=
Pola interaksi dalam
ekosistem
16, 19, 22 17, 20 18, 21
7
Macam-macam
ekosisten
23, 26, 29 24, 27, 30 25, 28
8
ekosistem,
mengidentifikasi
pentingnya
keragaman
mahluk hidup
dalam
pelestarian
ekosistem
Kependudukan
31, 34, 37 32, 35 33, 36
7
Jumlah 15 12 10 27
G. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penganalisaan diperoleh melalui
instrumen yang diberikan kepada subyek penelitian dalam bentuk test mata
pelajaran biologi.
H. Kaliberasi Instrumen
1. Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran untuk menunjukkan tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen.
1
Validitas adalah suatu alat ukur untuk
mengukur sasaran ukurnya.
2
Instrumen dikatakan valid jika memiliki
validitas yang tinggi, yaitu bila instrumen tersebut telah dapat mengukur
apa yang diukur.
3
Untuk pengujian validitas test biologi dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
4
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), h. 144.
2
Jafar Ahiri, Validitas dan Reliabilitas Tes : Deskripsi Konsep Dan Aplikasinya Dalam
Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : Jurnal Teknodik Edisi No. 13/VII/Desember 2003 ), h.117
3
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : PT.Bumi Aksara,
September 2003 ), Cet. Ke-4, h.46.
4
Ibid, h. 79
42
Keterangan :
r
pbi
= Koefisien korelasi point biserial
M
p
= Mean skor dari testee yang menjawab benar item yang dicari
korelasinya dengan test.
M
t
= Mean skor total
S
t
=
Standar deviasi dari skor total
P = Proporsi testee yang menjawab benar terhadap butir item yang
sedang diuji validitas itemnya.
q = Proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir item yang
sedang diuji validitas itemnya.
Berdasarkan hasil perhitungan validitas instrumen dengan
menggunakan rumus di atas pada tes hasil belajar biologi yang
diujicobakan yang terdiri dari 30 item soal, didapat 27 item soal dengan
validitas baik dan 3 item soal dengan validitas buruk, adapun item soal
yang memiliki validitas buruk adalah item soal no 9, no 22 dan no 23
5
.
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah sejauhmana hasil pengukuran dari suatu instrumen
mewakili karakteristik yang diukur. Reliabilitas adalah proporsi
keragaman skor test yang disebabkan oleh keragaman sistematis dalam
populasi peserta test.
6
5
Lampiran, h. 67-69
6
Jafar Ahiri, Ibid, h. 119
43
Sedangkan untuk menguji reliabilitas soal tes dengan menggunakan
metode Kuder Richardson yaitu dengan menggunakan rumus KR-20:
7
r
11
=
2
i i
2
St
q p St
1 n
n
Keterangan:
r
11
= Koefisien realibilitas
N = Banyaknya butir item
= Bilangan konstanta
St
2
= Variasi total
p
i
= Proporsi testee yang menjawab benar
q
i
= Proporsi testee yang menjawab salah (q
i
= 1 p
i
)
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas tes didapat nilai
reliabilitas sebesar r
11
= 0.783
8
sehingga terdapat 27 butir soal dari 30 butir
soal yang diujicobakan yang dapat dinyatakan memiliki reliabilitas cukup
tinggi dan selanjutnya dapat dipergunakan dalam penelitian
I. Desain Penelitian
Pada penelitian ini rancangan yang digunakan adalah pretest-posttest
Eqiuvalent Group Design, yaitu kelompok eksperimen dan kontrol sebelum
dilakukan perlakuan diobservasi untuk menjamin bahwa kedua kelompok
7
Sukardi Ph.D, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, ( Jakarta :
Bumi Aksara, 2003 ), h. 132.
8
Lampiran 2 hal 6
44
tersebut sebelum mendapat perlakuan sama dan jika berbeda itu dapat
dikendalikan.
9
Dalam penelitian ini yang dieksperimenkan adalah pengelolaan kelas
yaitu pengaturan ruang belajar (lingkungan fisik), seperti ruang kelas rapih
dan bersih, pengaturan tempat duduk, penggunaan sarana dan alat bantu
pengajaran, ventilasi dan pengaturan cahaya. Sebelum dilakukan eksperimen
terhadap pengelolaan kelas akan dilakukan pretest mata pelajaran biologi baik
itu terhadap kelompok kelas eksperimen maupun terhadap kelompok kelas
kontrol. Setelah dilakukan pretes kemudian kelas eksperimen diberikan
perlakuan (treatment) yaitu dengan melakukan pengelolaan kelas sebagaimana
tersebut di atas, sementara itu kelompok kontrol tidak diperlakukan sama
seperti kelompok eksperimen atau mengikuti standar yang berlaku di dalam
sekolah tersebut. Dan setelah diberikan perlakukan (treatment) terhadap
kelompok eksperimen kemudian dilakukan test ulang terhadap mata pelajaran
biologi yang telah disampaikan pada periode pelaksanaan eksperimen.
Desain penelitian yang digunakan adalah
10
:
Kelompok Pretest Perlakuan Pottest
Eksperimen ( E )
Kontrol ( C )
Y
1
Y
1
X
1
X
2
Y
2
Y
2
Keterangan :
E = Kelas eksperimen.
C = Kelas kontrol.
9
Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, ( Jakarta :
Penerbit PPM, 2003 ), h. 127
10
Prof. Sukardi Ph.D, Op.Cit, h. 185.
45
X
1
= Perlakuan pada kelas eksperimen dengan pengelolaan kelas yang
telah direkayasa oleh peneliti
X
2
= Perlakuan pada kelas kontrol tanpa pengelolaan kelas yang
direkayasa
Y
1
= Tes awal yang sama pada kedua kelompok
Y
2
= Tes akhir yang sama sesudah diberikan materi mata pelajaran
biologi pada kelas eksperimen yang telah diberi perlakuan dan
kelas kontrol yang tanpa perlakuan atas obyek yang diteliti.
J. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian eksperimen ini pengumpulan
data dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu :
1. Tahap Persiapan
Persiapan yang dilakukan berupa penyesuaian waktu belajar di sekolah
dengan satuan pelajaran dan alokasi waktu yang telah ditetapkan.
Pembuatan dan pengujian instrumen penelitian berupa tes objektif.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan dimulai dengan memberikan pretest pada kedua kelompok
kelas. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan perlakuan pada kelas
eksperimen dengan konsep dan model pengelolaan kelas yang
direncanakan peneliti. Kemudian setelah pokok bahasan tersebut selesai
diajarkan baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol maka
diadakan tes hasil belajar dengan instrumen berupa soal pilihan ganda
46
sebanyak 27 butir dengan kriteria penilaian setiap soal dari 1 27 bernilai
1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah.
3. Tahap Pelaporan
Tahap pelaporan merupakan tahap akhir dari penelitian. Pada tahap ini
dikemukakan proses berlangsungnya penelitian dan hasil penelitian.
K. Teknik Analisis Data
Analisis data diawali dengan pengujian persyaratan analisis, yaitu uji
normalitas dan homogenitas. Kemudian dilanjutkan dengan pengujian
hipotesis.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan yaitu uji
Lilliefors.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi homogen atau tidak.Uji homogenitas yang digunakan adalah
Uji Fisher.
3. Uji Hipotesis
47
Uji hipotesis digunakan untuk menghitung korelasi antara variabel X dan
variabel Y dengan menggunakan rumus uji t ( t test ) pada taraf
signifikasi 5 % ( 0,05 ), yaitu :
t
o =
B A
n n
S
Y X
1 1
+
Keterangan :
t
o
= t score
x = Mean kelas eksperimen
Y = Mean kelas kontrol
S = Standar Deviasi gabungan
n
A
= Jumlah sampel kelas eksperimen
n
B
= Jumlah sampel kelas kontrol
Hasil perhitungan statistik tersebut digunakan untuk menguji
kebenaran hipotesis statistik, sedangkan pengujian ttes dalam tabel dilakukan
pada taraf signifikasi 0,05. Apabila t
hitung
s t
tabel ,
berarti dapat dikatakan
bahwa tidak terdapat pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar biologi
siswa, sedangkan apabila t
hitung >
t
tabel,
berarti dapat dikatakan bahwa terdapat
pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar biologi siswa, artinya siswa
yang diajar dengan menggunakan pengelolaan kelas hasil belajarnya lebih
tinggi dari pada siswa yang diajar dengan tidak menggunakan pengelolaan
kelas.
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Penelitian
1. Deskripsi Hasil Belajar Pretest Biologi
a. Skor pretest siswa kelas eksperimen
Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) diketahui bahwa
pada kelas eksperimen memiliki nilai tertinggi sebesar 73 dan nilai
terendah sebesar 14.8 sedangkan nilai rata-rata pretest kelas
eksperimen sebesar 42.27 dengan nilai tengah sebesar 42.77 dan
standar deviasi sebesar 12.18.
1
Selanjutnya untuk mempermudah
pembacaan atas data hasil test di atas langkah selanjutnya adalah
pembuatan distribusi frekuensi untuk data yang telah dikelompokan
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Tabel distribusi skor test
Pretest kelas eksperimen
Frekuensi
No Interval kelas Nilai tengah
Absolut Relatif
1 13.50-23.49 19 1 3 %
2 23.50-33.49 29 9 23 %
3 33.50-43.49 39 22 55 %
4 43.50-53.49 49 4 10 %
5 53.50-63.49 59 3 8 %
6 63.50-73.49 69 1 3 %
Jumlah 40 100 %
Dari tabel distribusi frekuensi diketahui bahwa mayoritas
siswa mendapatkan nilai antara 33.50 sampai dengan 43.49 yaitu
sebesar 22 siswa atau 55 persen dari total keseluruhan kelas
1
Perhitungan lengkap lampiran 14 h. 96
id17177140 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com
50
eksperimen sebelum diberikan perlakuan. Siswa tersebut tergolong
memiliki nilai rendah
b. Skor pretest siswa kelas kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diketahui bahwa nilai
tertinggi pada kelas kontrol sebelum diadakan perlakukan adalah
85.1, dan terendah adalah 18.5, sedangkan nilai rerata sebelum
diadakan perlakukan terhadap kelas kontrol memiliki nilai rerata
sebesar 48.66, dengan nilai tengah sebesar 48.16 dan standar deviasi
sebesar 12.78.
2
Selanjutnya untuk mempermudah pembacaan atas
data hasil test di atas langkah selanjutnya adalah pembuatan
distribusi frekuensi untuk data yang telah dikelompokan adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.2
Tabel distribusi skor test
Pretest kelas kontrol
Frekuensi
No Interval kelas Nilai tengah
Absolut Relatif
1 18.50-29.49 24.12 3 7,5 %
2 29.50-41.49 35.42 9 22,5 %
3 41.50-52.49 46.70 17 42,5 %
4 52.50-63.49 57.98 7 17,5 %
5 63.50-74.49 69.26 3 7,5 %
6 74.50-86.49 80.53 1 2,5 %
Jumlah 40 100 %
Dari tabel distribusi frekuensi diketahui bahwa mayoritas siswa
mendapatkan nilai antara 41.50 sampai dengan 52.49 yaitu sebesar
17 siswa atau 42.5 persen dari total keseluruhan kelas kontrol
2
Perhitungan lengkap lampiran 15 h. 98
51
sebelum diberikan perlakuan. Kelompok siswa tersebut tergolong
memiliki nilai rendah
2. Deskripsi Hasil Belajar Posttest Biologi
a. Skor posttest siswa kelas eksperimen
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diketahui bahwa setelah
diberikan perlakuan terhadap kelas eksperimen memiliki nilai
tertinggi sebesar 96.2 dan nilai terendah sebesar 62.9, sedangkan
nilai rerata setelah diadakan perlakuan terhadap kelas eksperimen
memiliki nilai rerata sebesar 80.48, dengan nilai tengah sebesar
80.81 dan standar deviasi sebesar 8.94
3
. Selanjutnya untuk
mempermudah pembacaan atas data hasil test di atas langkah
selanjutnya adalah pembuatan distribusi frekuensi untuk data yang
telah dikelompokan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3
Tabel Distribusi Skor Test
Posttest Kelas Eksperimen
Frekuensi
No Interval kelas Nilai tengah
Absolut Relatif
1 62.90-68.89 65.675 5 12,5 %
2 68.90-74.89 71.235 7 17,5 %
3 74.90-79.89 76.795 6 15 %
4 79.90-85.89 82.355 12 30 %
5 85.90-90.89 87.915 2 5 %
6 90.90-96.89 93.475 8 20 %
Jumlah 40 100
Dari tabel distribusi frekuensi terhadap data yang telah
dikelompokan di atas di ketahui bahwa mayoritas siswa setelah
3
Perhitungan lengkap lampiran 16 h. 100
52
diberikan perlakukan mendapatkan nilai antara 79.90 sampai dengan
85.89 yaitu sebesar 12 siswa atau 30 persen dari total keseluruhan
kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan. Kelompok siswa
tersebut tergolong memiliki nilai tinggi
b. Skor posttest siswa kelas kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diketahui bahwa nilai
tertinggi pada kelas kontrol atas hasil test soal biologi untuk yang
kedua kalinya adalah 96.2 dan nilai terendah adalah 44.51,
sedangkan nilai rerata setelah diadakan pengujian yang kedua
terhadap kelas kontrol tanpa diberikan perlakuan memiliki nilai
rerata sebesar 65.77, dengan nilai tengah sebesar 67.27 dan standar
deviasi sebesar 9.52
4
. Selanjutnya untuk mempermudah pembacaan
atas data hasil test di atas langkah selanjutnya adalah pembuatan
distribusi frekuensi untuk data yang telah dikelompokan adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.4
Tabel Distribusi Skor Test
Posttest Kelas Kontrol
Frekuensi
No Interval kelas Nilai tengah
Absolut Relatif
1 44.40-53.39 48.8 5 12,5 %
2 53.40-62.39 57.61 9 22,5 %
3 62.40-70.39 66.42 15 37,5 %
4 70.40-79.39 75.23 7 17,5 %
5 79.40-88.39 84.04 2 5 %
6 88.40-97.39 92.85 2 5 %
Jumlah 40 100 %
Dari tabel distribusi frekuensi terhadap data yang telah
dikelompokan di atas di ketahui bahwa mayoritas siswa kelas
kontrol setelah diberikan ujian yang kedua kalinya mendapatkan
nilai antara 62.40 sampai dengan 70.39 yaitu sebesar 15 siswa atau
15 persen dari total keseluruhan kelas eksperimen setelah diberikan
perlakuan. Kelompok siswa tersebut tergolong memiliki nilai tinggi
4
Perhitungan lengkap lampiran 17 h. 102
53
3. Perbedaan mean hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol
Berdasarkan hasil penyajian data dengan menggunakan tabel
distribusi data yang telah dikelompokkan di atas selanjutnya akan
diberikan perbandingan terhadap mean sebelum dan sesudah diberikan
perlakuan terhadap masing-masing kelas yang merupakan obyek yang
diteliti adalah sebagai berikut :
Kelas Pretest Posttest Perubahan hasil
Eksperimen 42.27 80.48 38.21
Kontrol 48.66 65.77 17.11
Tabel perbandingan memberikan gambaran bahwa terjadi
perubahan terhadap rerata baik terhadap kelas eksperimen maupun kelas
kontrol, perubahan yang besar terjadi pada kelas eksperimen yang
diberikan perlakukan dalam hal ini pengelolaan kelas yaitu sebesar
38.21. jika dibandingkan dengan kelas kontrol perubahan ini sangat
besar dan dapat dikatakan bahwa rerata nilai hasil belajar pada kelas
eksperimen setelah diberikan perlakuan menjadi 80.48 yang artinya rata-
rata siswa pada kelas eksperimen memperoleh nilai 80.48 terhadap test
soal biologi setelah diberikan perlakuan dengan kata lain penerapan
metode pengelolaan kelas memberikan dampak positif terhadap tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru.
B. Pengujian Prasyarat Analisis
1. Uji normalitas
54
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
diteliti berdistribusi normal atau tidak, untuk itu penulis dalam menguji
normalitas terhadap data hasil penelitian menggunakan uji Liliefors.
Adapun kriteria penerimaan bahwa suatu data berdistribusi normal atau
tidak dengan rumusan sebagai berikut :
Jika L
o
< L
t
maka data berdistribusi normal
Jika L
o
> L
t
maka data tidak berdistribusi normal
a. Pretest kelas eksperimen
Uji normalitas untuk kelompok siswa yang diberikan perlakuan
metode pengelolaan kelas hasilnya sebagai berikut :
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Kelompok Banyaknya
sampel
L
hitung
L
tabel
Kesimpulan data
A 40 0.1228 0.163015 Data berdistribusi
normal
Catatan : Dari tabel di atas, didapat L
hitung
= 0.1228 dengan n = 40 siswa,
dan taraf nyata 0.01 maka L
tabel
= 0.163015 nilainya lebih besar
dari L
hitng
sehingga dapat dikatakan bahwa populasi berdistribusi
normal
b. Pretest kelas kontrol
Uji normalitas untuk kelompok siswa yang tidak diberikan
perlakuan metode pengelolaan kelas hasilnya sebagai berikut :
55
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol
Kelompok Banyaknya
sampel
L
hitung
L
tabel
Kesimpulan data
B 40 0.1302 0.163015 Data berdistribusi
normal
Catatan : Dari tabel di atas, didapat L
hitung
= 0.1302 dengan n = 40 siswa,
dan taraf nyata 0.01 maka L
tabel
= 0.163015 nilainya lebih besar
dari L
hitng
sehingga dapat dikatakan bahwa populasi berdistribusi
normal
2. Uji Homogenitas
Langkah selanjutnya setelah data hasil penelitian diketahui
memiliki distribusi normal, maka akan dilakukan pengujian homogenitas
dimana dalam pengujian ini data yang diuji berdasarkan kesamaan
varian kedua kelompok yang dilakukan dengan metode uji fisher dengan
taraf signifikan sebesar 5 % dan kriteria pengujiannya adalah sebagai
berikut :
Jika F
hitung
< F
tabel
maka H
o
diterima, berarti kedua data adalah homogen
Jika F
hitung
> F
tabel
maka H
o
ditolak, berarti kedua data adalah tidak
homogen
Uji homogenitas kedua varian dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas dengan Uji Fisher
Keterangan
Varian
terbesar
Varian
terkecil
F
Hitung
F
Tabel
Kesimpulan
Pretest 167.4743 152.0555 1,101402 1,71
Data berasal dari
distribusi
homogen
Posttest 260,88 81.9644872 0,314 1,71
Data berasal dari
distribusi
homogen
56
a. Pretest
Hasil perhitungan menunjukkan nilai F
hiutng
= 1.101402
5
,
sedangkan F
tabel
dengan dk pembilang dan dk penyebut masing-
masing 40-1=39 di peroleh F
tabel
= 1,71. dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data pada kelas pretest baik itu kelas eksperimen
maupun kelas kontrol memiliki varian yang sama atau homogen.
b. Posttest
Hasil perhitungan menunjukkan nilai F
Hiutng
= 0,314
6
,
sedangkan F
tabel
dengan dk pembilang dan dk penyebut masing-
masing 40-1=39 diperoleh F
tabel
= 1,71. dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data pada kelas posttest baik itu kelas
eksperimen maupun kelas kontrol memiliki varian yang sama atau
homogen.
C. Pengujian Hipotesis
Setelah diketahui bahwa data dari kedua kelompok pada penelitian ini
berdistribusi normal dan homogen, maka perbedaan nilai rata-rata kedua
kelompok penelitian selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan uji t.
Pengujian ini dilakukan guna mengetahui sejauhmana perbedaan hasil hasil
belajar biologi siswa.
5
Perhitungan lengkap lampiran 23 & 24 h.109 - 111
6
Perhitungan lengkap lampiran 25 & 26 h.112-113
57
Dari hasil pehitungan perbedaan rata-rata kelompok eksperimen
dengan rata-rata kelompok kontrol didapat t
hitung
sebesar 7.03
7
dan
selanjutnya dikonsultasikan denga t
tabel
pada taraf signifikan 5 %, dan
dk=(n1+n2-2) maka pada posttest diperoleh nilai t
tabel
= 1.99. karena t
hitung
>
t
tabel
sehingga hipotesis nol ditolak, sedangkan untuk pretest nilai t
hitung
sebesar 1, 43147203 nilai ini lebih kecil dari t
tabel
maka hipotesis nol
diterima.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hasil balajar dengan
metode pengelolaan kelas lebih baik jika dibandingkan kegiatan belajar
mengajar tanpa menerapkan metode pengelolaan kelas yang optimal. Lebih
jelasnya hasil analisis data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.8
Uji Hipotesis skor pretest dan posttes
Keterangan
Derajat
kebebasan
t
hitung
t
tabel
Kesimpulan
Pretest 78 1, 43147203 1,99 Ho diterima
Posttest 78 7.03 1,99 Ho ditolak
D. Pembahasan
Dari hasil analisis data, sebelum dilakukan ekperimen diperoleh nilai t
hitung lebih kecil dari t tabel (t
hitung
=1, 43147203 < t
tabel
=1,99) artinya tidak
terdapat perbedaan nilai rata-rata hasil belajar antara kelas kontrol dengan
kelas eksperimen, dan setelah diberikan perlakukan pada kelas eksperimen
kemudian dilakukan test hasil belajar diperoleh nilai t hitung lebih besar dari
t tabel (t
hitung
=7.03 > t
tabel
=1,99) artinya terdapat perbedaan nilai rata-rata
hasil belajar antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Hal ini
7
Perhitungan lengkap lampiran 27 h.114
58
menunjukan bahwa semakin baik pengelolaan kelas maka semakin baik pula
hasil belajar biologinya.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengelolaan kelas yang baik
berhubungan dengan hasil belajar biologi siswa. Peningkatan hasil belajar
sains biologi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya penataan
siswa dalam kelas, penataan ruang, dan penggunaan alat peraga dalam
pengajaran serta penciptaan disiplin kelas, serta ditunjang dengan strategi
pembelajaran.
Pengelolaan kelas sebagaimana telah dikemukakan di atas intinya
memiliki karakteristik yang sama, yaitu bahwa pengelolaan kelas
merupakan sebuah upaya yang real untuk mewujudkan suatu kondisi proses
atau kegiatan belajar mengajar yang efektif. Dengan pengelolaan kelas yang
baik diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran di mana
proses tersebut memberikan pengaruh positif yang secara langsung
menunjang terselenggaranya proses belajar mengajar di kelas.
Dalam pemberian tugas baik individu maupun kelompok, guru biologi
selalu menetapkan tujuan yang jelas berdasarkan standar kompetensi yang
telah ditetapkan disertai dengan petunjuk yang jelas. Tujuan pengajaran
yang tidak jelas, materi yang terlalu mudah atau terlalu sulit, urutan materi
yang tidak sistematis, alat pembelajaran tidak tersedia dan lain sebagainya
dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Sebenarnya hasil belajar
merupakan realisasi pemekaran dari kecakapan atau kapasitas yang dimiliki
seseorang. Penguasaan hasil belajar dari seseorang dapat dilihat dari
59
perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,
ketrampilan berpikir, maupun ketrampilan motorik.
8
Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasrun dalam
jurnalnya mengatakan bahwa guru dituntut mampu memilih dan
menggunakan media pengajaran sesuai dengan materi yang akan disajikan
9
.
Di samping itu, guru juga dituntut mampu menggunakan metode pengajaran
secara simultan untuk menghidupkan suasana pengajaran dengan baik.
Dengan kata lain, dalam pelaksanaan pengelolaan kelas guru harus dapat
menciptakan suasana yang memungkinkan seorang peserta didik memiliki
kenyamanan dalam proses belajar mengajar. Penekanan terhadap metode
belajar saja kurang dapat menghasilkan peserta didik seperti yang
diharapkan. Untuk itu, pengelolaan lingkungan belajar merupakan suatu hal
penting yang harus mendapat perhatian berbagai pihak yang memiliki
kepentingan terhadap tercapainya tujuan pembelajaran yaitu menciptakan
peserta didik yang cerdas dan dapat bermanfaat dalam kehidupan
bermasyarakat.
Peran organisasi siswa dalam kelas yang dilakukan guru berpengaruh
positif terhadap kelancaran proses belajar mengajar, seperti membantu
dalam penyediaan kelengkapan alat pengajaran. Selain itu, organisasi siswa
sangat berperan terhadap ketertiban kelas sehingga membantu kelancaran
proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Pembimbingan siswa yang
8
Nana Saudih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2003), h. 102-103.
9
Nasrun, Media Metoda dan Pengelolaan Kelas terhadap Keberhasilan Praktek
Lapangan Kependidikan, (Jurnal Pendidikan Universitas Negeri Padang XXVI (04), Padang,
Desember, 2001 ),h.429.
60
selalu dilakukan guru saat pemberian tugas dapat membantu serta
memudahkan siswa dalam menyelesaikan tugas tersebut. Bimbingan bagi
siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran diberi
pelajaran tambahan atau tugas khusus agar tidak tertinggal dari siswa yang
lain. Hal ini dilakukan karena berpengaruh terhadap harga diri, pendidikan,
pekerjaan, sosialisasi dan aktivitas kehidupan sehari-hari sepanjang
kehidupan.
10
Peningkatan hasil belajar siswa bisa diwujudkan dengan pengelolaan
kelas yang berorientasi pada siswa. Artinya pengelolaan kelas yang
memungkinkan anak mampu mengembangkan rasa kemasyarakatan,
berfikir kritis dan mandiri, memiliki pengalaman bekerja kooperatif,
berkembang kepribadiannya, dan berwawasan pengetahuan luas di berbagai
bidang kehidupan
11
.
Sehingga siswa diharapkan mampu menggunakan fakta-fakta yang
sudah dipelajarinya untuk menjelaskan situasi serta mampu
mengembangkan pemikiran dan ketrampilan yang digunakannya dan yang
terpenting adalah dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
10
Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002),
h. 8.
11
Anik Ghufron, Pengelolaan Kelas Terpadu : Suatu Bentuk Pengelolaan kelas
Akternatif, (Cakrawala Pendidikan, tahun XIX, Nomor 1, Februari 2001), h.13.
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan
penulis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut terdapat perbedaan
yang signifikan antara kelas A dan kelas B.
1. terdapat pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar siswa serta
terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara kelas eksperimen dengan
kelas kontrol hal ini ditunjukkan dari hasil analisis data, sebelum
dilakukan eksperimen diperoleh nilai t hitung lebih kecil dari t
tabel
(t
hitung
=
1,43147203 < t
tabel
= 1,99) artinya tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata
hasil belajar antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen kemudian
dilakukan test hasil belajar diperoleh nilai t
hitung
lebih besar dari t
tabel
(t
hitung
= 7.03 > t
tabel
= 1,99) artinya terdapat perbedaan nilai rata-rata hasil
belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
2. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa setelah diberikan
perlakuan terhadap kelas eksperimen memiliki nilai antara 79.90 sampai
dengan 85.89 lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai rata-rata sebelum
diberikan perlakuan dan jika dilihat dari nilai terendah yang diperoleh
siswa juga terlihat bahwa setelah diberikan perlakuan nilai terendah pada
kelas ekpserimen setelah mendapatkan perlakuan meningkat menjadi
62.90 sampai dengan 68.89.
3. Berdasarkan hasil perhitungan pada kelas kontrol atas hasil test soal
biologi untuk yang kedua kalinya nilai hasil belajar tidak menunjukkan
perubahan yang signifikan jika dibandingkan dengan kelas yang diberikan
perlakuan.
4. Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh t
o
> t
tabel
sehingga hipotesis nol
ditolak dengan demikian dapat disimpulkan terdapat perbedaan hasil
belajar biologi siswa setelah mendapat perlakuan pengelolaan kelas.
Dengan kata lain bahwa hasil belajar dengan metode pengelolaan kelas
id17193546 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com
61
lebih baik jika dibandingkan kegiatan belajar mengajar tanpa menerapkan
metode pengelolaan kelas yang optimal.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, selanjutnya diajukan beberapa saran yang
berguna yang dapat dijadikan pertimbangan dalam meningkatkan hasil belajar
siswa, yaitu:
1. Para guru di sekolah diharapkan dapat merancang dan melaksanakan suatu
kegiatan belajar yang dapat menciptakan suasana kondusif, yang dapat
meningkatkan minat belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran
biologi. Suasana kondusif dapat diaplikasikan melalui penataan ruangan
yang mencerminkan kesejukan, ventilasi yang baik sehingga sirkulasi
udara berjalan dengan baik, penataan atau kreativitas siswa dengan
demikian siswa merasa memiliki atas segala perlengkapan ataupun hiasan
kelas.
2. Diharapkan guru di sekolah memaksimalkan inventarisasi alat peraga yang
dimiliki, hal ini ditujukan untuk meningkatkan daya tangkap siswa
terhadap suatu materi pembelajaran yang disampaikan. Melalui
penggunaan alat peraga atau prototype yang lebih mendekatkan keadaan
obyek yang dibicarakan diharapkan siswa dapat lebih memahami atas
materi yang sedang didiskusikan.
3. Mengingat penellitian ini masih sangat sederhana dan apa yang dihasilkan
dari penelitian ini bukanlah akhir, sehingga perlu diadakan penelitian lebih
lanjut guna memastikan validitas hasil penelitian ini khususnya pengaruh
pengelolaan kelas terhadap hasil belajar siswa.
56
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2002.
Adi Suryanto dan Yuni Tri Hewindati, Pemahaman Murid Sekolah Dasar terdapat
Konsep IPA, Jurnal Pendidikan, Vol.5, No.1, Jakarta : Lembaga Penelitian
Universitas Terbuka, 2004.
Ahiri Jafar, Validitas dan Reliabilitas Test: Deskripsi Konsep dan Aplikasinya dalam
Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Jurnal Teknodik, Edisi Nomor 13/VII/Desember
2003
Ahmadi, Abu, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000.
................, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT. Bumi Aksara,
September, 2003.
Boediono, Kegiatan Belajar Mengajar, Jakarta: Puskur, Balitbang Depdiknas : dalam
Makalah Kurikulum Berbasis Kompetensi, http : // www.or.id/data/Buku
KBM.Pdf, 2002.
De Porter, Bobbi dan Mike Hernacki, Quantum Teaching, Bandung: Kaifa, 2000.
..........................................................., Quantum Learning, Bandung: Kaifa, 2000.
Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2000.
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Implementasi
dan Inovasi, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002.
Ibrahim, Nurdin, Pemanfaatan Tutorial Audio Interaktif, Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, No. 044, Tahun Ke-9, September, 2003.
------------, Hasil Belajar Fisika SLTP Terbuka Tanjung Sari Sumedang Jawa Barat,
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 031, Tahun Ke 7, September 2001.
Kartono, Kartini, Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi, Jakarta: CV.
Rajawali, 2000.
Kountor Rony, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta:
Penerbit PPM, 2003.
id17223015 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com
57
Koster, Wayan, Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Siswa
SLTPN di Jakarta, Mimbar Pendidikan, No.2/XIX, 2002.
Mudzakir, Ahmad, Psikologi Pendidikan, PT. Pustaka Setia, 2001.
M. Madri dan Rosmawati, Pemahaman Guru Tentang Strategi Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar, Jurnal Pembelajaran Vol. 27, No. 23,
Universitas Negeri Padang, Desember 2004.
Nasrun, Media, Metoda dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Praktek
Lapangan Kependidikan, Jurnal Pendidikan, Forum Pendidikan Universitas
Negeri Padang XXVI (04), Desember, 2001.
Popham, W. James dan Eval L. Baker Penterjemah T. Amirul Hadi, Teknik Mengajar
Secara Sistematis, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001.
Purnomo, Strategi Pengajaran, Yogyakarta: Universitas Sanata DarmaYogyakarta,
Email: Tim Pepak @Sabda.Org, 2005
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002.
Poerwadarmita, W.J.S, Tim Penyusun Kamus Pusat Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta : Balai Pustaka, 2002.
Ridwan, Ahmad dkk, KBK Mata PelajaranBiologi Untuk SMU, Jakarta: Depdiknas,
2001.
Rifai Veithzal, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kepemimpinan Peserta Diklat
Spama Survei di Diklat Depkes ( 2000 ), Jakarta : Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, No. 40, Tahun Ke 9, Januari 2003.
Rosyada Dede, Paradigma Pendidikan Demokrasi, Jakarta: Prenada Media, 2004
Roestiyah, N. K, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: PT. Bina Aksara, 2000.
Rusyan, Tabrani, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Sinar
Baru Algesindo, 2002.
Sardiman, A. N., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2004.
Sanjaya, Wina, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
Jakarta : Kencana Prenada Media Grup, 2005.
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : PT. Rineka
Cipta, 2003.
Soetopo, Hendayat, Pendidikan dan Pembelajaran, Teori, Permasalahan, dan
Praktek, Malang : UMM Press, 2005
58
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Sinar baru
Algesindo, 2000.
Sudrajat dan M. Subana, Dasar-dasar Penulisan Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia,
2001
Suhendra, Bambang, Kurikulum 2006 BNSP Jurusan Pendidikan IPA, (Jakarta :
FITK UIN,2006), h. 380
Sukmadinata, Nana Saudih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT.
Remaja Rosyda Karya, 2003.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2003.
Sunaryo, Penerapan Prinsip-Prinsip Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) Dalam
Meningkatkan Keefektifan Proses Pembelajaran IPA Di SD Kodya Tegal,
Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 2002.
Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002.
Syah, Muhibin, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002.
----------------, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Cet. Ke. 9 ( Edisi
Revisi ), Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2004.
Syah, Mulyadi, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.
Tim Kashiko, Kamus Lengkap Biologi, Surabaya : Kashiko, 2002.
Tim Penulis PEKERTI Bidang MIPA, Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat
Pembelajaran Biologi di Perguruan Tinggi, Jakarta: PAU PPAI, Universitas
Terbuka, 2001.
Tola, Burhanudin, Pengembangan Model Penilaian Sekolah Efektif, Jurnal Penelitian
Pendidikan Sekolah Depdiknas, 2001.
Undang-undang Nomor 20, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: CV. Mini
Jaya Abadi, 2003.
Underwood, Mary, Pengelolaan Sekolah Yang Efektif, Jakarta: Arcan, 2000.
Usman, Uzer Moh, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Karya Rosda,
2002.
Wahyudi, Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran IPA, Jurnal
pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 8 No. 036, Mei 2002.
59
Yuda dan Atiek, Optimalisasi Peran Laboratorium Sebagai Upaya Menyiapkan
Pembelajaran Kimia di SMU dalam Menghadapi Abad 21, Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan, Juli 2001.
Yosmaidah, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Media Peta,
Majalah Pelangi Pendidikan, 2000.