Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH POLA PENDIDIKAN ISLAM ERA RASULULLAH dan KHULAFAURRASYIDIN

Disusun dan Dibuat untuk Memenuhi Tugas ;

Sejarah Pendidikan Islam


Dosen Pembimbing : Alhamuddin, M.M.Pd.I

Oleh Siti Qomariyah

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AL-ISHLAH BONDOWOSO TAHUN 2011

POLA PENDIDIKAN ISLAM ERA RASULULLAH dan KHULAFAURRASYIDIN


A. Pendahuluan Mempelajari sejarah pendidikan Islam umat penting terutama bagi pelajarpelajar agama dan pemimpin-pemimpin Islam. Dengan mempelajari sejarah pendidikan Islam, dapat kita ketahui sebab kemajuan islam. Karena salah cara didikan dan ajarannya. Dengan mengetahui sejarah pendidikan islam, dapatlah kita ketahui sebab terang benderangnya didikan dan ajaran islam dan sebab gelap gulitanya. Apabila kita ketahui dalam sejarah sebab-sebab kemajuan Islam, tentunya kita usahakan sebab-sebab kemajuan itu, dan apabila kita ketahui sebab-sebab kemunduran itu. Dengan mempelajari sejarah pendidikan Islam. Kita dapat membuat sejarah yang gilang gemilang dalam pendidikan yang kita usahakan untuk anak-anak dan pemuda-pemuda kita. Ulama Islam dahulu telah melaksanakan pendidikan yang gilang gemilang dari mereka telah mempelajari dan mengembangkan berbagi macam ilmu pengetahuan. Demikianlah halnya pendidikan dan pengajaran Islam dizaman keemasan dalam sejarah pendidikan Islam. Tetapi kemudian pendidikan islam, bertambah mundur sehingga pendidikan itu hanya mementingkan kulit dan abu islam saja. Sedangkan inti dan api islam tidak dipentingkan sama sekali. Akhirnya umat islam lemah, lemah jasmani dan rohani sampai dijajah oleh bangsa barat, dan pendidikan islam turut tercemar dan terjajah pula. Mudah-mudahan dengan mempelajari sejarah pendidikan islam itu, kita dapat mengambil faedah, yaitu mengambil mana-mana yang baik dan membuang mana-mana yang buruk. Demikianlah faedah mempelajari sejarah pendidikan islam, bukan semata-mata untuk menghafal tanggal, tahun, dan abad suatu kejadian dalam sejarah.1
1

http://www.kosmaext2010.com/sejarah-pendidikan-islam-pola- pendidikan-islam-pada-perioderasulullah-dan-khulafaurrasyidin.php (OL, 12 Juli 2011)

B. Pembahasan A. Pola Pendidikan Islam Periode Rasulullah (Mekah dan Madinah) a. Periode Makkah Periode Makkah merupakan masa pembinaan dan dan pemantapan ke dalam dan penyusunan kekuatan dakwah, di mana dakwah dilakukan secara lisan dan banyak diarahkan kepada keluarga Nabi dan warga suku beliau. Sementara materi materi dakwah banyak menitik beratkan masalah aqidah dan keimanan di mana ayat ayat al Quran yang diturunkan pada periode ini umumnya juga berkisar tentang masalah tersebut. Pada masa ini Nabi saw juga sudah menawarkan Islam kepada orang orang yang tinggal jauh dari Makkah, misalnya kepada warga Khazraj yang tinggal di Yastrib (sebutan untuk Madinah pada waktu itu), ketika mereka dating di Makkah pada musim haji. Namun hal ini relative terjadi belakangan menjelang Nabi saw hijrah.2 1). Tahapan Pendidikan Islam pada Fase Makkah Pola pendidikan yang dilakukan oleh Rasulullah sejalan dengan tahapantahapan dakwah yang disampaikannya kepada kaum Quraisy. Dalam hal ini penulis membaginya kepada tiga tahap. a). Tahap Pendidikan Islam Secara Rahasia dan Perorangan Pada awal turunnya wahyu pertama (the first revelation) al Quran surat 96 Ayat 5, pola pendidikan yang dilakukan adalah secara sembunyi sumbunyi, mengingat kondisi socialpolitik yang belum stabil, dimulai dari dirinya sendiri dan keluarga dekatnya.3

Ali Mustafa Yaqub. Sejarah dan Metode Dakwah Nabi. Jakarta: PT. Pustaka Firduas. 2000. hlm. 2425 3 Syamsul Nizar. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Predana Media Group. 2008. hlm. 32

Nabi saw mulai menyambut perintah Allah dengan mengajak manusia untuk menyembah Allah semata dan meninggalkan berhala. Tetapi dakwah Nabi ini dilakukannya secara rahasia untuk menghindari tindakan buruk orangorang Quraisy yang fanatic terhadap kemusyrikan dan paganismenya. Nabi saw tidak menampakkan dawah di majlismajlis umum orangorang Quraisy, dan tidak melakukan dawak kecuali orang orang yang memilki hubungan kerabat atau kenal baik sebelumnya. Orangorang yang pertama kali masuk Islam ialah Khadijah binti Khuwailid ra, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah mantan budak Rasulullah saw dan anak angkatnya, Abu Bakar bin Abi Quhafah, Ustman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurr-Rahman bin Auf, Saad bin Abi Waqash dan lainnya. Mereka ini bertemu dengan Nabi secara rahasia. Apabila salah seorang di antara mereka ingin melaksanakan salah satu ibadah, ia pergi keloronglorong Makkah seraya bersembunyi dari pandangan orangorang Quraisy. Ketika orang orang yang menganut Islam lebih dari tiga puluh lelaki dan wanita, Rasullullah memilih rumah salah seorang dari mereka, yaitu rumah Al Arqom bin Abil Arqom, sebagai tempat pertama untuk mengadakan pembinaan dan pengajaran. Dakwah pada tahap ini menghasilkan sekitar empat puluh lelaki dan wanita telah menganut Islam. Kebanyakan mereka adalah orang orang faqir, kaum budak dan orang orang Quraisy yang tidak memiliki kedudukan. 4 b). Tahap Pendidikan Islam Secara Terangterangan Pendidikan secara sembunyisembunyi berlangsung selama tiga tahun, sampai turun waktu berikutnya, yang memerintahkan dakwah secara terbuka dan terangan terangan. Ketika wahyu tersebut turun, beliau mengundang keluarga dekatnya utnuk
4

Muhammad Said Ramadhan Al-Buthi. Siroh Nabawiyah. Jakarta: Robbani Press. 2004. hlm. 66

berkumpul di bukit Shafa, menyerukan agar berhatihati terhadap azab keras di kemudian hari (hari kiamat) bagi orangorang yang tidak mengakui Allah sabagai Tuhan Yang Esa dan Muhammad sebagai utusan-Nya. Seruan tersebut dijawab Abu Lahab, Celakalah kamu Muhammad! Untuk inikah kami mengumpulkan kamu? Saat turun wahyu menjelaskan perihal Abu Lahab dan Istrinya. Perintah dakwah secara terang terangan dilakukan oleh Rasulullah, seiring dengan jumlah sahabat yang semakin banyak dan untuk meningkatkan jangkauan seruan dakwah, karena diyakini dengan dakwah tersebut banyak kaum Quraisy yang akan masuk agama Islam. Di samping itu, keberadaan rumah Arqom bin Arqam sebagai pusat lembaga pendidikan Islam sudah diketahui oleh kuffar Quraisy.5 c). Tahap Pendidikan Islam untuk Umum Hasil seruan dakwah secara terang-terangan yang terfokus kepada keluarga dekat, kelihatannya belum maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan. Maka, Rasulullah mengubah strategi dakwahnya dari seruan yang terfokus kepada keluarga dekat beralih kepada seruan umum, umat manusia secara keseluruhan. Seruan dalam skala International tersebut didasarkan kepada perintah Allah, surat al-Hijr Ayat 94-95. Sebagai tindak lanjut dari perintah tersebut, pada musim haji Rasulullah mendatangi kemahkemah para jamaah haji. Pada awalnya tidak banyak yang menerima, kecuali sekelompok jamaah haji dari Yastrib, kabilah Khazraj yang menerima dakwah secara antusias. Dari sinilah Islam memancar ke luar Makkah.6

5 6

Syamsul Nizar. Op.Cit. Hlm.33 Lok.cit Hlm. 33

2). Materi Pendidikan Islam Pertama, materi pendidikan tauhid, materi ini lebih difokuskan untuk memurnikan ajaran agama tauhid yang dibawa Nabi Ibrahim, yang telah diselewengkan oleh masyarakat jahiliyah. Kedua, materi pengajaranal alQuran, materi ini dapat dirinci kepada:
-

Materi baca tulis AlQuran Materi menghafal ayat-ayat Al Quran Materi Pemahaman Al Quran7

3). Metode Pendidikan Islam 1. Graduasi Metode graduasi atau penahapan ini sebenarnya merupakan metode AlQuran dalam membina masyarakat, baik dalam melenyapkan kepercayaan dan tradisi jahiliyah maupun yang lain. Demikian pula dalam menanamkan akidah, Al Quran juga memakai metode grduasi ini. 2. Levelisasi Nabi saw dalam dalam mendidik para Shahabat. Beliau sangat memperhatikan tingkat-tingakat kecerdasan dan budaya mereka, bahkan emosionalnya, sehingga apa yang beliau sampaikan tidak hilang sia-sia. 3. Variasi Karena materi-materi dalam wahyu itu bervariasi, maka secara otomatis materi pendidikan yang diajarkan Nabi saw juga bervariasi. 4. Keteladanan
7

Ibid. Hlm. 34-35

Metode pemberian contoh atau teladan ini tampak sangat efektif, karena para Shahabat langsung dapat melihat sendiri bagaimana ajaran Nabi saw dipraktikkan. 5. Aplikatif Apabila Nabi saw memberikan suri teladan dalam ajaran-ajaran yang beliau sampaikan kepada para Shahabta, maka pada gilirannya para Shahabat pun langsung mempraktikkan dan mengaplikasikan kehidupan sehari-hari. 6. Mengulang-ulang Nabi saw dalam memberikan ajaran-ajaran kepada para Shahabat sering mengulang-ulangnya kepada mereka. Pengulangan ini bahkan selalu dilakukan khususnya dalam hal-hal yang dipandang penting. 7. Evaluasi Kepada para Shahabat, Nabi saw tidak hanya memberikan pelajaran semata, melainkan juga memonitor dan mengevaluasi mereka. 8. Dialog Dalam metode ini Nabi bertindak sebagai penanya atau pendialog, sementara para Shahabat sebagai orang-orang yang diajak dialog 9. Analogi Banyak sekali ungkapan-ungakapn Nabi saw dalam mengajarkan agama Islam kepada para Shahabat yang diawali dengan kata-kata perumpamaan atau yang sejenisnya. Misalnya sabda Nabi saw, Perumpamaan orang-orang mukmin dalam kasih saying dan penderitaan mereka tak ubahnya ibarat sebuah jasad manusia (HR.Al-Bukhari) 10. Cerita atau Kisah

Untuk menanamkan ajaran-ajaran Islam kepada para Shahabat, Nabi saw sering menuturkan kisah orang-orang dahulu. Misalnya, kisah tentang orang penghuni gua seperti diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.8 4). Kurikulum Pendidikan Islam Kurikulum pendidikan Islam pada periode Rasulullah baik di Makkah maupun Madinah adalah al-Quran yang Allah wahyukan sesuai dengan kondisi dan situasi, kejadian dan peristiwa yang dialami umat Islam pada saat itu, karena itu dalam praktiknya tidak saja logis dan rasional, tetapi juga fitrah dan pragmatis. Hasil cara yang demikian dapat dilihat dari sikap rohani dan mental para pengikutnya.9 5). Lembaga Pendidikan Islam Menurut hemat penulis, lembaga pendidikan Islam pada fase Makkah ada dua macam tempat, yaitu:
1. Rumah

Arqam ibn Arqam merupakan tempat pertama

berkumpulnya kaum muslimin beserta Rasulullah untuk belajar hukum-hukum dan dasar-dasar ajaran Islam. Rumah ini merupakan lembaga pendidikan pertama atau madrasah yang pertama sekali dalam Islam. Adapun yang mengajar dalam lembaga tersebut adalah Rasulullah sendiri.
2. Kuttab. Pendidikan di kuttab tidak sama dengan pendidikan

yang diadakan di rumah Arqam ibn Arqam. Pendidikan di rumah Arqam ibn Arqam yaitu kandungan materi tentang hukum Islam dan dasar-dasar agama Islam, sedangkan pendidkan di kuttab pada awalnya lebih terfokus pada materi baca tulis satra, syair arab, dan pembelajaran berhitung namun setelah datang Islam materinya ditambah dengan materi baca tulis Al-Quran dan memahami
8 9

Ali Mustafa Yaqub. Op Cit. hlm. 138-148 Syamsul Nizar. Op.Cit. hlm.36

hukum-hukum Islam. Adapun guru yang mengajar di kuttab pada era awal Islam adalah orang-orang non-Islam. Dalam sejarah pendidkan Islam istilah kuttab telah dikenal di kalangan bangsa Arab pra-Islam, secara etimologi kuttab berasal dari bahasa Arab yakni kataba, yaktubu, kitaaban yang artinya telah menulis, sedang menulis dan tulisan, sedangkan maktab artinya meja atau tempat menulis. b. Periode Madinah Periode pembentukan Madinah (Pasca Hijrah) yaitu merupakan masyarakat periode yang

masyarakat

Islami,

menerapkan ajaran-ajaran dan system Islam meskipun di antara warganya terdapat orang-orang yang bukan Muslim. Materi-materi dakwah pada periode ini berkisar tentang masalah-masalah kemasyarakatan dan kenegaraan, di mana ayat-ayat al-Quran yang diturunkan juga berkaitan dengan masalah-masalah tersebut. Dan tampaknya pada periode inilah dakwah Islam sebagai suatu kekuatan yang terorganisir dimulai. Meskipun antara Periode Makkah dan Periode Madinah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan, namun suatu hal yang perlu dicatat di sini adalah bahwa Periode Madinah yang masanya lebih pendek dari pada Periode Makkah itu hasil yang dicapai dalam dakwah jauh lebih gemilang dibanding dengan Periode Makkah.10

1). Lembaga Pendidikan Islam Ketika Rasulullah dan para sahabat hijrah ke Madinah salah satu program pertama yang beliau lakukan adalah pembangunan
10

Ali Mustafa Yaqub. Op Cit. hlm. 25

sebuah masjid. Masjid itulah pusat kegiatan Nabi Muhammad saw bersama kaum muslimin, untuk secara membina masyarakat baru, masyarakat yang disinari oleh tauhid, dan mencerminkan persatuan dan kesatuan umat. Dimasjid itulah beliau bermusyawarah mengenai berbagia urusan, mendirikan shalat berjamaah, membacakan Al-Quran, maupun membacakan ayat-ayat yang baru diturunkan. Dengan demikian, masjid itu merupakan pusat pendidikan dan pengajaran. 2). Materi Pendidikan Islam di Madinah Pada fase Madinah materi pendidikan yang diberikan cakupannya lebih kompleks dibandingkan dengan materi pendidikan fase Makkah. Di antara pelaksanaan pendidikan Islam di Madinah adalah: 1. Pendidikan ukhuwah (persaudaraan) antara kaum muslim. Dalam pendidikan ukhuwah ini, Nabi Muhammad saw. bertitik tolak dari struktur kekeluargaan yang ada pada masa itu.
2. Pendidikan kesejahteraan social. Terjaminnya kesejahteraan

sosial, tergantung pertama-tama pada terpenuhinya kebutuhan pokok daripada kehidupan sehari-hari. Untuk itu, setiap orang harus bekerja mencari nafkah. Untuk mengatasi masalah pekerjaan masalah pekerjaan tersebut, pada waktu itu, nabi Muhammad saw memerintahkan kepada kaum Muhajirin yang telah dipersaudarakan dengan kaum Anshar, agar mereka bekerja bersama dengan saudara-saudaranya tersebut. 3. Pendidikan kesejahteraan keluarga kaum kerabat. Ynag dimaksud dengan keluarga adalah suami, istri, dan anak-anaknya. Nabi Muhammad saw berusaha untuk memperbaiki keadaan itu dengan memeperkenalkan dan sekaligus menerapkan system kekeluargaan kekerabatan baru, yang berdasarkan takwa kepada Allah.

4. Pendidikan hankam (pertahanan dan keamanan) dakwah Islam.

Masyarakat kaum muslimin merupakan satu state (Negara) di bawah bimbingan nabi Muhammad saw yang mempunyai kedaulatan. Ini merupakan dasar bagi usaha dakwahnya untuk ajaran Islam kepada seluruh umt manusia secara bertahap. Oleh karena itu, setelah masyarakat kaum muslimin di Madinah berdiri dan berdaulat, usaha Nabi Muhammad saw berikutnya adalah memperluas pengakuan kedaulatan tersebut dengan jalan mengajak kabilah-kabilah sekitar Madinah utnuk mengakui konstitusi Madinah. Ajakan tersebut disampaikan dengan baik-baik dan bijaksana.11 B. Pola Pendidikan Islam pada Periode Khulafaurrasyidin 1). Masa Khalifah Abi Bakar as-Siddiq (632-634 M) Setelah Nabi wafat, sebagai pemimpin umat Islam adalah Abu Bakar as-Siddiq sebagi khalifah. Khalifah adalah pemimpin yang diangkat setelah Nabi wafat untuk menggantikan Nabi dan melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan pemerintahan.12 Pola pendidikan pada masa Abu Bakar, masih sama seperti apa yang dilakukan oleh Rasulullah baik dari segi materi maupun lembaga pendidikannya. Dari segi materi pendidikan islam terdiri dari pendidikan tauhid atau keimanan, akhlak, ibadah, kesehatan, dan lain sebagainya. 1. Pendidikan keimanan, yaitu menanamkan bahwa satu-satunya yang wajib disembah adalah Allah. 2. Pendidikan Akhlak, seperti adab masuk rumah orang, sopan santun bertetangga, bergaul dalam masyarakat. Pendidikan ibadah seperti; sholat, puasa dan haji. 3. Kesehatan seperti tentang kebersihan, gerak gerik dalam sholat merupakan didikan untuk memperkuat jasmani dan rohani. Pusat pendidikan pada masa ini masih berpusat di madinah, dan
11 12

Syamsul Nizar. Op.Cit. hlm.38-39 Ibid. Hlm. 44

lembaga

pendidikannya

di

sebut

dengan

kuttab.

Kutab

merupakan lembaga pendidikan yang dibentuk di dalam masjid.13 2). Masa Khalifah Umar bin Khattab (634-644 M) Pada masa Khalifah Umar, usaha perluasan Islam memperoleh hasil yang gemilang. Dengan meluasnya wilayah Islam mengakibatkan meluas pula kehidupan di segala bidang. Dalam hal ini diperlukan pendidikan. Pada masa ini pusat penyebaran ilmu dan pengetahuan para sahabat dan pendidikan masih terpusat di madinah. Dan masjisd masih menjadi pusat pembelajarannya, selain itu juga sahabat umar memberikan pendidikan di pasar-pasar. Pada daerah yang baru ditaklukkan khalifah umar memerintahkan kepada para panglima perang agar segera mendirikan masjid untuk ibadah dan pendidikan. Yang menjadi pendidik pada masa ini adal;ah Umar dan para sahabat besar yang dekat dengan Rasulullah dan memiliki pengaruh besar, sedangkan pusat pendidikannya selain di madinah adalah mesir, syiria dan basrah. Pada masa ini telah terjadi mobilitas penuntut ilmu dari daerah-daerah yang jauh dari madinah, sebagai pusat agama Islam. Gairah menuntut ilmu agama Islam ini yang kemudian mendorong lahirnya sejumlah pembidangan disiplin keagamaan. Pada masa umar bin khatab, mata pelajaran yang diberikan adalah membaca dan menulis Al-quran dan menghafalkannya serta belajar pokok-pokok agama Islam. Pendidikan pada masa Umar ini lebih maju dibandingkan dengan sebelumnya. Pada masa ini tuntutan untuk belajar bahasa arab juga sudah mulai tampak, orang yang baru masuk Islam dari daerah yang baru ditaklukkan harus belajar bahasa arab, jika ingin belajar dan memahami pengetahuan Islam. Oleh karena itu, pada masa ini sudah terdapat pengajaran bahasa arab. Yang mendorong pendidkan pada masa ini lebih maju adalah karena pada masa ini keadaan negara dalam keadaan stabil dan aman, ini disebabkan, di samping telah ditetapkannya masjid sebagai pusat pendidikan, juga telah terbentuklnya pusat-pusat pendidikan Islam di berbagai kota dengan materi
13

http://kakhilman.multiply.com/journal/item/17. Hlm.1. (OL, 12 Juli 2011)

yang dikembangkan, baik dari segi ilmu bahasa, menulis, dan pokok ilmuilmu lainnya. Pendidikan dikelola di bawah pengaturan gubernur yang berkuasa saat itu. Serta diiringi kemajuan di berbagai bidang, seperti jawatan pos, kepolisisan, baitulmal, dan sebagainya. Adapun sumber gaji para pendidik pada waktu itu diambilkan dari daerah yang ditaklukan dan dari baitulmal.14 3). Masa Khalifah sman bin Affan (644-656 M) Pada masa khalifah Usman bin Affan, pelaksanaan pendidikan Islam tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Pendidikan di masa ini hanya melanjutkan apa yang telah ada, namun hanyasedikit terjadi perubahan yang mewarnai pendidikan Islam. Para sahabat yang berpengaruh dandekat dengan Rasulullah yang tidak diperbolehkan meninggalkan Madinah di masa khalifahUmar, diberikan kelonggaran untuk keluar di daerah-daerah yang mereka sukai. Kebijakan inisangat besar pengaruhnya bagi pelaksanaan pendidikan di daerah-daerah. Proses pelaksanaan pola pendidikan pada masa Usman ini lebih ringan dan lebih mudahdijangkau oleh seluruh peserta didik yang ingin menuntut dan belajar Islam dan dari segi pusatpendidikan juga lebih banyak, sebab pada masa ini para sahabat memilih tempat yang merekainginkan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat.Tugas mendidik dan mengajar umat pada masa ini diserahkan pada umat itu sendiri, artinyapemerintah tidak mengangkat guru-guru, dengan demikian para pendidik sendiri melaksanakantugasnya hanya dengan mengharapkan keridhaan Allah.15 3). Masa Khalifah sman bin Affan (644-656 M) Pada masa ini kegiatan pendidikan islam mendapat hambatan dan gangguan. Karena pada masa ini terjadi kekacauan dan pemberontakan. Dengan adanya kericuhan politik ini khalifah Ali tidak sempat lagui memikirkan masalah pendidikan sebab keseluruhan perhatiannya ia

14

Lok. Cit. Hlm.2 http://www.scribd.com/doc/45071396/2-Pendidikan-Islam-Khulafaurrasyidin. (OL, 12 Juli 2011)

15

tumpahkan pada masalah keamanan dan kedamaian bagi masyarakat islam.16 C. Kurikulum Pendidikan Islam Masa Khulafaur Rasyidin ( 632661M/12-41 H) Sistem pendidikan islam pada masa khulafa al-Rasyidin dilakukan secara mandiri,tidak dikelolaoleh pemerintah, kecuali pada masa Khalifah Umar bin al;khattab yang turut campur dalammenambahkan materi kurikulum pada lembaga kuttab.Materi pendidikan islam yang diajarkan pada masa khalifah Al-Rasyidin sebelum masa Umar binKhattab, untuk pendidikan dasar:17 D. Pusat-pusat Pendidikan Islam pada Masa Khulafaur Rasyidin Mekkah. Guru pertama di Mekkah adalah Muaz bin Jabbal yang mengajarkan Al-Qur'an danFiqhMadinah. Sahabat yang terkenal antara lain: Abu Bakar, Utsman din Affan, Ali bin Abi Thalib dan sahabatsahabat lainnya.Basrah. Sahabat yang termasyhur antara lain: Abu Musa al-Asy'ary, dia adalah seorang ahli Fiqhdan Al-Qur'anKuffah. Sahabatsahabat yang termasyhur disini ialah Ali bin Abi Thalib dan Abdullah binMas'ud. Abdullah bin Mas'ud mengajarkan Al-Qur'an, ia adalah ahli tafsir, hadits dan FiqhDamasyik (Syam). Setelah Syam (Syria) menjadi bagian negara Islam dan pendduknya banyak beragama Islam. Maka khalifah Umar mengirim tiga orang guru ke negara itu. Yang dikirimadalah Mu'az bin Jabal, Ubaidah dan Abu Darda di Damasyik, Mu'az bin Jabal di Palestinasedangkan Ubaidah di Hims.Mesir. Sahabat yang mula-mula mendirikan madrasah dan menjadi guru di Mesir adalahAbdullah bin Amru bin Ash, ia adalah seorang ahli hadits.18 C. Kesimpulan

16 17

http://kakhilman.multiply.com/journal/item/17. (OL, 12 Juli 2011). Op. Cit hlm. 2 http://www.scribd.com/doc/45071396/2-Pendidikan-Islam-Khulafaurrasyidin. (OL, 12 Juli 2011) Op. Cit. hlm.2 Ibid. Hlm. 3

18

Pada masa Nabi, negara Islam meliputi seluruh jazirah arab dan pendidikan Islam berpusat di Madinah, setelah Rasulullah wafat kekuasaan pemerintahan Islam di pegang oleh khulafaur Rasyidin dan wilayah Islam telah meluas di luar jazirah Arab. Para khalifah ini memusatkan perhatiannya pada Pendidikan, syiarnya agama, dan kokohnya negara Islam. Kesimpulannya bahwa sejarah pendidikan Islam di masa Rasul dan Khulafaur Rasyidin sangat menekankan pada pemahaman dan penghafalan alQuran. Pada masa ini keilmuan yang berkembang belum terlalu meluas seperti pada masa setelahnya. Adapun cara pengajarannya sangat sederhana yaitu dengan bertatapan langsung antara pendidik dan peserta didiknya, sehingga pelajaran lebih cepat dipahami.19

DAFTAR PUSTAKA http://kakhilman.multiply.com/journal/item/17. Hlm.1. (OL, 12 Juli 2011) http://www.scribd.com/doc/45071396/2-Pendidikan-Islam-Khulafaurrasyidin. http://www.kosmaext2010.com/sejarah-pendidikan-islam-pola- pendidikan-islampada-periode-rasulullah-dan-khulafaurrasyidin.php Nizar, Syamsul. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Predana Media Group. 2008. Said Ramadhan Al-Buthi, Muhammad, Dr . Siroh Nabawiyah. Jakarta: Robbani Press. 2004.
19

http://kakhilman.multiply.com/journal/item/17. (OL, 12 Juli 2011). Op. Cit hlm.3

Yaqub, Ali Mustafa,. Sejarah dan Metode Dakwah Nabi. Jakarta: PT. Pustaka Firduas. 2000.

Anda mungkin juga menyukai