Anda di halaman 1dari 21

Laporan Hasil Diskusi

Tema Tujuan Tanggal Waktu Tempat Kelompok Kelas : : : : pukul : : : Ketua/Moderator Notulis/Penulis Pembicara/Anggota Peserta Diskusi : : : : s.d

Permasalahan

: ...

....

Kesimpulan

................

Ketua/Moderator,

EKSPOSISI TENTANG ALAM


Tugas ini diajukan untuk mengikuti UAS

Oleh:

Aminah Rahayu S Dessy Natalia Fajriah Fitrah Ayu Prita Febrian A Resky Sarastika Riky Irawan

201013500716 201013500758 201013500701 201013500699 201013500708 201013500755 201013500746

FAKULTAS TEKNIK MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI JAKARTA 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan karuani-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul Eksposisi tentang Alam. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi,

pengetahuan, dan pembelajaran kepada kita semua agar melestarikan alam dan bijak terhadap alam. Pada kesempatan yang baik ini, izinkan penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini, terutama kepada: 1. Bapak Randi Ramliyana, S.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia. 2. Ibu Idha Isnaningrum, S.Pd, selaku dosen pembimbing kelas 2-H. 3. Kedua orang tua tercinta, atas bantuan materil dan moral. Penulis sadar bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat membutuhkan kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Jakarta, Juni 2011

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i DAFTAR ISI........................................................................................................ ...ii BAB I PENDAHULUAN...1 A. Latar Belakang Masalah..1 B. Identifikasi Masalah....2 C. Pembatasan Masalah...2 D. Perumusan Masalah3 E. Tujuan Penelitian3 F. Sistematika Penulisan.3 BAB II LANDASAN TEORI.4 A. Eksposisi.4 1. Pengertian Eksposisi.4 2. Ciri-ciri Karangan Eksposisi.5 3. Jenis-Jenis Pengembangan Karangan Eksposisi...5 4. Syarat-Syarat Menulis Karangan Eksposisi..7 B. Alam....8 1. Definisi Alam8 BAB III PEMBAHASAN.................................................................................... 10 A. Contoh-Contoh Paragraf Eksposisi...10 B. Eksposisi Alam.12 BAB IV PENUTUP.............................................................................................. 15 A. Kesimpulan...15 B. Saran..15 DAFTAR PUSTAKA..16

ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Dalam membuat sebuah paragraf terdapat berbagai jenis paragraf seperti paragraf eksposisi, paragraf deskripsi, paragraf narasi, paragraf argumentasi, dan paragraf persuasif. Penyampaian informasi pada setiap paragraf ditentukan oleh jenis-jenis paragraf. Pada paragraf eksposisi informasi yang disampaikan merupakan sebuah paparan atau penjelasan. Eksposisi merupakan salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat. Eksposisi merupakan sebuah paparan atau penjelasan pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan pembaca. Jika ada paragraf yang menjawab pertanyaan apakah itu? Bagaimana itu berlangsung? Mengapa itu baik dan bagus? Dari mana asalnya? Paragraf tersebut merupakan paragraf eksposisi. Paragraf eksposisi bertujuan untuk menyampaikan fakta-fakta secara teratur, logis, dan saling bertautan dengan maksud untuk menjelaskan suatu ide, istilah, masalah, proses, unsur-unsur sesuatu, hubungan, sebab akibat, dan sebagainya, agar diketahui oleh orang lain. Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Mungkin kamu memang belum banyak tahu tentang hal itu.

Kalaupun pernah, kamu tentu masih sangat sulit membayangkan betapa besar ukuran alam semesta ini. Alam merupakan suatu kondisi yang kompleks, di mana di dalamnya banyak terdapat unsur-unsur kehidupan maupun benda-benda yang menunjang suatu kehidupan makhluk hidup. Di dalam alam terdapat sistem tata surya seperti planet-planet, misalnya bumi. Mengingat eksposisi termasuk bagian dalam kurikulum mata kuliah Bahasa Indonesia, maka perlu dipelajari dan dibahas pengertian eksposisi maupun segala hal yang berkaitan dengan eksposisi tersebut. Karena dalam makalah ini tema yang penulis bahas mengenai Eksposisi tentang Alam maka penulis juga perlu mempelajari tentang pengertian alam dan segala hal yang berkaitan dengan alam tersebut.

B. Identifikasi Masalah Secara rinci, beberapa permasalahan yang dapat dikaji adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Apakah yang dimaksud dengan eksposisi? Apa saja poin-poin untuk membuat paragraf eksposisi? Ada berapa jenis-jenis pengembangan paragraf eksposisi? Apakah fungsi dari paragraf eksposisi? Ciri-ciri apakah yang mendasari paragraf eksposisi? Apakah definisi alam? Bagaimana cara bijak terhadap alam? Kerusakan-kerusakan apa saja yang terjadi di bumi?

C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah sebagai berikut: 1. 2. 3. Apakah yang dimaksud dengan eksposisi? Ada berapa jenis-jenis pengembangan paragraf eksposisi? Apakah fungsi dari paragraf eksposisi?

4. 5.

Apakah definisi alam? Kerusakan-kerusakan apa saja yang terjadi di bumi?

D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka perumusan masalah sebagai berikut: Eksposisi Alam.

E. Tujuan Penelitian Penulisan ini bertujuan untuk: 1. 2. 3. 4. Mengetahui tentang paragraf eksposisi. Mengetahui tentang karangan eksposisi. Mengetahui tentang alam. Memperoleh informasi dan manfaat dari sebuah eksposisi alam.

F. Sistematika Penulisan Penulisan makalah ini, penulis sajikan dalam empat bab dengan sistematika sebagai berikut: 1. Bab I Pendahuluan terdiri dari: latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan sistematika penulisan. 2. 3. Bab II Landasan teori terdiri dari: eksposisi dan alam. Bab III Pembahasan terdiri dari: contoh paragraf eksposisi dan eksposisi alam. 4. Bab IV Penutup terdiri dari: kesimpulan dan saran.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Eksposisi
1. Pengertian Eksposisi Beberapa tokoh memberikan definisi mengenai eksposisi di antaranya: a. K. Soemantri mengemukakan bahwa eksposisi berasal dari kata Ekspos yang kurang lebih artinya tirai, adalah atau

menelanjangi,

membuka

penutup

atau

menunjukkan fakta yang ada di dalam. Dengan kata lain, eksposisi adalah penjelasan, yang sebisa mungkin sejelasjelasnya. b. Finoza (2006: 224), mengemukakan bahwa kata eksposisi yang diambil dari kata bahasa Inggris Eksposition sebenarnya berasal dari bahasa Latin yang berarti Membuka. Memang karangan eksposisi merupakan wacana yang bertujuan untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, dan menerangkan sesuatu. c. Suparno dan Yunus (2002: 5.4) mengemukakan bahwa dalam karangan eksposisi masalah yang dikomunikasikan

terutama

adalah informasi.

Hal atau sesuatu

yang

dikomunikasikan terutama itu mungkin berupa: 1) Data faktual, misalnya tentang sesuatu kondisi yang benar-benar terjadi atau bersifat historis, tentang bagaimana sesuatu (Misalnya suatu mesin) bekerja, dan tentang bagaimana suatu operasi diperkenalkan. 2) Suatu analisis atau suatu penafsiran yang objektif terhadap seperangkat fakta. 3) Berupa fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian yang khusus asalkan tujuan utamanya adalah untuk memberikan informasi. Berdasarkan pengertian-pengertian karangan eksposisi dan beberapa pendapat para tokoh dapat disimpulakan bahwa karangan eksposisi merupakan karangan yang berusaha memberikan informasi, menjelaskan sesuatu dengan menggunakan kalimat yang baik secara utuh dan jelas.

2.

Ciri-Ciri Karangan Eksposisi Keraf (1982: 14) mengemukakan pendapat bahwa ciri-ciri karangan eksposisi sebagai berikut: a. Tujuan karangan eksposisi berusaha menjelaskan suatu pokok permasalahan. Dalam karangan eksposisi penulis menyerahkan keputusan kepada pembaca. b. Fakta yang dikemukakan, fakta-fakta yang dipakai lebih konkretisasi yaitu membuat rumusan atau kaidah-kaidah yang dikemukakan lebih konkret. c. Kesimpulan yang dibuat merupakan rangkuman yang telah diuraikan. d. Gaya bahasa eksposisi ciri yang paling menonjol dalam karangan bahasa yang digunakan yaitu bahasa berita tanpa rasa subjektif dan emosional.

3.

Jenis-Jenis Pengembangan Karangan Eksposisi Keraf membedakan jenis karangan eksposisi berdasarkan cara dan metodenya menjadi empat jenis, di antaranya: eksposisi definisi, eksposisi proses, eksposisi klasifikasi, eksposisi ilustrasi, eksposisi perbandingan, dan eksposisi laporan. Berikut ini adalah penjelasan tentang jenis-jenis pengembangan karangan eksposisi:

a.

Eksposisi definisi Mulyono (2003: 49) mengemukakan bahwa eksposisi merupakan definisi atau pengertian dari suatu hal atau suatu konsep. Paragraf definisi merupakan paragraf yang mengembangkan definisi atau pembatasan sebuah istilah.

b.

Eksposisi proses Dalam buku Kompeten Berbahasa Indonesia (2007: 53), eksposisi proses adalah sebuah metode eksposisi yang berusaha menjawab pertanyaan, Bagaimana sesuatu

bekerja?. Dalam eksposisi proses perhatian kita terutama diletakan pada tahap pelaksanaan fungsi bagian-bagian. Tiap bagian hanya dipakai sejauh mereka berfungsi menerapkan tahap-tahap pelaksanaan fungsinya itu. Metode ini bermanfaat bila sebuah topik bersifat dinamis. c. Eksposisi klasifikasi Mulyono (2003: 52) mengemukakan bahwa eksposisi klasifikasi adalah suatu cara yang bersifat alamiah untuk menampilkan dengan pengelompokan-pengelompokan manusia. Paragraf sesuatu klasifikasi

pengalaman

(Penguraian) adalah yang berisi penjelasan secara terurai atas pemilahan sesuatu secara rinci. d. Eksposisi ilustrasi

Mulyono (2003: 43) mengemukakan bahwa eksposisi ilustrasi adalah suatu metode untuk mengadakan gambaran atau penjelasan yang khusus dan konkret atas suatu prinsip umum atau gagasan umum. Contoh atau ilustrasi inilah yang memberikan penjelasan akan kebenaran ide atau gagasan paragraf, baik dengan cara deduktif, induktif, maupun paduan keduanya. e. Eksposisi perbandingan Dalam buku Kompeten Berbahasa Indonesia (2007: 53), perbandingan merupakan suatu cara untuk mewujudkan suatu objek atau lebih, dengan jalan menunjukan kesamaankesamaan atau perbedaan-perbedaan antara dua objek atau lebih dengan menggunakan dasar-dasar teknik tertentu. Eksposisi ini biasanya digunakan apabila penulis ingin menjelaskan atau membicarakan sesuatu yang dianggap belum diketahui oleh pembaca dengan jalan

membandingkannya dengan hal atau sesuatu yang sudah diketahui oleh pembaca. f. Eksposisi laporan Dalam buku Kompeten Berbahasa Indonesia (2007: 53), eksposisi laporan berisi pemberitaan tentang suatu kejadian. Biasanya eksposisi laporan sering ditemukan pada surat kabar.

4.

Syarat-Syarat Menulis Karangan Eksposisi Agar tujuan mengarang eksposisi tercapai, penulisan atau pengarang harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Mengetahui atas subjek yang akan dibahas Dalam buku Kompeten Berbahasa Indonesia (2007: 53), dengan mengetahui subjek karangan yang akan dibahasnya maka penulis dapat mengembangkan atau memperluas pengetahuan mengenai hal itu baik melalui penelitian,

wawancara, atau melalui membaca buku. Selanjutnya melalui hasil penelitian tersebut dievaluasi dan ditampilkan dalam tulisan.

b.

Kemampuan Untuk Menganalisis Persoalan Dengan Jelas Dan Konkret Keraf (1982: 6), dengan memiliki kemampuan untuk menganalisis persoalan pokok bahasan merupakan yang harus dipenuhi oleh seorang penulis eksposisi. Hal ini mengingat bahan yang dikumpulkan harus diolah, diseleksi, dievaluasi, dan diarahkan untuk dituangkan dalam sebuah karangan berbentuk final. Semakin baik kemampuan mengevaluasi dan menganalisis yang dilakukan maka , semakin baik pula penilaian yang ditulisnya.

B. Alam 1. Definisi Alam a. Alam semesta 1) Dalam buku Geografi(2006: 43), alam semesta adalah ruang dimana di dalamnya terdapat kehidupan biotik maupun abiotik serta segala macam peristiwa alam yang dapat diungkapkan maupun yang belum dapat diungkapkan oleh manusia. 2) Menurut teori Closed Universe mengemukakan bahwa Alam semesta ini memiliki mekanisme tertutup, yang saling meniadakan dan mengisi secara sendirinya. Dikatakan dalam teori itu bahwa jumlah energi di alam ini sama dengan nol. Sehingga alam ini berada dalam keseimbangan selama miliaran tahun. Dan selamanya akan terus begitu.

3)

Menurut teori Open Universe mengemukakan bahwa alam semesta ini mengarah kepada kehancuran. Mereka mengatakan bahwa dulu alam semesta dalam keadaan tertata rapi, namun terjadi perusakan dan penghancuran dimana-mana. Maka suatu ketika alam semesta akan hancur. Mereka menunjukkan bukti yang mengarah ke kondisi demikian. Misalnya, manusia dilahirkan dengan kesempurnaan seorang bayi. Seiring dengan waktu maka sang bayi akan menjadi dewasa lalu mengalami penuaan dan menuju kematian. Contoh lain, makanan yang dibiarkan beberapa hari akan rusak dan membusuk dengan sendirinya.

4)

Menurut teori Bigbang Theory (ledakan besar), semakin lama kelompok ini mendapatkan dukungan dari berbagai kalangan ilmuwan dengan menunjukkan bukti-bukti yang kuat. Pengajuan teori ini didasarkan pada kenyataan bahwa alam semesta ini sedang mengembang. (Sebagai catatan: teleskop Hubble diluncurkan NASA pada 1990. Setahun kemudian 1991 menyusul teleskop Compton yang lebih canggih. Dan pada tahun 2003 NASA meluncurkan teleskop spitzer). Dari data teleskop tersebut mencatat bahwa ternyata semua benda langit sedang bergerak saling menjauh.

BAB III PEMBAHASAN

A. Contoh Paragraf Eksposisi 1. Paragraf eksposisi definisi Sebenarnya, bukan hanya ITS yang menawarkan rumah instan sehat untuk Aceh atau dikenal dengan Rumah ITS untuk Aceh(RI-A). Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Departemen Pekerjaan Umum juga menawarkan Risha alias Rumah Instan Sederhana Sehat. Modelnya hampir sama, gampang dibongkar pasang, bahkan motonya Pagi Pesan, Sore Huni. Bedanya, sistem struktur dan konstruksi Risha memungkinkan rumah ini berbentuk tanggung. Harga Risha sedikit lebih mahal, Rp20 juta untuk tipe 36. Akan tetapi, usianya dapat mencapai 50 tahun karena komponen struktur memakai beton bertulang, diperkuat pelat baja di bagian sambungannya. Kekuatannya terhadap gempa juga telah diuji di laboratorium sampai zonasi enam. 2. Paragraf eksposisi proses Pernahkah Anda menghadapi situasi tertentu dengan perasaan takut? Bagaimana cara mengatasinya? Di bawah ini ada lima jurus untuk mengatasi rasa takut tersebut. Pertama, persiapkan diri Anda sebaik-baiknya bila menghadapi situasi atau suasana tertentu; kedua, pelajari sebaik-baiknya bila menghadapi situasi tersebut; ketiga, pupuk dan binalah rasa percaya diri; keempat, setelah timbul rasa

percaya diri, pertebal keyakinan Anda; kelima, untuk menambah rasa percaya diri, kita harus menambah percakapan atau keah lian melalui latihan atau belajar sungguh-sungguh.

3.

Paragraf eksposisi klasifikasi Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara memasukkan oksigen murni dan ozon berenergi tinggi ke dalam tubuh melalui darah. Ozone therapy merupakan terapi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita maupun sebagai pencegah penyakit.

4.

Paragraf eksposisi ilustrasi Pascagempa dengan kekuatan 5,9 skala richter, sebagian Yogyakarta dan Jawa Tengah luluh lantak. Keadaan ini mengundang perhatian berbagai pihak. Bantuan pun berdatangan dari dalam dan luar negeri. Bantuan berbentuk makanan, obat-obatan, dan pakaian dipusatkan di beberapa tempat. Hal ini dimaksudkan agar

pendistribusian bantuan tersebut lebih cepat. Tenaga medis dari daerah-daerah lain pun berdatangan. Mereka memberikan bantuan di beberapa rumah sakit dan tenda-tenda darurat. 5. Paragraf eksposisi perbandingan Sampai hari ke-8, bantuan untuk pada korban gempa Yogyakarta belum merata. Hal ini terlihat di beberapa wilayah Bantul dan Jentis. Misalnya, di Desa Piyungan. Sampai saat ini, warga desa Piyungan hanya makan singkong. Mereka mengambilnya dari beberapa kebun warga. Jika ada warga yang makan nasi, itu adalah sisa -sisa beras yang mereka kumpulkan dibalik reruntuhan bangunan. Kondisi ini menunjukkan bahwa bantuan pemerintah kurang merata. 6. Paragraf eksposisi laporan Pemerintah akan memberikan bantuan pembangunan rumah atau bangunan kepada korban gempa. Bantuan pembangunan rumah atau

bangunan tersebut disesuaikan dengan tingkat kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak ringan mendapat bantuan sekitar 10 juta. Warga yang rumahnya rusak sedang mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat mendapatkan bantuan sekitar 30 juta. Calon penerima bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawasan dari pihak LSM. B. Eksposisi Alam Alam merupakan suatu kondisi yang kompleks, di mana di dalamnya banyak terdapat unsur-unsur kehidupan maupun benda-benda yang menunjang suatu kehidupan makhluk hidup. Di dalam alam terdapat sistem tata surya seperti planet-planet, misalnya bumi. Salah satu kerusakan alam ialah pencemaran udara. Di Jakarta ada 10 juta penduduk pada pagi hari dan menjadi 9 juta pada malam hari. Jak arta kota yang sudah sangat keberatan beban. Makin hari kian terseok-seok berjuang sendiri memecahkan masalah dampak kelebihan perut. Setiap tahun, penduduk Jakarta bertambah dengan masuknya 200 ribu hingga 250 ribu pendatang baru. Penambahan ini biasanya terjadi bersamaan dengan arus balik lebaran Idul Fitri, Natal, atau tahun baru. Tidak ada yang bisa menahan mereka. Jakarta kota terbuka. Siapa saja bisa datang dan mencari makan di sini. Sepertinya tiap jengkal tanah di Jakarta menjadi tambang emas. Tiap detik waktu di Jakarta menjadi pundi-pundi tambahan rezeki. Jakarta terus bertambah tambun oleh jumlah penduduk, sementara lahan yang tersedia tetap begitu-begitu saja. Belum tersedianya sarana transportasi umum yang nyaman dan aman menimbulkan persoalan lalu lintas. Warga berlomba-lomba mencari alternatif kebutuhan transportasi mereka dengan membeli kendaraan pribadi yang kini dapat diperoleh dengan persyaratan lunak. Akibatnya, jumlah kendaraan pribadi yang merayap tiap hari di ibu kota terus bertambah. Bukan hanya jalan menjadi tambah padat dan semrawut di

beberapa tempat, tetapi juga meningkatnya jumlah kendaraan ini menimbulkan masalah pencemaran udara.

Pencemaran udara di Jakarta tidak hanya disumbang oleh kendaraan bermotor, sektor industri juga menjadi donatur nitrogen dioksida (NO2) yang setiap tahun jumlahnya mencapai 59.421 ton. Sektor industri sendiri menyumbang debu sebanyak 56.653 ton pertahun. Wajar jika udara jakarta kini berada dalam stadium makin sangat tidak sehat. Penyakit-penyakit seperti infeksi saluran pernafasan menjadi penyakit yang semakin merakyat. Belum lagi dalam jangka panjang, pencemaran udara ini ditengarai akan dapat menurunkan IQ anak -anak. Pemprov DKI memang telah melakukan beberapa langkah untuk menurunkan derajat pencemaran udara. Salah satunya dengan uji KIR bagi kendaraan angkutan umum setahun dua kali dan akan ditambah menjadi empat kali tahun depan. Setahun sekali untuk kendaraan pribadi uji emisi. Namun, seperti juga peraturan-peraturan lain, kewajiban uji emisi dan KIR ini belum berjalan sebagaimana mestinya. Masih terjadi

kongkalikong antarpetugas dan sopir angkutan umum atau dengan mobilmobil pribadi atau mungkin saja warga belum menyadari betapa berbahayanya pencemaran udara kota. Penghijauan juga menjadi alternatif lain untuk mengurangi dampak pencemaran di Jakarta. Ruang terbuka hijau sangat dibutuhkan untuk menyerap gas-gas buangan yang sangat berbahaya. Akan tetapi, laju pembangunan perumahan atau pertokoan tampaknya jauh lebih cepat dari usaha penghijauan ini. Idealnya Jakarta mempunyai taman monas pada tiap wilayah dan taman monas kecil pada tiap-tiap lingkungan kelurahan. Selain untuk mengurangi dampak pencemaran udara, taman-taman kecil itu akan sangat berguna bagi warga sekitar, terutama yang tinggal di daerah kumuh dan padat sebagai sarana rekreasi. Tempat itu menjadi sarana untuk melepas

kepenatan dan kesumpekan. Atau hal ini juga mungkin bisa mereka manfaatkan untuk sarana olahraga dan penyaluran energi yang positif. Jakarta kini memang tengah berkejar-kejaran dengan waktu. Sebab, pencemaran udara itu tidak mungkin bisa dicegah sekaligus dengan melarang beroperasinya setengah atau tiga perempat dari mobil yang merayap di DKI. Sementara itu, sikap warga terhadap bahaya pencemaran udara ini masih juga belum tumbuh. Jika semua program pencegahan pencemaran udara, seperti uji KIR kendaraan serta penghijauan ruang terbuka tidak berjalan mulus, secara serentak warga tinggalmenunggu waktu saja, kapan masanya oksigen terakhir akan mereka isap. Setelah itu Jakarta akan menjadi kota hantu. Warga akan berpindah atau dievakuasi ke daerah lain yang udaranya mungkin masih belum tercemar separah di ibu kota. Ini juga jika memang masih ada daerah lain yang udaranya belum menjadi racun bagi paru-paru. Jika tidak ada? Marilah kita berpindah ke Mars.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Eksposisi merupakan salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat. Eksposisi merupakan sebuah paparan atau penjelasan pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan. Jenis-jenis pengembangan karangan eksposisi berdasarkan cara dan metodenya digolongkan menjadi empat jenis, di antaranya: eksposisi definisi, eksposisi proses, eksposisi klasifikasi, eksposisi ilustrasi, eksposisi perbandingan, dan eksposisi laporan. Adapun syarat-syarat menulis karangan eksposisi ialah mengetahui atas subjek yang akan dibahas dan kemampuan untuk menganalisis dankonkret. Oleh karena itu, paragraf eksposisi bertujuan untuk menyampaikan fakta-fakta secara teratur, logis, dan saling bertautan dengan maksud untuk menjelaskan suatu ide, istilah, masalah, proses, unsur-unsur sesuatu, hubungan, sebab akibat, dan sebagainya, agar diketahui oleh orang lain. persoalan dengan jelas

B. Saran Penulis berharap, semoga di Jakarta yang merupakan ibukota negara Indonesia dapat mempunyai solusi atas adanya pencemaran udara yang semakin tidak terkendali. Dengan adanya penghijauan di taman kota yang

menjadi pusat udara bersih, agar nantikota Jakarta tidak lagi tercemar oleh udara kotor yang dapat mengganggu aktivitas dan kesehatan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Hatikah, Tika (dkk). 2007. Membina Kompetensi Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Jakarta: Grafindo Media Pratama. Hermawan Budi, Agus (dkk). 2005. Aktif Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Jakarta: ESS. Hestiyanto, Yusman. 2006. Geografi. Jakarta: Yudhistira. Mafrukhi (dkk). 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Tukan, Paulus. 2006. Mahir Berbahasa Indonesia 1. Jakarta: Yudhistira. ____________. 2006. Mahir Berbahasa Indonesia 2. Jakarta: Yudhistira.

Anda mungkin juga menyukai