Anda di halaman 1dari 2

JURNALIS

WARTAWAN Wartawan atau jurnalis adalah seorang yang melakukan jurnalisme, yaitu orang yang secara teratut menuliskan berita (laporan) dan tulisannya di muat di media massa secara teratur. Laporan ini lalu dapatdapat di pubikasikan dalam media massa, seperti koran, televisi, radio, majalah, film dokumnetasi, dan internet. Wartawan mencari sumber nereka untuk ditulis dalam laporannya, dan mereka diharapkan untuk menulis laporan yang paling objektif dan tidak memiliki pandangan dari sudut tertentu untuk melayani masyarakat. 1. ISTILAH JURNALIS 1.1 ISTILAH HURNALIS DAN WARTAWAN DI INDONESIA Istilah jurnalis baru muncul di Indonesia setelah masuknya pengaruh ilmu komunikasi yang cenderung berkkiblat ke Amerika Serikat. Istilah ini kemudian berimbas pada penamaan seputar posisi-posisi kewartawanan. Misalnya, redaktur menjadi editor. Pada saat analisis junalis Indonesia berdiri, terjadi kesadaran tentang istilah jurnalis. Menurut aliansi ini, jurnalis adalah profesi atau penamaan seseorang yang pekerjaannya berhubungan dengan isi media masssa. Jurnalis meliputi juga kolumnis, penulis lepas, fotografer, dan desain grafis editional. Akan tetapi pada kenyataan referensi penggunaannya, istilah jurnalis lebih mengacu pada definisi wartawan. Sementara itu wartawan, dalam pendefenisian Persatuan Wartawan Indonesia, hubungannya dengan kegiatan tulis menulis yang di antaranya mencari data (riset, liputan, verifikasi) untuk melengkapi laporannya. Wartawan di tuntut untuk ojektif, hal ini berbeda dengan penulis kolom yang bisa mengemukakan subjektivitasnya.

1.2 ASAL DAN RUANG LINGKUP ISTILAH JURNALIS Dalam awal abad ke-19, jurnalis berarti seseorang yang menulis untuk jurnal, seperti Charles Dicknes pada awal kariernya. Dalam abad terakhir ini artinya telah menjadi seorang penulis untuk koran dan juga majalah. Banyak orang mengira jurnalis sama dengan reporter, seseorang yang mengumpulkan informasi dan menciptakan laporan, atau cerita. Tetapi, hal ini tidaak benar karena tidak meliputi tipe jurnalis lainnya, seperti kolumnis, penulis utama, fotografer, dan desain editorial.

Tanpa memandang jenis media, istilah jurnalis membawa konotasi atau harapan keprofesionalisme dalam membuat laporan, dengan pertimbangan kebenaran dan etika.

2. KODE ETIK JURNALIS Kode etik jurnalis : 1. Jurnalis menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar. 2. Jurnalis senantiasa mempertahankan prinsip-prinsip kebebasan dan keberimbangan dalam peliputan dan pemberitann serta kritik dan komentar. 3. Jurnalis memberi tempat bagi pihak yang kurang memiliki daya dan kesemptan untuk melaporkan fakta dan pendapat yang jelas sumbernya. 4. Jurnalis hanya melaporkan fakta dan pendapat yang jelas sumbernya. 5. Jurnalis tidak menyembunyikan informasi penting yang perlu diketahui masyarakat. 6. Jurnalis menggunakan cara-cara yang etis untuk memperoleh berita foto dan dokumen. 7. Jurnalis mnghormati hak narasumber untuk memberi informasi latar belakang, off the record, dan embargo. 8. Jurnalis segera meralat setiap pemberitahuan yang di ketahuinya tidak akurat. 9. Jurnalis menjaga kerahasiaan sumber informasi konfidensial, identitas korban kejahatan seksual, dan pelaku tindak pidana di bawah umur. 10. Jurnalis menhindari kebencian, prasangka, sikap merendahkan, diskriminasi, dalam masalah suku, ras, bangsa, politik, cacat/sakit jasmani, cacat/ sakit mental atau latar belakang sosial lainnya. 11. Jurnalis menghormati privasi, kecuali hal-hal itu bisa merugikan masayarakat. 12. Jurnalis tidak menyajikan berita dengan mengumbar kecabulan, kekjaman, kekerasan fisik dan seksual. 13. Jurnalis tidak memanfaatkan posisi dan informasi yang dimilikinya untuk mencari
keuntungan pribadi.

14. Jurnalis tidak di benarkan menerima sogokan. (Catatan : yang dimaksud dengan sogokan adalah semua bentuk pemberian berupa uang, barang dan atau fasilitas lain yang secara langsung atau tidak langsung, dapat mempengaruhi jurnalis dalam membuat jurnalistik) 15. Jurnalis tidak dibenarkan menjiplak. 16. Jurnalis menghindari fitnah dan pencemaran nam baik. 17. Jurnalis menghindari setiap campur tangan pihak-pihak ain yang menghambat pelaksanaan prinsip-prinsip di atas. 18. Kasus-kasus yang berhubungan dengan kode etik akan diselesaikan oleh Majelis Kode Etik.

Anda mungkin juga menyukai