Anda di halaman 1dari 21

PEMBAHASAN MENGENAI SKENARIO SOAL BIOLOGI ORAL III

OLEH:
Rainer Sualang

Seorang kakek berumur 70 tahun, datang ke RSGM UNSRAT, mengeluh sering merasa nyeri tajam pada region kiri mandibula sejak 3 minggu yang lalu. Dia tidak bisa menunjukkan lokasi yang tepat gigi penyebab rasa nyerinya. Nyeri datang tiba tiba, sore dan malam hari, dan menyebabkan bangun di pagi hari. Pada waktu pasien datang, wajah sebelah kiri bengkak dan rasa sakitnya terus menerus dengan intensitas naik turun. Rasa nyeri kambuh terutama bila mengunyah di sebelah kiri. Menurut keterangan pasien ada riwayat trauma pada muka dan leher serta pasien sering merasakan keterbatasan gerakan rahang maupun gigi pada TMJ.

Berdasarkan pemeriksaan klinis : Terlihat pipi rahang bawah kiri sampai mata bengkak. Namun, pasien masih bisa membuka mulut dan bila ditekan keluar pus dan darah dari dalam mulut. Gigi rahang atas edentoulus, gigi anterior rahang bawah tersingkap dan pada waktu pemeriksaan probing ada saku sebesar 6 mm, gigi 36 terdapat lubang besar, 37 radiks, dan gigi geraham kiri sudah dicabut 4 tahun yang lalu.

KATA / KALIMAT KUNCI


      

Nyeri Bengkak Trauma Pus Saku Radiks Lubang besar

PERTANYAAN PENTING 1. Kasus apakah yang terjadi pada pasien tersebut? Apa faktor penyebab dan tanda klinisnya? 2. Apa penyebab nyeri dan mengapa terjadi pus ? 3. Jelaskan perawatan dan tindakan pada kunjungan pertama ! 4. Jelaskan mekanisme terjadinya pembengkakan atau inflamasi ! 5. Jelaskan perawatan dan tindakan lanjut !

JAWABAN PERTANYAAN
1. Kasus yang terjadi yaitu radang pulpa / inflamasi pulpa / nekrosis pulpa. Faktor penyebab : a. Mikrobakterial, b. Trauma fisik (benturan radiasi), c. Bahan bahan kimia (tumpatan gigi, bahan korosif), d. Reaksi hipersensitivitas. Nekrosis pulpa adalah nekrosis yang terjadi yang dapat menyebabkan terjadinya abses periapikal : Abses periapikal Penyebaran pus ke organ tubuh lain melalui pembuluh darah. Nekrosis pulpa (gangrene) merupakan proses lebih lanjut dari radang pulpa akut maupun kronis atau terhentinya darah secara tiba tiba karena trauma. Umumnya nekrosis pulpa disebabkan pulpitis reversible yang tidak ditangani.

2. Penyebab nyeri : timbul akibat perangsangan pulpa dan dentin. Pus supuratif Pus purulen Mengapa terjadi Pus? Karena ada sel sel yang rusak, leukosit PMN, bakteri yang menyebabkan terbentuknya pus (abses pulpa). Pus tersebut akan menyumbat jalan peredaran darah sehingga drainase terganggu akibat pus menjalar di seluruh bagian pulpa dan menyebabkan terjadinya nekrosis. Pus merupakan eksudat yang purulen, kaya akan leukosit (terutama) dan debris sel parenkim.

3. Perawatan dan tindakan pada kunjungan pertama: a. Diberikan obat obat penghilang rasa sakit. b. Diberikan antibiotika dosis tinggi. c. Berikan vitamin C. Untuk mengurangi resiko pembengkakan, posisi kepala saat tidur (dengan tambahan bantal). Untuk mengurangi pembengkakan juga dapat dilakukan kompres es pada wajah di sekitar area pembedahan (30 menit kompres 30 menit lepas dilakukan berulang).

MEKANISME TERJADINYA PEMBENGKAKKAN/INFLAMASI

4. Ditandai dengan berlanjutnya dilatasi pembuluh darah akumulasi cairan edema pada jaringan penghubung yang mengelilingi pembuluh darah kecil. Cairan edema ini akan merusak kapiler yang ditandai dengan ekstravasasi sel darah dan diapeudeus sel darah putih. Ditemukan jaringan PMN di sekitar dinding pembuluh darah kapiler yang aktif bergerak secara teratur. Awal peradangan pulpa adalah terjadinya dilatasi pembuluh darah, mengakibatkan peningkatan volume darah. Pengumpulan darah secara berlebihan pada jaringan pulpa mengakibatkan terjadinya kongesti.

5. Perawatan dan Tindakan lanjut : a. Sesudah peredangan reda, bisa dilakukan pencabutan, b. Gigi yang akan dicabut yaitu gigi 36 dan 37, c. Pada gigi rahang atas edentoulus dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan / partial denture. Hal yang perlu diperhatikan oleh pasien dan dokter gigi pasca tindakan bedah mulut / eksodonsia : untuk mengurangi resiko trauma pada tindakan bedah mulut, hendaknya tindakan bembedahan perlu dilakukan sehalus mungkin dengan trauma yang seminimal mungkin.

Tindakan yang dilakukan operator pasca dilakukan tindakan bedah mulut : 1. Berikan analgesik, dianjurkan untuk segera dikonsumsi sebelum efek anastesi yang diberikan hilang / habis (pemberian analgesik didasarkan atas kualitas, kuantitas dan jenis rasa sakit. 2. Anjurkan untuk kembali kontrol apabila dalam 2 hari luka hasil tindakan bedah masih terasa sakit, sehingga memerlukan pemeriksaan kembali.

INFORMASI TAMBAHAN
Pada skenario di atas, kakek yang berumur 70 tahun mengalami penuaan mandibula. - Pada lansia, ukuran mandibula akan berkurang, akibat hilangnya gigi dan resorbsi tulang alveolar. - Terjadi perubahan perubahan di dalam rongga mulut akibat proses menua, yaitu : a. Perubahan pada gigi geligi dan jaringan penunjang, b. Perubahan di ruang intermaksilar, c. Perubahan pada mukosa mulut dan lidah, d. Perubahan alat alat untuk mengunyah, e. Fokus infeksi pada mandibula.

Penuaan mandibula

Changes produced in the mandible by age Fig. 1: At birth.

Fig. 2: In childhood.

Fig. 3: In the adult

Fig. 4: In old age. Side view of the mandible at different periods of life.

Mandibula Lansia
Pada lansia, ukuran mandibulanya akan berkurang akibat dari hilangnya gigi dan resorbsi tulang alveolar. Dental alveoli berada di bawah garis oblique. Canalis mandibularis dengan foramen mental mendekati dan sejajar tingginya dengan dental alveolus. Sudut ramus 140o Leher kondilus akan berkurang ukurannya dan kembali ke masa anakanak.

Ket: Gambar & Slide ini diambil dari materi kuliah OB 3. Pengajar: Drg.Krista Veronica Siagian
Page 16

Pada pasien ini yang terjadi adalah perubahan pada gigi geligi dan jaringan penunjang. I. Terjadi perubahan pada enamel a. Perubahan yang jelas aus / atrisi yang terjadi akibat pengunyahan yang dapat mencapai dentin. b. Atrisi enamel yang diikuti dengan ter bukanya dentin pada facies oklusalis dan edge incisal. II. Perubahan di ruang intermaksilar. Mengurangi ruang intermaksilar karena ausnya gigi geligi / karena gigi tanggal yang tidak diganti sehingga memperbesar beban sendi temporomandibular. Usia lanjut mengalami pengurangan jumlah gigi. Proses menua memperlibatkan kontraksi otot lebih panjang saat menutup mulut.

ANALISIS & SINTESIS INFORMASI

Berdasarkan skenario di atas, kakek tersebut mengalami inflamasi pulpa / radang pulpa dan juga nekrosis pulpa. Nekrosis pulpa merupakan nekrosis yang terjadi yang dapat menyebabkan terjadinya abses periapikal. Pada umumnya, nekrosis pulpa disebabkan oleh pulpitis reversibel yang tidak ditangani. Terjadi pula penuaan mandibula, dimana ukuran mandibula berkurang akibat dari hilangnya gigi dan tulang alveolar sehingga mengakibatkan adanya keterbatasan rahang maupun gigi pada TMJ.

TUJUAN PEMBELAJARAN BERIKUTNYA

- Bagaimana mengetahui bahwa ada pergeseran angulus mandibula ?

INFORMASI BARU

Cara untuk mengetahui adanya pergeseran angulus mandibula yaitu dengan melakukan pemeriksaan radiografi.

Anda mungkin juga menyukai