Anda di halaman 1dari 24

Potensi Perpindahan Moda Potensi Perpindahan Moda

Berdasarkan Permintaan Berdasarkan Permintaan


Pergerakan dan Karakteristik Pergerakan dan Karakteristik
Jaringan JaIan Perkotaan Jaringan JaIan Perkotaan
OIeh: OIeh:
Kami Hari Basuki, ST., MT Kami Hari Basuki, ST., MT
dan Okto R. ManuIIang, ST., MT. dan Okto R. ManuIIang, ST., MT.
HUBUNGAN TRANSPORTASI DAN HUBUNGAN TRANSPORTASI DAN
PERKOTAAN PERKOTAAN
Kota sebagai tempat permanen dari orang Kota sebagai tempat permanen dari orang- -orang orang
yang menempatinya adaIah hasiI dari pangkaI toIak yang menempatinya adaIah hasiI dari pangkaI toIak
aktivitas manusia seteIah adanya revoIusi agrikuIturaI. aktivitas manusia seteIah adanya revoIusi agrikuIturaI.
SebeIum ditemukannya teknoIogi mekanik dan mesin, SebeIum ditemukannya teknoIogi mekanik dan mesin,
kebutuhan transportasi tetap terIayani dengan kebutuhan transportasi tetap terIayani dengan
perjaIanan yang suIit dan Iambat. perjaIanan yang suIit dan Iambat.
JARINGAN DAN TRANSFORMASI POLA JARINGAN DAN TRANSFORMASI POLA
PRASARANA JALAN PRASARANA JALAN
Jaringan jalan mempunyai pola sesuai dengan Jaringan jalan mempunyai pola sesuai dengan
karakteristik kawasan/wilayah dan rencana karakteristik kawasan/wilayah dan rencana
pengembangannya. Untuk daerah yang pengembangannya. Untuk daerah yang
berkembang secara natural maka pola berkembang secara natural maka pola
jaringannya akan terbentuk dengan karakteristik jaringannya akan terbentuk dengan karakteristik
alamiahnya. alamiahnya.
Perkembangan kota diidentifikasi melalui Perkembangan kota diidentifikasi melalui
pertumbuhan sistem aktivitas residensial dan pertumbuhan sistem aktivitas residensial dan
aktivitas dasar, sehingga kota mengalami aktivitas dasar, sehingga kota mengalami
evolusi sesuai dengan perkembangan waktu evolusi sesuai dengan perkembangan waktu
(Papacostas, C.S., 1887). (Papacostas, C.S., 1887).
Gambar 1 Tahapan EvoIusi Kota
Sumber : Papacostas C.S. and Prevedouros P.D., 1887
Main Street
(Stores) and
Scaterred
Residences
City cores and
residential
neighborhoods
Exposive growth of suburbs with satelite
bisnis districts. Residences and
employment expand to exurbia
Suburban Bisnis
Districts
Previously
ndependent communities
CBD with center city. The city
is surrounded by primarily
recidential suburbs
CBD
Neighborhoods
Radial network of urban
freeway and rail or transit
corridors to facilitate
Suburb-to-CBD
movement
Gambar 2 Perubahan pada Jaringan Transportasi Perkotaan
Sumber : Papacostas C.S. and Prevedouros P.D., 1887
STRUKTUR TATA GUNA LAHAN STRUKTUR TATA GUNA LAHAN
PERKOTAAN PERKOTAAN
Struktur tata ruang Struktur tata ruang
diidentifikasi dengan adanya diidentifikasi dengan adanya
node node atau simpuI yang atau simpuI yang
merupakan cerminan merupakan cerminan
sentraIitas dari aktivitas sentraIitas dari aktivitas
wiIayah dan kota. SimpuI wiIayah dan kota. SimpuI
memiIiki hirarki reIatif, yg memiIiki hirarki reIatif, yg
dipengaruhi oIeh dominasi dipengaruhi oIeh dominasi
dan tingkat kepentingan dan tingkat kepentingan
daIam fungsi wiIayah daIam fungsi wiIayah
(produksi, distribusi serta (produksi, distribusi serta
manajemen). manajemen).
SimpuI AksesibiItas
SimpuI ekonomi
Area Terbangun
Hub. JaIan Raya
Hub. Kereta Api
Hub. Air/Laut
Hub. Udara
SimpuI AksesibiItas
SimpuI ekonomi
Area Terbangun
Hub. JaIan Raya
Hub. Kereta Api
Hub. Air/Laut
Hub. Udara
Gambar 3 SimpuI-simpuI Transportasi
INTEGRASI SISTEM PADA INTEGRASI SISTEM PADA
INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI
1. 1. Moda Transportasi Moda Transportasi
Sumber daya transportasi pada wilayah perkotaan Sumber daya transportasi pada wilayah perkotaan
meliputi jalan, jalan rel, kendaraan transit, meliputi jalan, jalan rel, kendaraan transit, automobiles automobiles, ,
parkir, jalur sepeda dan fasilitas pejalan kaki. parkir, jalur sepeda dan fasilitas pejalan kaki.
nfrastruktur transportasi tersebut memberikan gambaran nfrastruktur transportasi tersebut memberikan gambaran
spektrum yang saling berkaitan menyangkut pelayanan spektrum yang saling berkaitan menyangkut pelayanan
moda transportasinya sebagai contoh: antara bus rapit moda transportasinya sebagai contoh: antara bus rapit
transit dan kereta api, kendaraan dan pejalan kaki, dsb. transit dan kereta api, kendaraan dan pejalan kaki, dsb.
Berikut spektrum pilihan pemilihan moda pada Berikut spektrum pilihan pemilihan moda pada
transportasi perkotaan. transportasi perkotaan.
Gambar 4 Spektrum Moda Transportasi Perkotaan

8
10
Travel time (jam)
100 00 300 00 500 00
Auto
KA
Pesawat
KA Cepat
Distance travelled (km)
Gambar 5 Kompetisi Moda Transpotasi Antar Kota daIam Bentuk Time-space Diagram
Pada titik-titik perpotongan kurva merupakan potensi adanya
perpindahan moda atau transit jika dasar pertimbangan penggunaan
moda adaIah generalized cost dari fungsi yang ada adaIah minimized
time travelled.
2. Jaringan Rute PeIayanan 2. Jaringan Rute PeIayanan
Jaringan pelayanan rute, dalam hal ini pelayanan Jaringan pelayanan rute, dalam hal ini pelayanan
angkutan umum mempunyai berbagai macam pola. angkutan umum mempunyai berbagai macam pola.
Pola rute didasarkan pada karakteristik jaringan Pola rute didasarkan pada karakteristik jaringan
jalan eksisting dan pola tata guna lahan yang ada. jalan eksisting dan pola tata guna lahan yang ada.
!ola Radial !ola Radial
Terdapat pada kota erdapat pada kota- -kota Iama dengan aktivitas utama terkonsentrasi kota Iama dengan aktivitas utama terkonsentrasi
di satu pusat kota yang didukung ruas jaIan radiaI menyebar menuju di satu pusat kota yang didukung ruas jaIan radiaI menyebar menuju
ke pinggiran kota. Tipe jaringan transit seperti ini mempunyai ke pinggiran kota. Tipe jaringan transit seperti ini mempunyai
karakteristik yang Iemah. karakteristik yang Iemah.

Gambar 6 Jaringan Rute RadiaI
rid Network
PoIa ini sudah cukup kuat dengan rute-rute paraIeI dan mempunyai
karakteristik yang sama. Namun demikian poIa ini terbentuk
dengan sangat tergantung pada kondisi topografis wiIayahnya.
PoIa ini cukup mendukung poIa perjaIanan transit dan commuter.

Gambar 7 Grid Network
Radial Criss Cross Radial Criss Cross
PoIa ini berkembang dari gabungan poIa PoIa ini berkembang dari gabungan poIa radial network radial network dan poIa dan poIa
grid network grid network. Ketika CBD sudah cukup kuat dan muncuI pusat . Ketika CBD sudah cukup kuat dan muncuI pusat
kegiatan baru di daerah suburban maka peIayanan transit dapat kegiatan baru di daerah suburban maka peIayanan transit dapat
dikembangkan daIam bentuk ring dengan memotong jaIur radiaI dikembangkan daIam bentuk ring dengan memotong jaIur radiaI
yang ada. yang ada.
Gambar 8 RadiaI Criss Cross
%runk Line With Feeders %runk Line With Feeders
PoIa ini dibangun berdasarkan adanya jaIur utama dengan jaIur PoIa ini dibangun berdasarkan adanya jaIur utama dengan jaIur- -jaIur jaIur
feeders atau penyambung disepanjang koridor utama tersebut. JaIur feeders atau penyambung disepanjang koridor utama tersebut. JaIur
utama biasanya merupakan angkutan massaI. Dan feeders utama biasanya merupakan angkutan massaI. Dan feeders
menghubungkan daerah asaI/tujuan disepanjang koridor utama menghubungkan daerah asaI/tujuan disepanjang koridor utama..
Gambar 9 Trunk Line With Feeders
Infrastruktur Pendukung Infrastruktur Pendukung
Infrastruktur utama sebagai representasi simpuI Infrastruktur utama sebagai representasi simpuI- -simpuI simpuI
perpindahan transportasi ( perpindahan transportasi (ub %ransport ub %ransport) tersebut ) tersebut
antara Iain : TerminaI,Bandara,Stasiun,PeIabuhan, antara Iain : TerminaI,Bandara,Stasiun,PeIabuhan,
HaIte,Parkir,Pedestrian , dsb HaIte,Parkir,Pedestrian , dsb
Namun demikian perIu adanya fasiIitas pendukung Namun demikian perIu adanya fasiIitas pendukung
Iainnya untuk terseIenggaranya peIayanan simpuI Iainnya untuk terseIenggaranya peIayanan simpuI
transportasi, yaitu : JadwaI PeIayanan (scheduIe), Sistem transportasi, yaitu : JadwaI PeIayanan (scheduIe), Sistem
Informasi, ticketing/fares, tax system, RuIes dan Informasi, ticketing/fares, tax system, RuIes dan
ReguIasi ReguIasi
POLA PERMINTAAN PERJALANAN POLA PERMINTAAN PERJALANAN
Direpresentasikan daIam bentuk matrik perjaIanan asaI Direpresentasikan daIam bentuk matrik perjaIanan asaI- -tujuan. tujuan.
Matrik perjaIanan dibentuk berdasarkan bangkitan dan tarikan Matrik perjaIanan dibentuk berdasarkan bangkitan dan tarikan
perjaIanan dari zona perjaIanan dari zona- -zona aktivitas yang teIah ditentukan batasan zona aktivitas yang teIah ditentukan batasan
wiIayah pengamatannya. Sehingga akan memuncuIkan poIa wiIayah pengamatannya. Sehingga akan memuncuIkan poIa
pergerakan cakupan wiIayah yaitu pergerakan internaI dan externaI. pergerakan cakupan wiIayah yaitu pergerakan internaI dan externaI.
Asal/
Tujuan
Internal External
Internal Internal-Internal Internal - External
External External-internal External-external
Gambar 10 PoIa Pergerakan Antar Zona
ona External
ona nternal
Jalan
Cordon line
Screen line
POTENSI PERJALANAN TRANSIT POTENSI PERJALANAN TRANSIT
Potensi perjaIanan transit dimungkinkan jika seIuruh sistem berjaIan Potensi perjaIanan transit dimungkinkan jika seIuruh sistem berjaIan
dengan mendayagunakan karakteristik jaringan, ketersediaan moda dengan mendayagunakan karakteristik jaringan, ketersediaan moda
dan infrastruktur pendukung Iainnya. Namun demikian terdapat dan infrastruktur pendukung Iainnya. Namun demikian terdapat
kendaIa daIam membangun sistem yang terintegrasi mengingat kendaIa daIam membangun sistem yang terintegrasi mengingat
cukup banyak cukup banyak layer layer pada sistem transportasinya. pada sistem transportasinya.


Jaringan Transpotasi Udara
Jaringan
Transpotasi Jalan
Darat
Jaringan
Transpotasi Kereta
Api
Jaringan
Transpotasi Laut
Bandar Udara
Terminal
Stasiun KA
Pelabuhan
Gambar 11 Potensi PerjaIanan Transit pada Berbagai Macam Layer Jaringan Moda

8
10
Travel time (jam)
100 00 300 00 500 00
Auto
KA
Pesawat
KA Cepat
Distance travelled (km)
Gambar 12 Potensi Transit pada PerIajanan Antar Kota.
STUDI KASUS DI KOTA SEMARANG STUDI KASUS DI KOTA SEMARANG
Kedudukan daIam SkaIa NasionaI Kedudukan daIam SkaIa NasionaI
Tinjauan studi kasus di Kota Semarang mengenai kota Tinjauan studi kasus di Kota Semarang mengenai kota
transit dilakukan dengan melihat kedudukan kota pada transit dilakukan dengan melihat kedudukan kota pada
skala nasional, regional dan lokal. Pada skala regional skala nasional, regional dan lokal. Pada skala regional
akan dilihat kedudukan Kota Semarang sebagai bu Kota akan dilihat kedudukan Kota Semarang sebagai bu Kota
Provinsi Jawa Tengah yang menyangga wilayah dan kota Provinsi Jawa Tengah yang menyangga wilayah dan kota- -
kota disekitarnya. kota disekitarnya. Kota Semarang terletak di pesisir pantai Kota Semarang terletak di pesisir pantai
utara Jawa terkait erat dengan koridor dominan di Pulau utara Jawa terkait erat dengan koridor dominan di Pulau
Jawa yaitu Jalan Arteri Primer Pantai Utara Jawa Jawa yaitu Jalan Arteri Primer Pantai Utara Jawa
(Pantura). (Pantura).

8
10
Travel time (jam)
100 00 300 00 500 00
Auto
KA
Pesawat
KA Cepat
Distance travelled (km)
Jakarta Semarang Surabaya
Gambar 14 Potensi Penggunaan Moda dari Kota Jakarta Menuju Semarang dan Surabaya
Peran Kota Semarang yang menjadikannya fungsi transport hub secara
nasionaI atau bahkan internasionaI harus dipertimbangkan secara
menyeIuruh menyangkut fungsi dan peranan transport hub Iain yang sudah
beroperasi, juga harus mempertimbangkan puIa tingkat permintaan
perjaIanannya.
LAUT JAWA
Gambar 15 Lokasi Transport Hub di Kota Semarang
Data Pergerakan di Kota Semarang Data Pergerakan di Kota Semarang
nternal nternal External External Total Total
nternal nternal 75% 75% % % 79% 79%
External External % % 17% 17% 1% 1%
Total Total 79% 79% 1% 1% 100% 100%
Pembangunan Kota Transit di Semarang ditujukan untuk memfasilitasi pergerakan
nternal-internal (75%), disamping itu juga untuk pergerakan external-external
(17%)
KesimpuIan KesimpuIan
Pola Jaringan Jalan Kota Semarang akan Pola Jaringan Jalan Kota Semarang akan
mengikuti Konsep Criss mengikuti Konsep Criss- -Cross Radial, oleh Cross Radial, oleh
karena pergerakan internal dan menerusnya karena pergerakan internal dan menerusnya
juga cukup besar. juga cukup besar.
Perlu perencanaan yang komprehensif Perlu perencanaan yang komprehensif
untuk Pengembangan Kota Transit di Kota untuk Pengembangan Kota Transit di Kota
Semarang dengan mempertimbangkan Semarang dengan mempertimbangkan
Konsep Jaringan Jalan yang akan terbentuk Konsep Jaringan Jalan yang akan terbentuk
( (Criss Criss- -Cross RadiaI Cross RadiaI) )

Anda mungkin juga menyukai