Anda di halaman 1dari 13

Mencari Format Ideal Pengelolaan Sektor Hulu Migas Migas Nasional Sesuai Amanat UUD 1945

Disampaikan oleh : DIREKTUR UMUM Pada Undangan Fraksi PKS DPR RI


Jakarta, 14 Juli 2011

PT Pertamina (Persero) Jln. Medan Merdeka Timur No.1A Jakarta 10110 Telp (62-21) 381 5111 Fax (62-21) 384 6865 http://www.pertamina.com

UU No:22 Tahun 2001


Menimbang:
Minyak dan gas bumi merupakan sumber daya alam strategis tidak terbarukan yang dikuasai oleh negara serta merupakan komoditas vital yang menguasai hidup orang banyak dan mempunyai peranan penting dalam perekonomian nasional sehingga pengelolaannya harus dapat secara maksimal memberikan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. UU no:15/1962 tentang PERPU no:2/1962 tentang kewajiban perusahaan minyak memenuhi kebutuhan dalam negeri. Menciptakan kegiatan usaha minyak dan gas bumi yang mandiri, andal, transparant, berdaya saing, efisien, dan berwawasan pelestarian lingkungan, serta mendorong perkembangan potensi dan peranan nasional.

Statement:dikuasai Statement:dikuasai oleh negara. negara.


Implementasi KKKS harus di maknai kembali; bukan hanya asset fisik yang atas nama negara, namun juga kepemilikan seluruh aset intangible, umpamanya informasi subsurface, keputusan bisnis dan dasar pertimbangannya, apabila diperlukan pemerintah harus bisa mengaksesnya kapan saja klausul ini harus melekat disetiap perjanjian WK dan tidak bisa dikalahkan hanya dengan adanya kontrak B2B. Personnel baik ekspatriate atau nasional sepanjang masih menjadi beban cost recovery tetap mengikat untuk mengikuti kebijakan pemerintah (BPMIGAS) HR Practices: Pelatihan dan penugasan (Rotasi), hindarkan fenomena.Vice President Cost Recovery. Bangun national spirit walaupun bekerja di KKKS.
3

Format Ideal (Lanjutan) (Lanjutan)


UU no:15/1962 tentang PERPU no:2/1962 tentang kewajiban perusahaan minyak memenuhi kebutuhan dalam negeri. Siapa yang bertugas untuk menyalurkan dan memenuhi kebutuhan dalam negeri?. Seluruh KKKS atau Pertamina?. Bersediakah perusahaan swasta untuk menyalurkan BBM di daerah remote yang pasarnya masih kecil dengan struktur biaya lebih besar dari revenue?. Kalau Pertamina, bagaimana caranya bisa menutup biayanya?. Perlu privellege yang lainkah?.

Format Ideal (Lanjutan) (Lanjutan)


Menciptakan kegiatan usaha minyak dan gas bumi yang mandiri, handal, mandiri, handal, transparant, transparant, berdaya saing, efisien, dan berwawasan pelestarian lingkungan, saing, efisien, lingkungan, serta mendorong perkembangan potensi dan peranan nasional. nasional. Pemahaman tentang mandiri untuk diterjemahkan sebagai energy security untuk nasional. Hal ini harus diterjemahkan perlunya membangun nasional. perusahaan yang mampu memproduksi kebutuhan migas baik untuk masa sekarang sampai perkiraan pertumbuhan kebutuhan migas dimasa depan. depan. Mendorong perkembangan potensi dan peranan nasional harus diterjemahkan kedalam langkah kongkrit peranan nasional dari waktu ke waktu semakin dominan dan bangsa Indonesia terbebas dari ketergantungan karena energy security terpenuhi. terpenuhi. Sehingga memang perlu keberpihakan dibidang kebijakan, namun di keberpihakan kebijakan, satu sisi BUMN tersebut juga dituntut akuntabilitas dan integritas yang tinggi. tinggi.

Revitalisasi yang kami pandang perlu adalah :


Pengkonkritan Pengejawantahan Ps 33 UUD 45 menyangkut kedaulatan dan ketahanan energi. Energy is a State policy Pengedepanan peran Perusahaan Negara (Pertamina) untuk menjadi alat (tools) pelaksana kedaulatan dan ketahanan energi tsb. Untuk itu Perusahaan Negara harus diberi kesempatan dan privelege utk menjadi Perusahaan Negara yang tangguh dan mampu mengemban misi negara di bidang kedaulatan dan ketahanan energi., a.l dgn cara : Memberikan prioritas kepda Perusahaan Negara untuk terlibat sejak awal dalam hal : Pemilihan wilayah kerja (pd saat penawaran wk baru)., Back-in atau buy-back (pd saat suatu wk telah komersial)., mengoperasikan (pd saat suatu wk telah selesai kontraknya).
6

Revitalisasi (Lanjutan) Lanjutan)


KKS harus dimaknai sebagai jembatan sementara, sampai Perusahaan Negara mampu mengoperasikan sendiri wkwk produktif Perusahaan Negara harus diberi kemampuan dan kemandirian dalam finansial yang kuat (yang diikuti dengan akuntabilitas terukur) agar dapat berperan dalam mengemban misi kedaulatan dan ketahanan energi tsb Perusahaan Negara harus menjadi vehicle negara dalam melaksanakan misi negara (mis. utk di daerah frontier/ perbatasan), alokasi dan distribusi dsb. [ sekalipun ini mungkin secara ekonomi kurang menarik, namun ini adalah imbal balik dan konsekuensi diberikannnya hak-hak dan prioritas eksklusif kepada Perusahaan Negara)

Revitalisasi (Lanjutan) Lanjutan)


Penataan kelembagaan, utk mengembalikan dan mendudukkan porsi yang pas utk Pemerintah, Pihak berkontrak/ bpmigas, kks dan prshn negara. Penataan ini diperlukan untuk memberikan kepastian, debirokratisasi, tetapi sekaligus memastikan bahwa KKS bekerja di bawah grand design dan arahan kebijakan Pemerintah melalui lembaga yang dibentuk oleh Undang-undang.

Usulan kongkrit Pertamina


Pengutamaan BUMN dibidang migas baik untuk wilayah kerja baru atau wilayah kerja yang masa kontraknya berakhir. Memberikan First right of refusal ke BUMN kepada BUMN untuk wilayah wilayah tersebut. Termasuk penjualan minyak bumi dan gas bagian dari negara yang dihasilkan oleh KKKS. PSO yang dibebankan ke BUMN tersebut tidak menjadikan kerugian karena pada hakekatnya perseroan didirikan untuk mendapatkan profit. Penugasan PSO juga tidak menyebabkan disadvantage ke BUMN tersebut agar mampu bersaiang dengan perusahaan swasta lainnya. Tanggung jawab penyediaan BBM/BBG untuk kebutuhan dalam negeri serta pemeliharaan stock nasional menjadi beban pemerintah. Badan Pemerintah (Tetap BPMIGAS, kembali ke Pertamina atau Badan baru) yang dibentuk untuk mengendalikan kegiatan hulu migas diatur sedemikian rupa agar keterlibatannya memberikan nilai tambah yang signifikan.

Il

tr

r i

ri t

..(1/ )

Sektor Hulu :
Perbandingan Hak Istimewa NOC Petronas, Petro ieTam dan Pertamina
etro Ke te tu ko tr k SC etroVie ert i

tro r i r t r 1 .5% t deep water dan sampai 13.3% untuk R/ PS yang berinovasi dan sampai 15.8% untuk kontrak PS tahun 1985, dari total rata-rata pendapatan. pengembangan untuk sumber daya minyak bumi

ili

Minimum 20% kepemilikan untuk


Petro-VieTam

Opsi untuk partisipasi Pertamina di dalam


Pertamina Participating Interest (PPI) hanya sebesar 10%

Hak eksplorasi dan pengembangan

Hak ekslusif untuk riset dan

Perusahaan asing diperbolehkan untuk Tidak ada


melakukan eksplorasi independen

PetroVieTam diharuskan untuk dapat


berpartisipasi dalam proyek pengembangan walaupun sebagai pemegang saham minoritas

Pembiayaan

PS mengharuskan parTer usaha


untuk menyediakan pembiayaan (untuk menghindari risiko untuk Petronas)

Tidak ada

PS mengharuskan seluruh pemegang


saham untuk memberikan pembiayaan berdasarkan dengan persentasi kepemilikan

ebijakan

ekuatan untuk mengatur kegiatan hulu migas nasional

Tidak ada

Tidak ada

Sumber: Laporan industri, Jurnal legal, sumber publik, Analisis Booz &

ompany/Arghajata

10

Il

tr

r i

ri t

..( / )

Sektor Hulu :
Issue  E&D dan reserve replacement rate berada di bawah benchmark global  Produksi EOR berada di bawah benchmark Contributing Cause Policy Examples Potential Policies  Meningkatkan insentif pada E&D, terutama untuk deepwater dan lapangan kecil  Menambahkan insentif untuk produksi EOR Proces perijinan yang cepat untuk lisensing, akuisisi lahan, penyelesaian pembayaran untuk Pertamina  Pendapatan migas yang dapat dialokasikan untuk pendanaan pengembangan teknologi  Insentif untuk PS dalam mentransfer teknologi dari parTer joint venture  Insentif yang tidak memadai  Norwegia-menawarkan pengurangan pajak untuk eksplorasi tidak produktif untuk E&D dalam struktur  Malaysia-menawarkan potongan pajak PS yang sekarang untuk lapangan kecil dan deepwater  Proses perijinan yang panjang untuk eksplorasi baru dan EOR  Insentif yang kurang mencukupi dalam pertimbangan transfer teknologi di kontrak

 Status kontrak yang sudah jatuh tempo

 Kontrak pengelolaan lahan minyak yang akan jatuh tempo akan dimiliki kembali oleh Pertamina

 Petronas memiliki hak pertama untuk  Dukungan pemerintah (ESDM) agar dapat pengelolaan lahan minyak domestik, hal mengalihkan otomatis semua blok yang telah ini yang memungkinkan Petronas dapat jatuh tempo di Indonesia kepada Pertamina tumbuh dengan cepat.

 Berdasarkan PP 35 Tahun 2004 Pasal 28, Ayat 9 dan 10, maka Pertamina mengharapkan keberpihakan Pemerintah dalam implementasi pasal tersebut. SPESIFIK UNTUK PROYEK HULU

 Dukungan dari Pemerintah (Kementrian Kehutanan dan Kementrian ESDM) untuk memudahkan dan kepastian waktu yang dibutuhkan dalam pengurusan izin pinjam pakai Taman Nasional, Kawasan Hutan Lindung dan Kawasan Hutan Konservasi dalam pengembangan lapangan panas bumi.  Dukungan dari Pemerintah (BP Migas dan ESDM) serta insentif fiskal dalam pengembangan lapangan gas BM per sumur dan keterbatasan untuk mendapatkan rig coring BM di Indonesia.

BM mengingat kecilnya produksi rata rata

11

HULU KESELURUHAN

 Teknologi/ transfer kapabilitas

 UK merampingkan proses perizinan untuk menahan penurunan Laut Utara  Perancis 1% PPN dari pendapatan migas untuk R&D  ina klausul teknologi transfer secara eksplit tercantum di kontrak.

12

Revitalisasi (Lanjutan) Lanjutan)


PP No:35/2004 Pasal 7 ayat 3: Kontraktor wajib mengembalikan wilayah kerja kepada Menteri melalui Badan Pelaksana, setelah jangka waktu kontrak kerjasama nerakhir. Pasal ini harus dimaknai tegas dan kongkrit bahwa seluruh asset menjadi milik negara. Pemahaman tentang asset ini termasuk asset intangible personnel didalamnya, namun kontraktor tetap wajib menyelesaikan PSL nya. Pemberian hak berikutnya ke perusahaan lain harus menilai aset seutuhnya pada saat itu tidak lagi mempertimbangkan investasi masa lalu. Pebisnis harus sudah mempertimbangkan bahwa setiap kontrak berakhir ya secara otomatis habis masa waktu kontraknya. Pengelolaan berikutnya diserahkan ke Pertamina.

13

Anda mungkin juga menyukai