Jepara
Laut Jawa
Kudus Tegal Brebes Pekalongan Pemalang Batang Kendal SEMARANG Pati
Rembang
Jakarta/Bandung
Blora
Surabaya
Purwodadi Ungaran Temanggung Salatiga Cepu
Purwokerto
Purbalingga Banjarnegara
Cilacap
Samudera Indonesia
NASIONALNASIONAL-REGIONAL 1. Potensi pelabuhan laut, pelabuhan udara, jaringan kereta api, dan jalan arteri primer memungkinkan Kota Semarang sebagai simpul perdagangan dan jasa secara nasional. nasional. 2. Semarang sebagai Ibukota Propinsi Jawa Tengah
Kot Kot
r r
I II
JOGLO SEMAR
J e p a ra
LAU T JAW A
P e k a lo n g a n K endal SEMARANG
U n g a ra n Te m a n g g u n g S a la tig a W onosobo
B o y o la li S u ra k a rta M a g e la n g P u rw o re jo S le m a n K a ra n g a n y a r S u k o h a rjo K la te n
Y O G YA K A R TA W a te s W o n o s a ri
KEDUNGSEPU R
LAUT JAWA
SEMARANG KENDAL DEMAK
PURWODADI UNGARAN
SALATIGA
KEDUNGSEPUR Semarang sebagai pusat pertumbuhan bagi wilayah di sekitarnya
PUSAT HINTERLAND
4.
35.00%
Lainnya 31,45 %
31.45%
30.00%
25.00%
20.00%
Konstruksi 11,89 %
15.00%
10.00%
Pengusaha 1,68 %
11.89%
Pedagang 8,25 %
8.25%
5.00%
Nelayan 0,35 %
1.68% 0.35%
Transportasi 3,43 %
3.43%
Pensiunan 11,10 %
4.19%
0.00%
Petani Buruh Tani Nelayan Pengusaha Buruh Industri Konstruksi Pedagang Transportasi PNS/ABRI Pensiunan Lainnya
5%
BANGKITAN DAN TARIKAN KAWASAN KEDUNGSEPUR DATA TAHUN 2004 1. Semarang Kab. Semarang (Ungaran) sebesar 83.000 orang perhari 2. Semarang Kendal sebesar 120.000 orang perhari 3. Semarang Demak sebesar 60.400 orang perhari BEBERAPA KAWASAN WISATA DI KOTA SEMARANG SEBAGAI BAGIAN DARI BEBERAPA PUSAT KEGIATAN
Pantai Marina dan Kawasan PRPP Kota Lama
Pasar Johar Vihara Besar Kawasan Wisata (Wonderia) Kuil Sam Poo Kong Masjid Agung Jawa Tengah
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Kawasan Industri Tugu Wijaya Kusuma (Kec. Tugu) Kawasan Berikat Rukti Mukti (Kec. Semarang Utara) Kawasan Tanjungmas Processing Zone (Kec. Semarang Utara) Kawasan Guna Mekar Industri (Kec. Genuk) Kawasan Industri Terboyo (Kec. Genuk) Kawasan Industri Taman Industri BSB (Kec. Mijen) Kawasan BSB Bonded Zone (Kec. Semarang Utara) Kawasan Industri Candi (Kec. Ngaliyan) Kawasan LIK Bugangan Baru (Kec. Genuk) 9 KAWASAN INDUSTRI DI KOTA SEMARANG
Dengan Adanya Perkembangan Daerah Industri Dikawasan Perbatasan akan : 1. Mempengaruhi pola aktivitas masyarakat di kedua daerah tersebut 2. Menimbulkan bangkitan dan tarikan pergerakan pada dua daerah tersebut 3. Menimbulkan Bangkitan dan Tarikan terhadap Moda Angkutan Barang
Metropolitan berarti dalam menentukan berbagai kebijakan, termasuk kebijakan transportasi harus memperhatikan keterkaitan antar wilayah yang menjadi bagian Metropolitan Semarang Berbasis Perdagangan dan Jasa berarti Sektor Basis PDRB Kota Semarang adalah pada Sektor Perdagangan dan Jasa
1. Mewujudkan Kota Semarang sebagai KOTA METROPOLITAN dan ibukota Propinsi Jawa Tengah dengan didukung sarana dan prasarana, serta fasilitas pelayanan kota yang berbasis pada sumberdaya lokal. 2. Pengembalian POTENSI BUDAYA DAN KESEJARAHAN sebagai citra dan spesifik kota. 3. Pengembangan potensi ekonomi lokal dan potensi KAWASAN EKONOMI KHUSUS INDONESIA dengan menempatkan kota Semarang sebagai pintu gerbang perdagangan Skala Regional dan Nasional.
PEMBAGIAN BWK I. (KEC. SEMARANG TENGAH, SEMARANG TIMUR DAN SEMARANG SELATAN)
BWK III BWK X BWK I BWK V BWK II BWK IX BWK VI BWK VIII BWK VII BWK IV
LUAS WILAYAH (Ha) 2.223,298 1.320,,516 3.521,748 2.738,442 2.621,508 4.412,057 2.518,738 5.399,085 6.201,266 6.404,289
II. (KEC. CANDISARI DAN GAJAHMUNGKUR) III. (KEC. SEMARANG BARAT DAN SEMARANG UTARA) IV. (KEC. GENUK) V. (KEC. GAYAMSARI DAN PEDURUNGAN) VI. (KEC. TEMBALANG) VII. (KEC. BANYUMANIK) VIII. (KEC. GUNUNGPATI) IX. (KEC. MIJEN) X. (KEC. TUGU DAN NGALIYAN)
7. BWK VII (Kec. Banyumanik) (Kec. Sebagai pusat campuran perdagangan dan permukiman, perkantoran, kawasan khusus militer dan konservasi. konservasi. 8. BWK VIII (Kec. Gunung Pati) (Kec. Fungsi utama sebagai daerah konservasi, pertanian, perguruan tinggi dan rekreasi. rekreasi. 9. BWK IX (Kec. Mijen) (Kec. Fungsi utama sebagai daerah pertanian, permukiman ramah lingkungan dan konsevasi. konsevasi. 10. 10. BWK X (Kec.Ngaliyan dan Tugu) (Kec. Fungsi utama sebagai industri, Transportasi Regional, Permukiman dan Tambak. Tambak.
- Industri - Rekreasi
- Campuran - Permukiman - Permukiman - Perdagangan - Perkantoran - Industri Non Polusi - Rekreasi - Olah Raga - Pertanian
B A P P E D A KOTA SEMARANG
1%1%
5%
2%
Perumahan 34,4 %
Land Use Function Fas. Umum Perkantoran Mix Use Industri Culture Area
Hectares 1.725,558 725,558 115,992 1.252,060 3.353,002 8,998 249,652 216,416 345,550 784,135 12.842,858 4.668,604 344,610 460,608 10.770,436 392,400
% 4,62 0,31 3,35 8,97 0,02 1,23 0,58 0,92 2,09 34,4 12,5 0,92 1,23 28,8 1,05
29%
34%
1% 1%
Pendidikan Pertanian
9%
Industri 8,97 %
12%
Jalan 12,5 %
3%
Perikanan Perdagangan & Pelayanan Perumahan Jalan Kaw. Khusus Taman& Rekreasi Konservasi & RTH Transportasi
Pendangkalan dan pembentukan dataran rendah aluvial Semarang bawah bermula pada abad X Abad XV- Abad XVIII : Terbentuk XVdataran rendah Kota Semarang Tahun 1500 1550 Semarang di bawah Pemerintahan Kesultanan Demak. Tahun 1568 1586 Semarang di bawah pemerintahan Kesultanan Pajang. Tahun 1613 - 1645 Semarang di bawah kerajaan Mataram. Tahun 1680 Oleh Amangkurat II Raja Mataram, Semarang diserahkan kepada VOC dan mendirikan Benteng De Vijf Hoek. Semarang berkembang menjadi Kota Dagang. Tahun 1708 Pelabuhan Jepara dipindahkan (tidak strategis) ke Semarang , perdagangan semakin tumbuh dengan pesat di Semarang disamping sebagai pusat militer Belanda, sehingga Semarang dinyatakan sebagai Kota Kedua terbesar setelah Batavia.
Tahun 1795 Belanda menjadi Bataafsche Republiek . Tahun 1799 VOC dinyatakan bangkrut dan kekuasaannya diambil oleh Pemerintah Belanda sejak 1 Januari 1800.
9.
2.
3. 4.
5. 6. 7.
didukung oleh sarana dan prasarana, potensi sumberdaya manusia dan sumberdaya alam. alam.
Berkembangnya kawasan industri, (Sekitar 3000 Ha) industri, Sebagai Kota pendidikan secara nasional,
pendidikan dan tenaga pengajar yang cukup memadai. memadai.
tersedianya
kawasan
Potensi wisata yang dapat lebih dikembangkan (Kawasan Simongan / Sam Po Kong, Kawasan Kota Lama; Kawasan Lama; Pantai Marina dan PRPP serta Taman Mini Jateng Indah; wisata Agrosodong; dan Indah; Agrosodong; kawasan Gua Kreo ) dengan sarana dan prasarana pendukung yang memadai ( hotel dan restoran/hiburan; transportasi laut, darat, dan udara ) disertai dengan kebudayaan restoran/hiburan; unggulan yang ada
8.
Standar kehidupan yang relatif rendah dan stabilitas politik dan keamanan yang terkendali, sehingga menciptakan iklim yang terkendali, sehat dan kondusif untuk pembangunan berbagai sektor.
KEBIJAKAN SIMPUL TRANSPORTASI/ TERMINAL, STASIUN, BANDARA DAN PELABUHAN DI KOTA SEMARANG
Bandar Udara Internasional Ahmad Yani, sebagai simpul yang berskala Regional, Nasional dan Internasional Pelabuhan Tanjungmas, sebagai simpul yang berskala Regional, Nasional dan Internasional dalam pergerakan barang dan Penumpang
Terminal Tipe A Terminal Tipe B Terminal Tipe C Sebagai alternatif simpul dalam memperlancar arus transportasi dalam kota dan luar kota
StasiunKereta Api sebagai simpul yang menghubungkan Semarang dalam skala Nasional (P.Jawa)
Keberadaan jalur KA akan semakin memudahkan terintegrasinya simpul-simpul transportasi baik bandar udara, pelabuhan dan terminal Tipe A (antar wilayah)
Untuk mengantisipasi Dampak Pergerakan Masuk dan Keluar nya angkutan barang di Kota Semarang maka diperlukan adanya suatu konsep pengembangan Terminal Barang yang tersinergi dengan modamoda transportasi lainnya (Bandara, Pelabuhan dan Stasiun) dan Pusat Industri dan Perdagangan
Terminal Tipe A Terminal Tipe B Terminal Tipe C Sebagai alternatif simpul dalam memperlancar arus transportasi dalam kota dan luar kota StasiunKereta Api sebagai simpul yang menghubungkan Semarang dalam skala Nasional (P.Jawa)
Rencana tiga terminal Tipe A (antar wilayah) yang mengakomodasi pergerakan eksternal dari tiga arah bangkitan pergerakan (barat, timur dan selatan) sehingga proses akomodasi barang dan jasa dapat berjalan lancar
Dengan Adanya Rencana Jalan Tol Semarang Batang akan mengurangi kepadatan kendaraan di Pusat Kota yang hendak menuju Barat seperti Batang, cirebon, Jakarta
Rencana Pembangunan Jalan Outer Ring Road : 1. Semarang Boja, 2. Semarang Demak Jepara Cepu
Dengan Adanya Rencana Jalan Tol Semarang Demak akan mengurangi kepadatan kendaraan di Pusat Kota yang hendak menuju Timur seperti Demak, Pati
Terminal : 1. Rencana Pembangunan Terminal Mangkang 2. Rencana Pembangunan Terminal Tipe C Sampangan Alternatif JangliRencana Jalan UNDIP dan Rencana 3. Pemakaian Simpang Susun di
Kawasan Jatingaleh Rencana Jalan Tol Semarang Solo
Rencana Pembangunan Jalan Outer Ring Road yang menghubungkan Semarang-Boja yang menyambung dengan Rencana Jalan Tol Semarang-Batang
Dengan Adanya Rencana Jalan Tol Semarang Solo akan mengurangi kepadatan kendaraan di Pusat Kota yang hendak menuju Selatan seperti Solo, Yogya
Rencana Pembangunan Jalan Outer Ring Road : 1. Semarang Boja, 2. Semarang Demak Jepara Cepu
Terminal : 1. Rencana Pembangunan Terminal Mangkang 2. Rencana Pembangunan Terminal Tipe C Sampangan 3.
Rencana Jalan Tol Semarang Solo
Keberadaan Beberapa Kawasan Industri yang juga menjadi salah satu bangkitan terutama peredaran barang baik yang menuju kota semarang atau hanya transit untuk menuju kota lain di P. Jawa
Tumbuhnya beberapa kawasan perdagangan dan jasa baik itu hotel, atau pusat perdagangan lainnya.
Keberadaan beberapa kawasan wisata khususnya yang bersifat religi seperti masjid agung jateng, Kota Lama, Sam Po Kong dll
Konsep Pengembangan Pendidikan yang juga menjadi Salah Satu Bangkitan berskala Regional dan Nasional