Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Keperawatan pre operatif merupakan tahapan awal dari keperawatan perioperatif. Kesuksesan tindakan pembedahan secara keseluruhan sangat tergantung pada fase ini. Hal ini disebabkan fase ini merupakan awalan yang menjadi landasan untuk kesuksesan tahapan-tahapan berikutnya. Kesalahan yang dilakukan pada tahap ini akan berakibat fatal pada tahap berikutnya. Pengakajian secara integral dari fungsi pasien meliputi fungsi fisik biologis dan psikologis sangat diperlukan untuk keberhasilan dan kesuksesan suatu operasi (robbybee.wordpress.com, 2009) Segala bentuk prosedur pembedahan selalu didahului dengan suatu reaksi emosional tertentu oleh pasien. Beberapa reaksi emosional lain yang merupakan bagian dari mekanisme koping pasien pada saat mendapatkan pengobatan antara lain ansietas, kemarahan, berduka, harapan malu, rasa bersalah, keberanian, kebanggaan, hilang harapan, cinta, depresi, tidak berdaya, iri dan kesepian. Bagaimana mereka mengalami dan

mengekspresikannya tergantung pada kepribadian dasar pasien, persepsi terhadap situasi, dan besarnya dukungan dari orang lain. Tidak ada cara yang benar atau salah untuk merasakan penyakit serius (Brunner & Suddarth, 2002) Pasien pre operatif dapat mengalami berbagai kecemasan dan ketakutan. Takut terhadap anesthesi, takut terhadap nyeri atau kematian, takut tentang

ketidaktahuan atau takut terhadap deformitas atau ancaman lain terhadap citra tubuh dapat menyebabkan ketidaktenangan atau ansietas. Sedangkan post operasi biasanya mengalami stres akibat perubahan citra tubuh, harga diri rendah dan cenderung menetapkan ideal diri yang buruk akibat dari tindakan operasi (Brunner & Suddarth, 2002). Penilaian dan koping dipengaruhi oleh karakter internal seseorang, yaitu kesehatan dan energi, begitu juga system kepercayaan seseorang termasuk kepercayaan eksistensial (iman, kepercayaan agama), komitmen atau tujuan hidup (properti motivasional), dan perasaan seseorang seperti harga diri, control dan kemahiran (Brunner & Suddarth, 2002). Pembedahan atau operasi pada pasien merupakan salah satu bentuk terapi medis, tindakan tersebut dapat menyebabkan stres karena terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas dan terhadap jiwa seseorang (Barbara, CL, 1996). Beradaptasi terhadap penyakit memerlukan berbagai strategi tergantung ketrampilan koping yang biasa digunakan dalam menghadapi keadaan sulit. Moos, 1984 dalam Brunner & Suddarth, (2002), menguraikan tujuh katagori ketrampilan koping yaitu; menyangkal, mencari informasi, meminta dukungan emosional, pembelajaran merawat diri, menetapkan tujuan terbatas yang konkrit, mengulang hasil alternatif dan pencarian makna dalam suatu penyakit. Penelitian Sri Andala (2003) tentang koping dengan menyebarkan kuesioner kepada 68 ibu yang anaknya dilakukan tindakan pembedahan dan dirawat di ruang rawat bedah BPK RSUZA Banda Aceh dengan desain penelitian deskripsi eksploratif yang menunjukkan 80,9% keluarga berada

pada katagori adaptif dan 19,1% katagori maladaptif dengan menggunakan strategi koping internal, sedangkan dengan menggunakan strategi koping eksternal 82,2% responden adaptif dan 11,8% maladaptif. Ketakutan dan kecemasan yang mungkin dialami pasien dapat dideteksi dengan adanya perubahan-perubahan fisik seperti: meningkatnya frekuensi nadi dan pernafasan, gerakan-gerakan tangan yang tidak terkontrol, telapak tangan yang lembab, gelisah, menayakan pertanyaan yang sama berulang kali, sulit tidur, sering berkemih. Perawat perlu mengkaji mekanisme koping yang biasa digunakan oleh pasien dalam menghadapi stres. Disam ping itu perawat perlu mengkaji hal-hal yang bisa digunakan untuk membantu pasien dalam menghadapi masalah ketakutan dan kecemasan ini, seperti adanya orang terdekat, tingkat perkembangan pasien, faktor pendukung/support system (robbybee.wordpress.com, 2009). Persiapan mental dapat dilakukan dengan bantuan keluarga dan perawat. Kehadiran dan keterlibatan keluarga sangat mendukung persiapan mental pasien. Keluarga hanya perlu mendampingi pasien sebelum operasi, memberikan doa dan dukungan pasien dengan kata-kata yang menenangkan hati pasien dan meneguhkan keputusan pasien untuk menjalani operasi. Menurut penulis perawat mempunyai peranan yang sangat penting dalam setiap tindakan pembedahan baik pada masa sebelum, selama maupun setelah operasi. Intervensi keperawatan yang tepat diperlukan untuk mempersiapkan klien baik secara fisik maupun psikis, dimana tingkat keberhasilan pembedahan sangat tergantung pada setiap tahapan yang dialami dan saling

ketergantungan antara tim kesehatan yang terkait (dokter bedah, dokter anestesi dan perawat) di samping peranan pasien yang kooperatif selama proses perioperatif. Perawat dapat melakukan banyak hal untuk

menghilangkan kesalahan konsep dan kesalahan informasi, dan untuk memberikan penenangan ketika memungkinkan. Selain ketakutan-ketakutan diatas, pasien sering mengalami kekhawatiran lain seperti masalah finansial, tanggung jawab terhadap keluarga dan kewajiban pekerjaan atau ketakutan akan prognosa yang buruk atau probabilitas kecacatan dimasa datang. Untuk mengatasi hal tersebut perawat dapat mempersiapkan pasien baik pre maupun post operasi dalam hal persiapan bio psiko dan spiritual.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah hubungan mekanisme koping dengan persiapan pasien dalam menjalani tindakan operasi di Kamar Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2011.

C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan mekanisme koping dengan persiapan pasien dalam menjalani tindakan operasi di Kamar Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2011.

2. Tujuan khusus a. Mengetahui hubungan mekanisme koping menyangkal dengan persiapan pasien dalam menjalani tindakan operasi di Kamar Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2011 b. Mengetahui hubungan mekanisme koping mencari informasi dengan persiapan pasien dalam menjalani tindakan operasi di Kamar Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2011. c. Mengetahui hubungan mekanisme koping meminta dukungan emosional dengan persiapan pasien dalam menjalani tindakan operasi di Kamar Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2011 d. Mengetahui hubungan mekanisme koping menemukan makna dari penyakit dengan persiapan pasien dalam menjalani tindakan operasi di Kamar Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2011.

D. Manfaat Penelitian 1. Peneliti Dapat menambah pengetahuan dan keterampilan peneliti dalam melakukan penelitian dibidang riset keperawatan khususnya riset dibidang keperawatan medikal bedah. 2. Institusi tempat penelitian dilakukan Sebagai masukan kepada pihak pengelola Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, khususnya bagi tim keperawatan dalam hal pelaksanaan proses keperawatan pasca operasi.

3. Institusi pendidikan Diploma-IV Medikal Bedah Dapat menjadi masukan dalam pengembangan ilmu keperawatan, khususnya ilmu keperawatan medikal bedah tentang penanganan dan perawatan pasien dengan tindakan operasi. 4. Peneliti lain Dapat dijadikan sebagai data dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut, terkait dengan masalah mekanisme koping dan adaptasi terhadap proses penyakit.

Anda mungkin juga menyukai