Anda di halaman 1dari 18

INFERTILITAS adalah suatu keadaan pasangan yang sudah menikah lebih dari satu setengah tahun tanpa kontrasepsi,

tidak punya anak. Angka satu setengah tahun ditetapkan, karena biasanya 85 persen pasangan dalam satu setengah tahun sudah memiliki keturunan. Ini berarti, 15 persen pasangan usia subur punya masalah ini. Kenyataan menunjukkan, 40 persen masalah yang membuat sulit punya anak terdapat pada wanita, 40 persen pada pria, dan 30 persen pada keduanya. Jadi, tidak benar anggapan bahwa kaum wanita lebih bertanggung jawab terhadap kesulitan mendapatkan anak. Walaupun masalah infertilitas tidak berpengaruh terhadap aktivitas fisik sehari-hari dan tidak mengancam jiwa, bagi banyak pasangan hal ini berdampak besar terhadap kehidupan berkeluarga. Sudah tentu faktor psikokultural mempengaruhi sikap pasangan terhadap masalah ini, termasuk upaya-upaya irasional untuk punya anak. Memang apa yang dilakukan penderita tidak dapat disalahkan sepenuhnya, karena ilmu kedokteran yang mutakhir sekalipun belum dapat menjawab seluruh masalah infertilitas secara memuaskan. Pemeriksaan dokter terhadap pria penderita infertilitas dilakukan seperti layaknya pada penderita pada penyakit lain, namun disertai dengan pemeriksaan sperma. Pemerik-saan ini untuk melihat potensi pria untuk membuahi. Bila ada masalah, barulah dilakukan pemeriksaan lain yang lebih mendalam. Penyebab Seperti halnya penanggulangan penyakit pada umumnya, usaha pertama yang selalu harus diusahakan adalah mencari penyebab infertilitas. Evaluasi terhadap pria penderita infertilitas yang datang ke klinik infertilitas bagian Urologi RSUPN Cipto Mangunkusumo menunjukkan, 20-25 persen penderita tidak diketahui penyebabnya. Besar kemungkinan hal ini dipengaruhi oleh faktor genetik karena penelitian mutakhir mengarah pada adanya kelainan di kromosom. Penyebab terbanyak infertilitas pria adalah pelebaran pembuluh darah balik/vena di sekitar buah zakar yang disebut varikokel. Pada pemeriksaan fisik, hal ini ditemukan dalam bentuk benjolan di bagian atas buah zakar yang akan bertambah besar dan nyata bila mengejan. Yang lebih sering kena adalah buah zakar kiri. Sebagian besar varikokel tidak disertai rasa sakit walaupun ada juga yang mengeluh pegal-pegal di daerah tersebut. Varikokel ditemukan pada 40 persen penderita. Temuan ini tidak jauh berbeda dengan temuan salah satu pusat penanggulangan infertilitas terkenal di Baylor College of Medicine, Amerika Serikat, yaitu 42 persen. Penyebab lain dari infertilitas pada pria adalah sumbatan/obstruksi pada saluran sperma. Jadi walaupun spermatozoa diproduksi dengan baik, tetap tidak dapat disalurkan. Biasanya hal ini diakibatkan oleh terjadinya infeksi maupun bawaan dari lahir karena tidak terbentuknya sebagian saluran sperma. Hal ini terjadi pada 15 persen penderita.

Pada 20 persen sisanya, infertilitas diakibatkan oleh berbagai faktor, misalnya gangguan hormon, kelainan bawaan, pengaruh obat, gangguan ereksi atau ejakulasi, radiasi, keracunan pestisida, gangguan imunologi, operasi di daerah panggul, dan lain-lain. Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab itu, beberapa hal dapat dilakukan untuk mencegah maupun menanggulangi infertilitas. Pencegahan infertilitas Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah: 1. Berbagai macam infeksi diketahui menyebabkan infertilitas terutama infeksi prostat, buah zakar, maupun saluran sperma. Karena itu, setiap infeksi di daerah ini haruslah ditangani secara serius. 2. Beberapa zat dapat meracuni pertumbuhan sperma. Banyak penelitian menunjukkan pengaruh buruk merokok terhadap jumlah dan kualitas sperma. Walaupun tiap penelitian berbeda dalam menentukan jumlah batang rokok yang berpengaruh, sudah cukup alasan bagi pria dengan jumlah dan kualitas sperma kurang untuk berhenti merokok. 3. Alkohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar hormon testosteron yang tentu akan mengganggu pertumbuhan sperma. Mariyuana juga dikenal sebagai salah satu penyebab gangguan pertumbuhan sperma, sehingga penghentian penggunaan mariyuana dan alkohol merupakan usaha preventif untuk infertilitas. 4. Cukup banyak obat-obatan yang mempengaruhi sperma. Oleh karena itu, beri tahukan selengkapnya obat yang pernah dan sedang dipakai kepada dokter yang menolong Anda. Penanggulangan infertilitas Penanggulangan terbaik adalah dengan menangani penyebabnya. Sayang, tidak semua penyebab diketahui dan sebaliknya cukup banyak penderita yang diketahui penyebabnya, namun tidak dapat tuntas ditanggulangi. 1. Varikokel. Tindakan yang saat ini dianggap paling tepat adalah dengan operasi berupa pengikatan pembuluh darah yang melebar (varikokel) tersebut. Sebagian besar penelitian menunjukkan manfaat tindakan ini walaupun metodologi penelitiannya belum sempurna karena tanpa pembanding. Suatu penelitian dengan pembanding menunjukkan keberhasilan tindakan pada 66 persen penderita berupa peningkatan jumlah sperma dan kehamilan, dibandingkan dengan hanya 10 persen pada kelompok yang tidak dioperasi. 2. Infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya merupakan masalah bermakna karena meliputi 20 persen penderita. Penanggulangannya berupa pemberian beberapa macam obat, yang dari pengalaman berhasil menaikkan jumlah dan kualitas sperma. Namun sebagian besar penelitian yang dilakukan dengan menggunakan pembanding, tidak menunjukkan perbaikan bermakna. Usaha menemukan penyebab di tingkat kromosom dan keberhasilan manipulasi genetik tampaknya menjadi titik harapan di masa datang. 3. Adanya penyumbatan di saluran sperma hanya dapat dipastikan dengan operasi. Bila sumbatan tidak begitu parah, dengan bantuan mikroskop dapat diusahakan koreksinya.

Pada operasi yang sama, dapat juga dipastikan ada atau tidaknya produksi sperma di buah zakar. 4. Sesuai dengan kelainan yang ditemukan, maka penyebab lain bisa diatasi dengan koreksi hormonal dan penghentian obat-obatan yang diduga menyebabkan gangguan sperma. 5. Namun, usaha-usaha di atas ada kalanya belum berhasil untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sperma, sehingga diperlukan teknik reproduksi bantuan. Termasuk dalam hal ini adalah inseminasi bantuan dan inseminasi in-vitro (IVF/bayi tabung), yang sangat membantu mengatasi masalah infertilitas pria. Misalnya, pria dengan jumlah sperma hanya 5-10 juta/cc (dari normal 20 juta) dapat mencoba inseminasi buatan. IVF hanya membutuhkan sperma 500.000 dengan angka kehamilan 30-35 persen. Kemajuan yang paling menakjubkan dalam 7-8 tahun terakhir adalah IVF dengan teknik ICSI (Intra Cytoplasmic Sperm Injection) yang hanya membutuhkan beberapa spermatozoa untuk disuntikkan ke dalam sel telur ibu. Tingkat keberhasilannya hampir sama. Penjelasan gamblang Demikianlah gambaran sepintas masalah infertilitas pada pria. Usaha mempunyai keturunan yang sudah berlangsung berabad-abad memang akan berlangsung terus. Berbagai kemajuan telah dicapai walaupun ada satu hal yang tetap, yaitu harapan yang demikian besar dari penderita. Terkadang hal ini menyebabkan pilihan-pilihan dilakukan tanpa perhitungan matang. Oleh karena itu, mintalah selalu kepada dokter Anda penjelasan yang gamblang tentang terapi yang ditawarkan, lengkap dengan kemungkinan keberhasilannya. Dengan cara ini Anda dapat lebih rasional melakukan segala pemeriksaan dan pengobatan, tanpa harapan yang berlebihan ataupun rasa putus asa. Prof. DR. dr. Akmal Taher SpBU, Sub-Bagian Urologi, Bagian Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

GANGGUAN KESUBURAN PADA PRIA Artikel ini ditulis ulang dari buku Obat Tradisional untuk pasangan suami istri karanagn Hardi Soenanto dan Sri Kuncoro terbitan Kompas Gramedia Sebagian besar pasangan suami istri menginginkan kehadiran sang buah hati (anak). Tetapi ternyata dari hasil penelitian menyebutkan bahwa 10% di antara pasangan suami istri sulit punya anak. Dari angka tersebut, 30 persennya disebabkanoleh pria. Faktor Risiko Faktor risiko terjadinya gangguan kesuburan pada pria adalah sebagai berikut :

1. Kegemukan Pria berbadan gemuk (obesitas) lebih berisiko sulit punya anak jika dibandingkan pria berbadan ideal. Kegemukan identik dengan kelebihan lemak tubuh, lemak tubuh akan memengaruhi suhu badan termasuk suhu di bagian testis, suhu tinggi di testisdapat memengaruhi kuantitas dan kualitas sperma. Salah satu syarat terjadinya pembuahan bisa gagal. Selain itu tubuh gemuk akan memengaruhi bekerjanya testis sehingga dapat mengakibatkan ejakulasi dini pada saat berhubungan badan. 2. Stres Tanggung jawab sebagai seorang pria yang identik sebagai si pencari nafkah untuk keluarganya, serta kesibukan kerja, konflik antarsesama acap kali menimbulkan stress. Apabila stres terusmenerus menghinggapi pikirannya maka dapat berakibat pada gangguan kesuburan. Depresi, tekanan-tekanan, kecemasan akan berpengaruh pada proses kerja kelenjar pituitari di bagian otak sehingga memengaruhi pula hormon testoreron. Akibat stres, pengaturan hormone testoteron akan terganggu dan selanjutnya organ reproduksi pun mengalami gangguan, misalnya gangguan ereksi, atau tak ada gairah libido. 3. Lingkungan Hidup Pencemaran lingkungan dari sampah, polusi, limbah industry diatas baas toleransi dapat mengancam kesehatan tubuh, dan juga suhu yang terlalu panas diruang kerja tertutup juga dapat berpengaruh pada kesehatan khususnya organ reproduksi maupun jumlah dan kualitas sperma. Jenis pekerjaan berat, misalnya mengangkat, memikul yang dilakukan secara terus-menerus juga dapat memicu gangguan kesuburan. Penyebab Infertilitas (ketidaksuburan) pada pria bisa disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: 1. Hormonal Produksi sperma, baik menyangkut kualitas maupun kuantitas dipengaruhi oleh kerja hormon. Apabila ada gangguan pada kelenjar pituitaria, maka produksi sperma di testis juga akan mengalami gangguan. Agar bisa terjadi pembuahan (pertemuan antara sel telur wanita dengan sel sperma pria) dibutuhkan jumlah sperma yang cukup dan sel sperma yang berkualitas. Bila salah satu atau keduanya tak terpenuhi, maka pembuahan tak akan berhasil. Untuk dapat membuahi sel telur wanita, dibutuhkan sedkitnya 20 juta sel sperma laki-laki, namun apabila jumlahnya kurang dari 20 juta ketika melakukan hubungan badan, maka kemungkinan sel sperma gagal untuk membuahi. 2. Jumlah dan Kualitas Sperma Gangguan pada sperma yang menyangkut jumlah serta kualitas, tidak saja dipengaruhi oleh fungsi hormonal saja, tetapi ada pengaruh lainnya seperti karena penyakit kencing manis, depresi atau stres, gangguan di testis (tidak turun/menggantung di tubuh), dan sebagainya. Dari salah satu penyebab tersebut mengakibatkan ketidaknormalan sperma. Misalnya bentuk sperma dan gerakan

(motilitas) yang lambat saat mencapai tempat pembuahan, jumlahnya yang tidak mencukupi atau kualitas kurang baik. Jadi gangguan pada sperma dapat mengakibatkan pria infertile (kurang subur). 3. Infeksi Infeksi dapat menyerang di bagain testis maupun pada salurannya, bila ini terjadi maka akan mengganggu produksi sel sperma (karena sperma di hasilkan dari testis). Infeksi dapat bersumber dari luar, misalnya penyakit sifilis, kencing nanah karena sering berganti pasangan, kurang menjaga kebersihan alat vital, dan pada akhirnya akan mengganggu kesuburan. 4. Penyumbatan Penyumbatan di bagian saluran dari testis menuju ke penis sebelum sperma dikeluarkan melalui ejakulasi, dapat mengakibatkan terjadinya peradangan maupun infeksi, yang akhirnya memengaruhi kualitas sperma, seperti ketidaknormalan bentuk sperma, kesehatan sel sperma, mut dan jumlah sel sperma. 5. Disfungsi Ereksi Gangguan ereksi lebih dikenal dengan istilah impoten, yaitu ketidakmampuan penis untuk meregang/membesar. Meskipung gangguan ereksi ini tidak secara langsung berhubungan dengan gangguan kesuburan pada pria, etapi dengansulitnya penis untuk bisa meregang dan berejakulasi dapat dipastikan terjadi kegagalan sperma untuk bertemu sel telur. Padahal supaya terjadi pembuahan harus ada konsepsi (bertemunya sel sperma dengan sel telur). 6. Penyakit Penyakit-penyakit tertentu yang dialami pria memengaruhi organ reporduksi pria, misalnya penyakit kencing manis, jantung, dan darah tinggi. Kencing manis pada tingkatan tertentu akan berpengaruh pada gangguan seksual, yaitu impotensi. Demikian penyakit jantung, karena gangguan arteri, maka suplai darah ke bagian penis menjadi terganggu sehingga dapat mengalami impotensi. 7. Stres Stress, kelelahan fisik dan mental, depresi, dapat memengaruhi organ reproduksi pria, misalnya ejakulasi dini maupun impotensi. Meskipun stres tidak secara langsung berakibat pada gangguan kesuburan, tetapi dengan munculnya keluhan seksual ujung-ujungnya adalah mengganggu fertilitas si penderita. Selain itu stress akan memengaruhi kuantitas serta kualitas sperma. KONSEP PENGOBATAN Salah satu pengobatan untuk mengatasi gangguan kesuburan (infertilitas) dapat ditempuh dengan menggunakan tanama obat. Dari berbagai pengalaman di lapangan sudah banyak pasangan suami istri berhasil memiliki buah hati melalui tangan-tangan pengobat herbal. Meski pengobatannya memakai caracara tradisional, tetapi metodenya tetap menggunakan dasar-dasar ilmiah seperti layaknya cara medis. Terapi dengan Tanaman Obat Konsep pengobatan pada gangguan kesuburan dilakukan berdasarkan kasus per kasus. Artinya setiap pasangan suami istri tidak selalu sama penyebabnya. Ada yang disebabkan oleh penyakit, ada yang

disebabkan oleh stres, ada yang karena pengaruh hormonal. Masing-masing akan diberikan pengobatan sesuai hasil diagnosisnya. Ada 3 tahap pengobatan terhadap gangguan kesuburan baik yang disebabkan oleh wanita ataupun pria. Gangguan Kesuburan Yang Disebabkan oleh Wanita Tahap pengobatan 1 : Ramuan tanaman obat diberikan untuk diminum jangka waktu antara 24 minggu, tujuannya mengantasipasi gangguan penyumbatan di saluran organ reproduksi wanita, mengantisipasi adanya gangguan infeksi, mengantisipasi gangguan hormonal seperti masalah menstruasi, serta pengantisipasi adanya kista, mioma, endometriosis, dan lainnya. Tujuan akhri pengobatan tahap pertama ini adalah membersihkan organ reproduksi, menormalkan fungsi mentruasi dan mengatasi penyakit. Tanaman obat yang diberikan memiliki afek farmakologi : antivirus, antipiretik (antidemam), sitostatika (obat antikista/kanker), anti inflamasi (anti radang) dan anti infeksi. Tahap Pengobatan 2 Ramuan tanaman obat diberikan untuk diminum selama 3-4 minggu, kelanjutan pengobatan tahap pertama. Tujuan pemberian ramuan pada tahap kedua ini adalah menyuburkan danmenguatkan sel telur, agar sel telur berfungsi dengan baik. Tanaman obat yang diberikan memiliki efek sebagai penyegar tubuh (analeptic), meningkatkan daya tahan tubuh (immunomodulator), serta pemicu pertumbuhan sel telur. Tahap Pengobatan 3 Ramuan tanaman obat diberikan untuk diminum selam 3-4 minggu, kelanjutan pengobatan tahap kedua. Tujuan pemberian ramuan pada tahap ini adalah menyiapkan fungsi rahim dengan baik, serta menguatkan rahim. Taman obat yang diberikan memiliki efek: merangsang daya tahan tubuh (adaptogen), dan tonikum, memperkuat tanaga. Gangguan Kesuburan Yang Disebabkan oleh Pria Tahap Pengobatan 1 Ramuan tanaman obat diberikan untuk diminum selam 3-4 minggu, tujuannya mengantisipasi bila ada gangguan penyakit, seperti infeksi, peradangan, penyumbatan, dan penyakit lainnya, ramuan yang bersifat membersihkan saluran sperma. Tanaman obat yang diberikan dipilih yang memiliki efek : anti peradangan, antiinfeksi, mengatasi penyumbaan, antibakteri, antijamur, analgesic (penghilang rasa sakit), memperkuat jaringan tubuh yang rusak. Tahap Pengobatan 2 Ramuan tanaman obat diberikan untuk diminum selama 3-4 minggu, kelanjutan tahap pengobatan 1. Tujuan pemberian ramuan pada tahap ini adalah manjaga dan meningkatkan stamina serta melancarkan sirkulasi darah. Tanaman obat yang diberikan dipilih yang memiliki efek: antikoagulan (melancarkan bekuan darah), aprodisiak (meningkatkan gairah seksual), tonik (menciptakan kemampuan tubuh menghasilkan tenaga).

Tahap Pengobatan 3 Ramuan tanaman obat diberikan untuk diminum selama 3-4 minggu, merupakan kelanjutan tahap pengobatan kedua. Tujuan pemberian ramuan pada tahap ini adalah meningkatkan jumlah dan kualitas sperma. Tanaman obat yang diberikan dipilih yang memiliki efek : meningkatkan daya gerak (mortilitas) sperma, serta memicu pertumbuhan sperma. Catatan: Cara Minum Ramuan Baik untuk pria maupun wanita, setiap selesai minum ramuan pada tahap pertama, lakukan jeda selama 3 hari (istirahat tidak minum ramuan selama 3 hari), kemudian baru dilanjutkan minum ramuan tahap kedua, lakukan jeda lagi selama 3 hari, demikian seterusnya. Tujuannya memberikan istirahat tubuh khususnya pada lambung. Terapi Pendukung Untuk menunjang keberhasilan mengatasi gangguan kesuburan, perlu dilakukan terapi pendukung, yaitu pijat refleksi. Pijat refleksiadalah sistem pemijatan yang dilakukan pada telapak kaki atau bagian dari tubuh lainnya dengan cara menekan titik-titik refleks pada organ yang mengalami gangguan atau sakit. Segala macam gangguan atau penyakit khususnya gangguan reproduksi wania atau pria dapat diatasi dengan pemijatan pada titik-titik tertentu. Tujuan pijat refleksi adalah menormalkan peredaran darah, menjaga stamina tubuh agar selalu sehat dan bugar, melancarkan sumbatan yang ada di bagian pembuluh darah, memperbaiki dan menormalkan fungsi metabolism tubuh sehingga setiap organ tubuh dapat berfungsi bekerja dengan baik. Pijat refleksi dikenal dengan istilah lain terapizona atau accupresur, bekerjanya berdasarkan hukum sebab akibat. Sebagai contoh kasus: gangguan impotensi; untuk menentukan terapi pijat harus terlebih dahulu diketahui apa penyebab impotensi tersebut. Impotensi dapat terjadikarena adanya gangguan kelenjar pituitaria, kelenjar thyroid, kelenjar adrenal, ginjal, testis, dan prostat. Bagian-bagian itulah yang akan mendapat perawatan dengan sistem pemijatan melalui refleksi ditelapak kaki. Upaya Pencegahan Bila sudah diketahui faktor-faktor risiko, penyebab terjadinya gangguan kesuburan, gangguan dan penyakit yang mungkin timbul pada organ-organ reproduksi pria maupun wanita, maka upaya pencegahan atau usaha-usaha yang perlu dilakukan supaya pasangan suami istri dikaruniai si buah hati, adalah sebagai berikut: y Membiasakan pola hidup bersih, selalu menjaga dengan baik organ reproduksi, dan kebersihan tubuh pada umumnya. y Berusaha mengendalikan stres, misalnya menerima dengan sukacita, saling membutuhkan dan saling mengasihi, tanpa ada rasa paksaan. y Lakukan hubungan seksual suami istri dengan baik dan benar, secara rutin di saat masa subur istri. y Selalu menjaga stamina dan kebugaran tubuh kedua pasangan, dengan cara rajin berolahraga secara teratur dan terukur.

y Makan makanan yang seimbang nilai gizinya, terpenuhi unsur karbohidrat, vitamin, mineral, lemak. Dianjurkan makan makanan yang bervariasi, teruatama perlu mengonsumsi suplemen vitamin, terutama vitamin C dan E dan makanan yang mengandung mineral seng. y Selalu berpikir positif. y Mengatur waktu dengan sebaik-baiknya, antara waktu kerja, istirahat. y Menjaga berat badan ideal. y Menjaga kesehatan dengan baik, bila ada gangguan penyakit segera diatasi. y Rajin berdoa dan beribadah.

Infertilitas pada pria berperan dalam 40 % kasus yang dihadapi dokter. Penyebabnya adalah penyebab infertilitas pada pria adalah Penyebab terbanyak infertilitas pria (40%) adalah pelebaran pembuluh darah balik/vena di sekitar buah zakar yang disebut varikokel. Selanjutnya karena adanya sumbatan/obstruksi pada saluran sperma terjadi pada 15 % pria. Sedankan 20 % sisanya, infertilitas diakibatkan oleh berbagai faktor, misalnya gangguan hormon, kelainan bawaan, pengaruh obat, gangguan ereksi atau ejakulasi . Namun ternyata ada pula sekitar 20-25 % penderita tidak diketahui penyebabnya.Pencegahan infertilitas Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah: 1. Mengobati infeksi di organ reproduksi. Ada berbagai jenis infeksi diketahui menyebabkan infertilitas seperti infeksi prostat, testis / buah zakar, maupun saluran sperma. 2. Menghindari rokok. Rokok mengandung zat-zat yang dapat meracuni pertumbuhan, jumlah dan kualitas sperma. 3. Menghindari Alkohol dan zat adiktif. Alkohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar hormon testosteron yang tentu akan mengganggu pertumbuhan sperma. Ganja /mariyuana juga dikenal sebagai salah satu penyebab gangguan pertumbuhan sperma. 4. Hindari obat yang mempengaruhi jumlah sperma, sepreti obat darah tinggi, dll Penanggulangan infertilitas pria Penanggulangan terbaik adalah dengan menangani penyebabnya. Sayangnya , tidak semua penyebab diketahui dan sebaliknya cukup banyak penderita yang diketahui penyebabnya, namun tidak dapat tuntas ditanggulangi. 1. Tindakan pembedahan /operasi Varikokel. Tindakan yang saat ini dianggap paling tepat adalah dengan operasi berupa pengikatan pembuluh darah yang melebar (varikokel) tersebut. Suatu penelitian dengan pembanding menunjukkan keberhasilan tindakan pada 66 % penderita berupa peningkatan jumlah sperma

dan kehamilan, dibandingkan dengan hanya 10 % pada kelompok yang tidak dioperasi. 2. Memberikan suplemen vitamin. Infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya merupakan masalah bermakna karena meliputi 20 % penderita. Penanggulangannya berupa pemberian beberapa macam obat, yang dari pengalaman berhasil menaikkan jumlah dan kualitas sperma. Usaha menemukan penyebab di tingkat kromosom dan keberhasilan manipulasi genetik tampaknya menjadi titik harapan di masa datang. 3. Tindakan operasi pada penyumbatan di saluran sperma. Bila sumbatan tidak begitu parah, dengan bantuan mikroskop dapat diusahakan koreksinya. Pada operasi yang sama, dapat juga dipastikan ada atau tidaknya produksi sperma di buah zakar. 4. Menghentikan obat-obatan yang diduga menyebabkan gangguan sperma. 5. Menjalani teknik reproduksi bantuan. Termasuk dalam hal ini adalah inseminasi intra uterin dan program bayi tabung. Tindakan inseminasi dilakukan apabila ada masalah jumlah sperma yang sangat sedikit atau akibat masalah antobodi di mulut rahim. Pria dengan jumlah sperma hanya 5-10 juta/cc (dari normal 20 juta) dapat mencoba inseminasi buatan. Sedangkan bayi tabung umumnya membutuhkan sperma 500.000 dengan angka kehamilan 30-35 persen, bahkan jumlah sperma hanya beberapa buah dapat dilakukan dengan teknologi terbaru dengan menyuntikkan langsung sel sperma ke dalam sel telur yang dikenal sebagai ICSI (Intra Cytoplasmic Sperm Injection).

Tatacara Penanganan Infertilitas Pria


K.M. Arsyad Laboratorium Biologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Palembang ABSTRAK Penyebab infertilitas suatu pasangan usia subur dapat terletak pada pihak pria, wanita atau bersama-sama. Analisis semen sampai saat ini merupakan primadona dalam penanganan infertilitas pada pria. Berdasarkan hal itu maka tatacara penanganan infertilitas pria dapat didekati berdasarkan basil analisis semen saja dan etiologi kausatif. Meskipun demilcian penanganan pasangan infertil tidak dapat berdiri sendiri tetapi tetap hams merupakan satu kesatuan. PENDAHULUAN Infertilitas berbeda dengan Sterilitas; sterilitas adalah suatu keadaan di man satu pasangan suami istri mutlak tidak mampu mendapatkan keturunan sedangkan infertilitas adalah keadaan di mana satu pasangan berkurang kemampuannya mendapatkan keturunan setelah jangka waktu lebih dari 12 bulan perkawinan tanpa penggunaan cara-cara KB, sedangkan kemampuan untuk konsepsi belum diketahui secara keseluruhan>. Faktorpenyebab infertilitas dapatberasal dari suami, istri atau

bersama-sama, faktor pria diperkirakan meliputi sekitar 30%. Pada penelitian 246 pasangan infertil di Palembang didapatkan faktor pria 48,4%0). Sebagian besar disebabkan oleh menurunnya potensi fungsi spermatozoa untuk membuahi ovum. Hal ini dapat tercermin dari basil analisis semen, sehingga analisis semen sampai saat ini masih merupakan primadona penanganan infertilitaspria, meskipun basilanalisis semen sebenarnyabelum dapat menerangkan penyebab spermiogram yang abnormal, sehingga terapi medis yang baik tidak dapat hanya didasarkan pada suatu basil analisis semen rutin0>. TATA CARA TERAPI Terapi infertilitas pada pria dapat didasarkan atas 2 tata
* Dibacakan pada Simposium Konsep Mutakhir Penanganan Intertilitas Palembang, 15 Desember 1990

cara : 1. Hanya berdasarkan analisis semen rutin 2. Berdasarkan etiologi kausatif. A. Terapi berdasarkan basil analisis rutin(4,5,6) 1) Kelainan volume semen a) Hipospermia Volume semen disebut hiposperma jika kurang dari 1,5 ml. Penyebab : + Stres + Retrograde ejaculation + Frekuensi sanggama. Untuk stres maka pen gobatan diarahlcan untuk meng hilangkan stres ; retrograde ejaculation dapat diberi terapi obat atau terapi khusus berupa pencucian sperma dari urine. Untuk endokrinopati dapat diberikan testosteron, sedangkan bila kohl's terlalu sering, dapat dikurangi frekuensinya. Jika tidak jelas penyebabnya dapat dilakukan AIH. b) Hiperspermia jika volume semen lebih dari 6 ml. Penyebab dapat berupa : + Abstinensia seksualis yang terlalu lama + Hipersekresi vesika seminalis. Hiperspermia dengan spermiogram normal tidak memerlukan pengobatan spesifik, cukup dengan menganjurkan peningkatan frekuensi sanggama; tetapi jika disertai dengan spermioCermin Dunia Kedokteran No. 70, 1991 55 gram abnormal dapat dilakukan terapi dengan split ejaculate atau withdrawal coitus atau dengan treated sperm invitro. 2) Kelainan jumlah spermatozoa a) Polizoospermia Pada polizoospermia, jumlah spermatozoa lebih dari 250 juta/ ml. Terapi dapat dengan anjuran meningkatkan frekuensi koitus atau AIHdengan treated spermatozoa dengan jalan pengenceran, swim up, sperm washing atau filtrasi. .b) Oligozoospermia Sampai saat ini masih disepakati bahwa jumlah spermatozoa kurang dari 20 juta/ml disebut oligozoospermia dan jika kurang dari 5 juta/ml disebut olgozoospermia berat. Terapi medikamentosa yaitu : 1. Klomifen sitrat dengan dosis 1 x 50 mg selama 90 hari atau 1 x 50 mg 3 x 25 hari dengan interval antara terapi 5 hari. 2. Tamoxifen, dapat diberikan dengan dosis 2 x 1 tablet selama 60 hari. 3. Kombinasi HMG dan hCG; HMG (Pergonal) diberikan

dengan dosis 150 IU 3 x/minggu dan hCG (Profasi) dengan dosis 2000 IU 2 x/minggu selama 12-16 minggu. 4. Kombinasi FSH (Metrodin) dan hCG; dosisFSH 75IU 3 x/ minggu dan dosis hCG 2000 IU 2 x/minggu selama 12-16 minggu. Selain medikamentosa, terapi dapat dilakukan dengan AIH (IBS) dengan atau tanpa treated sperm. 3) Abnormalitas kualitas spermatozoa Kualitas spermatozoa abnormal jika motilitas baik dan cukup tetapi morfologi normal kurang dari 50%. Terapi gangguan kualitas ini dapat berupa medikamentosa yaitu : 1. ATP 2. Androgen dosis rendah 3. Phosph6lipid esensial 4. Antibiotika 5. Vitamin E + Vit B 6. Pentoksifilin Atau dilakukan AIH (IBS) dengan atau tanpa sperm treated yang dapat berupa : sperm washing sperm swim up Jika masih belum memberikan basil yang diharapkan dapat dilanjutkan dengan terapi hormonal berupa kombinasi FSH dengan dosis 75 IU 3 x/minggu ditambah hCG 2000 IU 2 x/ minggu selama 12-16 minggu. Pengobatan ini dapat diteruskan sampai 4 tahun. B. Terapi berdasarkan etiologi kausatif 1) Etiologi infertilitas pria yang talc dapat diobati : a. Klinefelter syndrome b. Cryptorchidism bilateral c. Atrofi testis d. Sertoli cell only syndrome e. Agenesis vas deferens 2) Etiologi infertilitas pria yang masih dapat diobati : a. Varikokel b. Infeksi kelenjar asesoris c. Immunlogi d. Gangguan hubungan seksual e. Endokrinopati a) Varikokel(7) Varikokel merupakan salah satu faktor penyebab infertilitas pria; varikokel jarang dikeluhkan dan biasanya ditemukan secara kebetulan tanpa keluhan yang jelas. Pada evaluasi kasus infertilitas, 82% varikokel kiri, 2% varikokel kanan dan 16% bilateral. Meskipun belum dapat dipastikan sebagai penyebab infertilitas pada pria, tetapi bila pada infentilitas pria ditemukan adanya varikokel biasanya akan ditemukan juga basil analisis semen yang abnormal. Terapi vasoligasi vena spermatika interna kiri merupakan salah satu pengobatan yang dapat memperbaiki kualitas dan kuantitas spermatozoa, atau dengan cara embolisasi. b) Infeksi kelenjar asesoris Infeksi kelenjar asesoris yang dapat mempengaruhi kualitas semen adalah infeksi prostat, vesika seminalis dan epididimis. Kelainan dapat berupa gangguan proses pencairan semen,

volume yang terlalu sedikit atau banyak dan morfologi dan motilitas yang abnormal. Terapi berupa pemberian antibiotika, dalam hal ini yang dapat diberikan adalah golongan amoksisilin, doksisiklin dan erithromisin yang dapat ditambah dengan roborantia berupa vitamin E, vitamin C dan vitamin B kompleks. c) Immunologis(8) Infeksi kronis alat urogenital dapat menimbulkan tes immunologis positif pada pemeriksaan semen; yaitu : 1) Adanya aglutinasi spontan spermatozoa pada pemeriksaan analisis semen rutin. 2) MAR test 3) SCMC test Terapi dapat berupa pemberian kortikosteroid, yang jika tidak memuaskan dapat dilakukan AIH/IBS dengan treated spermatozoa; misalnya dengan filtrasi glass wool, separasi dengan percoll, sephadex atau selofan, atau washing/swim up. d) Gangguan hubungan seksuaE(9) Dapat berupa : Frekuensi tidak teratur Impotensia Eyakulasi dini Eyakulasi retardata Eyakulasi retrograd Epispadia/hipospadia e) Endokrinopati(3,10) Ketidakseimbangan pengaturan hormonal pada sistem reproduksi pria akan menyebabkan terjadinya gangguan proses spermatogenesis dan/atau spermaogenesis. Pengobatan hormonal yang tepat dapat mengembalikan proses spermatogenesis/ spermiogenesis yang normal. Untuk itu selain pemeriksaan fisis andrologis diperlukan pemeriksaan kadar hormon (FSH, LH, prolaktin dan testosteron) Cermin 56 Dunia Kedokteran No. 74, 1992 dalam darah. 1) Jika ditemukan kadar FSH dan LH yang tinggi dengan kadar testosteron darah yang subnormal, biasanya pengobatan hormonal tidak diperlukan karena keadaan ini menunjukkan adanya gagal testis primer, misalnya Klinefeltersyndrome; terapi hormon hanya berupa substitusi androgen untuk masalah potensi seksnya. 2) Jika kadar FSH tinggi, tapi kadar LH dan testosteron darah masih dalam batas normal, keadaan ini biasanya menunjukkan adanya kekurang-pekaan sel-sel germinativum (isolated germinal cell failure); jumlah spermatozoa dapat berkisar dari azoospermiaoligozoospermia. Terapi hormonal tidak ada artinya, hanya dapat dicoba AIH/ IBS atau IVF. 3) Jika kadar FSH, LH dan Testosteron ketiga-tiganya rendah disertai volume testis yang abnormal dan konsistensi yang agak kurang padat, keadaan seperti ini disebut sebagai hipogonadisme atau gagal testis sekunder. Jika tidak ada hiperprolaktinemia, terapi gonadotropin (HCB dan HMG) atau testosteron dapat memberikan harapan baik. PENUTUP Tatacara penanganan infertilitas pria dapat didekati dengan

2 cara : Pertama hanya berdasarkan hasil analisis semen rutin; kedua'berdasarkan etiologi kausatif. Meskipun demikian penanganan pasangan infertil tetap harus merupakan suatu kesatuan oleh karena bukti status fertilitas pria secara in vivo adalah dengan keberhasilan istri menjadi hamil, walaupun status fertilitas in vitro pria secara analisis rutin berada di bawah batas normal; ini oleh karena adanya perbaikan ovulasi di pihak isteri. Untuk itu dalam upaya mengetahui peran spermatozoa pads proses fertilitas telah dikembangkan berbagai tes in vitro yang dapat menunjukkan fungsi spermatozoa; di antaranya, HOS test, Zone free Hamster Sperm Penetration test(11).
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah pasangan yang sudah melakukan hubungan seksual tanpa pencegahan kehamilan selama 12 bulan atau lebih dan tidak dapat hamil. Infertilitas dibagi menjadi dua yaitu infertilitas primer dan infertilitas sekunder. Infertilitas primer adalah suatu keadaan saat pasangan yang telah lama menikah tapi belum memiliki anak. Infertilitas sekunder adalah keadaan di mana pasangan telah memiliki anak namun tak lagi dikaruniai anak dalam waktu yang lama Hal ini harus dibedakan dengan kemandulan, karena kemandulan (sterilitas) adalah ketidakmampuan mutlak untuk memiliki keturunan misalnya pada pria yang telah melakukan vasektomi atau mengalami kastrasi (kebiri) dan atau wanita yang mengalami pengangkatan rahim atau mengalami tubektomi.

Apa saja hal yang dapat menyebabkan infertilitas? Faktor yang penting yang dapat mempengaruhi kesuburan, antara lain: 1. Usia : Untuk pria puncak kesuburan adalah usia 24-25 tahun dan 21-24 tahun untuk wanita, sebelum usia tersebut kesuburan belum benar matang dan setelahnya berangsur menurun. 2. Frekuensi hubungan seksual : 3. Lingkungan : baik fisik, kimia maupun biologis (panas, radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi, dll). 4. Gizi dan nutrisi : terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu. 5. Stress psikis : mengganggu siklus haid, menurunkan libido & kualitas spermatozoa, dll. Penyebab pada laki-laki: 1. Kelainan anatomi : hypo-epispadia (kelainan letak lubang kencing), micropenis (penis sangat kecil), undescencus testis (testis masih dalam perut/lipat paha), dll. 2. Gangguan fungsi : disfungsi ereksi berat (impotensi), ejakulasi retrograde (ejakulasi balik), dll. 3. Gangguan spermatogenesis : oligo/terato/asthenozoospermia (kelainan jumlah, bentuk, gerak sperma). 4. Lain-lain : hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantung testis), varikokel (varises pembuluh darah balik testis), imunologis, infeksi, dll. Penyebab pada wanita: 1. Faktor vagina : vaginismus (kejang otot vagina), vaginitis (radang/infeksi vagina), dll. 2. Faktor cervix (mulut rahim) : polip (tumor jinak), stenosis (kekakukan mulut rahim), non hostile mucus (kualitas lendir mulut rahim jelek), anti sperm antibody (antibodi terhadap sperma), dll. 3. Faktor uterus (rahim) : myoma (tumor otot rahim), endometritis (radang sel. lendir rahim), endometriosis (tumbuh sel. lendir rahim bukan pada tempatnya), uterus bicornis, arcuatus, ashermans syndrome, retrofleksi (kelainan bentuk dan posisi rahim), prolap (pemburutan, penyembulan rahim ke bawah). 4. Faktor tuba fallopi (saluran telur) : pembuntuan, penyempitan, pelengketan saluran telur (bisa karena infeksi atau kelainan bawaan). 5. Faktor ovarium (indung telur) : tumor, kista, gangguan menstruasi (amenorhoe, oligomenorhoe dengan/tanpa ovulasi). Organ ini berinteraksi dengan pusat pengendali hormon di otak (hypothalamus dan hipofisis) dalam mengatur siklus menstruasi. 6. Faktor lain : prolactinoma (tumor pada hipofisis), hiper/hypotroid (kelebihan/kekurangan hormon tiroid), dll.

Pemeriksaan yang dapat dilakukan pria adalah: Pemeriksaan analisa sperma. factor sperma adalah factor tunggal penyebab infertile yang terpenting dari suami, dimana berkisar antara 40-50%. Oleh karena itu setiap suami dengan pasangan infertile harus diperiksa cairan maninya yang mengandung sperma. Sebelum pemeriksaan ini, suami diharapkan tidak melakukan hubungan seksual sekurang-kurangnya selama 3 hari.

Menurut WHO, nilai nomal untuk analisa sperma adalah : Likuifaksi Volume Konsentrasi sperma Jumlah sperma Motilitas/pergerakan sperma Morfologi/bentuk sperma WBC (sel darah putih) pH (keasaman cairan mani) 30 menit > 2,0 ml > 20 juta/ml 40 juta > 50 % > 30 % bentuknya normal < 1 juta/ml 7,2 7,8

Bila hasil analisa sperma suami brbeda dari hasil diatas, maka hasil sperma dapat dikatakan abnormal. Untuk itu dapat dilanjutkan dengan pemerikasaan lebih lanjut antara lain : 1. Ditelusuri apakah ada riwayat terpapar dengan suhu tinggi, bahan kimia atau obat-obatan tertentu. 2. Pemeriksaan genitalia pria, apakah ada kelainan anatomi atau fungsi. 3. Ukuran testis dinilai, pemeriksaan skrotum untuk meihat adanya varicocel. 4. Pada kasus azoospermia (tidak ada sperma), perlu diperiksa kadar FSH (follicle stimulation hormone) yang bila kadarnya naik > 3 kali lipat, menunjukkan adanya kegagalan testis (buah zakar). Pria dikatakan infertilitas absolute bila dijumpai adanya azoospermia disertai dengan kenaikan kadar FSH.

Pemeriksaan pada wanita 1. Faktor vagina. Pameriksaannya dapat meliputi periksa inspekulo, periksa dalam, pemeriksaan mikroskopik cairan vagina. Hal ini untuk menentukan adanya kelainan anatomi atau fungsi dan menilai apakah ada mikroorganisme yang menyebabkan gangguan atau infeksi. 2. Faktor serviks (leher rahim). Pemeriksaannya meliputi periksa inspekulo, periksa dalam, uji pasca senggama, uji lendir serviks, dan biakan bila perlu. Dari semua pemeriksaan, uji lendir serviks memegang peranan penting karena

infertilitas dapat disebabkan oleh sperma yang gagal menembus lendir serviks dan hal ini biasanya akibat reaksi imunologis</span 3. Faktor uterus. Dilakukan pemeriksaan dalam, biopsy endometrium, biakannya bilamana perlu, histerosalphyngography (HSG), dan laparoskopi. 4. Faktor tuba fallopi. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara antara lain :

pertubasi atau uji rubin bertujuan memeriksa patensi tuba. Tuba mengalami sumbatan bila tekanan gas naik atau bertahan sampai 200 mmHg, kalau naiknya hanya 80-100 mmHg berarti salah satu atau kedua tubanya masih paten ( ovum/telur dapat keluar menuju rahim). Pemeriksaan dilakukan saat haid bersih dan sebelum ovulasi, atau pada hari ke-10 siklus haid. histerosalphyngography. Tujuannya sama dengan pertubasi hanya saja kurang aman karena ada kemungkinan terpapar radiasi pada pemeriksaan berulang, akan tetapi pemeriksaan ini lebih akurat. laparoskopi. Tujuannya untuk melihat apakah ada endometriosis sekaligus untuk melihat tuba. Hanya saja ini merupakan tindakan operatif jadi lebih baik dilkukan bila ada indikasi medis.

5. Faktor ovarium. Pemeriksaan meliputi bagaimana riwayat haid, perubahan lendir serviks, suhu basal badan, sitologi vaginal hormonal, biopsy endometrium, dan pemeriksaan hormonal. Yang paling penting dalam pemeriksaan ini adalah menentukan ada tidaknya ovulasi, karena ovulasi menunjukkan adanya telur yang diproduksi oleh indung telur (ovarium) agar dapat dibuahi oleh sperma pria. Pemeriksaan ovulasi dapat dilakukan dengan pemeriksaan hormonal berupa :

Mengukur kadar progesterone serum yang dilakukan pada pertengahan fase luteal atau minggu ke-3 dari siklus haid. Dikatakan hasil positif (ada ovulasi) bila kadar progesterone 3 10 ng/ml. Mengukur kadar luterinizing hormone (LH) dalam plasma darah setiap hari pada fase luteal untuk mengetahui saat ovulasi. Hal ini berguna untuk menentukan kapan saat yang tepat untuk melakukan senggama agar keberhasilan pembuahan tinggi.

Pada kasus amenorrhea (tidak ada haid), oligomenorrhea (siklus haid > 35 hari atau lama haid < 3 hari) atau haid yang sangat tidak teratur, dilakukan pemeriksan poros hypothalamus-hipofisis-ovarium dengan menentukan kadar LH-FSH dan prolaktin.

Bagaimana mengatasi terjadinya infertilitas? Kemajuan dunia kedokteran saat ini telah banyak membantu pasangan dengan masalah infertilitas untuk mewujudkan dambaannya memiliki bayi Pada pria, antara lain : 1. Terapi medis berupa pemberian obat-obatan atau hormone misalnya untuk memperbaiki jumlah sperma. 2. Terapi bedah bila berkenaan dengan kelainan anatomis atau masalah bedah yang berkaitan dengan kasus infertilitas pada pria misalnya varicocele. 3. Pada kasus azoospermis atau oligospermis yang berat, dimana kehamilan terjadi sangat jarang maka tindakan yang terbaik adalah melakukan AID ( artificial inseminasi donor). Metode ini dengan cara menempatkan sperma dalam saluran reproduksi wanita tidak dengan cara melakukan hubungan seksual dimana sperma berasal dari donor (orang lain). AID yang dilakukan setiap bulan selama satu tahun dapat memungkinkan kehamilan sebesar 65 %. 4. Bila hanya terdapat sebuah spermatozoa maka dapat dilakukan metode ICSI ( intracytoplasmic sperm injection) , metode dimana sebuah spermatozoa disuntikkan dalam sitoplasma ovum. 5. Bila nilai analisa sperma normal dan hasil uji pasca senggama maka dapat dilakukan inseminasi sediaan sperma dan dilakukan inseminasi intra uterin yaitu menempatkan spermatozoa yang sudah dipisahkan dari cairan mani ke dalanm ruang rahim dengan menggunakan kateter kecil.

Pada wanita, antara lain: 1. Terapi medis berupa pemberian obat-obatan atau hormone misalnya untuk memperbaiki induksi ovulasi. 2. Terapi bedah bila berkenaan dengan kelainan anatomis atau masalah bedah yang berkaitan dengan kasus infertilitas pada wanita misalnya tumor mulut rahim dll. 3. Condom therapy, dimana kondom dipakai secara terus-menerus setiap berhubungan seks selama lebih kurang 68 bulan. Dalam kurun waktu tersebut, diharapkan kadar antibodi telah menurun dan tidak ada lagi di daerah reproduksi wanita, sehingga sperma yang selama ini diaglutinasikan atau dimobilisasikan oleh antibodi menjadi bebas dan mampu bergerak untuk bermigrasi sampai di saluran tuba falopii (saluran telur) dan bertemu dengan sel telur tanpa halangan. 4. Pada kasus anovulasi (tidak ada telur) diberikan obat induksi ovulasi desertai dengan hubungan seksual yang terjadwal. 5. Pada kasus lendir serviks yang buruk dimana tidak dapat diatasi dengan obat-obatan, dapat dilakukan antara lain :

y y

IVF ( in vitro fertilization) yaitu pembuahan sel telur ibu dengan sperma di luar tubuh (bayi tabung). GIFT ( gamet intra fallopian transfer ) yaitu menempatkan sel telur ibu dan sperma ke dalam ujung distal tuba fallopi/saluran telur. ZIFT ( zygote intra fallopian transfer ) yaitu bila telah terjadi pembuahan di luar tubuh dengan cara IVF maka hasil pembuahan (zygote) diletakkan ke dalam saluran telur/tuba fallopi melalui kanulasi trans abdominal.

Infertilitas (Infertility[1]) adalah keadaan di mana seseorang tidak dapat hamil secara alami atau tidak dapat menjalani kehamilannya secara utuh.

Daftar isi
[tampilkan]
y

DefinisiEdit
Definisi standar infertilitas adalah ketidakmampuan untuk menjadi hamil dalam satu tahun setelah secara teratur menjalani hubungan intim tanpa kontrasepsi[2].

KesalahpahamanEdit
Menurut Weschler[3], ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang berkesimpulan dirinya infertil, padahal sebenarnya belum tentu demikian:
y y y

Apabila dalam satu tahun tidak terjadi kehamilan meski menjalani hubungan intim tanpa kontrasepsi. Jika siklus menstruasi tidak teratur. Padahal, tidak semua wanita memiliki siklus 28 hari, dan ovulasi tidak selalu terjadi pada hari ke 14. Dokter terburu-buru mengambil kesimpulan hanya berdasarkan frekuensi hubungan intim, dan terburu-buru menerapkan tes-tes yang invasif atau terburu-buru memberikan obat. Padahal, keseringan hubungan intim tidak akan menghasilkan kehamilan apabila

dilakukan pada waktu yang tidak tepat. Dokter yang teliti akan mengambil langkah berikut terlebih dahulu: o Analisa sperma pada pria. o Analisa pemetaan kesuburan wanita. Pada hari keberapakah si wanita mengalami ovulasi? Dokter hanya memfokuskan mengambil solusi berdasarkan kenaikan suhu basal tubuh, dan mengabaikan pengamatan lendir leher rahim. Padahal, kenaikan suhu terjadi pada saat ovum sudah mati, sementara masa subur adalah tepat sebelum kenaikan suhu tersebut terjadi. Lihat menstruasi. Dokter melakukan tes kesuburan pada waktu yang tidak tepat. Contohnya adalah : o Penerapan tes pasca-senggama (postcoital test), yang dimaksudkan untuk menganalisa apakah sperma tersebut subur, dan apakah lendir leher rahim wanita kondusif untuk pembuahan. Padahal, jika tes ini dilakukan bukan pada fase subur, tes ini akan invalid. Dan jangan lupa, tidak semua orang mengalami ovulasi pada hari 14 setelah menstruasi. o Demikian juga tes biopsi dinding rahim, tidak akan menunjukkan hasil yang baik jika waktunya tidak tepat Alat untuk menentukan masa subur kadang kala tidak tepat: o Alat ini biasanya mendeteksi munculnya hormon LH sebelum ovulasi. Padahal, ada wanita yang mengalami sindrom LUFS di mana hormon LH tidak menyebabkan ovulasi. o Ada wanita yang mengalami kemunculan hormon LH jauh sebelum ovulasi itu sendiri (mini-peaks of LH). o Alat ini tidak memberitahu apakah lendir leher rahim kondusif untuk sperma o Ketepatan alat ini bisa berkurang jika terkena panas yang berlebihan o Alat ini tidak akan memberi hasil positif jika dilakukan bukan pada masa subur. Sementara banyak wanita yang menyangka dirinya berovulasi hanya pada hari ke 14. Padahal tidak selalu demikian. o Obat kesuburan seperti Pergonal atau Danicrone bisa mempengaruhi alat tersebut o Alat ini tidak akurat untuk wanita di atas 40 tahun Ada wanita yang menyangka dirinya tidak bisa hamil, padahal kenyataannya dia bisa hamil tetapi mengalami keguguran.

Menurut Weschler[3], hal di atas bisa diatasi dengan menerapkan metode kesadaran kesuburan untuk mengetahui kapan fase subur terjadi.

Penyebab InfertilitasEdit
Pada WanitaEdit
a. Pada wanita Gangguan organ reproduksi 1. Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina yang akan membunuh sperma dan pengkerutan vagina yang akan menghambat transportasi sperma ke vagina 2. Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu pengeluaran mukus serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma ke dalam rahim terganggu. Selain itu, bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim 3. Kelainan pada

uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang 4. Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu Gangguan ovulasi Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan pada sekresi hormon FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi. Hambatan ini dapatterjadi karena adanya tumor kranial, stress, dan penggunaan obat-obatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi hipothalamus dan hipofise. Bila terjadi gangguan sekresi kedua hormon ini, maka folicle mengalami hambatan untuk matang dan berakhir pada gengguan ovulasi. Kegagalan implantasi Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan, proses nidasi pada endometrium tidak berlangsung baik. Akiatnya fetus tidak dapat berkembang dan terjadilah abortus. Endometriosis Abrasi genetis Faktor immunologis Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil. Lingkungan Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan.

Pada PriaEdit
Ada beberapa kelainan umum yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria yaitu : Abnormalitas sperma; morfologi, motilitas Abnormalitas ejakulasi; ejakulasi rerograde, hipospadia Abnormalitas ereksi Abnormalitas cairan semen; perubahan pH dan perubahan komposisi kimiawi Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi penyempitan pada obstruksi pada saluran genital Lingkungan; Radiasi, obat-obatan anti cancer Abrasi genetik

Mengatasi InfertilitasEdit
y y y y

Obat kesuburan Pembedahan untuk membuka tuba falopii Inseminasi buatan Bayi tabung

Anda mungkin juga menyukai

  • Material Beton: Fy Fy
    Material Beton: Fy Fy
    Dokumen45 halaman
    Material Beton: Fy Fy
    Immanuel Panggabean
    Belum ada peringkat
  • Catatan Haria
    Catatan Haria
    Dokumen2 halaman
    Catatan Haria
    Immanuel Panggabean
    Belum ada peringkat
  • SPI 1 Nop 2016 Model
    SPI 1 Nop 2016 Model
    Dokumen1 halaman
    SPI 1 Nop 2016 Model
    Immanuel Panggabean
    Belum ada peringkat
  • SPI 1 Nop 2016 Model
    SPI 1 Nop 2016 Model
    Dokumen1 halaman
    SPI 1 Nop 2016 Model
    Immanuel Panggabean
    Belum ada peringkat
  • Luas Tul Plat
    Luas Tul Plat
    Dokumen1 halaman
    Luas Tul Plat
    Immanuel Panggabean
    Belum ada peringkat
  • Weekly 19
    Weekly 19
    Dokumen43 halaman
    Weekly 19
    Immanuel Panggabean
    Belum ada peringkat
  • BUHAS
    BUHAS
    Dokumen4 halaman
    BUHAS
    Immanuel Panggabean
    Belum ada peringkat
  • Quotation
    Quotation
    Dokumen1 halaman
    Quotation
    Immanuel Panggabean
    Belum ada peringkat
  • Loading Test
    Loading Test
    Dokumen8 halaman
    Loading Test
    Immanuel Panggabean
    Belum ada peringkat
  • Surat Pengantar
    Surat Pengantar
    Dokumen3 halaman
    Surat Pengantar
    Immanuel Panggabean
    Belum ada peringkat
  • 3 Laporan
    3 Laporan
    Dokumen12 halaman
    3 Laporan
    Immanuel Panggabean
    Belum ada peringkat
  • 2 Daftar Isi-Oke
    2 Daftar Isi-Oke
    Dokumen2 halaman
    2 Daftar Isi-Oke
    Immanuel Panggabean
    Belum ada peringkat
  • 3 Analisao
    3 Analisao
    Dokumen11 halaman
    3 Analisao
    Immanuel Panggabean
    Belum ada peringkat
  • 2 Daftar Isi-Oke
    2 Daftar Isi-Oke
    Dokumen2 halaman
    2 Daftar Isi-Oke
    Immanuel Panggabean
    Belum ada peringkat
  • 2 Pgtar
    2 Pgtar
    Dokumen1 halaman
    2 Pgtar
    Immanuel Panggabean
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Ms Project
    Jadwal Ms Project
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Ms Project
    Immanuel Panggabean
    Belum ada peringkat
  • 2 Daftar Isi-Oke
    2 Daftar Isi-Oke
    Dokumen2 halaman
    2 Daftar Isi-Oke
    Immanuel Panggabean
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Ms Project
    Jadwal Ms Project
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Ms Project
    Immanuel Panggabean
    Belum ada peringkat
  • 2 Daftar Isi-Oke
    2 Daftar Isi-Oke
    Dokumen2 halaman
    2 Daftar Isi-Oke
    Immanuel Panggabean
    Belum ada peringkat
  • Balimbingan
    Balimbingan
    Dokumen17 halaman
    Balimbingan
    Immanuel Panggabean
    Belum ada peringkat
  • Yang Pada Suka Maen PS 2 Atau Yang Punya Rental Game
    Yang Pada Suka Maen PS 2 Atau Yang Punya Rental Game
    Dokumen2 halaman
    Yang Pada Suka Maen PS 2 Atau Yang Punya Rental Game
    Immanuel Panggabean
    Belum ada peringkat
  • Catatan Untuk Breeder
    Catatan Untuk Breeder
    Dokumen1 halaman
    Catatan Untuk Breeder
    Immanuel Panggabean
    Belum ada peringkat
  • Rumah Uda
    Rumah Uda
    Dokumen3 halaman
    Rumah Uda
    Immanuel Panggabean
    Belum ada peringkat
  • Jaw Aban
    Jaw Aban
    Dokumen1 halaman
    Jaw Aban
    Immanuel Panggabean
    Belum ada peringkat
  • 3 Rab
    3 Rab
    Dokumen26 halaman
    3 Rab
    Immanuel Panggabean
    Belum ada peringkat
  • Bab Ivrev3
    Bab Ivrev3
    Dokumen21 halaman
    Bab Ivrev3
    Immanuel Panggabean
    Belum ada peringkat
  • 03 Gempa - Konsep Dasar 02
    03 Gempa - Konsep Dasar 02
    Dokumen11 halaman
    03 Gempa - Konsep Dasar 02
    Immanuel Panggabean
    Belum ada peringkat