Anda di halaman 1dari 11

Nama : Novieka Distiasari NPM : 240210070004 Kelompok : 2 BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN

A. Alat-alat yang Terdapat di Dalam Laboraturium No. Nama Alat 1. Beaker glass Ciri-ciri Bahan: gelas borosilikat. Volume : 100 ml, 250 ml, 1000 ml, dll. Berskala teratur dan permanen. Warna putih. Cawan petri / Diameter Petridis tutupnya lebih besar dari alasnya. Berbentuk bulat dan pendek. Labu ukur Bahan: gelas borosilikat. Volume : 100 ml, 250 ml, dsb. Leher labu yang tinggi dan terdapat batas ukur. Labu Erlenmeyer Bahan: gelas borosilikat. Volume : 100 ml, 250 ml, dsb. Gelas ukur Kegunaan Tempat untuk percobaan, proses difusi osmosis, membuat larutan. Gambar

2.

Untuk mengembangbiakan kultur mikroorganisme. Sebagai tempat untuk menghomogenasikan larutan.

3.

4.

Tempat mereaksikan zat dan atau mencampur zat. Tempat membuat larutan.

5.

Tabung gelas Untuk mengukur yang pada bagian volume larutan. dasarnya berbentuk bundar dan lebih lebar. Kapasitas: 100 ml.

Nama : Novieka Distiasari NPM : 240210070004 Kelompok : 2 6. Pipet tetes Bahan: gelas. Untuk meneteskan Panjang: 150 mm larutan dengan jumlah dengan bagian kecil. atas yang tertutup karet. Untuk meneteskan larutan dengan jumlah volume yang terukur.

7.

Pipet volume

8.

9.

Bahan : gelas. Terdapat skala yang teratur,sehingga mempermudah dalam pengambilan larutan. Batang pengaduk Batang gelas, dengan ujung bulat dan ujung yang lain pipih. Panjang 15 cm. Spatula Terbuat dari bahan stainles stail: bibir lonjong, panjang : 150 mm. Pembakar spirtus Kapasitas 100 ml, bertutup untuk mencegah penguapan, bahan kaca. Kaki tiga Satu ring diamater 80 mm dengan tiga kaki panjang 8 cm. Diameter luar : 8 mm. Buret Skala terkecil terletak paling atas. Dibagian bawah terdapat klep yang dapat membuka atau menutup sebagai tempat larutan keluar.

Pengocok larutan.

Pengambil zat yang tidak bereaksi dengan logam.

10.

Untuk membakar zat atau memanasi larutan. Untuk penyangga pembakar spirtus.

11.

12.

Untuk titrasi larutan baik asam maupun basa.

Nama : Novieka Distiasari NPM : 240210070004 Kelompok : 2 13. Neraca digital Kapasitas : 100 gram Ketelitian : 1/10000 (0,0001) Bahan: gelas borosilikat, Ukuran: 15 x 150mm. Dapat terbuat dari kayu ataupun bahan yang lainnya asalkan dapat menyanggah tabung reaksi. Gelas borosilikat. Panjang jaket kaca 300 mm. Diameter pipa masukankeluaran OD:8, tanpa ada sambungan gelas. Bahan borosilikat. Berlengan, kapasitas 125, dilengkapi karet penutup berlubang kirakira 6 mm. Terbuat dari karet tebal dan berwarna orange. Untuk menimbang bahan-bahan kimia.

14.

Tabung reaksi

Untuk mereaksikan zat, dan melakukan pengenceran. Tempat tabung reaksi.

15.

Rak tabung

16.

Kondensor

Untuk destilasi larutan.

17.

Labu destilasi

Untuk destilasi larutan.

18.

Bulb pipet

Membantu menyedot, menahan, serta mengeluarkan cairan yang masuk ke dalam pipet volume. Menyeimbangkan objek dengan atmosfer terkontrol.

19.

Desikator

Bejana terbuat dari kaca, terkadang dari logam.

Nama : Novieka Distiasari NPM : 240210070004 Kelompok : 2 20. Corong Berbentuk kerucut terbalik dengan puncak yang diperpanjang dengan pipa kecil. Botol semprot Terbuat dari polietilena yang bodinya bias di tekan untuk mendorong air keluar dari ujungnya. pH meter Terdiri dari 2bagian, yaitu : elektoda gelas dan meter yang terdiri dari amplifier serta dihubungkan dengan suatu sistem pembacaan. Spektrofotometer Alat ini bekerja berdasarkan cahaya yang di pancarkan melalui larutan berwarna dimana sebagian cahaya akan diserap larutan tersebut, dan sebagian lagi di transmisikan. Penjepit tabung Bentuk seperti reaksi gunting untuk menjepit. Terbuat dari kayu dan ada pegas untuk menjepit ataupun tidak. Mempermudah untuk memasukan larutan ke dalam suatu wadah (biasanya labu erlenmeyer). Tempat akuades. Sehingga, dapat mengeluarkan air suling.

21.

22.

Mengukur kadar pH.

23.

Analisa ferro dan non ferro.

24.

Untuk menjepit tabung reaksi.

Nama : Novieka Distiasari NPM : 240210070004 Kelompok : 2 B. Pembuatan Larutan


Kelompo k 1 2 3 Pembuatan Larutan Warna Awal Tidak berwarna Bubuk Putih Tidak berwarna Warna Akhir Merah Muda Bening Tidak berwarna Perhitungan 1% x 100 ml = 1 gram V1 . N1 = V2 . N2 V1 = V2 . N2 N1 V1 = 250 ml . 0,1N 1N 4 V1 = 25 ml 2% x 250 ml = 0,5 gram

Alkohol 95% Indikator PP 1% Asam asetat 0,1 N

CuSO4 0,2%

Biru

Biru Muda

V1 . N1 = V2 . N2
N2 = V1 . N1 V2 N2 = 10 ml . 1 100 ml N2 = 0,1

Alkohol 95% Saat 1 liter alkohol 95% yang tidak berwarna diletakkan pada magnetic stirrer, lalu campurkan dengan 5 tetes indikator PP 10% tidak terjadi perubahan warna, namun perubahan warna terbentuk setelah penetesan tetes demi tetes larutan NaOH O,IN. Penetesan NaOH berhenti, setelah terjadi perubahan dari yang tidak berwarna menjadi warna merah muda. Ini menandakan larutan tersebut sudah menjadi netral. Maka, terbentuklah larutan alkohol 95% netral. Indikator PP 1% Masukkan phenolphthalein sebanyak 1,0124 gram yang berupa bubuk putih ke dalam beaker glass. Lalu, aduk rata dengan alkohol 95% sehingga warnanya menjadi sedikit keruh. Masukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan tambahkan alkohol 95% hingga tanda batas. Warna akhir yang terbentuk adalah tidak berwarna. Asam asetat 0,1 N

Nama : Novieka Distiasari NPM : 240210070004 Kelompok : 2 Mengencerkan 25 ml asam asetat 1 N yang tidak berwarna pada awalnya dengan akuades. Masukkan ke dalam labu ukur 250 ml, lalu tambahkan akuades hingga tanda batas. Sehingga terbentuk CH3COOH 0,1 N sebanyak 250 ml yang tidak berwarna juga. CuSO4 0,2% Masukkan CuSO4 sebanyak 0,5090 gram yang berupa cairan berwarna biru ke dalam beaker glass. Lalu, aduk rata dengan akuades sehingga warnanya menjadi sedikit menjadi lebih muda. Masukkan ke dalam labu ukur 250 ml dan tambahkan akuades hingga tanda batas. Warna akhir yang terbentuk adalah biru muda.

PEMBAHASAN

Nama : Novieka Distiasari NPM : 240210070004 Kelompok : 2 A. Alat-alat yang Terdapat di Dalam Laboraturium Semua alat gelas dicuci dengan larutan deterjen menggunakan sikat yang sesuai. Air panas dapat digunakan untuk menghilangkan zat-zat yang menempel pada dasar/dinding gelas. Bila kotoran masih menempel, digunakan larutan asam encer atau basa encer. Larutan kalium dikromat (K2Cr2O7) digunakan untuk mengoksidasi lapisan/kotoran yang masih menempel pada alat gelas dengan cara merendam alat gelas dalam larutan tersebut. Alat-alat dikatakan bersih jika air dilalukan pada permukaan gelas, tidak ada sisa cairan yang menempel. Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Jumlah dari setiap peralatan tersebut tergantung kebutuhan analisa yang akan dilakukan.
Peralatan gelas dapat dikelompokkan sesuai dengan fungsi dan ukurannya : a. Peralatan dasar berbagai jenis dan ukuran : gelas beaker, gelas ukur, erlenmeyer, cawan petri, tabung reaksi, botol, dll. b. Peralatan ukur berbagai jenis dan ukuran : labu ukur, pipet, buret, botol BOD, dll. c. Peralatan analisis : termometer, piknometer, dll.

Keamanan dalam berlaboratorium merupakan prioritas pertama. Untuk menciptakan ini semua diperlukan pengetahuan serta sarana penunjang yang memadai. Keamanan dalam arti luas tidak hanya terbatas pada keamanan personil laboratorium tetapi juga dapat menyangkut keamanan data-data yang bersifat privasi laboratorium. Peralatan yang ada di dalam laboraturium dapat berfungsi dengan baik dan benar. Laboratorium perlu melakukan tindakan verifikasi periodik, pencocokan ke Standar Nasional (kalibrasi), dan manajemen peralatan serta ditunjang oleh kemampuan yang handal tenaga analisnya dalam pengoperasian peralatan tersebut. Bahaya yang mungkin dapat terjadi dapat diantisipasi antara lain dengan cara : Kebakaran, diantisipasi dengan tersedianya alat pemadam kebakaran yang selalu dimonitor kelayakannya. Gas beracun, khusus pada laboratorium kimia diantisipasi dengan membuat ruang asam dengan exhauster, sedangkan personil dilengkapi dengan masker dengan filter yang dapat menetralisir gas kimia tersebut. Kontak langsung dengan bahan kimia padat maupun cair yang berbahaya, diantisipasi dengan sarung tangan dll. B. Pembuatan Larutan

Nama : Novieka Distiasari NPM : 240210070004 Kelompok : 2 Reagensia yang ditemukan di laboraturium analitis dapat dikelompokkan secara kasar,
sebagai berikut : a. Zat kimia kualitas teknis atau dagang terutama digunakan dalam proses industry pada skala besar. b. Reagensia U.S.P merupakan standar yang diterapkan terutama sebagai panduan bagi para apoteker dan praktisis kedokteran. c. Reagensia C.P dapat digunakan untuk maksud analitis pada keadaan tertentu. d. Zat kimia bermutu reagensia (reagent-grade). Asam dan basa tertentu disediakan dalam laboraturium sebagai larutan pekat. Larutan encer disiapkan sesuai kebutuhan dengan menambahkan larutan pekat ke dalam air. Derajat pengenceran seringkali dinyatakan oleh perbandingan volume larutan pekat itu terhadap air. Bahan kimia dapat dikelompokkan sesuai dengan sifat-sifatnya, yaitu : a. Bahan kimia bekas pengujian yang mengandung asam, basa, garam, lemak/minyak, logam berbahaya, pelarut organik, dsb. b. Bahan beracun dan berbahaya : asam, basa, logam berbahaya, pelarut mudah terbakar, toksik, radioaktif, dsb. c. Bahan kimia umum digunakan : asam-basa encer, garam-garam, buffer, dsb. yang tidak berbahaya Suatu analisis yang lengkap sebenarnya terdiri dari lima tahap utama, yaitu : pencuplikan sampel (pemilihan suatu sampel yang representative dari material yang dianalisis), pelarutan sampel, konversi analit menjadi suatu bentuk yang cocok untuk diukur, pengukuran, dan perhitungan serta penafsiran dari hasil pengukuran tersebut. Salah satu pelarut yang paling penting bagi reaksi kimia adalah air. Air merupakan pelarut yang baik untuk zat kimia berbentuk ion atau molekul. Adanya pereaksi larut dalam suatu pelarut, beberapa keuntungan yang dapat diperoleh jika terjadi suatu reaksi. Alasannya, terjadi perbedaan dalm keadaanyang padat dan cair tidak begitu sukar dipahami. Jika kristal dicampurkan, hanya permukaan luarnya saja yang dapat kontak, yang berarti hanya sebagian kecil pereaksi yang mungkin dapat bereaksi. Jika senyawa ini dilarutkan dalam air, masingmasing partikel pereaksi dalam keadaan bebas dan dapat dengan mudah bercampur dengan molekul air.Sehingga, reaksi berjalan dengan cepat. Larutan cairan dapat dibuat dengan cara melarutkan zat padat pada suatu cairan, cairan dalam cairan, atau gas dalam cairan. Selain itu, ada juga kemungkinan untuk mendapatkan larutan dari gas dengan gas, ataupun padat dengan padat. Konsentrasi molar atau molaritas, dengan simbol M dinyatakan sebagai jumlah mol suatu solut (zat yang terlarut) dalam larutan dibagi dengan volume larutan yang ditentukan dalam liter.

Nama : Novieka Distiasari NPM : 240210070004 Kelompok : 2 Molalita didefinisikan sebagai jumlah mol solut per kg solven dan dinyatakan dengan simbol m.
Tipe konsentrasi larutan yang didefinisikan sebagai banyaknya grek zat terlarut per liter larutan, dinyatakan dengan simbol N atau normal, biasanya disebut normalitas.

Alkohol Sesuatu yang mudah menguap, sebutan umum untuk etanol atau etil alkohol, beberapa senyawa yang serupa dengan etanol dalam hal struktur/bangunan, atau adanya gugus hidroksil OH.

Phenolphthalein [2,2-bis(4-hidroksifenil)flalida] Kristal tidak berwarna; C20H14O9; larut dalam alkohol dan pelarut organik lainnya; digunakan sebagai indicator asam-basa. Tidak berwarna dalam larutan asam dan berwarna merah muda dalam larutan basa. Perubahan pH-nya adalah 8,2-10,0.

Organik akuades Berasal dari kata aquadestilata yang berarti air suling. Air yang diperoleh pada pengembunan uap air melalui proses penguapan atau pendidihan air.

Asam asetat (asam etanoat, asam metana karboksilat, asam cuka) Asam karboksilat dengan rumus kimia CH3COOH, zat cair yang tidak berwarna dengan bau khas yang menusuk, larutan yang mengandung 36-37% CH3COOH dan bila diencerkan kadang-kadang digunakan sebagai zat pengerah. Kelarutan semua asetat normal, kecuali perak dan merkuri (I) asetat yang sangat sedikit larut, dengan mudah larut dalam air. Beberapa asetat basa, misalnya asetat basa dari besi, alumunium, dan kromium, tak larut dalam air. Asam bebasnya, CH3COOH, adalah cairan yang tidak berwarna dengan bau yang menusuk, dengan titik didih 1170, titik lebur 170 dan dapat bercampur dengan air dalam semua perbandingan, akan tetapi bersifat korosif terhadap kulit manusia.

BAB VI KESIMPULAN

Nama : Novieka Distiasari NPM : 240210070004 Kelompok : 2 Peralatan yang terbuat dari bahan gelas yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium antara lain : labu ukur, cawan petri, tabung reaksi dan tabung ulir, gelas ukur, beaker glass, botol pengencer, berbagai macam pipet, dll. Peralatan dasar yang umum dimiliki suatu laboratorium berupa alat ukur (timbangan, termometer dll) dan alat penunjang (oven, inkubator dll). Peralatan gelas pada laboratorium kebanyakan terbuat dari alkali borosilicate. Pada bahan tersebut memiliki keunggulan antara lain tahan terhadap reaksi kimia kecuali pada bahan hidrofluoric dan phosphoric acid, tahan pecah dan tahan panas. Keamanan dalam berlaboratorium merupakan prioritas pertama Peralatan yang ada di dalam laboraturium dapat berfungsi dengan baik dan benar. Laboratorium perlu melakukan tindakan verifikasi periodik, pencocokan ke Standar Nasional (kalibrasi), dan manajemen peralatan serta ditunjang oleh kemampuan yang handal tenaga analisnya dalam pengoperasian peralatan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Nama : Novieka Distiasari NPM : 240210070004 Kelompok : 2 http://media.diknas.go.id/ (diakses pada tanggal 18 September 2008) Anonim.2007. Pedoman Praktikum Kimia Dasar. Unpad, Jatinangor. Mulyono, Drs. MPd.1997. Kamus Kimia. Ganeca Silatama, Bandung. Brandy, James E. 1999. Kimia Universitas. Penerjemah Dra. Sukmariah Maun, dkk. Binarupa Aksara, Jakarta. Svehla, G., Ph.d, D.sc, F.R.I.C.1985. Analisis Anorganik Kualitatif. Penerjemah Ir. L. Setiono,dkk. Penerbit PT Kalman Media PUstaka, Jakarta. Underwood, A. L.,dkk.2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Penerjemah Dr. Ir. Sopyan, M.Eng. Penerbit Erlangga, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai