Anda di halaman 1dari 2

Realisasi Syahadat

Ikhwtifillah yang dimuliakan oleh Allah, kemarin kita sudah membahas masalah Realisasi Makna Syahadatain yang menerangkan bahwa syahadatain itu mampu membawa orang-orang yang berislam menjadikan Allah sebagai cintanya, dan tiada bisnis yang paling menguntungkan kecuali dengan Allah, dan amalan-amalan atau aktivitas seorang muslim akan menjadi lebih terasa. Dalam surat at-Taubah ayat 105 dijelaskan bahwa sesungguhnya kita sedang berbisnis dengan Allah. Kita mempatkan sebagai penjual dan Allah sebagai pembeli. Apa yang kita jual kepada Allah ? Ya, dalam surat At-Taubah ayat 105 disitu dijelaskan bahwa kita menjual harta dan jiwa kita kepada Allah. Namun ternyata, Allah sebagai pembeli juga memberi kepada kita yaitu syurga. Bisa diyangkan bagaimana jika ada pembeli yang semurah hati seperti itu. Ia membeli barang dagangan kita dan Dia membayar dengan uang lebih yang sangat besar. Dan kembalian dari uang itu dikasihkan kepada kita. Sekarang bahasan kita adalah mengenai Realisasi Syahadat. Kesaksian dan ikrar akan tauhidullah (bahwa Allah adalah esa) hanya bisa dilakukan oleh orang mukmin yang memilih Allah sebagai tujuan hidup dan orentasi hidupnya. Allah berfirman dalam surat alAnam : 162
162. Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Dalam ayat ini, kita mengikrarkan secara jelas bahwa sembahyangku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah semata. Ini sangat jelas sekali dan tidak perlu penafsiran lain. Orang-orang mukmin ketika sudah menjadikan Allah sebagai tujuan hidup dan arah kemana ia akan hidup, maka ia tidak akan risau dalam setiap masalah yang menjadikannya rumit. Karena, ia sudah tahu bahwa arah hidupnya hanya untuk Allah. Setelah menjadikan Allah sebagai tujuan hidup, maka ia juga harus menjadikan Islam sebagai pedoman hidup. Dalam bertutur kata, ia harus mengislamkan tutur katanya. Lemah lembut dalam berkata itulah ciri orang yang sudah mengislamkan tutur katanya. Aqidahnya pun juga harus diislamkan, yaitu dengan tidak percaya terhadap syirik dan jimat-jimat yang mampu menolak bala ataupun sesuatu yang diberi oleh dukun. Kebersihan aqidah kita merupakan kebersihan islam kita. Ibadah kita juga harus mampu kita islamkan. Maka kemudian Islam adalah agama satu-satunya bagi kita sebagai pedoman hidup, dimanapun kita berada. Allah berfirman dalam surat Ali-Imron : 19


19. Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. Agama yang diridhoi oleh Allah hanya islam. Karena agama satu-satunya yang menyebarkan aqidah, ibadah, dan akhlak yang mampu menurunkan rahmat bagi seluruh alam jika kita aplikasikan dalam sehari-hari. Contoh kecilnya saja adalah membuang sampah pada tempatnya, kenapa makan tidak boleh berdiri. Suatu saat nanti ilmuwan barat akan tercengang bahwa ternyata kalau umat islam tahu lebih detail agamanya, maka akan membawa suatu perubahan yang sangat besar. Allah sebagai tujuan hidup, Islam sebagai pedoman hidup, tentu kita juga harus memiliki qudwah atau contoh dalam hidup. Karena sesungguhnya, kita memahami Islam membutuhkan suri tauladan, membutuhkan pemahaman yang tidak dapat dipahami sendiri dan ia butuh contoh. Contoh dalam hidup ialah Muhammad qudwatuuna(Muhammad tauladanku).


31. Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Menjadikan Allah sebagai tujuan hidup dan Islam sebagai pedoman hidup, dan Rasulullah sebagai contoh dalam hidup, maka akan menghasilkan Hati yang bersih dan Akal yang cerdas. Hati yang bersih ditandai dengan Mengharap rahmat Allah [33:21], takut adzab Allah [10:15; 6:15-16; 33:22; 50:33; 33:39; 33:12], dan kecintaan kita kepada Allah [39:1-

14]. Jika ketiga itu mampu diimplementasikan maka salimul aqidah (aqidah yang benar) inilah yang akan mempengaruhi keikhlasan niatnya. Akal yang cerdas ditandai dengan ia mempelajari al-Quran[38:29; 47:24], memikirkan alam (tadabbur alam)[29:49; 3:191], dan dzikrul maut(mengingat kematian)[39:18; 3:192-194 ]. Jika ketiga dari akal yang cerdas ini mampu juga diimplementasikan maka pemikiran islami inilah yang akan mempengaruhi pedoman(manhaj) yang benar Terakhir, seluruh aktivitas hidup orang mukmin termasuk harakah, jihad, dakwah, dan tarbiyah harus selalu disertai dengan niat yang tulus ikhlas dan konsep yang benar. Hanya bekal niat yang ikhlas saja tidak cukup kalau konsepnya belum benar. Konsepnya saja bagus, namun tidak ikhlas juga tidak akan maksimal. Wallahu alam bisshowab wahuwal muwaafiq ilaa aqwamith thariq.... Tujuan Hidup -- Allah

Bersaksi Ikrar Keesaan Allah

Pedoman Hidup al-Islam

Contoh dalam hidup Ar-Rasul Mengharap Rahmat Allah Hati Bersih Takut adzab Allah Kecintaan Allah Aqidah sehat Niat yang ikhlas

Pergerakan dan jihad Dakwah dan tarbiyah

Mempelajari al-Quran Akal yang cerdas Memikirkan Alam Mengingat kematian Pemikiran Islami pedoman yang benar

Anda mungkin juga menyukai