Anda di halaman 1dari 36

PEMERINTAH KOTA SEMARANG BAPPEDA

(BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH)

KONSEP PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR KOTA SEMARANG

Disampaikan Dalam Seminar Nasional UNIVERSITAS DIPONEGORO Semarang, 17 Maret 2007

ALASAN KOTA SEMARANG SEBAGAI SALAH SATU TRANSIT CITY

Kota Semarang dipandang dari sisi Nasional - Regional

Jepara

Laut Jawa
Kudus Tegal Brebes Pekalongan Pemalang Batang Kendal SEMARANG Pati

Rembang

Jakarta/Bandung

Blora

Surabaya
Purwodadi Ungaran Temanggung Salatiga Cepu

Purwokerto

Purbalingga Banjarnegara

Wonosobo Sragen Boyolali Surakarta Magelang Karanganyar Sukoharjo Klaten

Cilacap

Kebumen Purworejo Sleman

YOGYAKARTA Wates Wonogiri Wonosari

Samudera Indonesia

NASIONALNASIONAL-REGIONAL 1. Potensi pelabuhan laut, pelabuhan udara, jaringan kereta api, dan jalan arteri primer memungkinkan Kota Semarang sebagai simpul perdagangan dan jasa secara nasional. nasional. 2. Semarang sebagai Ibukota Propinsi Jawa Tengah

Kot Kot

r r

I II

JOGLO SEMAR
J e p a ra

LAU T JAW A
P e k a lo n g a n K endal SEMARANG

Rem bang Kudus P a ti


U n g a ra n Te m a n g g u n g S a la tig a W onosobo

Sebagai pusat utama segitiga dengan fungsi industri

B o y o la li S u ra k a rta M a g e la n g P u rw o re jo S le m a n K a ra n g a n y a r S u k o h a rjo K la te n

Pusat Utama Pusat Sekunder Pusat Industri Pusat Pariwisata


W o n o g iri

Y O G YA K A R TA W a te s W o n o s a ri

Industri, Wisata, Pertanian Wilayah Pertanian Wilayah Pariwisata Wilayah Industri

KEDUNGSEPU R
LAUT JAWA
SEMARANG KENDAL DEMAK

PURWODADI UNGARAN

SALATIGA
KEDUNGSEPUR  Semarang sebagai pusat pertumbuhan bagi wilayah di sekitarnya

PUSAT HINTERLAND

Konsep Metropolitan Semarang


Secara Tematik Luas Kawasan Perencanaan seluas 93.623, 83 Ha Meliputi : 1. 2. 3. 16 Kecamatan di Kota Semarang, Boja dan Kec.Kaliwungu di Kabupaten Kendal Karangawen, Sayung dan Mranggen, di Kabupaten Demak Pringapus, Bergas, Kecamatan Ungaran di Kabupaten Semarang

4.

Prosentase Penduduk Menurut Mata Pencaharian

35.00%

Lainnya 31,45 %
31.45%

30.00%

25.00%

Buruh Industri 19,85 %


19.85%

20.00%

Konstruksi 11,89 %
15.00%

PNS + ABRI 11,10 %


11.10%

10.00%

Petani Buruh Tani 4,05 % 3,75 %


3.75% 4.05%

Pengusaha 1,68 %

11.89%

Pedagang 8,25 %
8.25%

5.00%

Nelayan 0,35 %
1.68% 0.35%

Transportasi 3,43 %
3.43%

Pensiunan 11,10 %
4.19%

0.00%
Petani Buruh Tani Nelayan Pengusaha Buruh Industri Konstruksi Pedagang Transportasi PNS/ABRI Pensiunan Lainnya

Pendapatan Domestik Regional Bruto Kota Semarang


P D R B K O T A S E M AR AN G T AH U N 2005
Pertanian ndustri Pengola an Bangunan Pengangkutan dan Komunikasi asa- asa 0 5 5 5 5 5 50 5 5 Pertam angan dan Penggalian istrik as dan ir Bersi otel dan Restoran Perdagangan

Keuangan Perse aan dan asa Perusa aan

(D alam Juta R upiah)

PDRB KOTA SEMARANG TAHUN 2005


P rta ia e nn n u Pn o a d stri e g la n Bn u a agnn P n a g ta d nK mn si e g n ku n a o u ika a -a sa sa % % % % % % 0% % P rta n a d nP n g lia e ma g n a e g a n istrik a d n ir B rsi sa e P rd g n a o l d nRsto n e a a g n te a e ra K u n a P rse a nd n a P ru a n e a g n e a a sa e sa a

5%

BEBERAPA DATA WHY ? SEMARANG MENJADI SEBUAH TRANSIT CITY

Tahun Datang Prosentase Berangkat Prosentase Kenaikan

2004 7.180 21,81 % 7.178 21,80 %

2000 3.076 12,88 % 3.082 13,10 %

Jumlah Lalu Lintas Penerbangan di Bandara Ahmad Yani

Tahun 2004 2000

Datang 559.236 203.579

Berangkat 524.707 194.273

Transit 1.764 2.054

Jumlah Pergerakan Penumpang Bandara Ahmad Yani (Orang)

BANGKITAN DAN TARIKAN KAWASAN KEDUNGSEPUR DATA TAHUN 2004 1. Semarang Kab. Semarang (Ungaran) sebesar 83.000 orang perhari 2. Semarang Kendal sebesar 120.000 orang perhari 3. Semarang Demak sebesar 60.400 orang perhari BEBERAPA KAWASAN WISATA DI KOTA SEMARANG SEBAGAI BAGIAN DARI BEBERAPA PUSAT KEGIATAN
Pantai Marina dan Kawasan PRPP Kota Lama

Pasar Johar Vihara Besar Kawasan Wisata (Wonderia) Kuil Sam Poo Kong Masjid Agung Jawa Tengah

Kota Mandiri BSB (Bukit Semarang Baru)

Rencana Waduk Jatibarang

Semarang Candi Golf

BEBERAPA KAWASAN STRATEGIS KOTA SEMARANG (PENYEBAB BANGKITAN DAN TARIKAN)


Nama Kawasan Bandar Udara Ahmad Yani Semarang Pelabuhan Samudra Tanjung Emas Kota Lama Pasar Johar Simpang Lima Masjid Agung Jawa Tengah PRPP dan Pantai Marina BSB Mijen (Kota Mandiri) Perguruan Tinggi UNDIP (Tembalang) Perguruan Tinggi Swasta (Bendan Dhuwur) Kaw. Militer Watugong (Kodam IV Diponegoro) UNNES Semarang Perguruan Tinggi Swasta (Gayamsari) Luasan (Ha) 183 226 40 60 215 179 260 1000 115 108 110 57 60 Fungsi Fasilitas Bandar Udara Internasional sebagai salah satu simpul transportasi Fasilitas Pelabuhan Laut Internasional Konservasi Bangunan Bersejarah dan dilindungi serta wisata budaya dan arsitektural Fasilitas perdagangan skala regional pada kawasan cepat pertumbuhannya Fasilitas perdagangan skala pada kawasan cepat pertumbuhannya Kawasan peribadatan dan wisata religius pada kawasan cepat tumbuh Kawasan rekreasi pantai dan Water Front City Kawasan Kota Mandiri Fasilitas Perguruan Tinggi pada kawasan cepat tumbuh Kawasan persebaran Perguruan Tinggi Swasta di Kota Semarang Kawasan Militer milik Kodam IV Diponegoro Kawasan Pendidikan yang berada di Daerah Hinterland Kota Semarang Kawasn pengembangan pembangunan Perguruan Tinggi Swasta

Perkembangan Kawasan Industri

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Kawasan Industri Tugu Wijaya Kusuma (Kec. Tugu) Kawasan Berikat Rukti Mukti (Kec. Semarang Utara) Kawasan Tanjungmas Processing Zone (Kec. Semarang Utara) Kawasan Guna Mekar Industri (Kec. Genuk) Kawasan Industri Terboyo (Kec. Genuk) Kawasan Industri Taman Industri BSB (Kec. Mijen) Kawasan BSB Bonded Zone (Kec. Semarang Utara) Kawasan Industri Candi (Kec. Ngaliyan) Kawasan LIK Bugangan Baru (Kec. Genuk) 9 KAWASAN INDUSTRI DI KOTA SEMARANG

Dengan Adanya Perkembangan Daerah Industri Dikawasan Perbatasan akan : 1. Mempengaruhi pola aktivitas masyarakat di kedua daerah tersebut 2. Menimbulkan bangkitan dan tarikan pergerakan pada dua daerah tersebut 3. Menimbulkan Bangkitan dan Tarikan terhadap Moda Angkutan Barang

KONSEP PENGEMBANGAN KOTA SEMARANG

Visi Kota Semarang


SEMARANG KOTA METROPOLITAN YANG RELIGIUS BERBASIS PERDAGANGAN DAN JASA

Metropolitan berarti dalam menentukan berbagai kebijakan, termasuk kebijakan transportasi harus memperhatikan keterkaitan antar wilayah yang menjadi bagian Metropolitan Semarang Berbasis Perdagangan dan Jasa berarti Sektor Basis PDRB Kota Semarang adalah pada Sektor Perdagangan dan Jasa

FOKUS DAN TEMA PENATAAN KOTA SEMARANG KE DEPAN

1. Mewujudkan Kota Semarang sebagai KOTA METROPOLITAN dan ibukota Propinsi Jawa Tengah dengan didukung sarana dan prasarana, serta fasilitas pelayanan kota yang berbasis pada sumberdaya lokal. 2. Pengembalian POTENSI BUDAYA DAN KESEJARAHAN sebagai citra dan spesifik kota. 3. Pengembangan potensi ekonomi lokal dan potensi KAWASAN EKONOMI KHUSUS INDONESIA dengan menempatkan kota Semarang sebagai pintu gerbang perdagangan Skala Regional dan Nasional.

Arah Pengembangan Wilayah


Daerah Bawah  Wadah berkembangnya pusat-pusat kegiatan dan permukiman. pusatKawasan Pesisir / Pantai  Pengembangan potensi rekreasi, ekonomi perikanan dan kehidupan nelayan.  Sumbu pengembangan industri barat dan timur. Daerah perbukitan  Pengembangan karakteristik perbukitan dengan segala potensinya (perlindungan alam, potensi wisata pemandangan, pusat pelayanan pendidikan, pengembangan pertanian, konservasi hutan kota). Desa Kota  Daerah pinggiran kota dikembangkan simpul-simpul pelayanan desa kota simpuldengan perwujudan pusat-pusat perdagangan perdesaan-perkotaan, pusatperdesaanmaupun pusat agrobisnis, agrowisata dan pertanian.

PEMBAGIAN BWK I. (KEC. SEMARANG TENGAH, SEMARANG TIMUR DAN SEMARANG SELATAN)
BWK III BWK X BWK I BWK V BWK II BWK IX BWK VI BWK VIII BWK VII BWK IV

LUAS WILAYAH (Ha) 2.223,298 1.320,,516 3.521,748 2.738,442 2.621,508 4.412,057 2.518,738 5.399,085 6.201,266 6.404,289

II. (KEC. CANDISARI DAN GAJAHMUNGKUR) III. (KEC. SEMARANG BARAT DAN SEMARANG UTARA) IV. (KEC. GENUK) V. (KEC. GAYAMSARI DAN PEDURUNGAN) VI. (KEC. TEMBALANG) VII. (KEC. BANYUMANIK) VIII. (KEC. GUNUNGPATI) IX. (KEC. MIJEN) X. (KEC. TUGU DAN NGALIYAN)

Fungsi Utama pada BWK


1. BWK I (Kec. Semarang Tengah, Semarang Selatan dan Semarang Timur) (Kec. Sebagai pusat kegiatan pelayanan umum ( Central Business District ) meliputi perdagangan dan jasa, perkantoran dan permukiman dengan kepadatan bangunan tinggi. tinggi. 2. BWK II (Kec. Candisari dan Gajah Mungkur) (Kec. Sebagai pusat kegiatan campuran perdagangan dan permukiman, perkantoran pendidikan dan kesehatan. kesehatan. 3. BWK III (Kec. Semarang Barat dan Semarang Utara) (Kec. Fungsi utama sebagai pusat kegiatan Transportasi skala Nasional, Rekreasi Pantai dan Budaya. Budaya. 4. BWK IV (Kec. Genuk) (Kec. Merupakan daerah Sub urban dan dikembangkan menjadi wilayah industri dan pergudangan. pergudangan. 5. BWK V (Kec.Gayamsari dan Pedurungan) (Kec. Fungsi utama sebagai pusat permukiman, perdagangan dan jasa, pendidikan dan olah raga rekreasi. rekreasi.

Fungsi Utama pada BWK


6. BWK VI (Kec. Tembalang) (Kec. Sebagai pusat campuran konservasi. konservasi. perdagangan dan permukiman, pendidikan dan

7. BWK VII (Kec. Banyumanik) (Kec. Sebagai pusat campuran perdagangan dan permukiman, perkantoran, kawasan khusus militer dan konservasi. konservasi. 8. BWK VIII (Kec. Gunung Pati) (Kec. Fungsi utama sebagai daerah konservasi, pertanian, perguruan tinggi dan rekreasi. rekreasi. 9. BWK IX (Kec. Mijen) (Kec. Fungsi utama sebagai daerah pertanian, permukiman ramah lingkungan dan konsevasi. konsevasi. 10. 10. BWK X (Kec.Ngaliyan dan Tugu) (Kec. Fungsi utama sebagai industri, Transportasi Regional, Permukiman dan Tambak. Tambak.

Skenario Pengembangan Kota Semarang

- Industri - Rekreasi

- Perkantoran - Perdagangan - Transportasi - Campuran - Pendidikan - Olah Raga

- Industri - Transportasi - Permukiman

- Campuran - Permukiman - Permukiman - Perdagangan - Perkantoran - Industri Non Polusi - Rekreasi - Olah Raga - Pertanian

- Pendidikan - Permukiman - Pertanian - Konservasi - Pariwisata - Kawasan Khusus Militter - Permukiman

B A P P E D A KOTA SEMARANG

ARAHAN TATA GUNA LAHAN KOTA SEMARANG


Sesuai Perda No. 5 Tahun 2004 tentang RTRW Kota Semarang Tahun 2000-2010

Rencana Tata Guna Lahan (%)


Konservasi 28,8 % Fasilitas Umum 4,62%

1%1%

5%

Perdagangan & Pelayanan 2,09 %

2%

Perumahan 34,4 %

Land Use Function Fas. Umum Perkantoran Mix Use Industri Culture Area

Hectares 1.725,558 725,558 115,992 1.252,060 3.353,002 8,998 249,652 216,416 345,550 784,135 12.842,858 4.668,604 344,610 460,608 10.770,436 392,400

% 4,62 0,31 3,35 8,97 0,02 1,23 0,58 0,92 2,09 34,4 12,5 0,92 1,23 28,8 1,05

29%

34%

1% 1%

Pendidikan Pertanian

9%
Industri 8,97 %

12%
Jalan 12,5 %

3%

Mix Use 3,35%

Perikanan Perdagangan & Pelayanan Perumahan Jalan Kaw. Khusus Taman& Rekreasi Konservasi & RTH Transportasi

KONSEP PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR KOTA SEMARANG

DALAM MENDUKUNG SEBAGAI KOTA TRANSIT

Dalam hal ini melihat Potensi dan Peluang Kota Semarang

Sejarah Pelabuhan Kota Semarang :




Pendangkalan dan pembentukan dataran rendah aluvial Semarang bawah bermula pada abad X Abad XV- Abad XVIII : Terbentuk XVdataran rendah Kota Semarang Tahun 1500 1550 Semarang di bawah Pemerintahan Kesultanan Demak. Tahun 1568 1586 Semarang di bawah pemerintahan Kesultanan Pajang. Tahun 1613 - 1645 Semarang di bawah kerajaan Mataram. Tahun 1680 Oleh Amangkurat II Raja Mataram, Semarang diserahkan kepada VOC dan mendirikan Benteng De Vijf Hoek. Semarang berkembang menjadi Kota Dagang. Tahun 1708 Pelabuhan Jepara dipindahkan (tidak strategis) ke Semarang , perdagangan semakin tumbuh dengan pesat di Semarang disamping sebagai pusat militer Belanda, sehingga Semarang dinyatakan sebagai Kota Kedua terbesar setelah Batavia.

Pantai Semarang (Coastal Area) Abad X

Tahun 1795 Belanda menjadi Bataafsche Republiek . Tahun 1799 VOC dinyatakan bangkrut dan kekuasaannya diambil oleh Pemerintah Belanda sejak 1 Januari 1800.

SEKILAS SEJARAH KERETA API DI KOTA SEMARANG


1. 2. 3. 4. 5. 6. Tahun 1860 Pemerintah Hindia Belanda menugaskan Ir. Stieltjes untuk mengkaji rencana jaringan Kereta Api di P. Jawa. Tahun 1864-1873 Pengembangan fisik jalur Kereta Api menuju Semarang-Juana, Semarang-Cirebon, Semarang-Kedungjati-Yogyakarta. Tahun 1873 Mulai dioperasikannya transportasi Kereta Api di Indonesia dengan stsiun Kereta Api Tambaksari (Kemijen). Tahun 1882 Stasiun Central dibangun di Djurnatan (S.J.S) Tahun 1990 Stasiun Poncol dibangun untuk melayani Semarang-Cirebon (S.C.S) Tahun 1914 Stasiun Tawang dibangun dan Stasiun Tambaksari dipindahkan

SEKILAS SEJARAH PENERBANGAN DI KOTA SEMARANG


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Tahun 1913 Diadakan demonstrasi terbang didaerah Poncol, tepatnya dilapangan Pacuan Kuda Tahun 1928 Lapangan Terbang di siapkan di Kawasan Simongan Tahun 1929 Dibuka jalur Semarang-Batavia dan Semarang-Surabaya Tahun 1940 Lapangan Terbang dipindah ke Kalibanteng (Pengelola KNILM= Koninklijke Neterland Indische Luchtvaart Maattchappij) Tahun 1945 Lapangan Terbang Kalibanteng di kuasai oleh militer (TNI-AD) namun masih bisa digunakan Penerbangan Sipil Tahun 1970 Lapangan Terbang Kalibanteng diganti namanya menjadi Pelud Ahmad Yani Tahun 1985-1987 Diusulkan adanya rencana pemindahan Pelud Ahmad Yani dengan 3 alternatif lokasi : Mangkang Kec.Tugu, Kec.Mijen, Kec. Sayung (Demak) Tahun 1995-1997 Pemerintah Pusat mengusulkan Pelud Ahmad Yani sebagai Pelud Internasional Namun Gagal. Dan sekitar 1998 Bandara Adi Sumarmo (Solo) yang dicanangkan menjadi Bandara Internasional Tahun 2005 Bandar Udara Ahmad Yani diresmikan menjadi Bandar Udara Internasional melalui SK Menteri Perhubungan Nomor 64/2004 tanggal 10 Agustus 2004 tentang Naiknya Status Bandara Ahmad Yani menjadi Bandara Internasional

9.

Peran dan Peluang Kota Semarang


1. Berkembangnya berbagai sektor Perdagangan dan Jasa,
Sebagai pusat wilayah pengembangan dan ibukota Propinsi Jawa Tengah. Pembangunan di Kota Tengah. Semarang akan berbias secara regional maupun nasional bahkan internasional. Dengan internasional. luasan 713,996 Ha (skala regional pada BWK I) 713,

2.

Simpul transportasi secara nasional, Kota Semarang terletak diantara 2 (dua)


kutub pengembangan utama yaitu Jakarta dan Surabaya. Didukung oleh Pelabuhan Samudra Surabaya. Internasional Tanjung Emas, Bandar Udara Internasional A.Yani, Jaringan Jalan Nasional, Regional dan lokal dan Kereta Api (stasiun Tawang dan Poncol) di Pantura Pulau Jawa .

3. 4.

Sebagai Pusat Kolektor dalam lingkup regional,

baik dari daerah

hinterland / penyangga (KEDUNGSEPUR) maupun segitiga JOGLOSEMAR. JOGLOSEMAR.

Daya tarik untuk pengembangan sektor perumahan di perkotaan.


Dengan cukup meratanya sarana prasarana yang layak penunjang pengembangan perumahan dan pangsa pasar yang kompetitif masih terbuka. Dengan luasan terbuka.

sebesar 14.162, 025 Ha 14.162,


5. Tersedianya Kawasan Industri..

Peran dan Peluang Kota Semarang

5. 6. 7.

didukung oleh sarana dan prasarana, potensi sumberdaya manusia dan sumberdaya alam. alam.

Berkembangnya kawasan industri, (Sekitar 3000 Ha) industri, Sebagai Kota pendidikan secara nasional,
pendidikan dan tenaga pengajar yang cukup memadai. memadai.

tersedianya

kawasan

Potensi wisata yang dapat lebih dikembangkan (Kawasan Simongan / Sam Po Kong, Kawasan Kota Lama; Kawasan Lama; Pantai Marina dan PRPP serta Taman Mini Jateng Indah; wisata Agrosodong; dan Indah; Agrosodong; kawasan Gua Kreo ) dengan sarana dan prasarana pendukung yang memadai ( hotel dan restoran/hiburan; transportasi laut, darat, dan udara ) disertai dengan kebudayaan restoran/hiburan; unggulan yang ada

Sebagai tujuan wisata skala regional.

8.

Standar kehidupan yang relatif rendah dan stabilitas politik dan keamanan yang terkendali, sehingga menciptakan iklim yang terkendali, sehat dan kondusif untuk pembangunan berbagai sektor.

Simpul Transportasi di Kota Semarang


Simpul Transportasi di Kota Semarang meliputi : 1. Darat : berupa Terminal dan Stasiun Kereta Api Terminal Terboyo, Mangkang (Tipe A) Terminal Penggaron, Pudakpayung (Tipe B) Terminal Sampangan, Banyumanik, Gunungpati, Cangkiran (Mijen), Sendangmulyo (Tipe C) Rencana Studi Perencanaan Terminal Barang Stasiun Tawang, Poncol, (Rencana Stasiun) Mangkang dan Alas Tuwo 2. Laut Pelabuhan SamudraTanjung Emas 3. Udara Bandar Udara Internasional Ahmad Yani

Penambahan Jaringan Jalan


Percepatan Jalan Tol diantaranya : 1. Semarang Solo, 2. Semarang Demak Jepara Cepu 3. Semarang Batang Rencana Pembangunan Jalan Outer Ring Road : 1. Semarang Boja, 2. Demak Genuk Pedurungan Meteseh/Tembalang Pudak Payung (Banyumanik) Terminal : 1. Rencana Pembangunan Terminal Mangkang 2. Rencana Pembangunan Terminal Tipe C Sampangan 3. Rencana Pembangunan Terminal Pudak Payung Stasiun Kereta Api 1. Rencana Pengaktifan lagi Stasiun Mangkang dan Alas Tuwo

KEBIJAKAN SIMPUL TRANSPORTASI/ TERMINAL, STASIUN, BANDARA DAN PELABUHAN DI KOTA SEMARANG
Bandar Udara Internasional Ahmad Yani, sebagai simpul yang berskala Regional, Nasional dan Internasional Pelabuhan Tanjungmas, sebagai simpul yang berskala Regional, Nasional dan Internasional dalam pergerakan barang dan Penumpang

Terminal Tipe A Terminal Tipe B Terminal Tipe C Sebagai alternatif simpul dalam memperlancar arus transportasi dalam kota dan luar kota

StasiunKereta Api sebagai simpul yang menghubungkan Semarang dalam skala Nasional (P.Jawa)

Arah Pergerakan Angkutan Barang dan Penumpang Keluar-Masuk Kota Semarang

Keberadaan jalur KA akan semakin memudahkan terintegrasinya simpul-simpul transportasi baik bandar udara, pelabuhan dan terminal Tipe A (antar wilayah)

Untuk mengantisipasi Dampak Pergerakan Masuk dan Keluar nya angkutan barang di Kota Semarang maka diperlukan adanya suatu konsep pengembangan Terminal Barang yang tersinergi dengan modamoda transportasi lainnya (Bandara, Pelabuhan dan Stasiun) dan Pusat Industri dan Perdagangan

KEBIJAKAN SIMPUL TRANSPORTASI/ TERMINAL DI KOTA SEMARANG


Bandar Udara Internasional Ahmad Yani, sebagai simpul yang berskala Regional, Nasional dan Internasional Pelabuhan Tanjungmas, sebagai simpul yang berskala Regional, Nasional dan Internasional dalam pergerakan barang dan Penumpang

Terminal Tipe A Terminal Tipe B Terminal Tipe C Sebagai alternatif simpul dalam memperlancar arus transportasi dalam kota dan luar kota StasiunKereta Api sebagai simpul yang menghubungkan Semarang dalam skala Nasional (P.Jawa)

Rencana tiga terminal Tipe A (antar wilayah) yang mengakomodasi pergerakan eksternal dari tiga arah bangkitan pergerakan (barat, timur dan selatan) sehingga proses akomodasi barang dan jasa dapat berjalan lancar

KEBIJAKAN JARINGAN JALAN


Rencana Jalan Tol Semarang-Demak

Dengan Adanya Rencana Jalan Tol Semarang Batang akan mengurangi kepadatan kendaraan di Pusat Kota yang hendak menuju Barat seperti Batang, cirebon, Jakarta

Rencana Pembangunan Jalan Outer Ring Road : 1. Semarang Boja, 2. Semarang Demak Jepara Cepu

Dengan Adanya Rencana Jalan Tol Semarang Demak akan mengurangi kepadatan kendaraan di Pusat Kota yang hendak menuju Timur seperti Demak, Pati

Rencana Jalan Tol Semarang-Batang

Terminal : 1. Rencana Pembangunan Terminal Mangkang 2. Rencana Pembangunan Terminal Tipe C Sampangan Alternatif JangliRencana Jalan UNDIP dan Rencana 3. Pemakaian Simpang Susun di
Kawasan Jatingaleh Rencana Jalan Tol Semarang Solo

Rencana Pembangunan Jalan Outer Ring Road yang menghubungkan Semarang-Boja yang menyambung dengan Rencana Jalan Tol Semarang-Batang

Dengan Adanya Rencana Jalan Tol Semarang Solo akan mengurangi kepadatan kendaraan di Pusat Kota yang hendak menuju Selatan seperti Solo, Yogya

KEBIJAKAN JARINGAN JALAN LINGKAR DALAM DAN LINGKAR LUAR

Rencana Pembangunan Jalan Outer Ring Road : 1. Semarang Boja, 2. Semarang Demak Jepara Cepu

Terminal : 1. Rencana Pembangunan Terminal Mangkang 2. Rencana Pembangunan Terminal Tipe C Sampangan 3.
Rencana Jalan Tol Semarang Solo

Rencana Jalan Tol Semarang-Batang

Jalur Iner Ring Road Jalur Outer Ring Road

KONSEP PENGEMBANGAN BEBERAPA PUSAT AKTIFITAS

Keberadaan Beberapa Kawasan Industri yang juga menjadi salah satu bangkitan terutama peredaran barang baik yang menuju kota semarang atau hanya transit untuk menuju kota lain di P. Jawa

Tumbuhnya beberapa kawasan perdagangan dan jasa baik itu hotel, atau pusat perdagangan lainnya.

Keberadaan beberapa kawasan wisata khususnya yang bersifat religi seperti masjid agung jateng, Kota Lama, Sam Po Kong dll

Konsep Pengembangan Pendidikan yang juga menjadi Salah Satu Bangkitan berskala Regional dan Nasional

Anda mungkin juga menyukai