Anda di halaman 1dari 2

BAB IV KESIMPULAN

Penyakit demielinasi merupakan cacat yang biasa ditemui pada kelainan sistem saraf pusat, seperti multipel sklerosis, ensefalomielitis, sklerosis lateral amiotrofik, leukodistrofi metakromatik dan adrenal, leukoensefalitis multifokal progresif, sindrom Guillain-Barre dan sindrom Devic. Pada beberapa penyakit yang disebabkan rusaknya mielin ini dapat menimbulkan beberapa gejala antara lain pasien dapat mulai mengalami masalah neurologis banyak, termasuk kesulitan berjalan, kurangnya kontrol otot, kelelahan, rasa nyeri, kesulitan buang air kecil, masalah penglihatan, dan masalah lain, dan tergantung pada penyakit pasien. Multipel sklerosis (MS) merupakan salah satu contoh dari penyakit demielinasi. Multiple sklerosis (MS) adalah penyakit demielinasi yang paling umum. Dalam gangguan ini, sistem kekebalan tubuh menyerang selubung mielin atau sel-sel yang menghasilkan dan mempertahankannya. Hal ini menyebabkan peradangan dan cedera pada sarungnya dan akhirnya ke serabut saraf yang mengelilingi, dan dapat mengakibatkan di beberapa daerah jaringan parut (sklerosis). Penyakit ini merupakan suatu gangguan neurologis yang palimg sering menyerang orang muda. Di amerika diperkirakan 250.000 hingga 350.000 orang yang terinfeksi dan 1 dari 100 atau kurang dari sepersepuluh dari 1%. Perempuan terinfeksi dua kali lipat dibandingkan laki-laki. Penyakit tersebut lebih sering timbul pada daerah yang beriklim sedang (eropa utara, amerika utara) dengan insidensi 10 per 100.000 populasi, MS jarang terjadi di daerah tropis namun MS lebih jarang terjadi di jepang. Ciri khas perjalanan MS adalah serangkaian serangan terbatas yang menyerang bagian SSP yang berlainan. Masing-masing serangan kemudian akan memperlihatkan beberapa derajat pengurangan, namun keseluruhan gambaran adalah satu keadaan yang makin buruk. Sifat dasar gangguan yang menyebabkan MS tidak diketahui dengan pasti. Bukti-bukti terbaru mendukung teori bahwa MS adalah penyakit autoimun, mungkin berkaitan dengan perilaku lingkungan yang tidak dapat ditentukan seperti infeksi virus

68

Selain penyakit mielinasi, penyakit yang cukup sering terjadi yaitu berkaitan dengan gangguan pada medula spinalis. Jika medula spinalis mengalami kerusakan, maka akan berakibat suatu penyakit, penyakit-penyakit yang berhubungan dengan medula spinalis ini antara lain; tumor medula spinalis dan cedera medula spinalis. Tumor medula spinalis primer merupakan seperenam dari semua tumor otak dan mempunyai prognosis yang baik karena sekitar 60% bersifat jinak. Medula spinalis terganggu hanya dari perekembangan tumornya saja melainkan juga akibat kompresi yang disebabkan oleh tumor. Tumor medula spinalis dapat terjadi pada semua kelompok usia tetapi jarang ditermui sebelum usia 10 tahun. Kolumna vertebralis merupakan lokasi metastasis pada sekitar 5% pasien kanker, sekitar 20% dari pasien-pasien mengalami penekanan medula spinalis yang simptomatik. Metastasis ke medula spinalis paling sering terjadi pada kanker payudara, paru, dan prostat. Tumor medula spinalis primer diklasifikasikan berdasarkan lokasi terhadap dura dan medula spinalis. Karakteristik histologis dari berbagai jenis tumor medula spinalis primer dan sekunder mirip dengan intra-kranial tumor. Tumor intramedulla jarang, akuntansi hanya 5 sampai 10% dari semua tumor medula spinalis. Sebaliknya, tumor jinak dikemas seperti meningioma dan Neurofibroma merupakan antara 55 dan 65% dari semua tumor primer tulang belakang. Setiap lesi dan mekanik yang menekan medula spinalis akan menyebabkan gangguan fungsi yang progresif dan suatu sindroma transeksi medula spinalis yang progresif lambat. Fluktuasi dari intensitas tanda dan gejala yang spesifik juga ditemukan pada lesi kompresif, tetapi tidak pernah ada penyembuhan yang sesungguhnya. Tetapi pengobatan dengan kortikosteroid untuk mengatasi edema selalu memperbaiki gambaran klinis. Contoh lainnya yaitu cedera medula spinalis, insiden kasus ini adalah 42,4 per juta untuk orang dewasa berusia 15-64 tahun, dan 51,4 per juta bagi mereka 65 tahun dan lebih tua. Kecelakaan kendaraan bermotor menyumbang 35% dari cedera tulang belakang. Jatuh bertanggung jawab atas 63% dari cedera antara pasien yang lebih tua dari 65 tahun dan untuk 31% dari keseluruhan cedera. cedera medula spinalis servikal yang paling umum, terutama pada orang tua, dan dikaitkan dengan patah tulang pada hanya 56% kasus. 69

Anda mungkin juga menyukai