Anda di halaman 1dari 68

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP HASIL

BELAJAR BIOLOGI SISWA


(Eksperimen di Kelas VII MTS. Al-Mafatih Palmerah )
SKRIPSI















OLEH :
HERLINA
101016020918



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H / 2007 M
id17002875 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com
i
LEMBAR PERSEMBAHAN

Manisnya keberhasilan akan menghapus pahitnya kesabaran, nikmatnya
memperoleh kemenangan akan menghilangkan letihnya perjuangan menuntaskan
pekerjaan dengan baik akan melenyapkan lelahnya jerih payah.
Istighfar dapat membukakan semua masalah yang terkunci, melapangkan
hati dan melenyapkan segala kesulitan. Ia merupakan porsekot rizki dan
pembawa kesuksesan. Setiap keranjang dapat penuh karena isi, hanya
karena ilmu kian diisi kian minta tambah, dengan ilmu, iman, akhlak dan
cinta hidup lebih indah dan bermakna.
Kesungguhan dan kesabaran telah dapat mengalahkan segalanya, rasa lelah, putus
asa, bosan dan lain sebagainya, kini yang ada hanyalah rasa suka cita,
kebahagiaan dan kekuatan untuk menapaki langkah selanjutnya demi mencapai
cita-cita.
Skripsi ini ku persembahkan untuk orang-orang yang telah banyak
memberikan penghidupan dan arti pentingnya kehidupan kepada penulis: Ibuku,
sahabat-sahabat pelipur lara dan seseorang adam yang telah memberikan support,
yang telah memberikan warna cinta dan kasih sayangnya, dengan doa, perhatian
dan motivasi.












id17018406 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com
i
ABSTRAK

Herlina, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Judul: Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar
Biologi Eksperimen di Kelas VII MTs Al Mafatih Palmerah Jakarta Barat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengelolaan kelas
terhadap hasil belajar biologi. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen
dengan Pretest, Posttest Equivalent Group Design. Penelitian dilaksanakan di
MTs Almafatih Palmerah Jakarta Barat dengan teknik pengambilan sampel secara
simple random sampling dan pemilihan kelas dilakukan secara random, dan
didapatkan siswa kelas VII-I sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-II sebagai
kelas kontrol. Instrumen hasil belajar berupa tes berbentuk pilihan ganda yang
telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hipotesis yang diajukan adalah hasil
belajar biologi yang diajarkan dengan pengelolaan kelas lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil belajar biologi yang diajarkan dengan tidak pengelolaan kelas.
Analisis data menggunakan uji-t pada taraf signifikasi 0,05 hal ini dapat dilihat
dari t hitung > t tabel.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar biologi siswa
yang diajarkan dengan pengelolaan kelas lebih tinggi daripada siswa yang diajar
dengan tidak menggunakan pengelolaan kelas.

Kata kunci: Pengelolaan kelas, Biologi, dan Hasil belajar








id17061296 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com
ii
ABSTRACT

Herlina, Biology Study Program, Majoring of Natural Sciences Education
(IPA), Science of Tarbiyah and Teachership Faculty, University of Islamic
Nationality (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Title: The Influence Management
Class For The Result of Learning Biology, Subject: This Experiment in The Seven
of class (VII) Almafatih Palmerah West Jakarta Junior High School.
This research aims to know the influence management of class For the
result of learning subject biology Experiment Method are used in this thesys with
Pretest-Posttest Equivalent Group Design. This research has been executed
Almafatih Palmerah West Jakarta Junior High School with sample technic. The
ways of sample technic are simple Random Sampling and choosing of the class
with Random Way. They get students in seven-I of the class (VII-I) as the
experiment class and seven of II (VII-II) the class as control class the multiple
choice is the instrument of this thesys to get the result. The multiple choice have
been tested with validation and reliabilitation ways. Hypothesys in this thesys are
used the result learning of biology subject with management of class more higher
than. The result learning of biology subject with no management of class. Analyst
of data using t-test. In the significant level 0,05. It can be seen from the value t
count > t table. The conclusion of this research are the result learning of biology
subject for Almafatih student with management class more higher than no
management class.

Keys Words: Management class, Biology, and Result of study.







iii
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahiim
Puji syukur kehadirat Illahi rabb atas rahmat dan nikmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam terlimpahkan kepada
Nabi besar Muhammad SAW serta pengikutnya sampai akhir zaman.
Alhamdulillah berkat ridho-Nya dan bantuan, bimbingan serta dorongan
dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,
sebagai ungkapan rasa hormat yang tulus, penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A selaku dekan, Bapak Prof. Dr. Aziz
Fakhrurrozi, M.Ag selaku pembantu dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus penguji I sidang
munaqasah dan Drs. Sujiyo Miranto, M.Pd selaku dosen pembimbing
akademik sekaligus penguji II sidang munaqasah.
2. Bapak Ir. H. Mahmud M. Siregar, M.Si selaku ketua jurusan pendidikan IPA
dan Bapak Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd selaku kaprodi IPA Biologi sekaligus
dosen pembimbing yang telah membimbing dan meluangkan waktu tenaga
dan fikiran di sela-sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan dan
arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Baiq Hana Susanti, MSc, Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA, serta para
Dosen di Jurusan Pendidikan IPA yang telah memberikan ilmu pengetahuan
nya kepada penulis.
4. Kepala sekolah, dewan guru MTs Almafatih Palmerah yang telah
menyediakan waktu dan tempat untuk penelitian ini.
5. Sembah sujud dan bakti ananda kepada ibunda tercinta dan segenap keluarga
tercinta yang dengan penuh keikhlasan memberikan doa, motivasi, dan
memberikan bantuan moril maupun materil yang tak terhingga demi
terselesaikannya skripsi ini.
6. Sobat-sobatku terima kasih atas kebersamaan, support dan bantuannya demi
terselesaikan skripsi ini. Mas Robert terima kasih atas asah asih asuh yang
id17079812 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com
iv
telah kau berikan kepada diriku. Serta teman-teman di jurusan pendidikan IPA
yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima
kasih atas motivasinya untuk penulis.
7. Suamiku tercinta tersayang, yang telah memberikan motivasi dan bantuan
dalam penyelesaian skripsi ini.
Hanya asa dan doa yang penulis panjatkan semoga pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan yang
berlipat ganda dari Allah SWT, amiin.
Akhir kata, besar harapan penulis semoga skripsi ini memberikan manfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membaca.

Jakarta, Mei 2008


Penulis

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSEMBAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK i
ABSTRACT ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................ 1
B. Identifikasi Masalah...................................................... 4
C. Pembatasan Masalah..................................................... 5
D. Perumusan Masalah ...................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ........................................................ 5
BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Deskripsi Teoretis ......................................................... 6
1. Pengelolaan Kelas ................................................... 6
a. Pengertian Pengelolaan Kelas............................ 6
b. Tujuan Pengelolaan Kelas ................................. 9
c. Ketrampilan Pengelolaan Kelas ......................... 10
d. Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas ................ 12
e. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas ..................... 20
f. Beberapa Masalah Pengelolaan Kelas................ 21
g. Pengelolaan Kelas yang Efektif ......................... 21
2. Hasil Belajar Biologi .............................................. 22
a. Pengertian Belajar ............................................. 22
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ........ 26
id17095203 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com
vi
c. Pengertian Biologi ............................................. 29
d. Hakikat Hasil Belajar Biologi ............................ 30
3. Pengaruh Pengelolaan Kelas dengan Hasil
Belajar Biologi ........................................................ 36
B. Kerangka Berpikir......................................................... 37
C. Hipotesis Penelitian ...................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian.......................................................... 39
B. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................... 39
C. Populasi dan Sampel ..................................................... 39
D. Metode Penelitian ......................................................... 39
E. Tahapan Penelitian........................................................ 40
F. Variabel Penelitian........................................................ 41
G. Sumber Data ................................................................. 43
H. Kaliberasi Instrumen .................................................... 43
I. Desain Penelitian .......................................................... 45
J. Teknik Pengumpulan Data ............................................ 46
K. Teknik Analisis Data..................................................... 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian ............................................. 49
1. Deskripsi Data Hasil Belajar Pretest Biologi ........... 49
2. Deskripsi Data Hasil Belajar Posttest Biologi.......... 51
3. Perbedaan Mean Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol .......................................................... 53
B. Pengujian Prasyarat Analisis ........................................ 54
1. Uji Normalitas......................................................... 54
2. Uji Homogenitas ..................................................... 55
C. Pengujian Hipotesis...................................................... 56
D. Pembahasan ................................................................. 57


vii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.................................................................. 60
B. Saran............................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, sebab pendidikan
merupakan kunci dari masa depan manusia yang dibekali dengan akal dan
pikiran. Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin
perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan
merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber
daya manusia.
Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan
kualitas manusia sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan.
1
Aktivitas
dalam mendidik yang merupakan suatu pekerjaan memiliki tujuan dan ada
sesuatu yang hendak dicapai dalam pekerjaan tersebut, maka dalam
pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan di setiap
jenis dan jenjang pendidikan, semuanya berkaitan dalam suatu sistem
pendidikan yang integral.
Menurut Undangundang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional bab I pasal (1) :
2

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.

Profesionalisme seorang guru mutlak diperlukan sebagai bekal dalam
mengakses perubahan baik itu metode pembelajaran ataupun kemajuan
teknologi yang kesemuanya ditujukan untuk kepentingan proses belajar

1
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu
Pendekatan Teoretis Psikologis, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, Edisi Revisi, Cetakan ketiga,
September, 2005), h.22.
2
Undang-undang No. 20, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : CV. Mini Jaya
Abadi, 2003), h.5
id17120187 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com
2
mengajar. Sebab jika ditinjau dari undang-undang sebagaimana tersebut di
atas tugas guru tidak sekedar menyampaikan materi pelajaran kepada siswa,
tetapi lebih kepada bagaimana menyiapkan mereka menjadi sumber daya
manusia yang terampil dan siap mengakses kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta liberalisasi yang terjadi di masa nanti.
3

Dalam kaitan dengan proses belajar mengajar hendaknya guru dapat
mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar
mengajar sehingga tercipta suatu interaksi yang baik antara guru dengan siswa
maupun siswa dengan siswa. Hal ini senada seperti yang ditulis Madri M. dan
Rosmawati, bahwa terjadinya proses pembelajaran itu ditandai dengan dua hal
yaitu : (1) siswa menunjukkan keaktifan, seperti tampak dalam jumlah curahan
waktunya untuk melaksanakan tugas ajar, (2) terjadi perubahan perilaku yang
selaras dengan tujuan pengajaran yang diharapkan.
4

Dan untuk mewujudkan hal tersebut perlu diciptakan suasana kelas
yang mendukung proses belajar mengajar yang dapat membantu efektivitas
proses belajar mengajar yaitu :
Memanggil setiap murid dengan namanya, selalu bersikap sopan
kepada murid, memastikan bahwa anda tidak menunjukkan sikap pilih
kasih terhadap murid tertentu, merencanakan dengan jelas apa yang
anda lakukan dalam setiap pelajaran, mengungkapkan kepada murid-
murid tentang apa yang ingin anda capai dalam pelajaran ini, dengan
cara tertentu melibatkan setiap murid selama pelajaran,berikan
kesempatan bagi murid untuk saling berbicara, mengutarakan maksud
anda melaksanakan hal yang telah anda katakan kepada murid,
bersikaplah konsisten dalam menghadapi murid-murid.
5


Sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai dengan yang
diamanatkan oleh Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa : Tujuan pendidikan nasional

3
Atiek W dan Yudha I, Optimalisasi Peran Laboratorium Sebagai Upaya Menyiapkan
Pembelajaran Kimia di SMU dalam Menghadapi Abad 21, ( Jurnal P&K, Juli 2001), No. 30, Thn
ke 7, h.353.
4
Madri M. dan Rosmawati, Pemahaman Guru Tentang Strategi Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar, ( Jurnal Pembelajaran, Desember 2004 ), Vol. 27, No. 03,
h. 274.
5
Mary Underwood, Pengelolaan Kelas yang Efektif suatu Pendekatan Praktis, (Penerbit
Arcan,2000), h 39.
3
adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
6

Untuk menarik minat siswa dalam memahami konsep-konsep yang
tercakup dalam kurikulum khususnya mata pelajaran biologi untuk SMP
secara keseluruhan tidaklah mudah. Menurut Nasrun dalam forum pendidikan
mengemukakan bahwa guru dituntut mampu memiliki dan menggunakan
media pengajaran sesuai dengan materi yang akan di sajikan, dituntut mampu
menggunakan metode mengajar secara stimulan untuk menghidupkan suasana
pengajaran dengan baik
7
.
Tugas guru adalah mendiagnosis kebutuhan belajar, merencanakan
pelajaran, memberikan presentasi, mengajukan pertanyaan, dan mengevaluasi
pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat yang kritis
bagi kegiatan instruksional yang efektif agar seorang guru berhasil mengelola
kelas hendaklah ia mampua mangantisipasi tingkah laku siswa yang salah dan
mencegah tingkah laku demikian agar tidak terjadi
8
.

Langkah yang dapat dilakukan agar dapat tercapai tujuan pembelajaran
adalah melaksanakan pengembangan dalam pengajaran dan pembelajaran.
Salah satunya dengan menggunakan alat peraga atau prototype subyek/obyek
materi sebagai alat bantu siswa dalam memahami konsep-konsep biologi, serta
pembenahan sistem ventilasi kelas agar tercipta lingkungan kelas yang
nyaman, praktik lapangan, pembentukan kelompok belajar, dan diharapkan
pengembangan pembelajaran serta pengajaran tersebut siswa dapat lebih
memahami dengan baik materi pelajaran biologi yang disampaikan oleh guru.
Dengan melihat konteks tersebut pengelolaan kelas dapat dipandang
sebagai suatu usaha yang sangat penting dan harus mendapat prioritas oleh

6
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Op.Cit, h. 5-6.
7
Nasrun, Media, Metode, dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Praktek
Lapangan Kependidikan, (Forum pendidikan :Universitas Negeri Padang, XXVI (04), Desember
2001), h.428.
8
Ibid, h.429.
4
seorang guru dalam berbagai macam aktivitas yang berkaitan dengan
kurikulum dan perkembangan siswa. Upaya yang dilakukan adalah dengan
pemberian kepada siswa untuk melaksanakan kegiatan yang kreatif dan
terarah.
Mata pelajaran biologi merupakan wahana untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai serta tanggung jawab sebagai
seorang warga negara yang bertanggung jawab kepada lingkungan,
masyarakat, bangsa dan negara. Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu
dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya
sekedar penguasaan kumpulan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja
tetapi juga merupakan proses penemuan.
Untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa, dapat diwujudkan
dengan pengelolaan kelas yang berorientasi pada siswa artinya guru harus
memberi penekanan dan pengalaman secara langsung serta merancang proses
belajar mengajar di kelas yang memberi banyak kesempatan kepada siswa
untuk mengembangkan pengetahuan dan menerapkan hal-hal yang telah
dipelajarinya.
Oleh karena itu, penulis ingin menuangkan dalam bentuk karya ilmiah
berupa skripsi dengan judul PENGARUH PENGELOLAAN KELAS
TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA MT.S ALMAFATIH
PALMERAH JAKARTA BARAT.

B. Identifikasi Masalah
Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, ada beberapa masalah yang
dapat diidentifikasi di antaranya yaitu:
1. Pengelolaan kelas lebih baik dibandingkan tanpa penggunaan pengelolaan
kelas.
2. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar biologi siswa.
3. Pengelolaan kelas yang digunakan guru mempengaruhi hasil belajar siswa
pada mata pelajaran biologi.
5
4. Cara mengelola kelas pada siswa dan dapat menciptakan iklim belajar
yang baik.
5. Pengelolaan kelas dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil
belajar biologi.

C. Pembatasan Masalah
Penulis membatasi penelitian ini pada :
1. Pengelolaan kelas pada siswa yang mampu menempatkannya sebagai
pusat dari proses belajar mengajar.
2. Hasil belajar biologi siswa.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut: pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil
belajar biologi siswa.

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Guru biologi, yaitu sebagai umpan balik terhadap kemampuan mengelola
kelas yang dimilikinya agar lebih ditingkatkan lagi kemampuan tersebut
untuk proses pembelajaran yang berorientasi pada siswa.
2. Kepala sekolah, yaitu sebagai masukan terhadap kemampuan mengelola
kelas yang dimiliki oleh seorang guru biologi sehingga akan lebih
ditingkatkan lagi pembinaan serta pengawasan terhadap kinerja guru
tersebut.
3. Bagi penulis, diharapkan dapat menjadi bekal pengetahuan mengenai
pengelolaan kelas dalam meningkatkan hasil belajar dan dapat
menerapkannya dengan baik dalam proses belajar mengajar.
7
BAB II
DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR,
DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretis
1. Pengelolaan Kelas
a. Pengertian Pengelolaan Kelas
Dalam proses pembelajaran di kelas yang sangat urgen untuk
dilakukan oleh seorang guru adalah mengupayakan atau menciptakan kondisi
belajar mengajar yang baik. Dengan kondisi belajar yang baik diharapkan
proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik pula. Proses
pembelajaran yang baik akan meminimalkan kemungkinan terjadinya
kegagalan serta kesalahan dalam pembelajaran. Maka dari itu penting sekali
bagi seorang guru memiliki kemampuan menciptakan kondisi belajar
mengajar yang baik dan untuk mencapai tingkat efektivitas yang optimal
dalam kegiatan instruksional kemampuan pengelolaan kelas merupakan salah
satu faktor yang juga harus dikuasai oleh seorang guru, di samping faktor-
faktor lainnya.
1
Kemampuan tersebut yang kemudian disebut dengan
kemampuan mengelola kelas.

1
Nasrun, Media Metoda dan Pengelolaan Kelas terhadap Keberhasilan Praktek Lapangan
Kependidikan, (Forum Pendidikan : Universitas Negeri Padang, XXVI (04), Desember, 2001 ),h.429.
id17138203 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com
8
Sebelum memberikan pengertian tentang pengelolaan kelas berikut ini
adalah pengertian tentang kelas yang dikemukakan oleh Purnomo, bahwa
"Kelas adalah ruangan belajar (lingkungan fisik) dan rombongan belajar
(lingkungan emosional)".
2

Lingkungan fisik meliputi : (1) ruangan, (2) keindahan kelas, (3)
pengaturan tempat duduk, (4) pengaturan sarana dan alat pengajaran, (5)
ventilasi dan pengaturan cahaya. Sedangkan lingkungan sosio-emosional
meliputi: (1) tipe kepemimpinan guru, (2) sikap guru, (3) suara guru, (4)
pembinaan hubungan yang baik.
3

Kelas bukanlah sekedar ruangan dengan segala isinya yang bersifat
statis dan pasif, namun kelas juga merupakan sarana berinteraksi antara siswa
dengan siswa dan siswa dengan guru. Ciri utama kelas adalah pada
aktivitasnya untuk dapat menjalankan aktivitas atau kegiatan pembelajaran
yang dinamis perlu adanya suatu aktivitas pengelolaan kelas baik dan
terencana.
Keberhasilan mengajar seorang guru tidak hanya berkaitan langsung
dengan proses belajar mengajar, misalnya tujuan yang jelas, menguasai
materi, pemilihan metode yang tepat, penggunaan sarana, dan evaluasi yang
tepat. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah keberhasilan guru dalam

2
Purnomo, Strategi Pengajaran, (Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta,
Email:Tim_pepak@sabda.Org, 2005 ),h.3.
3
Ibid. h.17
9
mencegah timbulnya perilaku subyek didik yang mengganggu jalannya proses
belajar mengajar, kondisi fisik belajar dan kemampuan mengelolanya.
4

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah pengelolaan diartikan
dengan "penyelenggaraan, pengurusan".
5
Sedangkan yang dimaksud dengan
kelas adalah "tingkat, ruang tempat belajar di sekolah".
6
dengan kata lain
pengelolaan kelas diterjemahkan secara singkat sebagai suatu proses
penyelenggaraan atau pengurusan ruang dimana dilakukan kegiatan belajar
mengajar, dan untuk lebih jelasnya berikut pengertian pengelolaan kelas yang
dikemukakan oleh Usman, bahwa "pengelolaan kelas adalah keterampilan
guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar".
7

Sedangkan menurut Wina Sanjaya bahwa pengelolaan kelas adalah :
Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala
terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana pembelajaran.
8


4
Hendyat Soetopo, Pendidikan dan Pembelajaran, Teori, Permasalahan, dan Praktek.
(Malang : UMM Press, 2005), h.200.
5
W.J.S., Poerwadarmita, Tim Penyusun Kamus Pusat Kamus Besar Bahasa Indonesia,
( Jakarta : Balai Pustaka, 2002 ), h.470.
6
Ibid., h.446.
7
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, ( Bandung : PT.Remaja Rosda Karya, 2002),
h.97.
8
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. (Jakarta
: Kencana Prenada Media Grup, 2005), Edisi pertama, Cetakan ke-2, h.174.
10
Pendapat lain yang cukup menarik dalam buku Quantum Teaching
tentang kelas, yaitu berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas
yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar.
9

Beberapa pengertian pengelolaan kelas yang telah dikemukakan oleh
para ahli di atas, dapatlah memberi suatu gambaran serta pemahaman yang
jelas bahwa pengelolaan kelas merupakan suatu usaha menyiapkan kondisi
yang optimal agar proses atau kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung
secara lancar. Pengelolaan kelas merupakan masalah yang amat kompleks dan
seorang guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan
kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang ditetapkan secara efektif dan efisien.
Pandangan mengenai pengelolaan kelas sebagaimana telah
dikemukakan di atas intinya memiliki karakteristik yang sama, yaitu bahwa
pengelolaan kelas merupakan sebuah upaya yang real untuk mewujudkan
suatu kondisi proses atau kegiatan belajar mengajar yang efektif. Dengan
pengelolaan kelas yang baik diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan
pembelajaran di mana proses tersebut memberikan pengaruh positif yang
secara langsung menunjang terselenggaranya proses belajar mengajar di kelas.
b. Tujuan Pengelolaan Kelas
Menurut Usman pengelolaan kelas mempunyai dua tujuan yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus.
10


9
Bobbi De Porter, Mark Reardon, dan Sarah Singer, Quantum Teaching mempraktikan
Quantum Learning di Ruang Kelas, ( Bandung : Kaifa, 2002 ), h. 3.
11
1. Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan
fasilitas belajar untuk bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar
mencapai hasil yang baik.
2. Tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam
menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk
memperoleh hasil yang diharapkan.

Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung pada
tujuan pendidikan dan secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah
penyediaan fasilitas bagi bermacammacam kegiatan belajar siswa sehingga
subjek didik terhindar dari permasalah mengganggu seperti siswa mengantuk,
enggan mengerjakan tugas, terlambat masuk kelas, mengajukan pertanyaan
aneh dan lain sebagainya.
11

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan kelas
adalah menyediakan, menciptakan dan memelihara kondisi yang optimal di
dalam kelas sehingga siswa dapat belajar dan bekerja dengan baik. Selain itu
juga guru dapat mengembangkan dan menggunakan alat bantu belajar yang
digunakan dalam proses belajar mengajar sehingga dapat membantu siswa
dalam mencapai hasil belajar yang diinginkan.
c. Ketrampilan Mengelola Kelas
Keberhasilan mengajar seorang guru tidak hanya berkaitan langsung
dengan proses belajar mengajar, misalnya tujuan yang jelas, menguasai
materi, pemilihan metode yang tepat, penggunaan sarana, dan evaluasi yang

10
Moh. Uzer Usman, Op.Cit, h. 10.
11
Hendyat Soetopo, Op. Cit, h. 200.
12
tepat. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah keberhasilan guru dalam
mencegah timbulnya perilaku subyek didik yang mengganggu jalannya proses
belajar mengajar, kondisi fisik belajar dan kemampuan mengelolanya.
Oleh sebab itu kegiatan guru dapat dibagi menjadi dua, yaitu kegiatan
pengelolaan pengajaran dan kegiatan pengelolaan kelas
12
. Tujuan pengajaran
yang tidak jelas, materi yang terlalu mudah atau terlalu sulit, urutan materi
tidak sistematis, alat pembelajaran tidak tersedia, merupakan contoh masalah
pembelajaran. Sedangkan subyek didik mengantuk, enggan mengerjakan
tugas, terlambat masuk kelas, mengganggu teman lain, mengajukan
pertanyaan aneh, tempat duduk banyak kutu busuk, ruang kelas kotor,
merupakan contoh masalah pengelolaan kelas. Dan untuk penanggulangannya
seorang guru harus dapat memberikan bimbingan sebab ini secara psikologis
akan menarik keterlibatan siswa. Guru bisa memulainya dengan apa yang
siswa sukai, bagaimana cara berpikir mereka dan bagaimana mereka
menyikapi halhal yang terjadi dalam kehidupan mereka.
13

Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar yang mengaktifkan siswa
perlu diperhatikan halhal sebagai berikut :
1. Aksesbilitas : siswa mudah menjangkau alat dan sumber belajar.
2. Mobilitas : siswa dan guru mudah bergerak dari satu bagian ke bagian
yang lain.
3. Interaksi : memudahkan terjadi interaksi antara diri siswa maupun antar
siswa


12
Ibid, h. 200.
13
Bobbi De Porter,dkk., Quantum Learning, ( Bandung : Kaifa, 2000), h. 26.
13
4. Variasi kerja siswa : memungkinkan siswa bekerja secara perorangan,
berpasangan atau berkelompok.
14


Pada intinya, kemampuan guru memilih strategi pengelolaan kelas
yang tepat sangat tergantung pada kemampuannya menganalisis masalah
kelas yang dihadapinya jika ia tepat meletakkan strategi tersebut maka proses
belajar mengajar akan efektif.
d. Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas
Menurut James Cooper yang dikutip oleh Hendyat Soetopo
mengemukakan tiga pendekatan dalam pengelolaan kelas, yaitu pendekatan
modifikasi perilaku, pendekatan sosio-emosional, dan pendekatan proses
kelompok.
15
Berikut penjelasan ketiga pendekatan di atas adalah sebagai
berikut :
1. Pendekatan modifikasi perilaku (Behavior-Modification Approach)
Pendekatan ini didasari oleh psikologi behavioral yang menganggap
perilaku manusia yang baik maupun yang tidak baik merupakan hasil
belajar. Oleh sebab itu perlu membentuk, mempertahankan perilaku yang
dikehendaki dan mengurangi atau menghilangkan perilaku yang tidak
dikehendaki.
Berdasarkan pendekatan ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
dalam pendekatan modifikasi perilaku aktivitas di utamakan pada

14
Boediono, Kegiatan Belajar Mengajar Makalah Kurikulum Berbasis Kompetensi http : //
www. Puskur. Or. Id / Data / Buku KBM. Pdf, (Jakarta : Puskur, Balitbang Depdiknas, 2002), h. 8.
15
Hendayat Soetopo, Op Cit. h. 201-205
14
penguatan tingkah laku siswa yang baik maupun tingkah laku siswa yang
kurang baik, dengan pendekatan ini diharapkan guru dapat merubah
tingkah laku siswa sesuai dengan yang diharapkan oleh guru.
Teknik-teknik yang dapat diterapkan adalah
16
:
a). Penguatan negatif
Penguatan negatif adalah pengurangan hingga penghilangan stimulus
yang tidak menyenangkan untuk mendorong terulangnya perilaku
yang diharapkan.
b). Penghapusan
Penghapusan adalah usaha mengubah tingkah laku subyek didik
dengan cara menghentikan respon terhadap tingkah laku mereka yang
semula dikuatkan oleh respon itu.
c). Hukuman
Yaitu penghentian secara langsung perilaku anak yang menyimpang.
Sebenarnya penguatan negatif dan penghapusan merupakan hukuman
yang tidak langsung. Dengan kata lain hukuman adalah pengajuan
stimulus tidak menyenangkan untuk menghilangkan dengan segera
tingkah laku subyek didik yang tidak diharapkan.
2. Pendekatan Iklim Sosio-Emosional (Socio-Emotional Climate Approach)
Pendekatan sosio-emosional bertolak dari psikologi klinis dan konseling.
Pandangannya adalah bahwa proses belajar-mengajar yang berhasil

16
Ibid. h. 201-202
15
mempersyaratkan hubungan sosio-emosional yang baik antara guru-
subyek didik.
Dapat disimpulkan bahwa pendekatan ini mengutamakan pada hubungan
yang baik antar personal di dalam kelas, baik itu guru dengan siswa
maupun siswa dengan siswa, sehingga siswa merasa aman dan senang
berada dalam kelas serta berpartisipasi dalam proses belajar mengajar
dalam kelas. Dengan kata lain peran guru sangat penting dalam
menciptakan iklim belajar yang kondusif dan guru diharapkan dapat
merasakan apa yang dirasakan oleh siswa serta mampu menyikapinya
secara demokratis
3. Pendekatan Proses Kelompok (Group-Process Approach)
Pendekatan proses kelompok berangkat dari psikologi sosial dan dinamika
kelompok, dengan anggapan bahwa proses belajar-mengajar yang efektif
dan efisien berlangsung dalam konteks kelompok. Untuk itu guru harus
mengusahakan agar kelas menjadi suatu ikatan kelompok yang kuat.
Dapat penulis simpulkan pendekatan proses kelompok ini bahwa
pengalaman belajar siswa didapat dari kegiatan kelompok di mana dalam
kelompok terdapat norma-norma yang harus diikuti oleh anggotanya,
terdapat tujuan yang ingin dicapai, adanya hubungan timbal balik antar
anggota kelompok untuk mencapai tujuan, serta memelihara kelompok
yang produktif.
16
Lain halnya dengan guru yang memperhatikan siswa, selalu
terbuka, terhadap keluhan siswa, mau mendengarkan kesulitan belajar siswa,
maupun selalu bersedia mendengarkan saran dan kritik dari siswa adalah guru
yang disenangi oleh siswa. Siswa akan rindu dengan kehadirannya, siswa
merasa nyaman disisinya, dan siswa merasa bahwa dirinya adalah keluarga
bagi guru tersebut. Figur yang demikian ini biasanya akan sedikit sekali
menemui kesulitan dalam mengelola kelas.
Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru seperti inilah yang
diyakini berkorelasi positif dengan perubahan tingkah laku dan prestasi hasil
belajar siswa. Dengan kata lain, menciptakan iklim kelas yang baik
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efektivitas dan kualitas
pembelajaran di kelas.
Jadi pengelolaan kelas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kemampuan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal.













17
Dari Sini


2. Hasil Belajar Biologi
a. Pengertian Belajar
Menurut Hilgard dan Bower, dalam bukunya Theories of Learning
yang dikutip oleh Purwanto mengemukakan:
"Belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu
situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-
ulang dalam situasi ini, dimana perubahan tingkah laku tidak dapat
dijelaskan atau dasar kecenderungan, respon pembawaan, kematangan
atau keadaan-keadaan sesaat seseorang."
17


Hal lain dikemukakan oleh Ahmad Mudzakir dan Joko Sutrisno
bahwa: "belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan
mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah
laku, sikap kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan lain
sebagainya."
18

Definisi lain seperti yang dikutip oleh E.L. Torndike tentang
pengertian belajar, yaitu: "belajar merupakan suatu bentuk perubahan perilaku
yang dapat diamati yang terjadi melalui hubungan rangsangan, jawaban
menurut prinsip-prinsip yang mekanistik".
19
Ditambah oleh Mulyono
Abdurrahman bahwa belajar dapat diartikan sebagai: "suatu proses dari

17
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2002), h. 82.
18
Ahmad Mudzakir, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT.Pustaka Setia, 2001), h. 34.
19
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT.Rineka
Cipta, 2003), h. 28.
18
seorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar yaitu suatu bentuk
perubahan perilaku yang relatif menetap."
20

Belajar juga merupakan proses pengumpulan atau penghafalan suatu
fakta dalam bentuk informasi atau materi pelajaran, demikianlah sebagian
orang menafsirkan arti belajar.
21

Menurut Gagne yang dikutip Nurdin Ibrahim, memaparkan bahwa :
Belajar sebagai suatu perubahan dalam disposisi atau kapabilitas
manusia. Perubahan dalam menunjukkan kinerja (perilaku) berarti
belajar itu menentukan semua keterampilan, pengetahuan, sikap, dan
nilai yang diperoleh siswa. Dalam belajar dihasilkan berbagai macam
tingkah laku yang berlainan, seperti pengetahuan sikap, keterampilan,
kemampuan, informasi, dan nilai.
22


Sementara Wittig seperti dikutip oleh Muhibin Syah mengemukakan
bahwa belajar : merupakan perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam
segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai
pengalaman.
23
Perubahan yang menyangkut seluruh aspek psikofisik
organisme yang didasarkan pada kepercayaan bahwa tingkah laku lahiriyah
organisme itu sendiri bukan indikator adanya peristiwa belajar, karena proses
belajar itu tidak dapat diobservasi langsung.
24

Sedangkan menurut Witrock, belajar adalah : suatu terminologi yang
menggambarkan proses perubahan melalui pengalaman. Proses tersebut

20
Ibid., h. 30.

21
Mulyadi Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2004), h. 64.
22
Nurdin Ibrahim, Hasil Belajar Fisika SLTP Terbuka Tanjung Sari Sumedang Jawa Barat,
(Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 031, Tahun ke-7, September 2001), h. 487.
23
Muhibin Syah, M.Ed Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:
PT.Remaja Rosda Karya, 2006), h. 90.
24
Muhibin Syah, Psikologi Belajar, Op.Cit, h. 66.
19
mempersyaratkan perubahan yang relatif permanen berupa sikap,
pengetahuan, informasi, kemampuan, dan keterampilan melalui pengalaman.
25

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Kartini Kartono kegiatan proses belajar mengajar dipengaruhi
oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor ekternal yang dapat dijabarkan
lebih lanjut sebagai berikut :
26

1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal), diantaranya meliputi:
a) Intelegensi
Intelegensi merupakan suatu kemampuan dasar yang bersifat umum
untuk memperoleh suatu kecakapan yang mengandung berbagai
komponen.
b) Bakat
Merupakan potensi atau kemampuan yang jika dikembangkan melalui
belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.
c) Minat dan perhatian
Minat dan perhatian dalam belajar sangat berhubungan erat. Seseorang
yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu, biasanya cenderung
untuk selalu memperhatikan mata pelajaran yang diminatinya. Begitu
juga jika seseorang menaruh perhatian secara kontinue baik secara

25
Nurdin Ibrahim, Pemanfaatan Tutorial Audio Interaktif untuk Perataan Kualitas Hasil
Belajar,(Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.044, Tahun ke-9,Jakarta:September, 2003), h.734-735.

26
Kartini Kartono, Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: CV. Rajawali,
2000), h. 3.
20
sadar maupun secara tidak sadar pada objek tertentu biasanya akan
membangkitkan minat pada objek tersebut.
d) Kesehatan jasmani
Kondisi fisik yang baik akan sangat berpengaruh terhadap
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar seseorang apabila memiliki
badan atau kondisi fisik yang sehat maka ia akan mempunyai
semangat dalam belajar. Namun sebaliknya seseorang yang sedang
dalam kondisi sakit maka akan sulit untuk bisa berkonsentrasi dalam
belajar.
e) Cara belajar
Cara belajar yang efektif dan efisien akan sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan dalam belajar. Ada beberapa cara belajar yang efisien.
Diantaranya yaitu: berkonsentrasi baik sebelum belajar ataupun pada
saat proses belajar mengajar berlangsung, mempelajari kembali materi
pelajaran yang telah diterima, membaca dengan teliti dan betul
materinya, mencoba menyelesaikan latihan-latihan soal dari materi
yang telah diajarkan.
27

2. Faktor (Eksternal) yang berasal dari luar diri siswa, yaitu lingkungan,
lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Abu Ahmadi yang menyatakan
bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar siswa baik secara


27
Ibid, h. 4.
21
langsung maupun tidak langsung. Faktor-faktor tersebut digolongkan menjadi
tiga macam yaitu:
28

1. Faktor-faktor stimulasi belajar, mencakup panjangnya bahan pelajaran
kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pengajaran, berat ringannya
tugas, dan suasana lingkungan eksternal.
2. Faktor-faktor metode belajar, mencakup kegiatan berlatih, resistensi dalam
belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, bimbingan dalam belajar,
dan kondisi-kondisi intensif.
3. Faktor-faktor individual, mencakup usia kronologis, perbedaan jenis
kelamin, pengalamannya sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan
jasmani, kondisi kesehatan rohani, dan motivasi.

Sedangkan menurut Jhon M. Keller sebagaimana yang dikutip oleh
Mulyono Abdurrahman berpandangan bahwa : "belajar sangat dipengaruhi
oleh dua macam masukan, yaitu kelompok masukan pribadi (personal inputs)
dan kelompok masukan yang berasal dari lingkungan (environmental
inputs)."
29

Pendapat lain yang diungkapkan Muslim dalam Jurnal Penelitian
bidang pendidikan menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar,
yaitu:
30

1. Strategi pembelajaran, salah satu strategi yang dapat meningkatkan
keterlibatan siswa dalam proses belajar adalah: pra pembelajaran,
penyajian informasi, peran serta siswa, evaluasi, dan tindak lanjut.
2. Gaya kognitif siswa, yaitu kebiasaan bertindak yang relatif tetap dalam
menerima, memikirkan, memecahkan masalah, ataupun dalam informasi.

Dari berbagai penjabaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar dapat dikelompokan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor

28
Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), h. 130 138.
29
Mulyono Abdurrahman, Op.Cit, h. 106.
30
Roestiah N.K, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: PT.Bina Aksara, 2000), h. 155.
22
eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang timbul dari dalam diri anak
didik tersebut sedangkan faktor eksternal faktor yang disebabkan oleh stimuli
eksternal terhadap anak didik sehingga anak didik tersebut terpengaruh atau
terkondisikan oleh faktor eksternal tersebut.
c. Pengertian Biologi
Ditinjau dari segi etimologi biologi berasal dari kata bios dan logos.
Bios berarti hidup, sedangkan logos berarti pembicaraan atau ilmu. Jadi
biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang keadaan dan sifat makhluk
hidup.
31

Biologi merupakan wahana untuk menyadari keteraturan alam untuk
mengagungkan kebesaran dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
32
Selain itu,
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai serta
tanggung jawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa dan negara.
33

Konsep dasar biologi merupakan abstrak dari fenomena visual,
sehingga biologi sebagai ilmu dapat dilihat sebagai gambar yang merupakan
hakikat utama.
34
Pembelajaran biologi akan menyusun rangkaian gambar dan

31
Tim Kashiko, Kamus Lengkap Biologi, (Surabaya: Kashiko, 2002), cet.ke-1, h. 50.
32
Dr. E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, implementasi,
(Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2003), h. 213.
33
Ahmad Ridwan, dkk, KBK Mata Pelajaran Biologi untuk SMU, (Jakarta: Depdiknas,
2001), h. 3.
34
Tim Penulis PEKERTI Bidang MIPA, Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat
Pembelajaran Biologi di Perguruan Tinggi, (Jakarta: PAU PPAI, Universitas Terbuka, 2001), h. 11.
23
membuat interkoneksi, kemudian menyusun abstraksi sehingga lahirlah
konsep.
35

Dalam proses pembelajaran, khususnya biologi, seorang siswa dituntut
untuk menguasai tiga dominan atau ranah yang meliputi:
36

1. Kognitif, memiliki enam taraf, yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
2. Afektif, meliputi: memperhatikan, merespon, menghayati nilai,
mengorganisasikan, dan memperhatikan nilai atau seperangkat nilai.
3. Psikomotor, meliputi: persepsi, respon terbimbing, respon mekanisis, dan
respon kompleks.

Mengingat akan hal tersebut, maka biologi bukanlah ilmu pengetahuan
yang statis, tetapi sebagai ilmu pengetahuan yang dinamis. Biologi merupakan
pengetahuan fisik yang tidak dapat secara utuh dipindahkan dari pikiran guru
ke pikiran siswa dengan kata lain tidak dapat diteruskan dalam bentuk jadi.
Setiap siswa harus membangun sendiri pengetahuan-pengetahuan itu dan
mengalaminya secara langsung.
Pada proses belajar biologi harus dikembangkan keterampilan proses
IPA, hal ini dikarenakan biologi merupakan bagian dari IPA. Sehingga proses
belajar lebih berfokus pada keterampilan intelektual, keterampilan proses
merupakan sejumlah keterampilan yang memungkinkan siswa memproses
lebih lanjut dalam mempelajari biologi, seperti observasi, klasifikasi,
interpretasi, merancang percobaan dan aplikasi.

35
Ibid, h. 9.

36
James W. Popham dan Eval L. Baker, Teknik Mengajar Secara Sistematis, Penterjemah T.
Amirul Hadi, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2001), h. 29-33.
24
d. Hakikat Hasil Belajar Biologi
Hakikat hasil belajar biologi adalah untuk menghantarkan siswa
menguasai konsep-konsep IPA dan keterkaitannya untuk dapat memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kata menguasai di sini mengisyaratkan
bahwa harus menjadikan siswa tidak sekedar tahu (knowing) dan hafal
(memorizing) tentang konsep-konsep IPA, melainkan harus menjadikan siswa
untuk mengerti dan memahami (to understand) konsep-konsep tersebut dan
menghubungkan keterkaitan suatu konsep dengan konsep lain.
37

Hasil belajar didefinisikan sebagai suatu hasil yang diharapkan dari
pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rumusan perilaku tertentu sebagai
akibat dari proses belajarnya.
38

Menurut A. Tabrani Rusyan dalam bukunya pendekatan dalam proses
belajar mengajar berpendapat : "Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai
oleh seorang siswa setelah ia melakukan kegiatan belajar mengajar tertentu
atau setelah ia menerima pengajaran dari seorang guru pada suatu saat."
39

Menurut Nana Sudjana hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat
dari suatu proses belajar.
40


37
Wahyudi, Tingkatan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran IPA, (Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, no.036, tahun ke-8,Mei, 2002), h.389
38
Veithzal Rifai, Upaya-upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kepemimpinan Peserta Diklat
Spama Survei di DiklatDepkes.(Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.40, tahun ke-9, Jakarta :
Depdiknas, Januari 2003), h.130

39
Tabrani Rusyan, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT.Remaja
Rosda Karya, 2000), h. 65.

40
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT.Sinar Baru
Algesindo, 2000), h. 28.
25
Menurut aliran psikologi kognitif memandang hasil belajar adalah :
41

Mengembangkan berbagai strategi untuk mencatat dan memperoleh
informasi, siswa harus aktif menemukan informasi-informasi tersebut
dan guru menjadi partner siswa dalam proses penemuan berbagai
informasi dan makna-makna dari informasi yang diperolehnya dalam
pelajaran yang dibahas dan dikaji bersama.

Dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli
maka intinya adalah "perubahan". Oleh karena itu seseorang yang melakukan
aktivitas belajar dan memperoleh perubahan dalam dirinya dengan
memperoleh pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar.
Perubahan-perubahan tingkah laku yang terjadi dalam hasil belajar
memiliki ciri-ciri:
42

1. Perubahan terjadi secara sadar
2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
3. Perubahan bersifat positif dan aktif
4. Perubahan bukan bersifat sementara
5. Perubahan bertujuan dan terarah
6. Mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Hasil belajar menempatkan seseorang dari tingkat abilitas yang satu ke
tingkat abilitas yang lain. Mengenai perubahan tingkat abilitas menurut
Bloom meliputi tiga ranah, yaitu:
43

1. Kognitif: Knowledge (pengetahuan, ingatan), comperhension
(pemahaman, menjelaskan, meringkas), analysis (menguraikan,
menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,
membentuk bangunan baru), evaluation (menilai), application
(menerapkan)

41
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokrasi, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 92.

42
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT.Rineka Cipta,
2003), h. 3-4.

43
Sardiman A.N., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada, 2004), h. 23-24.
26
2. Affective: receiving (sikap menerima), responding (memberi respon),
valuing (menilai), organization (organisasi), characterization
(karakterisasi).
3. Psychomotor: initiatory level, pre-routine level, routinized level.

Sedangkan menurut Yuni Tri Hewindati dan Adi Suryanto hasil
belajar merupakan suatu proses di mana suatu organisme mengalami
perubahan perilaku karena adanya pengalaman dan proses belajar telah terjadi
jika di dalam diri anak telah terjadi perubahan, perubahan tersebut diperoleh
dari pengalaman sebagai interaksi dengan lingkungan.
44

Sebenarnya hasil belajar merupakan realisasi pemekaran dari kecakapan
atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar dari
seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk
penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir, maupun keterampilan
motorik.
45

Hasil belajar akan menumbuhkan pengetahuan dan pengertian dalam diri
seseorang sehingga ia dapat mempunyai kemampuan berupa keterampilan
dalam bentuk kebiasaan, sikap dan cita-cita hidupnya. Orang yang telah
berhasil dalam belajar akan menjadi orang yang mandiri dan dapat
meningkatkan kesejahteraan hidupnya, serta dapat menentukan arah


44
Adi Suryanto dan Yuni Tri Hewindati, Pemahaman Murid Sekolah Dasar terhadap Konsep
IPA Berbasis Biologi:Suatu Diagnosis Adanya Miskonsepsi, (Jurnal Pendidikan, Vol.5, No.1,
Jakarta:Lembaga Penelitian Universitas Terbuka, Maret 2004), h.63.
45
Nana Saudih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja
Rosda Karya, 2003), h. 102-103.
27
hidupnya.
46
Bahar mengemukakan bahwa ada dua hal yang sangat penting
untuk dijadikan sasaran evaluasi dalam pelaksanaan kurikulum, yaitu hasil
belajar siswa tiap catur wulan dan daya capai kurikulum pada tiap sekolah.
47

Dengan menilai hasil belajar murid-muridnya sebenarnya guru tidak
hanya menilai hasil usaha muridnya saja tetapi sekaligus juga menilai hasil
usahanya sendiri. Menilai hasil belajar siswa berfungsi untuk dapat membantu
guru dalam menilai kesiapan anak pada suatu mata pelajaran, mengetahui
status anak dalam kelas, membantu guru dalam usaha memperbaiki metode
belajar mengajar. Selain bagi guru kegunaan hasil belajar bagi administrator
adalah untuk memberi laporan kemajuan murid kepada orang tua, memberi
ikhtisar mengenai hasil usaha yang dilakukan oleh suatu lembaga
pendidikan.
48
Untuk lebih jelasnya mengenai hasil belajar biologi dapat dilihat
pada bagan dibawah ini :




Bagan 1 : Hasil Belajar Siswa

46
Dr.Ir.Wayan Koster.MM., Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Siswa
SLTPN di Jakarta, (Mimbar Pendidikan, No.2/XIX, 2000), h. 26.

47
Yusmaidah, Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Media Peta, (Pelangi
Pendidikan, Volume 5, No.1, 2002), h. 2.
48
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2002), h.
299-302.
Pengetahuan
Perilaku
Belajar Tes Hasil Belajar
Nilai
28
Dari bagan di atas mencerminkan, bahwa hasil belajar diakibatkan
oleh adanya kegiatan evaluasi belajar (tes) dan evaluasi belajar dilakukan
karena adanya kegiatan belajar. Baik buruknya hasil belajar sangat tergantung
dari pengetahuan dan perubahan perilaku dari individu yang bersangkutan
terhadap apa yang dipelajarinya.
Jadi hasil belajar biologi siswa yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah pengetahuan yang dicapai siswa pada mata pelajaran biologi setelah
mengalami proses pengajaran di sekolah dari hasil tes atau ujian yang
diberikan setelah melewati proses belajar pada akhir rumusan tertentu.




B. Kerangka Berpikir
Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru dengan baik, sedikit
banyaknya akan mempengaruhi hasil belajar siswa tinggi rendahnya hasil
belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pengelolaan kelas yang
dilakukan oleh guru tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lain diluar
dari pengelolaan kelas.
Faktor-faktor yang mungkin dapat mempengaruhi pengelolaan kelas
terhadap tingkat hasil belajar siswa tersebut dilihat dari diri siswa sendiri
(individu siswa) antara lain :
1. Kesadaran dari dalam diri siswa untuk belajar atau dengan kata lain
motivasi siswa (motivasi internal) untuk belajar dengan sungguh-sungguh.
29
2. Inteligensi yang dimiliki oleh tiap siswa yang berbeda-beda.
3. Perhatian siswa terhadap pelajaran yang diberikan guru atau kesenangan
siswa terhadap bahan pelajaran yang diajarkan berbeda-beda.
4. Masalah yang dihadapi siswa di dalam keluarga.
5. Faktor-faktor lain diluar dan di dalam diri siswa.
Pembelajaran biologi yang menitikberatkan pada pengajaran dengan
pengalaman langsung melalui obyek nyata di lingkungan sekitarnya, melalui
benda atau alat peraga, maka siswa dapat langsung melihat, mendengar, meraba
dan melakukan percobaan sendiri. Dengan cara demikian diharapkan siswa dapat
mengembangkan keterampilan berpikirnya dan menemukan sendiri konsep-
konsep dari materi yang dipelajarinya, dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
biologi akan lebih baik.
Pengelolaan kelas dengan segala kelebihannya yaitu dapat menumbuhkan
motivasi intrinsik yang dapat memberikan dorongan terhadap minat siswa untuk
mempelajari konsep yang diberikan melalui berbagai pengalaman, kejadian, fakta
dan fenomena yang dialaminya sendiri, sehingga dapat memberikan suatu hasil
yang diharapkan dan yang lebih penting adalah siswa memperoleh hasil belajar
yang lebih baik.
Agar pengelolaan kelas dapat berjalan sesuai dengan tujuannya maka
dibutuhkan suatu kemampuan guru sebagai prasyarat yang diantaranya adalah
kemampuan untuk menata lingkungan belajar yang kondusif. Penataan
lingkungan belajar yang kondusif bagi kebermaknaan kegiatan belajar peserta
30
didik adalah hal penting. Dengan adanya pengelolaan kelas dalam hal ini
penataan lingkungan belajar diharapkan dapat memberikan stimulus terhadap
peserta didik sehingga peserta didik tersebut terpengaruh atau terkondisikan oleh
lingkungan agar hasil belajar yang dicapai oleh siswa menjadi lebih baik.


C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengajukan hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Apakah terdapat pengaruh pengelolaan kelas yang digunakan guru terhadap hasil
belajar biologi yang dicapai siswa.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengelolaan kelas
terhadap hasil belajar biologi.

B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2007 sampai Juni 2007
yang berlokasi di MTS Almafatih Palmerah. Kegiatan dimulai dengan uji coba
instrumen di sekolah yang sama dengan kelas berbeda, kemudian dilanjutkan
dengan pemberian perlakuan kepada kelas eksperimen yang diawali dengan
pretest, dan diakhiri dengan pemberian posttest untuk mendapatkan skor hasil
belajar terhadap materi yang diberikan.

C. Populasi dan Sampel
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTS
Almafatih Palmerah Jakarta-Barat sedangkan populasi terjangkau adalah
seluruh siswa kelas satu MTS Almafatih Jakarta Barat. Pengambilan sampel
dilaksanakan secara Simple Random Sampling, artinya setiap unsur dalam
populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terambil sebagai unsur
dalam sampel. Jumlah kelas satu di Madrasah Tsanawiyah Almafatih
Palmerah sebanyak 2 kelas. Jadi seluruh siswa kelas satu 2 x 40 = 80 siswa.
id17156859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com


37
Sample dalam penelitian ini berjumlah 40 orang yang diajar oleh peneliti
untuk kelas 1
I
dan guru yang bersangkutan untuk kelas 1.

D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen, dengan analisis uji-t yang menganalisis pengaruh yang terjadi
antara variabel x dan variabel y berdasarkan perbedaan hasil belajar antara
kelompok yang diberikan perlakuan metode pengelolaan kelas. Dalam
penelitian ini penulis melalui 5 tahapan, dimana tahap pertama dilakukan pre
test soal mata pelajaran biologi, tahap kedua merupakan tahap pemberian
perlakuan kepada sampel terpilih. Tahap ketiga penulis melakukan post test
soal mata pelajaran biologi yang telah diajarkan kepada kedua kelompok
kelas, tahap keempat dilakukan analisis terhadap hasil belajar kedua kelompok
siswa untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan diantara kedua kelompok
tersebut terhadap hasil test awal dan test akhir soal mata pelajaran biologi, dan
terakhir yaitu tahap kelima merupakan kesimpulan yang penulis berikan
terkait dengan hasil penelitian yang penulis lakukan.





E. Tahapan Penelitian


38
Dalam penelitian ekperimen ini tahapan yang direncanakan adalah
sebagai berikut :
Tabel 1
Tahapan penelitian
Tahap Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
1 Pre-test Latihan soal mata pelajaran
Biologi
Latihan soal mata pelajaran
Biologi
2 Pengelolaan
kelas
- Pengaturan perabot kelas
- Penggunaan sarana belajar
- Penggunaan alat peraga
- Pengaturan pajangan kelas
- Pengaturan tempat duduk
siswa
- Pengelompokkan siswa
- Pengajaran materi biologi
dengan pokok bahasan
ekosistem
- Mengajukan pertanyaan
kepada siswa
- Memberikan tugas
kelompok
- Siswa membuat laporan
hasil pengamatan
- Guru memberikan
penguatan setiap materi
yang diajarkan.
- Mengikuti pengaturan
perabotan kelas yang sudah
ada
- Menggunakan sarana belajar
kelas yang sudah ada
- Tidak menggunakan alat
peraga
- Pengaturan pajangan kelas
mengikuti yang sudah ada
- Tempat duduk mengikuti
pengaturan yang sudah ada
- Tidak dilakukan
pengelompokan siswa
- Pengajaran materi biologi
dengan pokok bahasan
ekosistem
- Mengajukan pertanyaan
kepada siswa
- Memberikan tugas
perorangan
- Siswa membuat laporan
hasil pengamatan
3 Posttest Latihan soal mata pelajaran
Biologi
Latihan soal mata pelajaran
Biologi
4 Analisis Jawaban soal mata pelajaran
biologi pretest dan pottest
Jawaban soal mata pelajaran
biologi pretest dan pottest
5 Kesimpulan - -

F. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel penelitian yaitu
pengelolaan kelas sebagai variabel bebas (variabel X) dan hasil belajar biologi
siswa sebagai variabel terikat (variabel Y).
1. Variabel X (Pengelolaan Kelas)
a. Definisi Konseptual


39
Pengelolaan kelas diartikan sebagai usaha guru untuk mengatur siswa
dan ruang kelas agar kegiatan belajar mengajar berlangsung menarik dan
menyenangkan, meliputi : pengaturan perabot kelas, sarana belajar, alat
peraga, pajangan kelas, tempat duduk siswa, dan pengelompokkan siswa.
Pengelolaan kelas dilakukan oleh guru untuk menciptakan dan
mengendalikan situasi kelas yang kondusif agar siswa dapat belajar
dengan sebaik mungkin demi kelancaran proses belajar mengajar (PBM).
b. Definisi Operasional
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila
terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.
Adapun indikator pengelolaan kelas yang baik adalah
1) Kondisi belajar yang optimal. Kondisi belajar yang nyaman, tenang,
bersih, sejuk sangat membantu perhatian siswa, sehingga perhatian
siswa dapat terpusat pada materi pelajaran.
2) Menunjukkan sikap tanggap. Prilaku positif atau negatif yang muncul
di dalam kelas harus dapat disikapi dengan baik sehingga dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.
3) Memusatkan perhatian. Dengan memusatkan perhatian secara terus
menerus terhadap siswa dapat mempertahankan konsentrasi belajar
siswa tersebut.


40
4) Memberikan petunjuk dan tujuan yang jelas. Sering terjadi kurangnya
konsentrasi siswa disebabkan oleh ketidakpahaman siswa terhadap
arah dan sasaran yang akan dicapai.
5) Memberikan teguran dan penguat. Teguran diberikan untuk
mengarahkan tingkah laku siswa, dan penguat perlu dilakukan untuk
memberikan respon positif dengan cara memberikan pujian dan
penghargaan.

2. Variabel Y (Hasil Belajar Biologi)
a. Definisi Konseptual
Hasil belajar biologi adalah terjadinya perubahan perilaku kemampuan
atau kepandaian seseorang pada mata pelajaran biologi
b. Definisi Operasional
Hasil belajar biologi adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa
setelah mengalami proses belajar mengajar dan ditandai dengan adanya
perubahan kepandaian dan tingkah laku dari siswa itu sendiri. Adapun
indikator hasil belajar adalah sebagai berikut :
1) Mengenal konsep biologi yang diajarkan oleh guru.
2) Dapat menentukan komponen-komponen ekosistem dan saling
hubungan antar komponen.
Tabel 2
KisiKisi Soal Tes Ekosistem
Indikator Standar
kompentinsi
Kompentensi
dasar
Materi pokok
C1 C2 C3
Jumlah
Komponen penyusun
ekosistem

1, 4, 7

2, 5

3, 6

7
Memahami saling
ketergantungan
dalam ekosistem
Menentukan
eksosistem dan
saling hubungan
antara
komponen
Faktor biotik dan
abiotik dalam ekosistem
8, 11, 14 9, 12, 15 10, 13

8


41
q
p
St
Mt Mp
r
pbi

=
Pola interaksi dalam
ekosistem
16, 19, 22 17, 20 18, 21
7
Macam-macam
ekosisten
23, 26, 29 24, 27, 30 25, 28
8
ekosistem,
mengidentifikasi
pentingnya
keragaman
mahluk hidup
dalam
pelestarian
ekosistem
Kependudukan
31, 34, 37 32, 35 33, 36
7
Jumlah 15 12 10 27


G. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penganalisaan diperoleh melalui
instrumen yang diberikan kepada subyek penelitian dalam bentuk test mata
pelajaran biologi.

H. Kaliberasi Instrumen
1. Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran untuk menunjukkan tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen.
1
Validitas adalah suatu alat ukur untuk
mengukur sasaran ukurnya.
2
Instrumen dikatakan valid jika memiliki
validitas yang tinggi, yaitu bila instrumen tersebut telah dapat mengukur
apa yang diukur.
3

Untuk pengujian validitas test biologi dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
4



1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), h. 144.
2
Jafar Ahiri, Validitas dan Reliabilitas Tes : Deskripsi Konsep Dan Aplikasinya Dalam
Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : Jurnal Teknodik Edisi No. 13/VII/Desember 2003 ), h.117
3
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : PT.Bumi Aksara,
September 2003 ), Cet. Ke-4, h.46.
4
Ibid, h. 79


42

Keterangan :
r
pbi
= Koefisien korelasi point biserial
M
p
= Mean skor dari testee yang menjawab benar item yang dicari
korelasinya dengan test.
M
t
= Mean skor total
S
t
=

Standar deviasi dari skor total
P = Proporsi testee yang menjawab benar terhadap butir item yang
sedang diuji validitas itemnya.
q = Proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir item yang
sedang diuji validitas itemnya.
Berdasarkan hasil perhitungan validitas instrumen dengan
menggunakan rumus di atas pada tes hasil belajar biologi yang
diujicobakan yang terdiri dari 30 item soal, didapat 27 item soal dengan
validitas baik dan 3 item soal dengan validitas buruk, adapun item soal
yang memiliki validitas buruk adalah item soal no 9, no 22 dan no 23
5
.
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah sejauhmana hasil pengukuran dari suatu instrumen
mewakili karakteristik yang diukur. Reliabilitas adalah proporsi
keragaman skor test yang disebabkan oleh keragaman sistematis dalam
populasi peserta test.
6


5
Lampiran, h. 67-69
6
Jafar Ahiri, Ibid, h. 119


43
Sedangkan untuk menguji reliabilitas soal tes dengan menggunakan
metode Kuder Richardson yaitu dengan menggunakan rumus KR-20:
7

r
11
=


2
i i
2
St
q p St
1 n
n

Keterangan:
r
11
= Koefisien realibilitas
N = Banyaknya butir item
= Bilangan konstanta
St
2
= Variasi total
p
i
= Proporsi testee yang menjawab benar
q
i
= Proporsi testee yang menjawab salah (q
i
= 1 p
i
)

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas tes didapat nilai
reliabilitas sebesar r
11
= 0.783
8
sehingga terdapat 27 butir soal dari 30 butir
soal yang diujicobakan yang dapat dinyatakan memiliki reliabilitas cukup
tinggi dan selanjutnya dapat dipergunakan dalam penelitian

I. Desain Penelitian
Pada penelitian ini rancangan yang digunakan adalah pretest-posttest
Eqiuvalent Group Design, yaitu kelompok eksperimen dan kontrol sebelum
dilakukan perlakuan diobservasi untuk menjamin bahwa kedua kelompok

7
Sukardi Ph.D, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, ( Jakarta :
Bumi Aksara, 2003 ), h. 132.
8
Lampiran 2 hal 6


44
tersebut sebelum mendapat perlakuan sama dan jika berbeda itu dapat
dikendalikan.
9

Dalam penelitian ini yang dieksperimenkan adalah pengelolaan kelas
yaitu pengaturan ruang belajar (lingkungan fisik), seperti ruang kelas rapih
dan bersih, pengaturan tempat duduk, penggunaan sarana dan alat bantu
pengajaran, ventilasi dan pengaturan cahaya. Sebelum dilakukan eksperimen
terhadap pengelolaan kelas akan dilakukan pretest mata pelajaran biologi baik
itu terhadap kelompok kelas eksperimen maupun terhadap kelompok kelas
kontrol. Setelah dilakukan pretes kemudian kelas eksperimen diberikan
perlakuan (treatment) yaitu dengan melakukan pengelolaan kelas sebagaimana
tersebut di atas, sementara itu kelompok kontrol tidak diperlakukan sama
seperti kelompok eksperimen atau mengikuti standar yang berlaku di dalam
sekolah tersebut. Dan setelah diberikan perlakukan (treatment) terhadap
kelompok eksperimen kemudian dilakukan test ulang terhadap mata pelajaran
biologi yang telah disampaikan pada periode pelaksanaan eksperimen.
Desain penelitian yang digunakan adalah
10
:
Kelompok Pretest Perlakuan Pottest
Eksperimen ( E )

Kontrol ( C )

Y
1
Y
1
X
1
X
2
Y
2
Y
2

Keterangan :
E = Kelas eksperimen.
C = Kelas kontrol.

9
Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, ( Jakarta :
Penerbit PPM, 2003 ), h. 127
10
Prof. Sukardi Ph.D, Op.Cit, h. 185.


45
X
1
= Perlakuan pada kelas eksperimen dengan pengelolaan kelas yang
telah direkayasa oleh peneliti
X
2
= Perlakuan pada kelas kontrol tanpa pengelolaan kelas yang
direkayasa
Y
1
= Tes awal yang sama pada kedua kelompok
Y
2
= Tes akhir yang sama sesudah diberikan materi mata pelajaran
biologi pada kelas eksperimen yang telah diberi perlakuan dan
kelas kontrol yang tanpa perlakuan atas obyek yang diteliti.

J. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian eksperimen ini pengumpulan
data dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu :

1. Tahap Persiapan
Persiapan yang dilakukan berupa penyesuaian waktu belajar di sekolah
dengan satuan pelajaran dan alokasi waktu yang telah ditetapkan.
Pembuatan dan pengujian instrumen penelitian berupa tes objektif.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan dimulai dengan memberikan pretest pada kedua kelompok
kelas. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan perlakuan pada kelas
eksperimen dengan konsep dan model pengelolaan kelas yang
direncanakan peneliti. Kemudian setelah pokok bahasan tersebut selesai
diajarkan baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol maka
diadakan tes hasil belajar dengan instrumen berupa soal pilihan ganda


46
sebanyak 27 butir dengan kriteria penilaian setiap soal dari 1 27 bernilai
1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah.
3. Tahap Pelaporan
Tahap pelaporan merupakan tahap akhir dari penelitian. Pada tahap ini
dikemukakan proses berlangsungnya penelitian dan hasil penelitian.

K. Teknik Analisis Data
Analisis data diawali dengan pengujian persyaratan analisis, yaitu uji
normalitas dan homogenitas. Kemudian dilanjutkan dengan pengujian
hipotesis.


1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan yaitu uji
Lilliefors.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi homogen atau tidak.Uji homogenitas yang digunakan adalah
Uji Fisher.
3. Uji Hipotesis


47
Uji hipotesis digunakan untuk menghitung korelasi antara variabel X dan
variabel Y dengan menggunakan rumus uji t ( t test ) pada taraf
signifikasi 5 % ( 0,05 ), yaitu :
t
o =
B A
n n
S
Y X
1 1
+


Keterangan :
t
o
= t score
x = Mean kelas eksperimen
Y = Mean kelas kontrol
S = Standar Deviasi gabungan
n
A
= Jumlah sampel kelas eksperimen
n
B
= Jumlah sampel kelas kontrol
Hasil perhitungan statistik tersebut digunakan untuk menguji
kebenaran hipotesis statistik, sedangkan pengujian ttes dalam tabel dilakukan
pada taraf signifikasi 0,05. Apabila t
hitung
s t
tabel ,
berarti dapat dikatakan
bahwa tidak terdapat pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar biologi
siswa, sedangkan apabila t
hitung >
t
tabel,
berarti dapat dikatakan bahwa terdapat
pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar biologi siswa, artinya siswa
yang diajar dengan menggunakan pengelolaan kelas hasil belajarnya lebih
tinggi dari pada siswa yang diajar dengan tidak menggunakan pengelolaan
kelas.
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Penelitian
1. Deskripsi Hasil Belajar Pretest Biologi
a. Skor pretest siswa kelas eksperimen
Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) diketahui bahwa
pada kelas eksperimen memiliki nilai tertinggi sebesar 73 dan nilai
terendah sebesar 14.8 sedangkan nilai rata-rata pretest kelas
eksperimen sebesar 42.27 dengan nilai tengah sebesar 42.77 dan
standar deviasi sebesar 12.18.
1
Selanjutnya untuk mempermudah
pembacaan atas data hasil test di atas langkah selanjutnya adalah
pembuatan distribusi frekuensi untuk data yang telah dikelompokan
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Tabel distribusi skor test
Pretest kelas eksperimen
Frekuensi
No Interval kelas Nilai tengah
Absolut Relatif
1 13.50-23.49 19 1 3 %
2 23.50-33.49 29 9 23 %
3 33.50-43.49 39 22 55 %
4 43.50-53.49 49 4 10 %
5 53.50-63.49 59 3 8 %
6 63.50-73.49 69 1 3 %
Jumlah 40 100 %

Dari tabel distribusi frekuensi diketahui bahwa mayoritas
siswa mendapatkan nilai antara 33.50 sampai dengan 43.49 yaitu
sebesar 22 siswa atau 55 persen dari total keseluruhan kelas


1
Perhitungan lengkap lampiran 14 h. 96
id17177140 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com
50
eksperimen sebelum diberikan perlakuan. Siswa tersebut tergolong
memiliki nilai rendah
b. Skor pretest siswa kelas kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diketahui bahwa nilai
tertinggi pada kelas kontrol sebelum diadakan perlakukan adalah
85.1, dan terendah adalah 18.5, sedangkan nilai rerata sebelum
diadakan perlakukan terhadap kelas kontrol memiliki nilai rerata
sebesar 48.66, dengan nilai tengah sebesar 48.16 dan standar deviasi
sebesar 12.78.
2
Selanjutnya untuk mempermudah pembacaan atas
data hasil test di atas langkah selanjutnya adalah pembuatan
distribusi frekuensi untuk data yang telah dikelompokan adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.2
Tabel distribusi skor test
Pretest kelas kontrol
Frekuensi
No Interval kelas Nilai tengah
Absolut Relatif
1 18.50-29.49 24.12 3 7,5 %
2 29.50-41.49 35.42 9 22,5 %
3 41.50-52.49 46.70 17 42,5 %
4 52.50-63.49 57.98 7 17,5 %
5 63.50-74.49 69.26 3 7,5 %
6 74.50-86.49 80.53 1 2,5 %
Jumlah 40 100 %

Dari tabel distribusi frekuensi diketahui bahwa mayoritas siswa
mendapatkan nilai antara 41.50 sampai dengan 52.49 yaitu sebesar
17 siswa atau 42.5 persen dari total keseluruhan kelas kontrol

2
Perhitungan lengkap lampiran 15 h. 98
51
sebelum diberikan perlakuan. Kelompok siswa tersebut tergolong
memiliki nilai rendah

2. Deskripsi Hasil Belajar Posttest Biologi
a. Skor posttest siswa kelas eksperimen
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diketahui bahwa setelah
diberikan perlakuan terhadap kelas eksperimen memiliki nilai
tertinggi sebesar 96.2 dan nilai terendah sebesar 62.9, sedangkan
nilai rerata setelah diadakan perlakuan terhadap kelas eksperimen
memiliki nilai rerata sebesar 80.48, dengan nilai tengah sebesar
80.81 dan standar deviasi sebesar 8.94
3
. Selanjutnya untuk
mempermudah pembacaan atas data hasil test di atas langkah
selanjutnya adalah pembuatan distribusi frekuensi untuk data yang
telah dikelompokan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3
Tabel Distribusi Skor Test
Posttest Kelas Eksperimen
Frekuensi
No Interval kelas Nilai tengah
Absolut Relatif
1 62.90-68.89 65.675 5 12,5 %
2 68.90-74.89 71.235 7 17,5 %
3 74.90-79.89 76.795 6 15 %
4 79.90-85.89 82.355 12 30 %
5 85.90-90.89 87.915 2 5 %
6 90.90-96.89 93.475 8 20 %
Jumlah 40 100

Dari tabel distribusi frekuensi terhadap data yang telah
dikelompokan di atas di ketahui bahwa mayoritas siswa setelah

3
Perhitungan lengkap lampiran 16 h. 100
52
diberikan perlakukan mendapatkan nilai antara 79.90 sampai dengan
85.89 yaitu sebesar 12 siswa atau 30 persen dari total keseluruhan
kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan. Kelompok siswa
tersebut tergolong memiliki nilai tinggi
b. Skor posttest siswa kelas kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diketahui bahwa nilai
tertinggi pada kelas kontrol atas hasil test soal biologi untuk yang
kedua kalinya adalah 96.2 dan nilai terendah adalah 44.51,
sedangkan nilai rerata setelah diadakan pengujian yang kedua
terhadap kelas kontrol tanpa diberikan perlakuan memiliki nilai
rerata sebesar 65.77, dengan nilai tengah sebesar 67.27 dan standar
deviasi sebesar 9.52
4
. Selanjutnya untuk mempermudah pembacaan
atas data hasil test di atas langkah selanjutnya adalah pembuatan
distribusi frekuensi untuk data yang telah dikelompokan adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.4
Tabel Distribusi Skor Test
Posttest Kelas Kontrol
Frekuensi
No Interval kelas Nilai tengah
Absolut Relatif
1 44.40-53.39 48.8 5 12,5 %
2 53.40-62.39 57.61 9 22,5 %
3 62.40-70.39 66.42 15 37,5 %
4 70.40-79.39 75.23 7 17,5 %
5 79.40-88.39 84.04 2 5 %
6 88.40-97.39 92.85 2 5 %
Jumlah 40 100 %

Dari tabel distribusi frekuensi terhadap data yang telah
dikelompokan di atas di ketahui bahwa mayoritas siswa kelas
kontrol setelah diberikan ujian yang kedua kalinya mendapatkan
nilai antara 62.40 sampai dengan 70.39 yaitu sebesar 15 siswa atau
15 persen dari total keseluruhan kelas eksperimen setelah diberikan
perlakuan. Kelompok siswa tersebut tergolong memiliki nilai tinggi

4
Perhitungan lengkap lampiran 17 h. 102
53
3. Perbedaan mean hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol
Berdasarkan hasil penyajian data dengan menggunakan tabel
distribusi data yang telah dikelompokkan di atas selanjutnya akan
diberikan perbandingan terhadap mean sebelum dan sesudah diberikan
perlakuan terhadap masing-masing kelas yang merupakan obyek yang
diteliti adalah sebagai berikut :
Kelas Pretest Posttest Perubahan hasil
Eksperimen 42.27 80.48 38.21
Kontrol 48.66 65.77 17.11

Tabel perbandingan memberikan gambaran bahwa terjadi
perubahan terhadap rerata baik terhadap kelas eksperimen maupun kelas
kontrol, perubahan yang besar terjadi pada kelas eksperimen yang
diberikan perlakukan dalam hal ini pengelolaan kelas yaitu sebesar
38.21. jika dibandingkan dengan kelas kontrol perubahan ini sangat
besar dan dapat dikatakan bahwa rerata nilai hasil belajar pada kelas
eksperimen setelah diberikan perlakuan menjadi 80.48 yang artinya rata-
rata siswa pada kelas eksperimen memperoleh nilai 80.48 terhadap test
soal biologi setelah diberikan perlakuan dengan kata lain penerapan
metode pengelolaan kelas memberikan dampak positif terhadap tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru.



B. Pengujian Prasyarat Analisis
1. Uji normalitas
54
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
diteliti berdistribusi normal atau tidak, untuk itu penulis dalam menguji
normalitas terhadap data hasil penelitian menggunakan uji Liliefors.
Adapun kriteria penerimaan bahwa suatu data berdistribusi normal atau
tidak dengan rumusan sebagai berikut :
Jika L
o
< L
t
maka data berdistribusi normal
Jika L
o
> L
t
maka data tidak berdistribusi normal
a. Pretest kelas eksperimen
Uji normalitas untuk kelompok siswa yang diberikan perlakuan
metode pengelolaan kelas hasilnya sebagai berikut :
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Kelompok Banyaknya
sampel
L
hitung
L
tabel
Kesimpulan data
A 40 0.1228 0.163015 Data berdistribusi
normal

Catatan : Dari tabel di atas, didapat L
hitung
= 0.1228 dengan n = 40 siswa,
dan taraf nyata 0.01 maka L
tabel
= 0.163015 nilainya lebih besar
dari L
hitng
sehingga dapat dikatakan bahwa populasi berdistribusi
normal

b. Pretest kelas kontrol
Uji normalitas untuk kelompok siswa yang tidak diberikan
perlakuan metode pengelolaan kelas hasilnya sebagai berikut :




55
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol
Kelompok Banyaknya
sampel
L
hitung
L
tabel
Kesimpulan data
B 40 0.1302 0.163015 Data berdistribusi
normal

Catatan : Dari tabel di atas, didapat L
hitung
= 0.1302 dengan n = 40 siswa,
dan taraf nyata 0.01 maka L
tabel
= 0.163015 nilainya lebih besar
dari L
hitng
sehingga dapat dikatakan bahwa populasi berdistribusi
normal

2. Uji Homogenitas
Langkah selanjutnya setelah data hasil penelitian diketahui
memiliki distribusi normal, maka akan dilakukan pengujian homogenitas
dimana dalam pengujian ini data yang diuji berdasarkan kesamaan
varian kedua kelompok yang dilakukan dengan metode uji fisher dengan
taraf signifikan sebesar 5 % dan kriteria pengujiannya adalah sebagai
berikut :
Jika F
hitung
< F
tabel
maka H
o
diterima, berarti kedua data adalah homogen
Jika F
hitung
> F
tabel
maka H
o
ditolak, berarti kedua data adalah tidak
homogen
Uji homogenitas kedua varian dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas dengan Uji Fisher
Keterangan
Varian
terbesar
Varian
terkecil
F
Hitung
F
Tabel
Kesimpulan

Pretest 167.4743 152.0555 1,101402 1,71
Data berasal dari
distribusi
homogen
Posttest 260,88 81.9644872 0,314 1,71
Data berasal dari
distribusi
homogen

56
a. Pretest
Hasil perhitungan menunjukkan nilai F
hiutng
= 1.101402
5
,
sedangkan F
tabel
dengan dk pembilang dan dk penyebut masing-
masing 40-1=39 di peroleh F
tabel
= 1,71. dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data pada kelas pretest baik itu kelas eksperimen
maupun kelas kontrol memiliki varian yang sama atau homogen.
b. Posttest
Hasil perhitungan menunjukkan nilai F
Hiutng
= 0,314
6
,
sedangkan F
tabel
dengan dk pembilang dan dk penyebut masing-
masing 40-1=39 diperoleh F
tabel
= 1,71. dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data pada kelas posttest baik itu kelas
eksperimen maupun kelas kontrol memiliki varian yang sama atau
homogen.

C. Pengujian Hipotesis
Setelah diketahui bahwa data dari kedua kelompok pada penelitian ini
berdistribusi normal dan homogen, maka perbedaan nilai rata-rata kedua
kelompok penelitian selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan uji t.
Pengujian ini dilakukan guna mengetahui sejauhmana perbedaan hasil hasil
belajar biologi siswa.

5
Perhitungan lengkap lampiran 23 & 24 h.109 - 111
6
Perhitungan lengkap lampiran 25 & 26 h.112-113
57
Dari hasil pehitungan perbedaan rata-rata kelompok eksperimen
dengan rata-rata kelompok kontrol didapat t
hitung
sebesar 7.03
7
dan
selanjutnya dikonsultasikan denga t
tabel
pada taraf signifikan 5 %, dan
dk=(n1+n2-2) maka pada posttest diperoleh nilai t
tabel
= 1.99. karena t
hitung
>
t
tabel
sehingga hipotesis nol ditolak, sedangkan untuk pretest nilai t
hitung
sebesar 1, 43147203 nilai ini lebih kecil dari t
tabel
maka hipotesis nol
diterima.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hasil balajar dengan
metode pengelolaan kelas lebih baik jika dibandingkan kegiatan belajar
mengajar tanpa menerapkan metode pengelolaan kelas yang optimal. Lebih
jelasnya hasil analisis data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.8
Uji Hipotesis skor pretest dan posttes
Keterangan
Derajat
kebebasan
t
hitung
t
tabel
Kesimpulan

Pretest 78 1, 43147203 1,99 Ho diterima
Posttest 78 7.03 1,99 Ho ditolak

D. Pembahasan
Dari hasil analisis data, sebelum dilakukan ekperimen diperoleh nilai t
hitung lebih kecil dari t tabel (t
hitung
=1, 43147203 < t
tabel
=1,99) artinya tidak
terdapat perbedaan nilai rata-rata hasil belajar antara kelas kontrol dengan
kelas eksperimen, dan setelah diberikan perlakukan pada kelas eksperimen
kemudian dilakukan test hasil belajar diperoleh nilai t hitung lebih besar dari
t tabel (t
hitung
=7.03 > t
tabel
=1,99) artinya terdapat perbedaan nilai rata-rata
hasil belajar antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Hal ini

7
Perhitungan lengkap lampiran 27 h.114
58
menunjukan bahwa semakin baik pengelolaan kelas maka semakin baik pula
hasil belajar biologinya.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengelolaan kelas yang baik
berhubungan dengan hasil belajar biologi siswa. Peningkatan hasil belajar
sains biologi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya penataan
siswa dalam kelas, penataan ruang, dan penggunaan alat peraga dalam
pengajaran serta penciptaan disiplin kelas, serta ditunjang dengan strategi
pembelajaran.
Pengelolaan kelas sebagaimana telah dikemukakan di atas intinya
memiliki karakteristik yang sama, yaitu bahwa pengelolaan kelas
merupakan sebuah upaya yang real untuk mewujudkan suatu kondisi proses
atau kegiatan belajar mengajar yang efektif. Dengan pengelolaan kelas yang
baik diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran di mana
proses tersebut memberikan pengaruh positif yang secara langsung
menunjang terselenggaranya proses belajar mengajar di kelas.
Dalam pemberian tugas baik individu maupun kelompok, guru biologi
selalu menetapkan tujuan yang jelas berdasarkan standar kompetensi yang
telah ditetapkan disertai dengan petunjuk yang jelas. Tujuan pengajaran
yang tidak jelas, materi yang terlalu mudah atau terlalu sulit, urutan materi
yang tidak sistematis, alat pembelajaran tidak tersedia dan lain sebagainya
dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Sebenarnya hasil belajar
merupakan realisasi pemekaran dari kecakapan atau kapasitas yang dimiliki
seseorang. Penguasaan hasil belajar dari seseorang dapat dilihat dari
59
perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,
ketrampilan berpikir, maupun ketrampilan motorik.
8

Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasrun dalam
jurnalnya mengatakan bahwa guru dituntut mampu memilih dan
menggunakan media pengajaran sesuai dengan materi yang akan disajikan
9
.
Di samping itu, guru juga dituntut mampu menggunakan metode pengajaran
secara simultan untuk menghidupkan suasana pengajaran dengan baik.
Dengan kata lain, dalam pelaksanaan pengelolaan kelas guru harus dapat
menciptakan suasana yang memungkinkan seorang peserta didik memiliki
kenyamanan dalam proses belajar mengajar. Penekanan terhadap metode
belajar saja kurang dapat menghasilkan peserta didik seperti yang
diharapkan. Untuk itu, pengelolaan lingkungan belajar merupakan suatu hal
penting yang harus mendapat perhatian berbagai pihak yang memiliki
kepentingan terhadap tercapainya tujuan pembelajaran yaitu menciptakan
peserta didik yang cerdas dan dapat bermanfaat dalam kehidupan
bermasyarakat.
Peran organisasi siswa dalam kelas yang dilakukan guru berpengaruh
positif terhadap kelancaran proses belajar mengajar, seperti membantu
dalam penyediaan kelengkapan alat pengajaran. Selain itu, organisasi siswa
sangat berperan terhadap ketertiban kelas sehingga membantu kelancaran
proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Pembimbingan siswa yang

8
Nana Saudih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2003), h. 102-103.
9
Nasrun, Media Metoda dan Pengelolaan Kelas terhadap Keberhasilan Praktek
Lapangan Kependidikan, (Jurnal Pendidikan Universitas Negeri Padang XXVI (04), Padang,
Desember, 2001 ),h.429.
60
selalu dilakukan guru saat pemberian tugas dapat membantu serta
memudahkan siswa dalam menyelesaikan tugas tersebut. Bimbingan bagi
siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran diberi
pelajaran tambahan atau tugas khusus agar tidak tertinggal dari siswa yang
lain. Hal ini dilakukan karena berpengaruh terhadap harga diri, pendidikan,
pekerjaan, sosialisasi dan aktivitas kehidupan sehari-hari sepanjang
kehidupan.
10

Peningkatan hasil belajar siswa bisa diwujudkan dengan pengelolaan
kelas yang berorientasi pada siswa. Artinya pengelolaan kelas yang
memungkinkan anak mampu mengembangkan rasa kemasyarakatan,
berfikir kritis dan mandiri, memiliki pengalaman bekerja kooperatif,
berkembang kepribadiannya, dan berwawasan pengetahuan luas di berbagai
bidang kehidupan
11
.
Sehingga siswa diharapkan mampu menggunakan fakta-fakta yang
sudah dipelajarinya untuk menjelaskan situasi serta mampu
mengembangkan pemikiran dan ketrampilan yang digunakannya dan yang
terpenting adalah dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

10
Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002),
h. 8.
11
Anik Ghufron, Pengelolaan Kelas Terpadu : Suatu Bentuk Pengelolaan kelas
Akternatif, (Cakrawala Pendidikan, tahun XIX, Nomor 1, Februari 2001), h.13.
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan
penulis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut terdapat perbedaan
yang signifikan antara kelas A dan kelas B.
1. terdapat pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar siswa serta
terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara kelas eksperimen dengan
kelas kontrol hal ini ditunjukkan dari hasil analisis data, sebelum
dilakukan eksperimen diperoleh nilai t hitung lebih kecil dari t
tabel
(t
hitung
=
1,43147203 < t
tabel
= 1,99) artinya tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata
hasil belajar antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen kemudian
dilakukan test hasil belajar diperoleh nilai t
hitung
lebih besar dari t
tabel
(t
hitung
= 7.03 > t
tabel
= 1,99) artinya terdapat perbedaan nilai rata-rata hasil
belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
2. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa setelah diberikan
perlakuan terhadap kelas eksperimen memiliki nilai antara 79.90 sampai
dengan 85.89 lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai rata-rata sebelum
diberikan perlakuan dan jika dilihat dari nilai terendah yang diperoleh
siswa juga terlihat bahwa setelah diberikan perlakuan nilai terendah pada
kelas ekpserimen setelah mendapatkan perlakuan meningkat menjadi
62.90 sampai dengan 68.89.
3. Berdasarkan hasil perhitungan pada kelas kontrol atas hasil test soal
biologi untuk yang kedua kalinya nilai hasil belajar tidak menunjukkan
perubahan yang signifikan jika dibandingkan dengan kelas yang diberikan
perlakuan.
4. Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh t
o
> t
tabel
sehingga hipotesis nol
ditolak dengan demikian dapat disimpulkan terdapat perbedaan hasil
belajar biologi siswa setelah mendapat perlakuan pengelolaan kelas.
Dengan kata lain bahwa hasil belajar dengan metode pengelolaan kelas
id17193546 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com
61
lebih baik jika dibandingkan kegiatan belajar mengajar tanpa menerapkan
metode pengelolaan kelas yang optimal.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, selanjutnya diajukan beberapa saran yang
berguna yang dapat dijadikan pertimbangan dalam meningkatkan hasil belajar
siswa, yaitu:
1. Para guru di sekolah diharapkan dapat merancang dan melaksanakan suatu
kegiatan belajar yang dapat menciptakan suasana kondusif, yang dapat
meningkatkan minat belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran
biologi. Suasana kondusif dapat diaplikasikan melalui penataan ruangan
yang mencerminkan kesejukan, ventilasi yang baik sehingga sirkulasi
udara berjalan dengan baik, penataan atau kreativitas siswa dengan
demikian siswa merasa memiliki atas segala perlengkapan ataupun hiasan
kelas.
2. Diharapkan guru di sekolah memaksimalkan inventarisasi alat peraga yang
dimiliki, hal ini ditujukan untuk meningkatkan daya tangkap siswa
terhadap suatu materi pembelajaran yang disampaikan. Melalui
penggunaan alat peraga atau prototype yang lebih mendekatkan keadaan
obyek yang dibicarakan diharapkan siswa dapat lebih memahami atas
materi yang sedang didiskusikan.
3. Mengingat penellitian ini masih sangat sederhana dan apa yang dihasilkan
dari penelitian ini bukanlah akhir, sehingga perlu diadakan penelitian lebih
lanjut guna memastikan validitas hasil penelitian ini khususnya pengaruh
pengelolaan kelas terhadap hasil belajar siswa.
56
DAFTAR PUSTAKA


Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2002.

Adi Suryanto dan Yuni Tri Hewindati, Pemahaman Murid Sekolah Dasar terdapat
Konsep IPA, Jurnal Pendidikan, Vol.5, No.1, Jakarta : Lembaga Penelitian
Universitas Terbuka, 2004.

Ahiri Jafar, Validitas dan Reliabilitas Test: Deskripsi Konsep dan Aplikasinya dalam
Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Jurnal Teknodik, Edisi Nomor 13/VII/Desember
2003

Ahmadi, Abu, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000.

................, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT. Bumi Aksara,
September, 2003.

Boediono, Kegiatan Belajar Mengajar, Jakarta: Puskur, Balitbang Depdiknas : dalam
Makalah Kurikulum Berbasis Kompetensi, http : // www.or.id/data/Buku
KBM.Pdf, 2002.

De Porter, Bobbi dan Mike Hernacki, Quantum Teaching, Bandung: Kaifa, 2000.

..........................................................., Quantum Learning, Bandung: Kaifa, 2000.

Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2000.

E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Implementasi
dan Inovasi, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002.

Ibrahim, Nurdin, Pemanfaatan Tutorial Audio Interaktif, Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, No. 044, Tahun Ke-9, September, 2003.

------------, Hasil Belajar Fisika SLTP Terbuka Tanjung Sari Sumedang Jawa Barat,
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 031, Tahun Ke 7, September 2001.

Kartono, Kartini, Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi, Jakarta: CV.
Rajawali, 2000.

Kountor Rony, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta:
Penerbit PPM, 2003.

id17223015 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com


57
Koster, Wayan, Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Siswa
SLTPN di Jakarta, Mimbar Pendidikan, No.2/XIX, 2002.

Mudzakir, Ahmad, Psikologi Pendidikan, PT. Pustaka Setia, 2001.

M. Madri dan Rosmawati, Pemahaman Guru Tentang Strategi Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar, Jurnal Pembelajaran Vol. 27, No. 23,
Universitas Negeri Padang, Desember 2004.

Nasrun, Media, Metoda dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Praktek
Lapangan Kependidikan, Jurnal Pendidikan, Forum Pendidikan Universitas
Negeri Padang XXVI (04), Desember, 2001.

Popham, W. James dan Eval L. Baker Penterjemah T. Amirul Hadi, Teknik Mengajar
Secara Sistematis, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001.

Purnomo, Strategi Pengajaran, Yogyakarta: Universitas Sanata DarmaYogyakarta,
Email: Tim Pepak @Sabda.Org, 2005

Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002.

Poerwadarmita, W.J.S, Tim Penyusun Kamus Pusat Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta : Balai Pustaka, 2002.

Ridwan, Ahmad dkk, KBK Mata PelajaranBiologi Untuk SMU, Jakarta: Depdiknas,
2001.

Rifai Veithzal, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kepemimpinan Peserta Diklat
Spama Survei di Diklat Depkes ( 2000 ), Jakarta : Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, No. 40, Tahun Ke 9, Januari 2003.

Rosyada Dede, Paradigma Pendidikan Demokrasi, Jakarta: Prenada Media, 2004

Roestiyah, N. K, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: PT. Bina Aksara, 2000.

Rusyan, Tabrani, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Sinar
Baru Algesindo, 2002.

Sardiman, A. N., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2004.

Sanjaya, Wina, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
Jakarta : Kencana Prenada Media Grup, 2005.

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : PT. Rineka
Cipta, 2003.

Soetopo, Hendayat, Pendidikan dan Pembelajaran, Teori, Permasalahan, dan
Praktek, Malang : UMM Press, 2005


58
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Sinar baru
Algesindo, 2000.

Sudrajat dan M. Subana, Dasar-dasar Penulisan Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia,
2001

Suhendra, Bambang, Kurikulum 2006 BNSP Jurusan Pendidikan IPA, (Jakarta :
FITK UIN,2006), h. 380

Sukmadinata, Nana Saudih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT.
Remaja Rosyda Karya, 2003.

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2003.

Sunaryo, Penerapan Prinsip-Prinsip Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) Dalam
Meningkatkan Keefektifan Proses Pembelajaran IPA Di SD Kodya Tegal,
Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 2002.

Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002.

Syah, Muhibin, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002.

----------------, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Cet. Ke. 9 ( Edisi
Revisi ), Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2004.

Syah, Mulyadi, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

Tim Kashiko, Kamus Lengkap Biologi, Surabaya : Kashiko, 2002.

Tim Penulis PEKERTI Bidang MIPA, Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat
Pembelajaran Biologi di Perguruan Tinggi, Jakarta: PAU PPAI, Universitas
Terbuka, 2001.

Tola, Burhanudin, Pengembangan Model Penilaian Sekolah Efektif, Jurnal Penelitian
Pendidikan Sekolah Depdiknas, 2001.

Undang-undang Nomor 20, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: CV. Mini
Jaya Abadi, 2003.

Underwood, Mary, Pengelolaan Sekolah Yang Efektif, Jakarta: Arcan, 2000.

Usman, Uzer Moh, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Karya Rosda,
2002.

Wahyudi, Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran IPA, Jurnal
pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 8 No. 036, Mei 2002.



59
Yuda dan Atiek, Optimalisasi Peran Laboratorium Sebagai Upaya Menyiapkan
Pembelajaran Kimia di SMU dalam Menghadapi Abad 21, Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan, Juli 2001.

Yosmaidah, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Media Peta,
Majalah Pelangi Pendidikan, 2000.

Anda mungkin juga menyukai