Anda di halaman 1dari 9

Pahala yang tidak diterima oleh Allah swt

BismillahirRahmanirRahim Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani Mata dan tangan ini kerap sungguh berjalan pada ilmu untuk aku muhasabah diriku. Mata dan tangan ini, tidak pernah jemu untuk mengoreksi diri dengan apa yang aku ketahui. Mata dan tangan ini juga, kerap kali cuba mencari bahan ilmiah yang dapat buat renunganku dan para sahabat. Mataku terpana, hampir menitiskan air mata ketika saat satu kisah ini ku baca. Mataku terpejam, memikirkan diri yang serba banyak kedosaan. "Buat apalah adek terkenal di dunia tapi dalam masa yang sama, penduduk langit melaknat adek. Adek lebih memikirkan laknat penduduk langit dari memikirkan rasa diri terkenal di dunia.." "Ana ni banyak dosa ukhti. Tah Allah ampunkan dosa ana tah tidak. Apa yang ana mampu lakukan, cuba dan berusaha menagih keampunanNYA" Aku sajikan satu kisah, dan aku mengajak sahabat-sahabat, mengoreksi diri kita, muhasabah, benarkah segala apa yang kita lakukan di dunia ini adalah kerana Allah.. Ibnu Mubarak menceritakan bahwa Khalid bin Madan berkata kepada Muadz, Mohon Tuan ceritakan hadits Rasulullah sallAllahu alayhi wasallam yang Tuan hafal dan yang Tuan anggap paling berkesan. Hadits manakah menurut Tuan? Jawab Muadz, Baiklah, akan kuceritakan. Selanjutnya, sebelum bercerita, beliau pun menangis. Beliau berkata, Hmm, Betapa rindunya diriku pada Rasulullah, ingin rasanya diriku segera bertemu dengan beliau. Kata beliau selanjutnya, Tatkala aku menghadap Rasulullah sallAllahu alayhi wasallam, beliau menunggang unta dan menyuruhku agar naik di belakang beliau. Kemudian berangkatlah kami dengan berkendaraan unta itu. Selanjutnya beliau menengadah ke langit dan bersabda: Puji syukur ke hadirat Allah Yang Berkehendak atas makhluk-Nya, ya Muadz! Jawabku, Ya Sayyidi l-Mursalin Beliau kemudian berkata, Sekarang aku akan mengisahkan satu cerita kepadamu. Apabila engkau menghafalnya, cerita itu akan sangat berguna

bagimu. Tetapi jika kau menganggapnya remeh, maka kelak di hadapan Allah, engkau pun tidak akan mempunyai hujjah (argumen). Hai Muadz! Sebelum menciptakan langit dan bumi, Allah telah menciptakan tujuh malaikat. Pada setiap langit terdapat seorang malaikat penjaga pintunya. Setiap pintu langit dijaga oleh seorang malaikat, menurut derajat pintu itu dan keagungannya. Dengan demikian, malaikat pula-lah yang memelihara amal si hamba. Suatu saat sang Malaikat pencatat membawa amalan sang hamba ke langit dengan kemilau cahaya bak matahari Sesampainya pada langit tingkat pertama, malaikat Hafadzah memuji amalan-amalan itu. Tetapi setibanya pada pintu langit pertama, malaikat penjaga berkata kepada malaikat Hafadzah: Tamparkan amal ini ke muka pemiliknya. Aku adalah penjaga orang-orang yang suka mengumpat. Aku diperintahkan agar menolak amalan orang yang suka mengumpat. Aku tidak mengizinkan ia melewatiku untuk mencapai langit berikutnya! Keesokan harinya, kembali malaikat Hafadzah naik ke langit membawa amal shaleh yang berkilau, yang menurut malaikat Hafadzah sangat banyak dan terpuji. Sesampainya di langit kedua (ia lolos dari langit pertama, sebab pemiliknya bukan pengumpat), penjaga langit kedua berkata, Berhenti, dan tamparkan amalan itu ke muka pemiliknya. Sebab ia beramal dengan mengharap dunia. Allah memerintahkan aku agar amalan ini tidak sampai ke langit berikutnya. Maka para malaikat pun melaknat orang itu. Di hari berikutnya, kembali malaikat Hafadzah naik ke langit membawa amalan seorang hamba yang sangat memuaskan, penuh sedekah, puasa, dan berbagai kebaikan, yang oleh malaikat Hafadzah dianggap sangat mulia dan terpuji. Sesampainya di langit ketiga, malaikat penjaga berkata: Berhenti! Tamparkan amal itu ke wajah pemiliknya. Aku malaikat penjaga kibr (sombong). Allah memerintahkanku agar amalan semacam ini tidak pintuku dan tidak sampai pada langit berikutnya. Itu karena salahnya sendiri, ia takabbur di dalam majlis. Singkat kata, malaikat Hafadzah pun naik ke langit membawa amal hamba lainnya. Amalan itu bersifat bak bintang kejora, mengeluarkan suara gemuruh, penuh dengan tasbih, puasa, shalat, ibadah haji, dan umrah. Sesampainya pada langit keempat, malaikat penjaga langit berkata: Berhenti! Popokkan amal itu ke wajah pemiliknya. Aku adalah malaikat penjaga ujub (rasa bangga terhadap kehebatan diri sendiri) . Allah

memerintahkanku agar amal ini tidak melewatiku. Sebab amalnya selalu disertai ujub. Kembali malaikat Hafadzah naik ke langit membawa amal hamba yang lain. Amalan itu sangat baik dan mulia, jihad, ibadah haji, ibadah umrah, sehingga berkilauan bak matahari. Sesampainya pada langit kelima, malaikat penjaga mengatakan: Aku malaikat penjaga sifat hasud(dengki). Meskipun amalannya bagus, tetapi ia suka hasud kepada orang lain yang mendapat kenikmatan Allah swt. Berarti ia membenci yang meridhai, yakni Allah. Aku diperintahkan Allah agar amalan semacam ini tidak melewati pintuku. Lagi, malaikat Hafadzah naik ke langit membawa amal seorang hamba. Ia membawa amalan berupa wudhu yang sempurna, shalat yang banyak, puasa, haji, dan umrah. Sesampai di langit keenam, malaikat penjaga berkata: Aku malaikat penjaga rahmat. Amal yang kelihatan bagus ini tamparkan ke mukanya. Selama hidup ia tidak pernah mengasihani orang lain, bahkan apabila ada orang ditimpa musibah ia merasa senang. Aku diperintahkan Allah agar amal ini tidak melewatiku, dan agar tidak sampai ke langit berikutnya. Kembali malaikat Hafadzah naik ke langit. Dan kali ini adalah langit ke tujuh. Ia membawa amalan yang tak kalah baik dari yang lalu. Seperti sedekah, puasa, shalat, jihad, dan wara. Suaranya pun menggeledek bagaikan petir menyambar-nyambar, cahayanya bak kilat. Tetapi sesampai pada langit ke tujuh, malaikat penjaga berkata: Aku malaikat penjaga sumat (sifat ingin terkenal). Sesungguhnya pemilik amal ini menginginkan ketenaran dalam setiap perkumpulan, menginginkan derajat tinggi di kala berkumpul dengan kawan sebaya, ingin mendapatkan pengaruh dari para pemimpin. Aku diperintahkan Allah agar amal ini tidak melewatiku dan sampai kepada yang lain. Sebab ibadah yang tidak karena Allah adalah riya. Allah tidak menerima ibadah orang-orang yang riya. Kemudian malaikat Hafadzah naik lagi ke langit membawa amal dan ibadah seorang hamba berupa shalat, puasa, haji, umrah, ahlak mulia, pendiam, suka berdzikir kepada Allah. Dengan diiringi para malaikat, malaikat Hafadzah sampai ke langit ketujuh hingga menembus hijab-hijab (tabir) dan sampailah di hadapan Allah. Para malaikat itu berdiri di hadapan Allah. Semua malaikat menyaksikan amal ibadah itu shahih, dan diikhlaskan karena Allah. Kemudian Allah berfirman: Hai Hafadzah, malaikat pencatat amal hamba-Ku, Aku-lah Yang Mengetahui isi hatinya. Ia beramal bukan untuk Aku, tatapi diperuntukkan bagi selain Aku, bukan diniatkan dan diikhlaskan untuk- Ku. Aku lebih mengetahui

daripada kalian. Aku laknat mereka yang telah menipu orang lain dan juga menipu kalian (para malaikat Hafadzah). Tetapi Aku tidak tertipu olehnya. Aku-lah Yang Maha Mengetahui hal-hal gaib. Aku mengetahui segala isi hatinya, dan yang samar tidaklah samar bagi-Ku. Setiap yang tersembunyi tidaklah tersembunyi bagi-Ku. Pengetahuan-Ku atas segala sesuatu yang telah terjadi sama dengan pengetahuan-Ku atas segala sesuatu yang belum terjadi. Pengetahuan-Ku atas segala sesuatu yang telah lewat sama dengan yang akan datang. Pengetahuan-Ku atas segala yang telah lewat sama dengan yang akan datang. Pengetahuan-Ku atas orang-orang terdahulu sama dengan pengetahuan-Ku atas orang-orang kemudian. Aku lebih mengetahui atas sesuatu yang samar dan rahasia. Bagaimana hamba-Ku dapat menipu dengan amalnya. Mereka mungkin dapat menipu sesama makhluk, tetapi Aku Yang Mengetahui hal-hal yang gaib. Aku tetap melaknatnya! Tujuh malaikat di antara tiga ribu malaikat berkata, Ya Tuhan, dengan demikian tetaplah laknat-Mu dan laknat kami atas mereka. Kemudian semua yang berada di langit mengucapkan, Tetaplah laknat Allah kepadanya, dan laknatnya orang-orang yang melaknat. Sayyidina Muadz (yang meriwayatkan hadits ini) kemudian menangis tersedu-sedu. Selanjutnya berkata, Ya Rasulallah, bagaimana aku bisa selamat dari semua yang baru engkau ceritakan itu? Jawab Rasulullah, Hai Muadz, ikutilah Nabimu dalam masalah keyakinan. Tanyaku (Muadz), Engkau adalah Rasulullah, sedang aku hanyalah Muadz bin Jabal. Bagaimana aku bisa selamat dan terlepas dari bahaya tersebut? Berkatalah Rasulullah sallAllahu alayhi wasallam, Memang begitulah, bila ada kelengahan dalam amal ibadahmu. Karena itu, jagalah mulutmu jangan sampai menjelekkan orang lain, terutama kepada sesama ulama. Ingatlah diri sendiri tatkala hendak menjelekkan orang lain, sehingga sadar bahwa dirimu pun penuh aib. Jangan menutupi kekurangan dan kesalahanmu dengan menjelekkan orang lain. Janganlah mengorbitkan dirimu dengan menekan dan menjatuhkan orang lain. Jangan riya dalam beramal, dan jangan mementingkan dunia dengan mengabaikan akhirat. Jangan bersikap kasar di dalam majlis agar orang takut dengan keburukan akhlakmu. Jangan suka mengungkit-ungkit kebaikan, dan jangan menghancurkan pribadi orang lain, kelak engkau akan dirobek-robek dan dihancurkan anjing Jahannam, sebagaiman firman Allah dalam surat An-Naziat ayat 2. Tanyaku selanjutnya, Ya Rasulallah, siapakah yang bakal menanggung penderitaan seberat itu? Jawab Rasulullah sallAllahu alayhi wasallam, Muadz, yang aku ceritakan tadi akan mudah bagi mereka yang dimudahkan Allah. Engkau harus mencintai orang lain sebagaimana engkau menyayangi dirimu. Dan bencilah

terhadap suatu hal sebagaimana kau benci bila itu menimpa dirimu. Jika demikian engkau akan selamat. Khalid bin Madan meriwayatkan, Sayyidina Muadz sering membaca hadits ini seperti seringnya membaca Al-Quran, dan mempelajari hadits ini sebagaimana mempelajari Al-Quran di dalam majlis. Marilah sahabat-sahabat, aku menyeru dan meminta agar kita sama-sama mengoreksi diri, berfikir, sudah cukupkah kita redha atas ujianNYA, sudah mampukah kita untuk menerima ketetapan Allah dengan perasaan redha mengharapkan keredhaanNYA. Marilah sahabat-sahabat, aku menyeru dan meminta agar sahabat-sahabat berfikir ke belakang, di mana letak duduk amalan kita. Siapalah kita, hanya hamba yang terlalu kerdil atas kekuasaanNYA. Siapalah kita, terlalu lemah untuk menjadi kebanggaan di dunia. Wahai teman-teman, fikirkanlah nasib kita di sana, berbanding nasib kita di dunia. Fikirkanlah, wahai sahabat-sahabat, nabi berpesan, di akhir zaman, hanya segolongan sahaja yang benarbenar menjaga akidahnya, dan belum tentu lagi kita ini termasuk di dalam kelompok itu. Marilah teman-teman, mengadah tangan, memohon belas kasihan Tuhan yang Esa, agar detak hati kita, dan setiap amalan kita, adalah semata-mata untukNYA.

Daripada Saidina Abu Umamah r.a, dia berkata, Baginda Rasulullah s.a.w pernah bersabda: Aku jamin akan disediakan sebuah rumah di keliling dan di bahagian bawah syurga bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan walaupun dia memang benar. Dan (aku juga menjamin) sebuah rumah di pertengahan syurga bagi orang yang meninggalkan perbuatan menipu walaupun hanya sekadar bergurau. Dan (aku juga menjamin) syurga tertinggi bagi orang yang memperindahkan akhlaknya. (Hadis sahih diriwayatkan oleh Al-Imam Abu Daud rh dalam Kitab al-Adab dan diriwayatkan juga oleh Al-Imam at-Tirmidzi rh do dalam kitab al-Bir Was Silah)
Wahai orang-orang yang beriman jauhilah kalian banyak dari prasangka. Sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain dan sebahagian kalian mengumpat sebahagian yang lain. Apakah antara kamu ada yang suka memakan daging saudaranya yang telah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertaqwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang. (Al-Hujurat : 12)

Tips Untuk Kaum Bakal Ibu/Ibu Bagi Mendapat Anak Soleh - Dari Satu Diskusi
y

Lazimi makanan yang Halaalan Toyyiban terutama yang makanan yang diproses pastikan Halal dan Toyyib. Berusaha untuk menghafaz Al-Quran bagi mendidik deria pendengaran janin. Boleh mulakan dengan surah-surah lazim. Allah berikan kita kekuatan aqal, jangan under estimate atau kufur dengan nikmat akal. Don't say no before you even start. Saya pernah mendengar kata seorang ustaz, jika kita dah berniat untuk menghafal Al-Quran dan berusaha untuk menghafaz tetapi dijemput dengan ajal terlebih dahulu, maka malaikat akan bantu kita dalam alam barzakh untuk habiskan hafazan 30 juzu'. Wallahulam. Gunakan bahasa -bahasa yang baik semasa berkomunikasi. Jauhkan perkataan yang kasar, carut, sumpah dan laknat. Mulai belajar menggunakan bahasa yang baik dan positif. Contoh yang diberi adalah apabila nak suruh anak solat. "Solat sekarang, kalau tidak masuk neraka". Walaupun mesej betul tetapi bahasa kurang sesuai. Bagaimana kalau "anak-anak, sekarang waktu solat sudah masuk. Allah beri kita mata untuk kita melihat, kaki untuk kita berjalan. Kalau kawan kita berikan kita kuih, kita akan ucapkan apa? tentunya "terima kasih". Begitu juga kita dengan Allah, kita kena ucapkan terima kasih dengan pelbagai nikmat yang Allah berikan. Caranya pergi solat. Allah kata kalau orang yang berterima kasih dengan Allah, nanti Allah akan pasti tambah lagi. Allah sayang dengan orang yang tahu bersyukur dengan ni'mat Allah." Tak mungkin pemikiran agung (Islam) disampaikan dengan bahasa yang kasar dan kesat. Sedangkan iklan maksiat pun guna bahasa yang menarik, apatah lagi dalam membentuk generasi pemimpin berperibadi Muslim. Mentadabbur Al-Quran melalui majlis ilmu. Oleh itu, disarankan juga untuk pelajari Bahasa Arab bagi membantu memahami ayat yang dibaca dan menghayati maksudnya. Belajar ilmu-ilmu lain yang diperlukan dalam membentuk generasi pemimpin berperibadi Muslim dalam rahim. Amalkan mandi sunat Pagi Jumaat. Jika terlupa niat mandi sunat Jumaat, niatkan waktu mandi petang. Jika terlupa hari Jumaat, hari Sabtu baru teringat, maka niatlah pada hari Sabtu. Menunjukkan satu komitmen bagimelahirkan generasi pemimpin berperibadi Muslim. Hubungan suami-isteri adalah satu tanggung jawab membina generasi pemimpin berperibadi Muslim, bukan sekadar melepaskan keinginan shahwat.

Akhir kalam : "Didalam rahim ku, generasi pemimpin berperibadi Muslim. Ditanganku, generasi pemimpin berperibadi Muslim."

"Israel tu jahat ke, mama?" tanya Zaki kepada ibunya. "Ya, Zaki. Israel memang jahat. Dia halau orang Islam Palestin. Lepas tu dia bunuh orang Islam yang lawan." Jawab ibunya dengan tenang. "Ooh", jawab Zaki. "Zaki perasan tak tengok iklan McD kat TV", tanya si ibu. "Ya Mama, Zaki ada tengok", kata Zaki. "Tahu tak, kalau kita makan dekat McD bermakna kita tolong beli peluru kepada Israel untuk tembak orang Islam" terang Mama. "Kenapa pula, Mama" Tanya Zaki dengan wajah hairan. "Macam ni. Duit yang kita bayar tu sebahagiannya diberikan kepada Israel. Lepas tu Israel gunalah untuk beli senjata bunuh orang Islam", jawab si ibu dengan bersemangat. "Ooh, baru Zaki faham" kata Zaki sambil mengangguk kepala. Demikianlah perbualan seorang ibu dengan anaknya. Pernahkan anda bercerita demikian dengan anak-anak? Pernahkah anda jelaskan kepada anak-anak tentang masalah ummah? Masalahmasalah seperti penindasan dan penderitaan umat Islam. Anak-anak sememangnya amat perlukan pendedahan awal tentang masalah ummah. Agar mereka menjadi cakna ummah sejak dari kecil. Hero Khayalan Mungkin anda berfikir bahawa anak-anak anda masih kecil untuk didedahkan dengan perkaraperkara yang besar ini. Anda juga mungkin berfikir negatif dengan menganggap soal ini adalah terlalu berat untuk dilonggokkan dalam minda anak-anak. Tanggapan ini jelas silap. Anak-anak sejak dari kecil sudah boleh didedahkan dengan soal-soal masalah ummah. Jika anda tidak mulakan dari sekarang untuk mengisi mindanya dengan soal yang penting ini, kelak mindanya akan dipenuhi dengan perkara-perkara lain yang tidak berfaedah. Hari ini anak-anak cukup mudah diulit dengan hero-hero khayalan, serta 'perjuangan' palsu yang dipropaganda oleh televisyen dan permainan komputer. Minda dan ilusi bercampur baur antara kenyataan dan kepalsuan. Potensi akal mereka yang segar lagi bersih itu dibebankan dengan watak-watak hero palsu seperti Ultraman, Superman, Batman; serta watak-watak ilusi seperti Spongebob, Miki, Doraemon, Shrek dan pelbagai lagi. Akhirnya perilaku watak-watak ini yang diolah melalui kaca televisyen mempengaruhi minda, sikap dan tindakan anak-anak kita. Anakanak menjadi 'pejuang' di medan khayalan dengan misi mustahilnya untuk mencapai imiginasi pencipta watak-watak palsu itu. Alangkah indahnya jika potensi perjuangan anak-anak itu dihalakan kepada realiti dan tuntutan perjuangan sebenar untuk memartabatkan agama dan maruah ummah. Biar Berhikmah

Oleh sebab itulah, anda perlu yakin bahawa anak-anak sebenarnya sudah bersedia untuk menghayati konsep-konsep perjuangan, jihad, dakwah dan pengorbanan sejak dari kecil lagi. Cuma soalnya ialah bagaimana kaedah penerapan dan pendedahan itu dibuat. Sebelum anda melangkah lebih jauh, perlu anda memahami realiti kemampuan anak-anak memahami konsep perjuangan: Anak-anak gemar proses penghayatan berasaskan personaliti yang boleh menjadi ikon dalam kehidupan. Konsep hero dan heroin amat penting bagi anak-anak. Hero perlu punya segala macam kehebatan yang membanggakan, dan akhirnya berjaya menumpaskan kebatilan. Oleh itu pendekatan ketokohan ini perlu diserap melalui menghayatan tokoh-tokoh pejuang Islam seperti para Nabi dan Rasul serta para sahabat dan ulama. Mereka perlu dipaparkan sebagai hero yang ulung dan disanjung. * Anak-anak lebih cepat menguasai sesuatu penerangan yang bersifat hidup iaitu yang ada gambar, pergerakan dan suara berbanding dari penerangan bertulis atau lisan semata-mata. Maka bahan-bahan berguna berbentuk multi-media seperti tayangan, animasi dan seumpamanya amat sesuai untuk menjadi bahan tatapan anak-anak untuk memahami perjuangan. Contohnya, filem animasi perjuangan Nabi Muhammad dapat menjadi bahan pelajaran buat anak-anak menghayati perjuangan Baginda. * Anak-anak akan lebih menghayati erti perjuangan jika ia dikaitkan dengan apa yang dilalui seharian. Ertinya ibubapa perlu sentiasa mengambil peluang mengaitkan soal perjuangan, dakwah dan masalah ummah ketika makan, bermusafir, ke sekolah, beriadhah, menonton televisyen dan lain-lain. Di sini memerlukan keprihatinan dan kreativiti ibu bapa. * Anak-anak kebiasannya menilai dunia ini mempunyai dua realiti yang bertentangan: putih dan hitam, baik dan jahat, kebenaran dan kebatilan. Ibubapa perlu berhati-hati agar anak-anak tidak terkeliru. Kadang-kadang sesuatu perkara terpaksa dihuraikan dengan lebih mendalam bagi membantu mereka melihat dari perspektif yang lebih adil. Dari saat ini jugalah nak-anak sudah boleh mengenali musuhnya yang mengancam Islam dan umat Islam. * Anak-anak sukakan kisah-kisah teladan dan cerita. Berceritalah dengan anak-anak tentang tokoh-tokoh pejuang Islam, para pendakwah dan syuhada' sepanjang sejarah panjang perjuangan Islam. * Anak-anak mempunyai kemampuan akal yang cerdas dan mampu menanggapi persoalan yang sulit, jika disampaikan dengan cara mudah. Maka ibu bapa perlulah bersedia untuk mendedahkan anak-anak dengan perjuangan melalui penyampaian berkesan dan berterusan. Anak-anak yang cakna dengan masalah ummah dan menghayati perjuangan Islam akan lebih matang, bijak, punya matlamat hidup yang jelas dan berketrampilan di kalangan rakan sebaya. Mereka tidak akan mudah terjebak dengan dunia khayalan dan hiburan tanpa batas. Mereka juga mudah untuk didorong untuk belajar kerana mereka sudah mempunyai gambaran asas tentang matlamat hidup di atas muka bumi Allah ini. Selain itu, sifat-sifat keprihatinan dan cakna ummah

ini menjadikan mereka mudah untuk menghulurkan bantuan kepada orang lain dengan penuh keinsafan dan kesedaran. Penonton Bisu Rasulullah SAW sendiri membuktikan bahawa Baginda telah membentuk cakna ummah di kalangan anak-anak muda yang mendokong perjuangan Baginda. Sayyidina Ali KWJ contohnya, telah diajak oleh Rasulullah untuk menggalas beban dakwah dan perjuangan sejak beliau masih diawal remaja lai. Demikianlah sahabat-sahabat kanak-kanak seperti Rafi' bin Khudayj dan Samurah bin Jundub yang berjaya menyertai misi perjuangan Uhud setelah berusaha sedaya upaya memujuk Rasulullah SAW. Bahkan ramai kanak-kanak lain yang turut bersemangat untuk mengikutinya tetapi diminta pulang oleh Rasulullah kerana masih terlalu muda. Fakta-fakta ini menunjukkan bahawa kesedran jihad dan perjuangan ini telah ditanam oleh Rasulullah SAW ke dalam hati anak-anak muda sejak mereka kanak-kanak lagi. Hari ini, dengan keadaan umat Islam ditindas di Palestin, Chechnya, Eropah dan di bumi lain, kesedaran perjuangan amat mustahak. Penghinaan kepada Allah, Rasulullah dan agama Islam perlu kepada kesedaran dan pengorbanan generasi umat Islam. Jika kita lalai untuk meniupkan kesedaran cakna ummah ini, tidak mustahil anak-anak kita nanti hanya menjadi penonton bisu dan pekak kepada serius macam polemik yang menimpa ummah. Tegasnya, anak-anak hari ini menentukan masa depan Islam dari esok. Membina cakna ummah perlu bermula saat mereka masih muda, agar minda mereka yang segar itu dihiasi dengan kesedaran beragama dan disirami dengan semangat perjuangan Islam. Membina cakna ummah akan lebih mudah dan lancar jika ibu bapa sendiri terlibat dalam perjuangan Islam. Anak-anak akan cepat belajar kerana ibu bapa mereka menjadi contoh di depan mereka. Maka, alangkah ruginya jika ibu bapa sibuk dengan urusan kehidupan duniawi tanpa melibatkan diri dalam perjuangan mengangkat agama Allah SWT. Selamat membina cakna ummah dalam diri anak-anak, moga anak anda menjadi pejuang ulung esok nanti!

Anda mungkin juga menyukai