Anda di halaman 1dari 4

ANION DALAM TANAH B ( Boron ) Kandungan total dalam tanah berkisar 20 200 ppm, umumnya tidak tersedia bagi

i tanaman, dalam air panas dapat tersedia berkisar 0,4-5 ppm. Dalam tanah berada dalam berbagai mineral : tourmalin (3-4 % B). B larut dalam tanah terutama berada dalam bentuk asam borak B(OH)3. pada kondisi pH tanah, asam ini B(OH)3 tidak mengalami disosiasi, berbeda dengan nutrien essensial yang lain. B berada dalam bentuk non ion dalam larutan tanah, inilah yang mungkin jadi alasan utama mengapa B dapat dengan mudah mengalami pencucian dari tanah. B diserap oleh tanaman dalam bentuk asam borak tidak terdisosiasi, meskipun prosesnya belum diketahui dengan jelas, dan masih terjadi kontroversi antara pasif dan aktif proses.B relatif immobil dalam tanaman dan seringkali kandungan B naik dari bagian bawah ke bagian atas tanaman dan transpirasi sangat menentukan. Transport B ke bagian atas tanaman utamanya ditranslokasikan di xylem, dan dapat diakumulasikan di pucuk dan pinggiran daun. Akumulasi ini dapat berdampak pada keracunan, namun beberapa tanaman dapat menghindarkan dengan cara ekskresi lewat gutasi. Pergerakan B yang sejalan dengan aliran transpirasi dapat untuk menerangkan mengapa defisiensi B selalu dimulai dari titik tumbuh. Defisiensi B dapat mengganggu perkembangan jaringan meristem (pucuk akar, pucuk tunas) atau jaringan kambium.Penyediaan B diperlukan untuk memelihara aktivitas meristem.B diperlukan untuk sintesis basa nitrogen, seperti urasil.Penambahan urasil dan asam orotat, senyawa antara pada biosintesis urasil diketahui mengurangi gejala defisiensi B. Ditemukan bahwa B terlibat dalam biosintesis urasil.Urasil merupakan komponen penting dalam RNA dan bila RNA tidak ada, maka perakitan ribosom tidak dapat dibentuk, kemudian berpengaruh pada sintesis protein. Sintesis RNA, pembentukan ribosom, dan sintesis protein merupakan proses penting dalam jaringan meristem, sehingga bila ada gangguan karena kurangnya B di dalam proses ini akan mengganggu pertumbuhan meristem. Juga diketahui penggabungan fosfat ke dalam asam nukleat juga dipengaruhi oleh defisiensi B. Urasil juga merupakan prekusor UDPG (Uridin Diphospat Glukosa), koenzim untuk pembentukan sukrosa dan pati. Sukrosa adalah bentuk gula yang akan ditransportasikan, bila sintesisnya terhambat akan berpengaruh juga pada translokasinya. Defisiensi B mengakibatkan pembentukan asimilat di daun hanya sedikit yang ditranslokasikan ke bagian lain. Defisiensi B juga meningkatkan produksi kalosa, plug kalosa ini akan menyumbat lubang-lubang tapisan yang dapat menghambat transport lewat floem. Pengaruh defisiensi B dapat dicegah dengan penambahan basa timin, guanin dan sitosin dan diketahui bahwa B berperan penting dalam pemanfaatan dan metabolisme RNA.

Defisiensi B menandakan abnormal, terhambatnya pertumbuhan titik tumbuh, daun muda bentuknya tidak serasi, keriput dan lebih tebal, berwarna hijau-biru gelap, klorosis yang tidak teratur antara tulang-tulang daun.Daun dan batang/cabang menjadi rapuh dan menimbulkan gangguan transpirasi.Defisiensi lanjut menyebabkan matinya titik tumbuh, pembentukan bunga dan buah terhambat.Defisiensi B juga berpengaruh terhadap perkembangan akar, akar menjadi lebih tebal dan pucuknya mengalami nekrotik. Aplikasinya sebagai : Boraks Na2 B4 O7.10H2 O Asam boraks H3 BO3 Boron frits N2 B4.XH2 O Keracunan B bila tanaman menyerap dalam jumlah yang banyak, misal pada rumput berkisar 270-570 ppm., namun pada tanaman pertanian dapat mengalami keracunan bila B terlarut pada air panas levelnya di dalam tanah lebih dari 5 ppm, sedang di tanah kurang dari 1 ppm cukup aman untuk pertumbuhan optimal tanaman. Cl ( Chlorida ) Chlorida dalam tanah tidak diadsorbsi oleh mineral, bersifat mobil dan mudah mengalami pencucian.Tanaman cepat menyerap Cl-, percepatan penyerapannya tergantung pada konsentrasi nutrien dalam tanah atau larutan tanah.Penyerapan Cldapat melawan perbedaan konsentrasi. Pergerakan/aliran Cl- ke dalam jaringan melewati plasmalemma yang permeabel terhadap Cl- dan hal ini berbeda dengan tonoplas ternyata dapat bertindak sebagai barrier terhadap pergerakan Cl-, oleh karenanya transport melewati korteks menuju silinder pusat secara simplas dan dapat terjadi akumulasi Cl- di dalam sitoplasma manakala penyerapannya tinggi. Cl tidak hanya diserap melewati akar tetapi juga dapat oleh bagian tanaman di atas tanah sebagai chlorida atau gas clorine.Jumlah Cl di atmosfer sangat dipengaruhi oleh jauhnya dari pantai/laut. Kandungan Cl pada tanaman umumnya cukup tinggi bila dibanding elemen lain yaitu 2-20 mg Cl/gr bahan kering., namun fungsinya belum jelas benar. Pada kultur in vitro menunjukkan bahwa Cl- diperlukan untuk menghasilkan O2 pada fotosistem II. Defisiensi Cl- sangat jarang dijumpai, sebaliknya kelebihan Cl akan menunjukkan gejala : terbakar pucuk daun dan pinggiran daun, bronzing, kuning prematur dan absisi daun.

S (Sulfur) Merupakan nutrien non metalik yang dapat diserap dalam bentuk SO2 oleh bagian tanaman di atas tanah (daun) dan bentuk SO42- oleh akar tanaman. Sulfur di tanah dalam bentuk organik dan anorganik, pada tanah organik merupakan recervoir S, misal pada tanah peat kandungan terbesar adalah S. di dalam tanah organik dibedakan dalam dua fraksi : S yang berikatan dengan karbon seperti (asam amino jumlahnya kurang dari separoh fraksi), yang kedua ialah yang tidak berikatan dengan karbon (senyawa fenolik, cholin-sulfat sebagai lemak) Tanah organik memiliki ratio C/N/S = 125 : 10 : 1,2, sedang tanah anorganik berada dalam bentuk : CaSO4, MgSO4 dan Na2SO4. Pada tanah organik S tersedia oleh aktivitas mikroorganisme yaitu lewat proses mineralisasi bahan organik dan terbentuk H S, pada 2 kondisi aerob akan terjadi oksidasi (autooksidasi) menjadi SO4. Pada kondisi anaerob H2S akan dioksidasi menghasilkan S oleh bakteri belerang khemotrop (Beggiatoa dan Theothrix), bakteri yang sama juga mengoksidasi S menjadi H2SO4 dalam kondisi aerob. S dioksidasi secara khemotropik oleh Thiobacillus 2H2S + O2 2H2O + 2S + 510 kj 2S + 3O2 + 2H2 O 2H2SO4 + 1180 kj 2H2S + 4O2 2H2SO4 + 1690 kj Pembentukan H2SO4 dan unsur S menyebabkan keasaman oleh karena itu dapat menurunkan pH tanah alkali. Pada kondisi tanah tergenang S tereduksi dalam bentuk FeS, FeS2 (pirit) dan H2S, misal pada kondisi tergenang padi sawah : H2S merupakan hasil akhir dari degradasi S secara anaerob (metil sulfida, butil sulfida juga terbentuk), H2S memberikan bau yang tidak disenangi. FeS + H2 O + O2Fe(OH)2 + S Bakteri fotosintetik ungu dan hijau dapat mengoksidasi H2S ke S dengan menggunakan H untuk transport elektron fotosintetik. Bila prosesnya dihambat, H2S dapat berakumulasi sehingga meracuni tanaman. Keracunan H2S dapat dihindarkan dengan menambahkan garam fero sehingga membentuk FeS.Reduksi sulfat pada kondisi anaerob oleh bakteri Desulfovibrio menggunakan oksigen dari SO4 sebagai aseptor elektron terakhir menghasilkan H2S.

Sulfur diserap tanaman secara aktif dalam bentuk SO42-, pH tidak terlalu berpengaruh namun serapan tertinggi berlangsung pada pH 6,5. Banyak senyawa yang mempunyai fungsi penting yang mengandung sulfur misal : asam amino sistein, metionin, glutation, biotin, coenzim A dan teamin pirofosfat. Menurut penelitian pada bunga matahari SO4 diabsorpsi dan ditranslokasikan secara aktif dengan melawan perbedaan konsentrasi.Sulfat terutama ditranslokasikan ke arah atas (acropetal) dan kemampuan tanaman tinggi menggerakan S ke arah bawah (basipetal) relatif rendah. Percobaan dengan kultur larutan (clover) diketahui dengan diputuskan penyediaan SO4 (ke dalam larutan bebas SO4 ), S dalam akar dan petiol ditranslokasikan ke arah daun muda, sedang S dari daun tua tidak berkontribusi terhadap penyediaan unsur S bagi jaringan muda. Juga diketahui bahwa tidak terjadi translokasi yang menentang aliran transpirasi. Di atmosfer S berada dalam bentuk SO2 yang dapat diabsorbsi lewat stomata dan didistribusikan ke seluruh bagian tanaman.S dalam tanaman dapat dijumpai sebagai S protein, S asam amino dan sulfat. Sebagai bukti bahwa SO2 atmosfer dapat dimanfaatkan oleh tanaman : beberapa spesies tanaman yang ditumbuhkan dalam growth chamber dan dialirkan SO2 atmosfer sebagi sumber S, ternyata pertumbuhan tanaman akan berkurang bila tidak ada SO2. Namun SO2 atmosfer juga dapat meracun terutama bagi tanaman yang sensitif. Konsentrasi SO2 di atmosfer umumnya sekitar 0,1 0,2 mg SO2- S/m3, sedang kadar SO2 atmosfer yang dapat meracun mulai 0,5 0,7 mg SO2- S/m3. Konsentrasi SO2 atmosfer yang tinggi mengakibatkan gejala nekrotik di daun, sedang pada defisiensi S pada larutan medium (tanah) akan menghambat sintesis protein karena kura ngnya asam amino metionin dan sistein. Sebaliknya terjadi akumulasi asam amino non S : asparagin, glutamin, arginin. Defisiensi S menunjukkan gejala klorosis sehingga berakibat rendahnya gula sebagai hasil fotosintesis. Defisiensi S dapat diatasi dengan aplikasi pupuk S seperti gipsum (CaSO4 2H2 O) untuk tanah yang mengalami defisiensi S sangat tinggi, pupuk superfosfat, amonium sulfat dan potasium sulfat.
http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/30/nutrien-mineral/

Anda mungkin juga menyukai