan banyaknya jumlah Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta di kota Malang, maka sudah barang tentu jumlah mahasiswa yang menuntut ilmu di kota dingin ini pun semakin meningkat, dan dikaitkan dengan perkembangan sosial budaya maupun teknologi informasi pada masa sekarang ini, sudah barang tentu wajah kota Malang sangat berbeda dalam segala hal, apalagi dalam sisi pergaulan remaja dan mahasiswa. Pendidikan dan latar belakang keluarga merupakan benteng pertama yang cukup ampuh untuk mencegah agar mahasiswa tidak mudah terjerumus dalam bergaulan bebas. Apalagi pengaruh negatif tidak hanya datang dari lingkungan pergaulan mahasiswa yang salah tetapi dari berbagai tontonan yang dilihatnya di internet. Pergeseran budaya yang terjadi di Kota Malang ternyata membawa efek negatif yang cukup besar. Beberapa mahasiswa yang saya wawancarai mengaku terbiasa melihat dan ada juga yang terbiasa melakukan seks bebas. Banyaknya mahasiswa yang suka tinggal bersama pacarnya tanpa ikatan pernikahan membuat sejumlah pengamat pendidikan dan kawan sejawatnya menjadi miris. Peranan lingkungan keluarga serta RT dan RW tempat mereka kos diharapkan bisa menjadi senjata untuk mencengah semakin mewabahnya virus moral di lingkungan mahasiswa ini.

Dengan adanya fenomena aktivitas pergaulan yang semakin terbuka bahkan hingga menjurus ke seks bebas, perlu diadakan penelitian yang bersifat personal untuk mengetahui lebih detail bagaimana sebenarnya pendangan mahasiswa te ntang adanya fenomena seks bebas (free sex) di kalangan mahasiswa itu sendiri.

B. TUJUAN PENELITIAN Adapun diadakanya penelitian tersebut untuk mencapai beberapa tujuan yang diantaranya: 1. Untuk mengetahui bagaimana pemahaman mahasiswa tentang adanya fenomena seks bebas (free sex) di kalangan mahasiswa Malang. 2. Adakah upaya untuk mencegah terjadinya seks bebas (free sex) di kalangan mahasiswa

C. MANFAAT PENELITIAN Salah satu tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan di atas, diharapkan penelitian ini mempunyai manfaat baik secara teoritis maupun praktis dalam rangka memperluas pengetahuan pendidikan dimasyakarat. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Secara teoritis a) Menambah pengetahuan tentang masalah seks bebas di kalangan mahasiswa b) Menambah, memperdalam dan memperluas khazanah keilmuan mengenai kajian analisis tentang seks bebas c) Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai upaya-upaya yang dilakukan untuk menekan angka terjadinya seks bebas. 2. Secara praktis a) Memberikan pemahaman terhadap masyarakat bagaimana pandangan para mahasiswa terkait dengan adanya fenomena seks bebas di kalangannya sendiri b) Dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai factor dan dampak dari seks bebas. Sebagai masukan kepada mahasiswa yang telah mengalami fenomena ini karena terdapat banyak muatan positif dalam upaya-upaya yang disampaikan mahasiswa responden dalam upaya mencegah terjadinya seks bebas.

D. METODE PENELITIAN a) Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian diskriptitf kualitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata -kata dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat hasil wawancara antara peneliti dan informan. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena hukum dari sudut perspektif normative dan juga partisipan. Partisipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, persepsinya (Sukmadinata, 2006: 94). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu berusaha mendapatkan informasi yang selengkap mungkin mengenai seks bebas yang terjadi di kalangan

mahasiswa. Informasi yang digali lewat wawancara mendalam terhadap informan (mahasiswa UIN maliki) b) Sumber Data Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek yang mana data dapat diperoleh. Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data penulis mengklasifikannya menjadi 3 singkatan p dalam bahasa Inggris, yaitu: P = person, sumber data berupa orang. P = place, sumber data berupa tempa P = paper, sumber data berupa huruf, angka, gambar dan lain-lain Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data berupa person adalah orang yang memiliki hubungan dengan kasus yang akan diteliti. Yaitu, para mahasiswa yang saya ambil samplingnya untuk menjadi responden. Kemudian yang menjadi sumber data place adalah dimana lokasi yang saya teliti yaitu kota Malang. Dan yang terakhir, sumber data paper penulis memakai kajian normatif yang salah satunya adalah UU pornografi, KUHPidana dan berbagai kitab-kitab fiqh. c) Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan bentuk pendekatan penelitian kualitatif dan sumber data yang akan digunakan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan analisis dokumen, observasi dan wawancara. Untuk mengumpulkan data dalam kegiatan penelitian diperlukan cara-cara atau teknik pengumpulan data tertentu, sehingga proses penelitian dapat berjalan lancar. Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif pada umumnya menggunakan teknik observasi, wawancara, dan

studi dokumenter, atas dasar konsep tersebut, maka ketiga teknik pengumpulan data diatas digunakan dalam penelitian ini. 1. Observasi Dalam penelitian ini teknik observasi digunakan untuk memperkuat data, terutama mengenai dimana fenomena seks bebas memang terjadi dalam kalangan mahasiswa. Dengan demikian hasil observasi ini sekaligus untuk mengkonfirmasikan data yang telah terkumpul melalui wawancara dengan kenyataan yang sebenarnya. Observasi ini digunakan untuk mengamati secara langsung dan tidak langsung tentang kebenaran adanya fenomena seks bebas di kalangan mahasiswa. 2. Wawancara Wawancara yang dilakukan Dalam penelitian ini, yaitu wawancara terstruktur (dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti). Dalam penelitian ini wawancara dipergunakan untuk menengadakan komunikasi dengan pihak-pihak terkait atau subjek penelitian adalah mahasiswa itu sendiri dalam rangka memperoleh penjelasan atau informasi tentang hal-hal yang belum tercantum dalam observasi dan dokumentasi. 3. Dokumentasi Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen baik yang mencakup hukum seks bebas itu sendiri ataupun yang mencakup upaya pencegahannya, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Menurut Arikunto teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Dalam hal penelitian ini dokumentasi menggunakan hukumhukum normatif yang berhubungan dengan seks bebas ataupun perzinahan.

d) Analisis Data Analisis data dilakukan dalam suatu proses, proses berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dan dilakukan secara intensif, yakni sesudah meninggalkan lapangan, pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengarahan tenaga fisik dan pikiran dari peneliti, dan selain menganalisis data peneliti juga perlu mendalami kepustakaan dan kajian hukumhukum normatif guna mengkonfirmasikan atau menjustifikasikan teori baru yang barangkali ditemukan.

BAB II PEMBAHASAN

A. PAPARAN DATA Dari beberapa pertanyaan yang peniliti ajukan pada responden terkait dengan seks bebas di kalangan mahasiswa, maka dapat dipaparkan sebagai berkut: 1. PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP SEKS BEBAS DI KALANGAN MAHASISWA a) Faktor-faktor penyebab terjadinya seks bebas di kalangan mahasiswa
y

Ekonomi Salah satu alasan pelaku seks bebas di kalangan mahasiswa adalah

ekonomi, karena kebutuhan yang mendesak dan kekurangannya financial dalam kehidupannnya seorang mahasiswi mau menerima uang dari laki-laki bookingannya yang notabennya laki-laki tersebut adalah anak orang kaya. Hal tersebut bisa dibaca ketika dia menjawab ketika ada pertanyaan jika ada pria yang mau mengajak dia menikah, dan dia menjawab emang dia punya uang apa? Buat biayain aku dan anakku? Kalau ga, ya buat apa? mungkin karena dia saat ini telah difasilitasi lengkap oleh pacarnya tersebut, bahkan biaya kuliahpun di biayai oleh pacaranya tersebut.1
y

Suka sama suka Factor lain yang mendukung adanya seks bebas karena alasan suka

sama suka atau ingin sama ingin. kalau udah sama-sama ingin mau gimana lagi dong?oramg dia (cewknya) juga ga keberatan,ya sudah
y

Lingkungan mendukung Maksud dari responden lingkunga yang mendukung adalah tempat

yang strategis, jauh dari keramaian yang orang tak bisa menebak apa yang terjadi dalam kos atau rumahnya. Juga karena teman-teman mereka juga sama seperti mereka.

Hasil wawancara dengan Via, seorang mahasiswi berusia 19 tahun

Kurangnya control orang tua Dari jawaban responden, pelaku rata-rata memang asal dari luar kota,

ada pula yang menjawab dulu waktu SMA aku ga boleh pacaran sama orang tua ku, jadi mumpung dimalang aku puas-puasin deh tukas Mr.taa (bukan nama sebenarnya)2
y

Keterbatasan pengetahuan tentang agama Keterbatasan pengetahuan agama juga menjadi factor terjadinya seks

bebas, karena tidak tahu betapa besarnya dosa para pezina. Bahkan parahnya lagi ada seorang responden yang tidak tahu bagaimana cara mandi besar, baik setelah berhubungan intim ataupun setelah onani. lho???emang perlu mandi wajib tah? Piye niate??keheranan dia saat tahu kalau jima dan keluarnya mani menjadi sebab wajibnya mandi.
y

Terlalu banyak lihat film dewasa beberapa responden ada 3 orang yang menyatakan kalau penyebab

utama dari terjadinya seks bebas karena terlalu sering melihat Blue Film. Hal ini di ungkapkan mereka karena awalnya mereka penasaran dengan apa yang ada dalam film tersebut dan ingin mencobanya.
y

Adanya kesempatan

Banyak kesempatan yang mendukung terjadinya seks bebas, antara lain: tersedianya tempat atau fasilitas untuk melakukannya, terbawa suasana karena memang hanya berdua dengan pasangan mereka, dan banyak sekali hal-hal yang mendukung bisa terjadinya seks bebas lain.

b) Dampak-dampak yang terjadi akibat terjadinya seks bebas Adapun damak yang dialami para pelaku seks bebas antara lain:
y

Dikejar rasa bersalah Mereka mersa bahwa yang mereka alami atau lakukan adalah suatu

bentuk dosa besar, sehingga mereka selalu merasa bersalah, untuk diri mereka sendiri ataupun dengan orang lain termasuk pasangannya telebih lagi kalau sudah ingat dengan orang tua mereka.
y
2

Dihantui rasa takut

Hasil wawancara dengan mahsiswa Saintek UIN Maliki

Rasa takut yang menghantui mereka antar lain takut bila terjadi kehamilan atasa pernuatan seks bebas meraka atau takut tekena penyakit kelamin yang ditularkan oleh pasangan mereka.
y

Selalu merasa ingin melakukannya lagi (ketagihan) Menurut responden, melakukan seks adalah hal yang membuat

ketagihan, sehingga mau tidak mau jika iman seseorang tidak kuat, maka ia akan melakukannya lagi. Kalaupun pasangan yang awal ia melakukan tidak mau, ia akan mencari pasangan lain untuk melakukannya.
y y

Jatuhnya harga diri Ajakan negative pada yang lain

2. UPAYA-UPAYA UNTUK MENEKAN TERJADINYA SEKS BEBAS DI KALANGAN MAHSISWA Adapun upaya- upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya seks bebas di kalangan mahasiwa antara lain: a) Upaya yang dilakukan untuk diri sendiri
y

Menghindari hal-hal yang memicu bisa tejadinya seks bebas seperti melihat film dewasa, mengurangi intensitas pertemuan dengan pacar atau dengan menjauhi tempat-tempat yang mengundang rasa ingin untuk melakukan seks.

y y

Menghindari pergaulan bebas Menghindari teman yang suka melakukan hubungan seks karena hal tersebut akan memacing kita untuk melakukannya kembali.

y y y y y y

Memperdekatkan diri pada Tuhan Mawas diri Ingat dosa Nikah dalam usia belia Ingat orang tua Kembali ke tujuan awal yaitu mencari ilmu

b) Upaya yang dilakukan untuk orang lain


y y

Cari lingkungan yang baik Berusaha mencari teman yang baik

y y y y

Jaga moral Perdalam ilmu agama Pendekatan personal bagi pelaku agar tidak melakukanya dosa lagi Aktiv dalam kegiatan-kegiatan positif

B. ANALISIS DATA Dari paparan data diatas memungkinkan adanya suatu hukum yang kuat terkait dengan fenomena seks bebas yang terjadi pada kalangan mahasiswa, dalam hal ini analisis kasus tersebut menggunakan hukum islam, hukum pidana di Indonesia serta UU pornografi di Indonesia. a) Tinjauan Seks bebas dalam hukum islam Dalam bercampur syari. Zina adalah haram hukumnya, dan ia termasuk dosa besar yang paling besar. Allah swt berfirman: Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu al-Mujamul seorang Wasith wanita hal 403 disebutkan, melalui akad Zina yang ialah seseorang dengan

dengan

tanpa

sesuai

perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. (QS al-Israa: 32) Allah swt berfirman: Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan All ah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina. Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al-Furqaan: 68-70). Dari Ibnu Abbas r.a bahwa Rasulullah saw. bersabda, Tidaklah seorang

hamba berzina tatkala ia sebagai seorang mumin; dan tidaklah ia mencuri, manakala tatkala ia mencuri sebagai seorang beriman; dan tidaklah ia meneguk arak ketikaia meneguknya sebagai seorang beriman; dan ti daklah ia membunuh (orang tak berdosa), manakala ia membunuh sebagai seorang beriman. Dalam lanjutan riwayat di atas disebutkan:

Ikrimah berkata, Saya bertanya kepada Ibnu Abbas, Bagaimana cara tercabutnya iman darinya? Jawab Ibnu Abbas: Begini ia mencengkeram tangankanan pada tangan kirinya dan sebaliknya, kemudian ia melepas lagi, lalumanakala dia bertaubat, maka iman kembali (lagi) kepadanya begini iamencengkeramkan tangan kanan pada tangan kirinya (lagi) dan sebaliknya-.(Shahih: Shahihul Jamius Shaghir no: 7708, Fathul Bari XII: 114 no: 6809 dan Nasai VIII: 63).

HUKUMAN BIKR (PERAWAN ATAU PERJAKA) YANG BERZINA Allah swt berfirman: Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman. (QS An-Nuur: 2). Dari Zaid bin Khalid-al-Juhanni ra, ia berkata, Saya pernah mendengar Nabi saw mnyuruh orang yang berzina yang belum pernah kawin didera seratus kali dan diasingkan selama setahun. (Shahih: Irwa-ul Ghalil no: 2347 dan Fathul Bari XII: 156 no: 6831) Dari Ubadah bin Shamit ra bahwa Rasulullah saw bersabda, Ambillah dariku, ambillah dariku; sungguh Allah telah menjadikan jalan (keluar) untuk mereka; gadis (berzina) dengan jejaka dicambuk seratus kali cambukan dan diasingkan setahun, dan duda berzina dengan janda didera seratus kali didera dan dirajam. (Shahih: Mukthashar Muslim no: 1036, Muslim III: 1316 no: 1690, Aunul Mabud XII: 93 no: 4392, Tirmidzi II: 445 no: 1461 dan Ibnu Majah II: 852no: 2550).

b) Tinjauan Seks bebas dalam KUHPidana Aturan tentang seks bebas termuat dalam BAB XV Tindak Pidana Kesusilaan dalam pasal-pasal sebagai berikut: Pasal 415 Dipidana dengan pidana denda paling banyak Kategori 11, setiap orang yang: 1. di tempat Ialu lintas umum secara terang-terangan mempertunjukkan atau menempelkan tulisan dengan judul, sampul, atau isi sehingga terbaca, atau mempertunjukkan atau menempelkan gambar atau benda, yang mampu

membangkitkan birahi orang yang belum berumur 1 8 (delapan belas) tahun dan belum kawin; 2. di tempat lalu lintas umum, secara terang-terangan memperdengarkan isi tulisan yang mampu membangkitkan birahi orang yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun dan belum kawin; 3. secara terang-terangan atau tanpa diminta menawarkan, mempertunjukkan tulisan, gambar atau barang yang manipu membangkitkan birahi remaja atau secara terangterangan atau dengan menyiarkan tulisan tanpa diminta, menunjukkan sebagai dapat diperoleh, tulisan atau gambar yang mampu membangkitkan birahi orang yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun dan belum kawin. 4. menawarkan, memberikan untuk seterusnya atau sementara waktu, menyerahkan atau meniperlihatkan gambar atau benda yang mampu membangkitkan birahi pada orang yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun dan belum kawin atau ; 5. memperdengarkan isi tulisan yang mampu membangkitkan birahi di muka orang yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun dan belum kawin. Pasal 420 (1) Laki-laki dan perempuan yang masing-masing tidak terikat dalam perkawinan yang sah melakukan persetubuhan, dan karenanya mengganggu perasaan kesusilaan masyarakat setempat dipidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau pidana denda paling banyak Kategeri 11. (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak dilakukan penuntutan,

kecuali atas pengaduan keluarga salah satu pembuat tindak pidana sampai derajat ketiga, kepala adat, atau oleh kepala desa / lurah setempat. Pasal 421 (1) Laki-laki yang bersetubuh dengan perempuan tidak bersuami dengan persetujuan perempuan tersebut karena janji akan dikawini, kemudian mengingkari janji terse atau but karena tipu muslihat yang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun atau denda paling banyak Kategori IV (2) Laki-laki yang tidak beristeri bersetubuh dengan persetujuan perempuan tersebut

dengan perempuan tidak bersuami, yang mengakibatkan perempuan tersebut hamil dan tidak bersedia mengawini atau ada halangan untuk kawin yang diketahuinya menurut peraturan perundang-undangan di bidang perkawinan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Kategori IV Pasal 422

(1) Setiap orang yang melakukan hidup bersama sebagai suami istri di luar perkawinan yang sah dan kerenanya mengganggu perasaan kesusilaan masyarakat setempat, dipidana pidana penjara paling laina 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Kategori 11 . (2) Tindak pidana sebagaimana didalam dalam ayat (1) tidak dilakukan penuntutan, kecuali atas pengaduan keluarga salah satu pembuat tindak pidana sampai derajat ketiga, kepala adat, atau oleh kepala desa / lurah setempat.

c)

Seks bebas dalam UU Pornogarfi Dalam UU pornografi ini sesuatu yang menimbulkan atau factor-faktor yang bisa

memicu terjadinya seks bebas sudah termasuk pelanggaran bagi pelakunya. Hal itu termuat mulai bab awal yang menjelaskan tentang pornografi dan tujuan dari adanya UU ini. Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: 1) Pornografi adalah materi seksualitas yang dibuat oleh manusia dalam bentuk gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, syair, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan komunikasi lain melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang dapat membangkitkan hasrat seksual dan/atau melanggar nilai-nilai kesusilaan dalam masyarakat. 2) Jasa pornografi adalah segala jenis layanan pornografi yang disediakan oleh orang perseorangan atau korporasi melalui pertunjukan langsung, televisi kabel, televisi teresterial, radio, telepon, internet, dan komunikasi elektronik lainnya serta surat kabar, majalah, dan barang cetakan lainnya. Pasal 2 Pengaturan pornografi berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa, penghormatan terhadap harkat dan martabat kemanusiaan, kebhinnekaan, kepastian hukum, nondiskriminasi, dan perlindungan terhadap warga negara. Pasal 3 Pengaturan pornografi bertujuan: a) mewujudkan dan memelihara tatanan kehidupan masyarakat yang beretika,

berkepribadian luhur, menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, serta menghormati harkat dan martabat kemanusiaan; b) memberikan pembinaan dan pendidikan terhadap moral dan akhlak masyarakat; c) memberikan kepastian hukum dan perlindungan bagi warga negara dari pornografi, terutama bagi anak dan perempuan; dan

d) mencegah berkembangnya pornografi dan komersialisasi seks di masyarakat. Pasal 4 (1) Setiap orang dilarang memproduksi, membuat, memperbanyak, menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan, atau menyediakan pornografi yang memuat: a) persenggamaan, termasuk persenggamaan yang menyimpang; b) kekerasan seksual; c) masturbasi atau onani; d) ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan; atau e) alat kelamin. (2) Setiap orang dilarang menyediakan jasa pornografi yang: a) menyajikan secara eksplisit ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan; b) menyajikan secara eksplisit alat kelamin; c) mengeksploitasi atau memamerkan aktivitas seksual; atau d) menawarkan atau mengiklankan, baik langsung maupun tidak langsung layanan seksual.

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Dengan banyaknya jumlah Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta di kota Malang, maka sudah barang tentu jumlah mahasiswa yang menuntut ilmu di kota dingin ini pun semakin meningkat, dan dikaitkan dengan perkembangan sosial budaya maupun teknologi informasi pada masa sekarang ini, sudah barang tentu wajah kota Malang sangat berbeda dalam segala hal, apalagi dalam sisi pergaulan remaja dan mahasiswa. Pendidikan dan latar belakang keluarga merupakan benteng pertama yang cukup ampuh untuk mencegah agar mahasiswa tidak mudah terjerumus dalam bergaulan bebas. Apalagi pengaruh negatif tidak hanya datang dari lingkungan pergaulan mahasiswa yang salah tetapi dari berbagai tontonan yang dilihatnya di internet. Solusi yang tepat untuk kasus ini, di antaranya, membekali anak dengan ajaran agama yang kuat sejak dini sehingga saat jauh dari keluarga mereka tetap bisa berjalan dijalur yang benar. Memilih teman bergaul yang baik juga akan menjaga mahasiswa tetap menjalankan kewajibannya menuntut ilmu.

B. SARAN Dalam kajian penelitian yang dilakukan oleh penulis pada pandangan sejumlah mahasiwa tentang fenomena seks bebas dikalangan mahasiswa tersebut hendaknya dapat berguna dan memberikan tambahan refrensi, bagaimana sebuah perbuatan seks bias saja dilakukan secara halal asal kan berkeinginan memenuhi beberapa syarat dahulu yang akan harus dijalankan yaitu menikah . Sehingga ketika syarat-syarat itu sudah terpenuhi terutama kematangan dalam hal fisik ataupun non fisik, maka hakekat dan tujuan dari diadakannya pernikahan itu dapat terwujud dan hubungan seks tidak lagi menjadi hal yang hina.

Anda mungkin juga menyukai