PENDAHULUAN
Pada prinsipnya bahwa ukuran keberhasilan proses pembangunan suatu daerah dan masyarakat adalah tingginya partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan tersebut, dan pemerintah memiliki kewajiban mutlak untuk mendorong dan mengembangkan partisipasi masyarakat dimaksud, sehingga menjadi suatu daya dorong dan energi dalam proses akselerasi penyelenggaraan pembangunan. Pelaksanaan Undang-Undang Nomor . 32 Tahun 2004, tentang Otonomi Daerah intinya adalah membuka ruang yang luas kepada masyarakat untuk mengembangkan partisipasi dan melalui kewenangan Otonomi Daerah, membuka peluang bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk menggali dan memanfaatkan seluruh potensi dan keunggulan yang dimiliki, baik dari aspek Sumber Daya Alam maupun Sumber Daya Manusia yang belum dikelola secara maksimal. Potensi sumber daya yang tersedia, marupakan asset yang perlu dikelola dan dikembangkan untuk mendapatkan manfaat yang besar bagi kemaslahatan rakyat. Kemampuan daerah dalam menggali dan memanfaatkan potensi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang dimiliki merupakan modal dalam mendukung terwujudnya daerah yang benar-benar otonom, melalui penciptaan sumber-sumber penerimaan daerah. Dalam upaya memanfaatkan potensi Sumber Daya Alam yang melimpah di Sulawesi Tenggara, baik untuk memenuhi kebutuhan lokal maupun pasar global, maka pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara mengharapkan partisipasi aktif dari semua pihak, khususnya para investor untuk mengambil peran secara profesional dalam mengisi dan menyukseskan serta mendukung BANK SEJAHTERA yang merupakan VISI PEMBANGUNAN Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara 2008 2013.
Investasi 1
Konawe
3.
Konut
Kolaka
1 5
2 Konsel
Bombana
Muna
8.
Butur
9.
Buton
10.
Kota Bau-Bau
11
Provinsi
3 APL HL HK Total APL HL HK Total APL HL HK Total APL HL HK Total APL HL HK Total APL HL HK Total Total
4 1.726,41 5.505,20 7.231,61 27.400,00 17.490,00 6.503,00 51.393,00 92,66 248,70 341,36 269,70 189,60 459,30 5.442,00 5.841,00 11.283,00 894,80 2.161,00 3.055,80 480.032,12 480.032,12
5 23,87 0,00 76,13 100,00 53,31 34,03 12,65 100,00 27,14 0,00 72,86 100,00 58,72 0,00 41,28 100,00 48,23 0,00 51,77 100,00 29,28 0,00 70,72 100,00
Berdasarkan penyebaran batuan pembawanya, maka potensi Nikel sebagai bahan galian mempunyai cadangan pada 7 (tujuh) Kabupaten se Sulawesi Tenggara sebagai berikut : Tabel 2. No. 1 1. 2. Bombana Kolaka Kabupaten 2 Cadangan 3 28.200.0140800.00 12.819.244.028.00
Investasi 3
1 3. 4. 5. 6. 7. Buton / Bau Bau Kolaka Utara Konawe Konawe Selatan Konawe Utara
Jumlah
97.401.593.026.56
Dalam upaya pengembangan kualitas substansi (sasaran dan tujuan) Bank Sejahtera serta pemantapan Bahteramas menuju Sultra sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dimana sektor pertambangan sebagai salah satu sektor strategis dalam konsep KEK tersebut, maka dari 7 (tujuh) kabupaten tersebut ada 3 Kabupaten yang menjadi alternatif untuk pembangunan industri pertambangan yaitu: 1. Kabupaten Konawe Selatan. 2. Bombana 3. Kolaka. 1.2. ASPAL Bahan galian ini tersebar luas di Pulau Buton, yaitu di Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Utara dan Kota Bau-Bau. Tabel berikut ini menyajikan potensi cadangan dan sebaran lokasi sebagai berikut : Tabel 3. LOKASI 1 Lawele 1/B Lawele 2/B
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra
JENIS PRODUKSI ASPAL BUTON Asbuton Konvensional (curah) - Ukuran butir - Kadar Bitumin - Kadar air Asbuton Halus - Ukuran Butir : (6.35mm) = 100% : +4(4,75mm) = 90%-100% : +30(0,60mm) = 35%-100% - Kadar Air - Kadar Bitumen - Kemasan : kurang dari 6% : 21% 1% : karung plastik (kedap air) berat @40kg : (12,7) : 20%1% : (10-15)%
Buton Granular Asphalt (BGA) - Ukuran Butir - Kadar Bitumen : Lolos saringan nomor 16 : 5.20(penetasi 5 kadar bitumen 20%) 20.25 (penetasi 20 kadar bitumen 25%) - Kadar Air - Kemasan : Max.2% : Karung plastik (kedap air) berat @40kg
Investasi 5
1.3. EMAS (Au) Emas dijumpai di Kabupaten Bombana, tepatnya daerah Rarowatu menuju ke arah Wumbubangka sampai ke SP II dengan kadar Au 10 PPM sampai dengan 198 PPM, menjadikan cadangan emas ini cukup besar dan dapat dikalolah dengan menggunakan teknologi tepat guna yang berwawasan lingkungan. Emas di daerah ini terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan beberapa endapan terbentuk karena proses metasomanisme kontak dengan larutan hidrotermal, sehingga menghasilkan endapan placer dengan penyebaran diperkirakan ribuan hektar. cadangan yang ada di daerah ini disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4. NO. 1. 2. 3. 4. 5. Kabupaten Kolaka Utara Kolaka Konawe Konawe Selatan Bombana Jumlah 1.4. CEKUNGAN MINYAK Lokasi : Pada bagian timur dari Pulau Buton dan Muna telah sejak lama diketahui merupakan cekungan minyak, dan pada beberapa tahun silam pernah dieksplorasi oleh PT. Conoco And Chevron. Keberadaan cekungan ini diduga berumur kala Neogen, dan memiliki potensi pada hampir seluruh bagian pulau ini. Cadangan 35.000.000.000 107.000.000.000 275.000.000.000 168.000.000.000 540.000.000.000 1.125.000.000.000 Satuan Gram Gram Gram Gram Gram Gram Jumlah
Investasi 6
1.5. BATU BARA Lokasi : Lametusa, desa Tambuha, Kecamatan Ngapa, Kabupaten Kolaka Utara, dijumpai dalam sungai Watunohu. Sementara ini keberadaan batubara di daerah ini masih merupakan indikasi kuat, berdasarkan hasil pengamatan lapangan dan hasil analisa laboratorium, batubara yang dijumpai memiliki karakteristik sebagai berikut: Warna hitam hingga hitam kecoklatan dan mudah hancur - Nilai Kalori - Debu - C (Karbon) - H (hidrogen) - Ni (nitrogen) - S (belerang) - O (Oksigen) 1.6. KROMIT Kromit dijumpai di beberapa tempat, antara lain di Kabupaten Bombana, Konawe, Konawe Utara dan Kolaka Utara. Sampai sejauh ini telah beberapa perusahaan yang berinvestasi pada bahan galian ini. Secara umum seberapa besar jumlah cadangan dari bahan galian ini belum diketahui, akan tetapi diduga secara keseluruhan bisa mencapai jutaan ton, dengan kadar C r2O3 berkisar 45-56 % dengan luas penyebaran 2000 hingga 2500 Ha. 1.7. PASIR BESI Lokasi : Batauga Kabupaten Buton dan Tapunggaya, Kabupaten Konawe Utara dan Lansilowo Pulau Wawonii Kabupaten Konawe. Secara pasti belum : 2.432 kal/gr : 43,03 % : 27,12 % : 4,47 % : 0,71 % : 1,44 % : 23,23 %
Investasi 7
diketahui sebarapa besar jumlah cadangan yang ada didaerah ini, tetapi memiliki luas penyebarannya diperkirakan antara 400 - 700 Ha. 1.8. MANGAN Mangan yang dijumpai merupaka tipe psilomelane ( Ba, H2O2Mn3O10) dengan kekerasan antara 4-6, dan berat jenis 4,7. Formasi di mana mangan ini berada diperkirakan berumur jura dan berasosiasi dengan batu gamping, dengan ukuran 2 cm, kadar 50 53 %, MnO, dijumpai di Kecamatan Lasalimu, Kumbewaha Kecamatan Siontapina Kabupaten Buton dengan luas penyebaran berkisar 6.000 Ha. 1.9. MAGNESIT Lokasi : Lasusua, Pakue (Kab.Kolaka Utara), Pulau Padamarang (Kabupaten Kolaka), Pondidaha (Kabupaten Konawe), Pulau Kabaena ( Kabupaten Bombana ). Estimasi cadangan dari magnesit di Pulau Padamarang diperkirakan mencapai 2.000 ton. Komposisi Kimia Magnesit di Pulau Padamarang : SiO2 = 23.20 % Fe2O3 = 0.09 % 1.10. FOSPAT Fospat yang ada di Sulawesi Tenggara umumnya merupakan tipe Goano, dijumpai pada gua-gua batu gamping yang ada di Sampolawa dan Pulau Kabi-Kabia Kabupaten Buton. Cadangan diperkirakan mencapai 3.200 ton, dengan P2O5 berkadar 1,2 hingga 14,2 %. CaO = 6.65 % MgO = 27.71 % NaO = 0.16 % AI2O3 = 1.41 %
Investasi 8
1.11. MARMER a. MARMER KONAWE UTARA DAN KONAWE SELATAN Lokasi : Moramo, Wolasi ( Kabupaten Konawe Selatan ), Lasolo dan Kokapi ( Kabupaten Konawe Utara ) : Abu-abu, hitam, merah, coklat, dan hijau.
Warna
Sifat Fisik : Kuat Tekanan Daya Tahan Keausan Berat Jenis Penyerapan Air Penyebaran Cadangan Komposisi Kimia : Si02 AI2O3 Na2O3 MgO = 0,80 % = 0,59 % = 0,24 % = 1,162 % CaO Fe2O3 FeS2 CaCO3 = 54,12 % = 0,11 % = 0,36 % = 96,6 % : : : : : : 1.260 kg/cm2 0,22 mm/menit 2,73 ton/m3 0,35% 94.625 Ha 75.500.000.000 m3
b. MARMER BUTON UTARA Lokasi Warna Penyebaran Cadangan : : : : Labauan, Lanosangiadan Tomohi Abu-abu kehitaman dan krem 32.762 Ha 16.493.500.000 M
Investasi 9
Komposisi Kimia : SiO2 Fe2O3 = 5,32 % = 0,84 % CaO MgO = 59,44 % = 1,61 %
c. MARMER - KOLAKA Lokasi Warna : : Tamborasi, Ahilulu Abu-abu, cream, coklat kemerahan cerah, dan hitam
Sifat Fisik : Kuat Tekanan Daya Tahan Keausan Berat Jenis Penyerapan Air Penyebaran Cadangan : : : : : : 1.500 2000 Kg/Cm2 0,1 Mm/Menit 2,8 Ton/M3 0,60 % 105.748,5 Ha 466 Milyar M3
Komposisi Kimia : Si02 Fe2O3 MgO = 10,80 % = 0,16 % = 37,30 % CaO = 44,58 % Na2O3 = 0,24 % AI2O3 = 3,04 % FeS2 = 0,36 %
Investasi 10
d. MARMER BATUPUTIH KOLAKA UTARA Lokasi : Batuputih dan Ranteangin Volume marmer berwarna krem terang hingga krem ( light cream to cream ) : 17.393.010 M Volume marmer abu-abu hingga abu-abu gelap ( gra to dark gray ) : 130.615.150M Spesifiaksi / Specification : Kuat Tekan( Compressive strength ) Keausan ( Abrasion resistance ) Daya Serap ( Water absortion ) : 520 kg/cm : 0,1 mm/menit : 0,35%
Komposisi Kimia ( Chemical composition) SiO2 CaO = 1,04 % = 45,15 % AI2O3 = 0,68 % MgO = 13,54% Fe2O3 = 0,10 % LoI = 8,00 %
e. MARMER BOMBANA Lokasi Warna : : Lengora dan Rahadopi Pulau Kabaena Hijau, Hitam, Abu-abu dan Coklat
Investasi 11
Sifat Fisik : - Kuat Tekan - Keausan - Berat Jenis - Penyerapan Air - Penyebaran - Luas - Cadangan - LOI : : : : : : : : 1.650 2.000 kg/cm 0,1 mm/menit 2,75 ton/MP 0,25% 8.062,5 Ha 2,5 Milyar M3
AI2O3 = 0,45 % MgO 1.12. ONIKS Lokasi Warna Berat Jenis Komposisi Kimia Luas Areal Cadangan = 7,95 %
Fe2O3 = 0,36 %
: Konaweha dan Mangolo Kabupaten Kolaka : Putih, Putih Transparan, Kekerasan 3,5 - 4,0 : 2,6 2,8 : CaCO3 : 25Ha : 540.000 M
Investasi 12
1.13. TANAH LIAT / LEMPUNG Lokasi : Tampo, Kontumere, Kambara, Kabawo (Kabupaten Muna), Wakorumba (Kabupaten Buton Utar ), Boro-boro , Wowonii (Kabupaten Konawe), Asera, Lasolo (Kabupaten Konawe Utara), Mulaeno (Kabupaten Bombana), Huko-huko, Watubagga (Kabupaten Kolaka).
Komposisi Kimia : Tanah liat di daerah Malaeno Kabupaten Bombana : SiO2 MgO K2O = 8,98 % = 2,41 % = 0,80 % Fe2O3 = 0,94 % AI2O3 = 0,11 % H2O = 1,64 %
Luas Areal 8.125 Ha Jumlah Cadangan 22 juta M ( Cadangan Terkira ) 14. BATU GAMPING DOLOMIT Lokasi : Watuputih Kabupaten Muna ( Pulau Muna ), Watumbuloti Kabupaten Konawe Selatan, Toari Kabupaten Kolaka. Batugamping Dolomit di Kabupaten Muna, memiliki kandungan CaO = 35 % dan MgO = 20 %, Jumlah Cadangan Berkisar 220.000 M. Batugamping Dolomit Watumbuloti, memiliki kandungan CaO = 55 % dan MgO = 20 %. Jumlah cadangan berkisar 219.700 M.
Investasi 13
1.15. BATU SETENGAH PERMATA KRISOPRAS Lokasi : Pongkalaero, Batuawu, dan Olondoro Pulau Kabaena (Kabupaten Bombana). Kondisi fisik dan kimia Krisopras biasa disebut juga oval hijau, berwarna hijau transparan, cerah berwarna putih kekerasan (dalam skala Mohs), berat jenis 2,64. Keberadaan warnanya yang hijau lebih disebabkan karena kandungan nikelnya.
Komposisi Kimia : SiO2 AI2O3 CaO = 88,92 % = 3,57 % = 0,84 % LOI K2O MgO = 1,32 % = 0,03 % = 0,81 % H2O = 0,61 %
Fe2O3 = 0,35 %
1. Tangketada Kabupaten Kolaka 2. Wanseriu, Labuan Kabupaten Muna 3. Batumea dan Tumbutumbu Jaya, Bobolio dan Langara (Pulau Wowonii) Kabupaten Konawe 4. Waemputtang, Poleang Timur Kabupaten Bombana 5. Ranokomea Kecamatan Poleng Kabupaten Bombana 6. Oko-oko Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka
2. PERKEBUNAN Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki komoditi unggulan sektor perkebunan, yang mempunyai peluang investasi antara lain: kakao, kelapa, jambu mete, cengkeh
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 14
dan lada sedangkan untuk hortikultura yaitu: komoditi jeruk, demikian pula tanaman kelapa sawit. Potensi lahan dan produktivitas komoditi tersebut di atas dapat kami sajikan pada tabel berikut ini : 2.1.Komoditi Kakao Tabel komoditi kakao berdasarkan luas area, produksi, dan produktifitas : Tabel 5. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Kabupaten/kota Kab. Konawe Kab.Kolaka Kab. Muna Kab. Buton Kota Kendari Kota Bau-bau Kab. Konsel Kab. Kolut Kab. Bombana Kab. Wakatobi Kab. Butur Kab. Konut Jumlah/total Komposisi Tanaman Produksi TM TTR JUMLAH (Ton) 10.823 1.342 16.060 6.331 57.807 3.337 77.919 48.473 3.860 182 4.766 2.498 1.473 16 2.884 626 672 83 832 595 163 80 359 94 13.917 72 17.418 8.194 47.555 2.532 62.773 58.868 6.390 691 9.741 5.953 38 0 70 17 1.980 520 3.042 1.234 3.531 113 4.179 1.874 148.208 9.119 200.042 134.755 Produktivitas Kg/Ha 585 839 647 425 885 580 589 1.238 932 443 623 531 909
TMB 3.896 16.775 724 1.243 76 117 3.430 12.686 2.660 32 542 535 42.714
2.2.Komoditi Kelapa Tabel komoditi kelapa berdasarkan luas area, produksi, produktivitas : Tabel 6. Komposisi Tanaman Produksi Produktivitas Kabupaten/kota No TMB TM TTR JUMLAH (Ton) Kg/Ha 1 2 3 4 Kab. Konawe Kab.Kolaka Kab. Muna Kab. Buton 2.024 634 128 490 9.224 3.863 4.000 3.073 552 99 384 275 11.800 4.596 4.512 3.838 2.961 6.949 2.579 1.567 830 1.799 645 1.028
Investasi 15
Kota Kendari
117
447
150
714
615
2.045
6 7 8 9 10 11 12
Kota Bau-bau Kab. Konsel Kab. Kolut Kab. Bombana Kab. Wakatobi Kab. Buton Utara Kab. Konut Jumlah/total
2.3.. Komoditi jambu mete berdasarkan luas area, produksi, produktivitas : Tabel 7 Komposisi Tanaman Produksi No Kabupaten/kota TMB TM TTR JUMLAH (Ton) 1 2 3 4 5 6 7 8 Kab. Konawe Kab.Kolaka Kab. Muna Kab. Buton Kota Kendari Kota Bau-bau Kab. Konsel Kab. Kolut 2.172 650 469 4.443 216 300 865 25 8.948 2.914 19.094 15.309 776 228 16.373 266 1.211 268 12.416 2.995 342 750 516 6 12.331 3.832 31.979 22.747 1.334 1.277 17.754 297 6.168 1.610 2.435 5.478 107 65 4.822 114
Produktivitas Kg/Ha 689 553 128 358 138 284 295 429
Investasi 16
Kab. Bombana
3.350
14.417
138
17.905
10.676
740
10 11 12
0 254 76 18.972
2.4. Komoditi Cengkeh Tabel komoditi cengkeh berdasarkan luas area, produksi, produktivitas : Tabel 8. Komposisi Tanaman Produksi Produktivitas Kabupaten/kota No TMB TM TTR JUMLAH (Ton) Kg/Ha 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Kab. Konawe Kab.Kolaka Kab. Muna Kab. Buton Kota Kendari Kota Bau-bau Kab. Konsel Kab. Kolut Kab. Bombana Kab. Wakatobi Kab. Buton Utara Kab. Konut 227 180 0 8 3 1 132 1.630 61 9 112 208 336 1.479 16 23 3 1 359 3.340 103 19 35 436 60 43 7 2 1 0 0 341 0 0 1 11 623 1.703 23 33 6 2 491 5.311 164 28 148 655 135 538 1 9 0 1 78 1.280 26 6 8 123
Investasi 17
403 364 32 407 88 500 217 383 252 292 233 283
Jumlah/total
2.570
6.149
446
9.185
2.205
359
2.5. Komoditi Lada Tabel komoditi lada berdasarkan luas area, produksi, produktivitas : Tabel 9. Komposisi Tanaman Produksi Produktivitas No Kabupaten/kota TMB TM TTR JUMLAH (Ton) Kg/Ha 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Kab. Konawe Kab.Kolaka Kab. Muna Kab. Buton Kota Kendari Kota Bau-bau Kab. Konsel Kab. Kolut Kab. Bombana Kab. Wakatobi Kab. Buton Utara Kab. Konut Jumlah/total 811 1.360 17 16 60 2 786 340 155 0 443 52 3.640 2.627 1.498 231 28 134 2 2.159 225 103 0 35 155 7.187 456 29 103 9 46 0 0 0 0 0 12 0 654 3.893 2.877 350 52 240 4 2.945 565 258 0 90 207 11.481 1.182 1.533 94 12 91 1 1.039 127 19 0 13 55 4.167 450 1.029 409 443 677 300 481 564 187 0 383 357 580
Investasi 18
2.6.Komoditi Jeruk berdasarkan luas area, produksi, produktivitas : Tabel 10. Jumlah Pohon Jumlah Pohon Kabupaten No Akhir Tahun Menghasilkan 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2 Kab. Konawe Kab.Kolaka Kab. Muna Kab. Buton Kota Kendari Kota Bau-bau Kab. Konsel Kab. Kolut Kab. Bombana Kab. Wakatobi Kab. Buton Utara Kab. Konut Jumlah 958.618 446.499 3 340.671 172.340 150.656 99.341 85.634 64.879 24.780 11.545 7.845 927 4 189.708 69.283 37.931 383.320 71.706 32.493 3.210 2.503 782 563
Produksi (Ku) 5 121.711 45.906 24.673 24.856 20.159 2.052 1.600 544 540 540
289.926
Investasi 19
2.7. Komoditi Kelapa Sawit Tabel komoditi Kelapa Sawit berdasarkan luas areal, produksi, produktivitas: Tabel 11. Komposisi Tanaman No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Kabupaten/kota TMB Kab. Konawe Kab.Kolaka Kab. Muna Kab. Buton Kota Kendari Kota Bau-bau Kab. Konsel Kab. Kolut Kab. Bombana Kab. Wakatobi Kab. Buton Utara Kab. Konut Jumlah/total 0 15.946 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.300 17.240 TM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3.742 3.742 TTR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 JUMLAH 0 15.946 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5.042 20.988 (Ton) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Kg/Ha 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Produksi Produktivitas
Sebagaimana tabel tersebut diatas maka, potensi komoditi perkebunan sangat memberikan peluang yang besar bagi investor yang akan datang di Sulawesi Tenggara untuk menanamkan modalnya baik itu berupa modal usaha, alat dan mesin dan lain sebagainya. 3. KELAUTAN DAN PERIKANAN Wilayah perairan laut Sultra dengan luas areal 114.879 km merupakan laut yang sangat potensial dan mengandung berbagai jenis kekayaan laut berupa : berbagai jenis ikan, udang, mutiara, rumput laut, teripang dan hasil laut lainnya. - Potensi perikanan laut : 1.520,34 MT - Produksi : 210, 38 MT - Pemanfaatan : 13,84 %
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 20
- Nelayan : 117.069 Orang - Potensi Budidaya Laut : 195.682 Ha. - Budidaya Kakap dan Ikan Putih : 59.000 ha - Budi daya Kerapu : 33.800 Ha - Budidaya Tiram & Kerang dara : 500. Ha - Budidaya Teripang : 5.800 Ha - Budidaya Kerang Mutiara & Abalone : 6.600 Ha - Budidaya Rumput Laut : 83.000 Ha - Telah dimanfaatkan 24, 25 % - Budidaya Mutiara 18.668 Ha - Budidaya Rumput Laut 27,385 ha - Budidaya Teripang, Kera[pu dan Lobster 954 Ha - Budidaya Ikan Kuwe dan ikan lainnya : 452 ha - Pembudidaya 18. 292 orang - Potensi Perikanan Air Payau 44.669 Ha - Sudah terolah jadi Tambak : 16.254.20 Ha - Pemanfaatan : 36,39 % - Pembudiaya : 6.955 orang - Komoditas udang, Banden - Potensi perikanan air tawar : 20.885 Ha - Dimanfaatkan : 1.004, 30 Ha - Pemanfaatan : 4,82 % - Pembudiaya : 1. 967 Orang - Komoditas ikan Mas, Nila Lele dan Gabus - Potensi Perairan Umum : 60.000 Ha. - Dimanfaatkan sebesar : 4.727, 1 ha - Pemanfaatan : 7, 88 % - Nelayan : 5.769 orang - Komoditas Ikan Mas, Nila dan Gabus
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 21
4. PERTANIAN
Luas potensi lahan untuk padi sawah adalah 256.000 Ha,Pemanfaatan seluas 93.113 Ha, potensi yang belum termanfaatkan : 162.887 Ha. Sentra produksi meliputi Kabupaten Konawe, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Konawe Selatan, dan Kabupaten Bombana. Berikut ini disajikan potensi lahan tamanan pangan dan holtikultura sebagai berikut: LAHAN SAWAH : 93.113 Irigasi Teknis Irigasi Teknis Irigasi Sederhana Irigasi Desa / Non PU Tadah Hujan Pasang Surut LAHAN KERING : Tegalan / Kebun Ladang / Huma Penggembalaan / Padang Rumput Sementara Tidak Diusahakan = = = = = = = = = = 30.091 19.395 12.477 20.431 10.089 630 739.761 214.306 116.268 95.024 314.093 28,97% 15,72% 12,84% 42,48% 32,32% 20,83% 13,40% 21,94% 10,84% 0,68%
Investasi 22
MODAL DASAR 1. Potensi Lahan Sawah / Kering di Sultra cukup luas 2. Komitmen dan pemihakan kebijakan pemerintah Prov / Kab / Kota terhadap pembangunan pertanian tanaman pangan 3. Tingkat diversifikasi pangan masyarakat Sultra beragam PELUANG INVESTASI 1. 2. 3. 4. 5. Percetakan Sawah Alat Mesin Pertanian Sarana Produksi Penanganan Pasca Panen dan Mutu Pemasaran PELUANG PENGEMBANGAN JAGUNG 1. 2. 3. 4. Potensi Areal Rata Rata Reaslisasi Tanam Produktifitas Petani bisa mencapai Peluang Pengembangan = 739.761 Ha = 35.912 Ha = 6,5 ton / Ha = 671.242 Ha
PELUANG INVESTASI 1. 2. 3. 4. Alat Mesin Pertanian Sarana Produksi Penanganan Pasca Panen dan Mutu Pemasaran PENTINGNYA KEDELAI 1. Kedelai sebagai bahan makanan pokok ( tahu, tempe, susu dan minyak dll ) protein tinggi, sehat dan bebas kolesterol 2. Kebutuhan 2 juta ton / tahun 3. Produksi dalam negeri 800.000 ton ( 40 % ) 4. Impor biji kedelai 1.2 juta ton ( 60 % ) 5. Impor Bungkil ( pakan ) 1,3 juta ton / tahun 6. Kehilangan devisa Rp.5 Triliun / tahun 7. Instruksi Presiden RI ( Merauke, Juni 2006 ) Swasembada kedelai agar 8. dipercepat ( 2011 ) 9. Diperlukan Program Khusus Percepatan Penigkatan Produksi Kedelai
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 23
POTENSI PETERNAKAN SAPI 1. 2. 3. 4. 5. Potensi padang rumput seluas 95.000 Ha Populasi ( 2008 ) 232.000 ekor Rata rata produksi 40.000 ekor / tahun Permintaan pasar 50.000 ekor / tahun Sentra produksi Kabupaten Bombana Konsel, Konawe, Muna, Buton dan Kolaka POTENSI PETERNAKAN KAMBING 1. 2. 3. 4. 5. Potensi padang rumput seluas 95.000 Ha Populasi ( 2008 ) 232.000 ekor Rata rata produksi 35.000 eko / tahun Permintaan pasar 40.000 ekor / tahun Sentra produksi : Kabupaten Bombana, Muna, Konsel, Konawe, Kolaka, Buton PELUANG INVESTASI 1. Pembibitan ternak kambing 2. Usaha Peternakan Kambing POTENSI PETERNAKAN AYAM 1. Produks telur di Sultra baru 30 %, yang 70 % masih didatangkan dari luar daerah 2. Populasi ayam petelur baru 90.000 ekor dari kebutuhan populasi 600.000 ekor 3. Populasi ayam pedaging 50 %dari kebutuhan 4. Belum adanya pabrik pakan ternak 5. Sentra Produksi : Kab. Konawe Selatan, Kab.Kolaka. Kota Kendari, Kota Bau-bau
Investasi 24
PELUANG INVESTASI 1. Budidaya ayam ras dan ayam potong 2. Pabrik Pakan Ternak Sulawesi Tenggara memiliki potensi pertanian yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk komoditi perdagangan, baik investasi asing (PMA) maupun investor dalam negeri/local (PMDN). Kawasan sentra padi sawah di Sulawesi Tenggara meliputi : Kabupaten Konawe Kabuopaten Kolaka Kabupaten Konawe Selatan Kabupaten Bombana
Potensi Lahan untuk padi sawah : 256.000 Ha. Pemanfaatan seluas ; 93.113 Ha. Potensi yang belum termanfaatkan : 162.887 ha. Kawasan Sentra Jagung di Sulawesi Tenggara meliputi : Kabupaten Muna Kabupaten buton Kabupatern Konawe Selatan
Potensi areal lahan : 739.761 Ha. Rata rata realisasi tanam : 35.912. Ha. Produktivitas Petani bisa mencapaui : 6, 5 Ton / Ha. Peluang pengembangan 671.242 Ha. Potensi Peternakan Sapi di Sultra Potensi Padang rumput seluas : 95.000. H.a Populasi ( 2008) 232.000 ekor. Rata-rata produksi 40.000. ekor pertahun Permintaan pasar 50.000 ekor pertahun Sentra Produksi meliputi :
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 25
Kabupaten Bombana Kabupaten Konawe Selatan Kabupaten Konawe Kabupaten Buton Kabupaten Muna Kabupaten Kolaka
5. KEHUTANAN Luas kawasan hutan di Provinsi Sulawesi Tenggara dengan luas 2.600. 137 Ha, dengan rincian status hutan sebagai berikut : a. Hutan Lindung (HL) seluas 1.061.270 Ha b. Hutan Konservasi Alam (HKA) seluas 281.302 Ha. c. Hutan Produksi seluas 633.431 Ha. Hutan Produksi Biasa (HPB) seluas 633.431 Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas 419.244 Ha. Hutan Produksi yang dapat dikonservasi (HPK) seluas 212.123 Ha.
e. Hutan Konservasi (HK) seluas 274.069 Ha. Kawasan Konservasi a. Kawasan Suaka Alam seluas 155.566.69 Ha. - Cagar Alam seluas 1.454.69 Ha. - Suaka Margasatwa seluas 154.112 Ha. b. Kawasan Pelestarian Alam.. - Taman Hutan Raya seluas 7.877. Ha. - Taman Wisata Alam seluas 4.421 Ha. - Taman Wisata Alam Laut seluas 117.800 Ha. - Taman Nasional seluas 105.194 Ha. - Taman Nasional Laut seluas 1.390.000 Ha.
Investasi 26
c. Taman Buru seluas 7.233.70 Ha. Kawasan Hutan Mangrove di Provinsi Sulawesi Tenggara dengan luas 41.525.91 Ha. Terdiri dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota : 1. Kabupaten Konawe / Konawe Utara seluas 2.180.05. Ha. 2. Kota Kendari seluas 4. Kabupaten Kolaka seluas Ha Ha
3. Kabupaten Konawe Selatan seluas 9.101.98. Ha 5. Kabupaten Kolaka Utara seluas 1.545.32. Ha 6. Kabupaten Muna/Buton Utara seluas 20.402.99. Ha 7. Kota Bau-Bau seluas - Ha 8. Kabupaten Buton seluas 2.218.27. Ha 9. Kabupaten Wakatobi seluas 0.24. Ha 10. Kabupaten Bombana seluas 6.077.06. Ha Hutan Tanaman Industri (HTI) Jenis Jati ( Tectona Grandis).
a. Potensi Luasan seluas 11.977.15 Ha. - Kabupaten Buton seluas 498.44 Ha. - Kabupaten Muna seluas 2.881.88 Ha. - Kabupaten Konawe Selatan seluas 8.596.83 Ha. b. Potensi Tegakan. - Kabupaten Buton seluas 176.7787 M3. - Kabupaten Muna seluas 186.5255 M3. - Kabupaten Konawe Selatan seluas 105.6454 M3. Hutan Tanaman Jenis Pinus (Pinus Merkusii). 1. Kabupaten Konawe seluas 2.280.50 Ha. 2. Kabupaten Konawe Selatan seluas 558.00 Ha. 3. Kabupaten Kolaka seluas 4.720.00 Ha. 4. Kabupaten Buton seluas 4.178.00 Ha. 5. Kabupaten Muna seluas 4.513.00 Ha.
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 27
Lahan Kritis. 1. Kabupaten Konawe/Konawe Utara seluas 141.575.86 Ha 2. Kabupaten Buton/Bombana/Wakatobi seluas 244.377.58 Ha 3. Kabupaten Konawe Selatan seluas 95.871.75 Ha 4. Kabupaten Kolaka/Kolaka Utara seluas 133.767.83 Ha 5. Kabupaten Muna/Buton Utara seluas 98.848.17 Ha 6. Kota Bau-Bau seluas 2.827.69 Ha 7. Kota Kendari seluas 2.055.70 Ha
a.
b.
Hutan Produksi Terbatas : - Semua Jenis 9.044.000 M3 - Jenis Perdagangan 8.337.000 M3 Produksi Kayu Bulat Tahun 2007
a. b. c. d.
Meranti 7.615.21 M3 Rimba Campuran 50.370.26 M3 Jati 17.004.15 M3 Kayu Indah 716.07 M3 Produksi Kayu Olahan Tahun 2007
a.
b.
Moulding 2.171.1477 M3
Investasi 28
Produksi Rotan Tahun 2007 a. b. Rotan Bulat 5.446.99 Ton Rotan Olahan 5.865.24 Ton Potensi Sumber Benih a. Sumber Benih : 1. Kabupaten Konawe seluas 4 Ha. 2. Kabupaten Muna. - Tongkuno/Labasa seluas 14 Ha. - Tongkuno / Lamorende seluas 40 Ha. - Matakidi seluas 9 Ha. - Warangga seluas 4 Ha. - Wakuru seluas 14 Ha. 3. Kabupaten Kolaka. - Kolaka / Lalombaa seluas 1 Ha. 4. Kabupaten Konawe Selatan - Eewa/Watumerembe seluas 63.88 Ha 5. Kabupaten Buton - Sampolawa seluas 50.05 Ha b. Sumber Benih - Tangketada / Anaiwoi seluas 1. 5 Ha c. Sumber Benih - Tangketada/Anaiwoi seluas 1.5 Ha - Tangketada / Pupalia seluas 50 Ha
Investasi 29
6. PARIWISATA Potensi wisata yang ada di Sulawesi Tenggara antara lain : wisata alam, wisata bahari, wisata budaya, sejarah dan kepurbakalaan. : 1. Kota Kendari a. Obyek Wisata Alam - Teluk Kendari - Pantai Nambo - Pantai Purirano - Pantai Mayaria - Museum Sultra - Perkampungan Gembol b. Obyek Wisata Budaya - Tarian Melulo - Tradisi Kalo Sara c. Obyek Sejarah - Situs Peninggalan Jepang - Pusat Promosi dan Informasi Daerah 2. Kota Bau- Bau a. Obyek wisata Alam - Pantai Nirwana - Pantai Lakeba b. Obyek Wisata Budaya - Benteng Wolio - Benteng baadiah - Benteng Sorawolio - Museum Baadiah
Investasi 30
3. Kabupaten Bombana Kabupaten Bombana mempunyai Wisata Bahari yaitu Pulau Sagori merupakan Karang Atol berbentuk Setengah Lingkaran dan keindahan alam yang ditawarkan adalah menikmati pegunungan di Pulau Kabaena dari ketinggian jarak jauh berwarna biru tua tampak sebaga garis warna tua warna biru muda lapisan ketiga warna biru putih sebagai garis putih lapisan kedua dan warna hijau yang bersumber dari tajub tajub pohon cemara yang tumbuh di Pulau tersebut dan sebagai inti adalah Pusat lingkaran dari segitiga garis warna yang mengelilingi Pulau Sagori. 4. Kabupaten Konawe Selatan Wisata Alam. Air Terjun Moramo, Air Panas Kaeendi, Tanjung Botikolo, Pantai Polewali, Pulau Bokori, Pulau Saponda Darat dan Pulau Saponda Laut, yang sangat kaya dengan beragam jenis burung. 5. Kabupaten Konawe Wisata Alam. 1. Pantai Toronipa. 2. Agro di Pudahoa 6. Kabupaten Buton. a. Wisata Budaya 1. Kamali / Istana Maligei 2. Pesta Adat Pakande-kandea 3. tradisi Pusuo. b. Wisata Alam 1. Kawasan Basilika 2. Kawasan Hutan Lambusango dan kakenaue.
Investasi 31
7. Kabupaten Muna Wisata Budaya 1. Tenunan Tradisional Desa Masalili. 2. Layangan Tradisional Kaghati. 3. Tradisi Karia. 8. Kabupaten Wakatobi Taman Laut Nasional memiliki luas 1.390.000 Ha. Memiliki potensi kekayaan laut yang sangat menjajikan dengan 875 Spesies karang dan lebih dari 6oo spesies ikan karang diantaranya sekitar 20 spesies butterply fish. 9. Kabupaten Kolaka. a. Taman Wisata Alam. 1. Sungai Tamborosi terletak di Kec. Wolo 75 Km arah utara dari kolaka 2. Gua Istana perabua. Tanjung Kayu angin. b. Wisata budaya. 1. Cagar budaya Nibandera 2. Batu tapak mowewe dari air terjun anawai.. wisata alam yang berupa pemandangan alam di pegunungan, danau dan goa yang sangat indah serta beraneka ragam flora dan fauna. Wisata bahari yang berupa wisata pantai dengan pasir putih dengan keindahan taman laut yang kaya akan karang dan beraneka ragam biota laut. Kondisi ini sangat ideal untuk kegiatan menyelam dan berjemur. Wisata budaya dan kepurbakalaan, berupa benteng kraton Buton dan atraksi seni budaya lainnya. Selain itu terdapat Taman Nasional Rawa Aopa Watumohae dengan luas 105.194 Ha (SK. Menhut No. 756/kpts-II/90 tanggal 17 Desember 1990) dan Taman Laut Wakatobi dengan luas 1.390.000 Ha.
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 32
Di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohae terdapat satwa langka, seperti : Anoa, Rusa, Buaya dan lain-lain. Taman Nasional Rawa Aopa Watumohae adalah salah satu rawa di dunia yang memiliki lingkungan alam yang lengkap (pantai-hutan mangrove, padang rumput, sungai, pegunungan dan rawa itu sendiri). Sedangkan Taman Nasional Laut Wakatobi diketemukan 387 jenis terumbu karang yang tersebar pada 13 lokasi dan yang paling besar adalah Karang Kapote dan Karang Kaledupa. Jumlah obyek wisata alam yang terdapat di Sulawesi Tenggara 82 buah obyek, sedangkan obyek wisata budaya 61 buah obyek yang tersebar di 4 kabupaten dan 2 kota. 7. Industri Sektor Industri di Sulawesi Tenggara, meliputi : Industri pengolahan ikan kaleng, abon, kerupuk dan tepung ikan. Industri pengolahan rotan (meubel dan anyaman rotan). Industri meubel batang kelapa dan minyak kelapa. Industri pembuatan kapal penangkap ikan. Industri marmer. Industri pengolahan kakao, meises, bubuk dan makanan dari coklat. Industri pengolahan biji mete, mete kupas dan goreng. Industri minyak kulit mete. Industri pengolahan ubi kayu dan tapioca. Industri pakan ternak dari jagung.
Investasi 33
Investasi 34
6. Memberikan tenggang waktu kepada investor/pengusaha/perusahaan yang bergerak disektor property, industri, perumahan, real estate dan perkantoran selama 6 (enam) bulan untuk membangun setelah mendapatkan izin investasi dan dapat diperpanjang kembali selama 6 (enam) bulan, jika pengusaha dapat menunjukan bukti berupa Bank garansi yang diterbitkan oleh Bank-Bank Pemerintah, Bank Swasta Nasional maupun Bank Pembagunan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. 7. Bahwa bagi pengusaha/perusahaan yang memiliki/menguasai tanah/lahan diwajibkan untuk segera memanfaatkannya sesuai dengan peruntukannya, dan apabila sampai batas perpanjangan tersebut tidak terdapat aktivitas investasi, maka Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat mencabut izin investasi secara sepihak. Pemberian Kemudahan dimaksudkan : 1. Pemberian izin usaha kegiatan Penanaman Modal dan perizinan yang menjadi kewenangan Provinsi ditetapkan oleh Gubernur. 2. Pemberian perizinan dan non perizinan adalah Sumber Daya Alam, sarana dan prasarana publik yang terletak lintas Kabupaten/Kota. 3. Izin-izin yang dikeluarkan oleh Bupati/Walikota wajib mendapatkan rekomendasi dari Gubernur selaku wakil pemerintah di daerah di bidang Penanaman Modal. 4. Pemberian usulan persetujuan fasilitas fiskal nasional bagi Penanaman Modal yang menjadi kewenangan Provinsi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 5. Pemberian fasilitas dilakukan secara terkoordinasi dengan instansi terkait pada tingkat Provinsi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pengajuan Permohonan Penanaman Modal di Daerah : 1. Calon investor yang akan melakukan penanaman modal dalam rangka PMDN wajib mengajukan permohonan penanaman modal kepada : Gubernur Sulawesi Tenggara. 2. Calon investor yang akan melakukan kegiatan penanaman modal dalam rangka PMA, wajib mengajukan permohonan penanaman modal kepada Gubernur Sulawesi Tenggara. 3. Surat Persetujuan (SP) PMDN dikeluarkan oleh Gubernur Sulawesi Tenggara.
Investasi 35
Calon Investor dalam mengajukan permohonan PMDN dan PMA, berpedoman kepada: 1. Daftar bidang Usaha yang tertutup bagi penanaman modal 2. Bidang / jenis usaha yang dirancangkan untuk usaha kecil dan bidang / jenis usaha yang terbuka untuk usaha menengah atau usaha besar dengan syarat kemitraan. 3. Ketentuan lain yang dikeluarkan oleh pemerintah. Pemberian persetujuan dan fasilitas serta perizinan pelaksanaan penanaman modal yang dikeluarkan oleh Kepala BPMD Propinsi Sulawesi Tenggara diatas, berlaku bagi para calon Investor maupun Perusahaan yang telah ada dan akan mengajukan permohonan sebagai berikut : 1. Permohonan Penanaman Modal (PMDN/PMA) Baru (Model I/PMDN) dan (Model I/PMA). 2. 3. Permohonan Pendirian Perusahaan Penyertaan Modal. Permohonan untuk mendapatkan Izin Usaha Tetap (IUT) dalam rangka PMDN/PMA (IUT Baru Perluasan/Perubahan). 4. 5. Permohonan Perluasan PMDN dan PMA (Model II/PMDN) dan (Model II/PMA). Permohonan Perubahan Ketentuan dalam surat Persetujuan Penanaman Modal (Model III) untuk : a. Perubahan Lokasi Proyek. b. Perubahan Bidang Usaha dan Produksi c. Perubahan Penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) d. Perubahan Investasi dan Sumber Pembiayaan e. Perubahan Kepemilikan Saham Perusahaan PMDN dan PMA yang ada ke pemilikan asing. 6. Permohonan Persetujuan Status Perusahaan PMDN dan PMA yang ada ke pemilikan Asing. 7. 8. Permohonan Perubahan Status Perusahaan PMDN atau Non PMA/PMDN menjadi Perusahaan PMA (Model III, B). Permohonan Perpanjangan Waktu Penyelesaian Proyek PMDN dan PMA (Model III,C)
Investasi 36
9.
10. Permohonan Persetujuan Daftar Induk Barang Modal dan Perubahan Daftar Induk Barang Modal (Permohonan Pengimporan Mesin-Mesin/Peralatan) dengan memperoleh fasilitas PMDN atau PMA (Model IV. A) 11. Permohonan Persetujuan Daftar Induk Barang dan Perubahan Daftar Induk Barang Baku/Penolong (Permohonan Pengimporan Bahan/Baku/Penolong) dengan memperoleh fasilitas PMDN atau PMA (Model IV. B) 12. Permohonan Angka Pengenal Importir Terbatas (APIT) 13. Permohonan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) dan Perpanjangan 14. Permohonan (Rekomendasi TA. 01) Kepada Direktur Jenderal Imigrasi 15. Permohonan (Ppt.2) untuk : a. Izin Kerja Tenaga Asing (IKTA) Baru b. Perpanjangan Izin Kerja Tenaga Asing/Incl c. Rekomendasi TA. 02 d. Pindah Jabatan Tenaga Kerja Asing
Investasi 37