Anda di halaman 1dari 8

B. Tipe-Tipe Budaya Politik di Indonesia a.

Budaya politik parokial (parochial political culture) Budaya parokial yaitu budaya politik yang terbatas pada wilayah tertentu bahkan masyarakat belum memiliki kesadaran berpolitik, sekalipun ada menyerahkannya kepada pemimpin lokal seperti suku. Pada budaya politik parokial umumnya tingkat partisipasi dan kesadaran politik masyrakatnya masih sangat rendah. Hal tersebut disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan/pengetahuan seseorang sehingga pemahaman dan kesadaran mereka terhadap politik masih sangat kecil. Budaya politik parokial biasanya terdapat dalam sistem politik tradisional dan sederhana, dengan ciri khas spesialisasi masih sangat kecil, sehingga pelaku-pelaku politik belumlah memiliki tugas. Tetapi peranan yang satu dilakukan secara bersamaan dengan peranan lain aktivitas dan peranan pelaku politik dilakukan bersamaan dengan perannya baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun keagamaan. Dalam masyarakat tradisional di indonesia unsur-unsur budaya parokial masih terdapat, terutama dalam masyarakat pedalaman. Paranata, tata nilai serta unsur-unsur adat lebih banyak di pegang teguh daripada persoalan pembagian peran poltik. Pemimpin adat atau kepala suku dapat dikatakan sebagai pimpinan politik sekaligus dapat berfungsi sebagai pimpinan agama, pemimpin sosial masyarakat bagi kepentingan-kepentingan ekonomi. Dengan demikian nyatanyata menonjol dalam budaya politik parokial ialah kesadaran anggota masyarakat akan adanya pusat kewenangan / kekuasaan politik dalam masyarakat. b. Budaya politik kaula/subjek (subject political culture) Budaya Kaula artinya masyarakat sudah memiliki kesadaran terhadap sistem politik namun tidak berdaya dan tidak mampu berpartisipasi sehingga hanya melihat outputnya saja tanpa bisa memberikan input. Pada budaya politik ini, masyarakat yang bersangkutan sudah relatif maju baik sosial maupun ekonominya, tetapi masih bersifat pasif. Budaya politik kaula adalah mereka yang berorientasi terhadap sistem politik dan pengaruhnya terhadap outputs yang mempengaruhi

kehidupan mereka seperti tunjangan sosial dan hukum. Namun mereka tidak berorientasi terhadap partisipasi dalam struktur input. Orientasi pemerintah yang nyata terlihat dari kebanggaan ungkapan saling , baik mendukung atau permusuhan terhadap sistem. Namun demikian, posisinya sebagai subjek (kaula) mereka pandang sebagai posisi pasif. Diyakini bahwa posisinya tidak akan menentukan apa-apa terhadap perubahan politik. Mereka beranggapan bahwa dirinya adalah subjek yang tidak berdaya untuk mempengaruhi ataupun mengubah sistem. Dengan demikian scara umum mereka menerima segala keputusan yang diambil dari segala kebijaksanaan pejabat bersifat mutlak, tidak dapat diubah-ubah.

c. Budaya politik partisipan (participant political culture) Adalah masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang berorientasi terhadap struktur inputs dan proses dan terlibat didalamnya atau melihat dirinya sebagai potensial terlibat, mengartikulasikan tuntutan dan membuat keputusan. Pada budaya poltik ini ditandai dengan kesadaran politik yang tinggi. Budaya partisipan adalah budaya dimana masyarakat sangat aktif dalam kehidupan politik. Masyarakat dengan budaya politik partisipasi, memiliki orientasi yang secara eksplisit ditujukan kepada system secara keseluruhan, bahkan terhadap struktur, proses politik dan administratif. Dengan demikian, masyarakat dalam budaya politik partsipan tidaklah menerima begitu saja keputusan politik. Hal itu karena masyarakat telah sadar bahwa betapa kecilnya mereka dalam sistem politik, meskipun tetap memiliki arti bagi berlangsungnya sistem itu. d. Budaya politik campuran (mixed political cultures) Budaya politik campuran, maksudnya disetiap bangsa budaya politik itu tidak terpaku kepada satu budaya, sekalipun sekarang banyak negara sudah maju, namun ternyata tidak semuanya berbudaya partisipan, masih ada yang kaula dan parokial. Inilah yang kemudian disebut sebagai budaya politik campuran.

Kesimpulan
Budaya Politik adalah suatu sikap orientasi warga masyarakat dalam mewujudkan nilai-nilai politiknya yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan politik yang tergolong dalam suatu system politik tertentu. Tipe-tipe budaya politik yang berkembang di masyarakat: 1. Budaya parokial yaitu budaya politik yang terbatas pada wilayah tertentu bahkan masyarakat belum memiliki kesadaran berpolitik, sekalipun ada menyerahkannya kepada pemimpin lokal seperti suku. 2. Budaya Kaula artinya masyarakat sudah memiliki kesadaran terhadap sistem politik namun tidak berdaya dan tidak mampu berpartisipasi sehingga hanya melihat outputnya saja tanpa bisa memberikan input. 3. Budaya partisipan yaitu budaya dimana masyarakat sangat aktif dalam kehidupan politik. 4. budaya politik campuran, maksudnya disetiap bangsa budaya politik itu tidak terpaku kepada satu budaya, sekalipun sekarang banyak negara sudah maju, namun ternyata tidak semuanya berbudaya partisipan, masih ada yang kaula dan parokial. Inilah yang kemudian disebut sebagai budaya politik campuran.

Budaya politik tidak hanya berdampak positif tetapi juga berdampak negatif, karena tujuan utama suatu kegiatan politik tidak lain adalah untuk memperoleh kekuasaan.

MAKALAH
BUDAYA POLITIK di INDONESIA

Tipe-Tipe Budaya Politik yang Berkembang di Indonesia

Kelompok 6

Di Susun Oleh : Ika Fitanti Mei W. (21) Iva Maulida (22) Maya Ayulansari (24) Meilina (25)

SMK NEGERI 1 JEMBER TAHUN AJARAN 2011-2012

Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini membahas tentang Budaya Politik di Indonesia khususnya mengenai Tipe-Tipe Budaya Politik yang Berkembang di Masyarakat Indonesia. Buku ini di susun sebagai pegangan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan mengenai Budaya Politik di Indonesia. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk para siswa dalam mempelajari Budaya Politik di Indonesia. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari harapan, oleh karena itu kami menerima kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.

Jember, Juli 2011

Penyusun

BAB 2. KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Budaya Politik

Budaya politik dalam kehidupan Negara memiliki arti sangat luas. Pengertian umum budaya politik yaitu system nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh masyarakat, namun setiap unsur masyarakat berbeda pula budaya politiknya. Beberapa pendapat ahli tentang budaya politik adalah sebagai berikut : a. Rusadi Sumintapura Budaya politik tidak lain adalah pola tingkah laku dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu system politik. b. Sidney Verba Budaya politik adalah suatu system kepercayaan empiric, symbolsimbol ekspresif dan nilai-nilai yang menegaskan suatu situasi dimana tindakan politik dilakukan. c. Gabriel A. Almond Budaya politik merupakan orientasi individu terhadap system politik dan komponen-komponen, juga setiap individu terhadap peranan yang dapat di mainkan dalam sebuah system politik.

Budaya politik adalah kebiasaan berpolitik. Negara kita ini adalah negeri yang menganut paham Demokrasi, yang di mana dalam prakteknya semua hal harus di bicarakan bersama dan mencapai kesepakatan yang mufakat. Contohnya, pemilu yang merupakan budaya politik di Indonesia. Indonesia memiliki kepala Negara yaitu Presiden, tetapi kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat dan dikembalikan lagi untuk rakyat.

B. Tipe-Tipe budaya Politik

Tipe-tipe atau bentuk-bentuk budaya politik yang terjadi di berbagai Negara termasuk Indonesia dapat dibedakan menjadi kegiatan politik dalam bentuk atau tipe-tipe. Berikut tipe-tipe budaya politik menurut beberapa tokoh : 1. Gabriel Almond membagi tipe budaya politik 2 macam, yaitu: a. Konvensional y Pemberian suara (voting). y Diskusi kelompok y Membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan y Komunikasi individual dengan pejabat politik atau administrative y Pengajuan petisi b. Nonkonvensional y Demontrasi y Konfrontasi y Tindak kekerasan politik terhadap harta benda, perusakan, pemboman, dan pembakaran y Tindak kekerasan politik terhadap manusia, penculikan, pembunuhan y Perang gerilya atau revolusi 2. Alfian mengklasifikasikan system budaya politik menjadi 4 tipe, yaitu : y System politik otoriter/totaliter y System politik anarki y System politik demokrasi, dan y System politik demokrasi dalam tirani

Anda mungkin juga menyukai