Anda di halaman 1dari 67

1.

2.

PENYAKIT YANG MENYERTAI KEHAMILAN DAN NIFAS INFEKSI YANG MENYERTAI KEHAMILAN DAN NIFAS

Sejak tahun 1960-an, ada kecenderungan naiknya penyebaran penyakit kelamin menular yang disebabkan perubahan perilaku seksual. Selain itu, kelainan yang terjadi pada sistem reproduksi lainnya pun mulai terungkap seiring dengan berkembangnya pengetahuan di bidang kedokteran, seperti kasus ketidakcocokan darah dan kelainan genetis.

Bila seorang ibu hamil terinfeksi toksoplasma dampaknya akan sangat serius karena bisa mengakibatkan

kematian janin, cacat bawaan pada janin, cacat pada otak, infeksi pada mata pertumbuhan janin terhambat. Di kemudian hark anak itu

mudah menderita serangan kejang-kejang dan hambatan dalam perkembangan mental. Infeksi toksoplasma terjadi akibat masuknya kista parasit Toxoplasma gondii melalui saluran pencernaan. Infeksinya tidak tampak secara nyata kecuali dengan pemeriksaan darah karena gejalanya demam panas dan dingin sehingga hampir

Di kemudian hari anak itu mudah menderita serangan kejang-kejang dan hambatan dalam perkembangan mental. Infeksi toksoplasma terjadi akibat masuknya kista parasit Toxoplasma gondii melalui saluran pencernaan. Infeksinya tidak tampak secara nyata kecuali dengan pemeriksaan darah karena gejalanya demam panas dan dingin sehingga hampir

Beberapa kasus kegagalan embriogenesis di dalam kandungan sang ibu, membuat kecacatan fisik pada saat reproduksi seperti adanya
kelamin ganda (hermafrodit) atau bahkan tidak mempunyai kelamin sama

sekali. Pada beberapa kasus, terjadi kembar siam yang dempet pada bagian kepala, dada, atau bagian tubuh lainnya. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?

Kesehatan reproduksi erat kaitannya dengan perilaku seksual. Umumnya, penyakit pada sistem reproduksi bersifat menular. Infeksi ditularkan melalui hubungan seksual atau melalui pertukaran cairan tubuh secara langsung.

Penderita penyakit seksual menular pada wanita akan lebih parah akibatnya jika dibandingkan dengan pria. Hal tersebutmenyangkut saluran reproduksi bayi. Beberapa jenis penyakit menular dapat menulari bayi yang berada di dalam kandungan, baik melalui plasenta atau pada saat kontak fisik sewaktu proses kelahiran.

Efek yang tampak pada bayi antara lain bayi yang lahir dengan
berat badan di bawah normal, infeksi pada mata, paru-paru, darah, kerusakan jaringan otak sehingga mengakibatkan kelumpuhan, kebutaan, infeksi saluran dalam lainnya.

a. Herpes merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus herpes. Gejalanya tidak tampak secara langsung. Umumnya, ditandai dengan timbulnya bintik-bintik merah, rasa sakit ketika urinasi, dan (buang air kecil) gatal-gatal di sekitar alai kelamin. Lama-kelamaan, penyakit ini dapat membuat kelelahan pada otot dan menyerang jaringan saraf pusat..

bisa ditularkan kepada bayi selama melahirkan normal. Bayi yang tidak terinfeksi dengan herpes bisa mengalami infeksi otak yang mengancam nyawa disebut herpes encephalitis. Jika herpes menghasilkan luka pada daerah kelamin di akhir kehamilan, wanita biasanya dianjurkan untuk melahirkan dengan operasi sessar, sehingga virus tersebut tidak ditularkan kepada bayi.

Gonorrhea disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Di masyarakat, penyakit kelamin ini dikenal juga dengan nama kencing nanah. Bakteri penyebab gonorrhea tidak dapat hidup di luar tubuh sehingga hanya akan menular melalui kontak hubungan seksual.

Penderita gonorrhea akan mengalami rasa sakit yang luar biasa pada saat buang air kecil (kencing), yaitu rasa pedih dan terbakar. Seringkali disertai dengan urine yang bernanah. Biasanya, penyakit ini tidak cepat dirasakan oleh wanita sehingga jarang sekali wanita yang mengalami keluhan terserang gonorrhea. Pada wanita, infeksi tersebut menyebabkan pembentukan selaput lendir di tuba fallopi yang mencegah pergerakan sperma menuju sel telur sehingga mengakibatkan kemandulan

Gejala pertama pada penyakit ini adalah rasa pedih di sekitar kemaluan atau di sekitar mulut. Sering disebut dengan raja singa Penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yang menyebar melalui kontak cairan, seperti di daerah kelamin, mulut, anus, dan cairan payudara. Jika gejala awal tidak segera ditanggulangi, pada tahap selanjutnya, infeksi dapat menyebabkan gangguan organ lainnya, seperti hati, jantung, kelenjar getah boning dan kerusakan sistem saraf pusat.

Tentu Anda sudah tidak aSing lagi dengan penyakit AIDS. Banyak orang menghubungkan penyakit AIDS dengan kondisi tubuh yang menjadi kurus dan bercak-bercak merah, padahal hal tersebut belum tentu benar, penyakit AIDS hanya dapat menyebar melalui kontak cairan tubuh secara langsung, seperti transfusi darah dan hubungan seksual.

AIDS akan menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga dalam waktu yang lama, penderita tidak memiliki sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita dapat terbunuh oleh infeksi penyakit ringan, seperti flu atau tifus

Sekitar seperempat wanita hamil yang memiliki infeksi virus immunodeficiency manusia (HIV) yang tidak diobati, yang menyebabkan AIDS, menularkannya kepada bayi mereka. Para ahli menganjurkan bahwa wanita dengan infeksi HIV menggunakan obat-obatan antiretroviral selama kehamilan. Ketika wanita hamil menggunakan obat-obatan ini, resiko penularan HIV kepada bayi mereka berkurang lebih sedikit dibandingkan 2%. Untuk beberapa wanita dengan infeksi HIV, melahirkan dengan operasi sessar, direncanakan kemudian, bisa mengurangi resiko penularan HIV kepada bayi lebih lanjut. Kehamilan tidak tampak mempercepat kemajuan infeksi HIV pada wanita.

Sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis. B Berbagai usaha telah dilakukan untuk pemberantasan penyakit ini. Pada tahun 1993, WHO mencanangkan kedaruratan global penyakit TB, karena pada sebagian besar negara di dunia, penyakit TB tidak terkendali.Ini disebabkan banyaknya penderita yang tidak berhasil disembuhkan, terutama penderita menular (BTA positif).

Pada tahun 1995, diperkirakan setiap tahun terjadi sekitar 9 juta penderita baru TB dengan kematian 3 juta orang (WHO, Treatment of Tuberculosis, Guidelines for National Programmes, 1997). Di negara-negara berkembang kematian akibat TB merupakan 25% dari seluruh kematian, yang sebenarnya dapat dicegah. Diperkirakan 95% penderita TB adalah kelompok usia produktif (15-50 tahun) Kematian wanita karena TB lebih banyak dari pada kematian karena kehamilan, persalinan dan nifas (WHO).

Penyakit TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan bahwa penyakit TB merupakan penyebab kematian nomor tiga, setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan pada semua kelompok usia, dan nomor satu dari golongan penyakit infeksi.

Tahun 1999, WHO memperkirakan setiap tahun terjadi 583.000 kasus baru dengan kematian karena TB sekitar 140.000. Secara kasar diperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 130 penderita baru TB BTA positif.

Penularan biasanya melalui udara, yaitu dengan inhalasi droplet nukleus yang mengandung basil TB. Hanya droplet nukleus ukuran 1-5 (mikron) yang dapat melewati atau menembus sistem mukosilier saluran nafas sehingga dapat mencapai dan bersarang di bronkiolus dan alveolus. Di sini basil tuberkulosis berkembang biak dan menyebar melalui saluran limfe dan aliran darah tanpa perlawanan berarti dari penjamu karena belum ada kekebalan awal.

Di alveolus tersebut terjadi reaksi inflamasi nonspesifik. Makrofag dalam alveolus akan memfagositosis sebagian basil tuberkulosis tetapi belum mampu membunuhnya sehingga basil TB dalam makrofag umumnya tetap hidup dan berkembang biak. Basil TB yang menyebar melalui saluran limfe mencapai kelenjar limfe regional. Sedangkan melalui aliran darah akaN mencapai berbagai organ tubuh, terutama organ dengan tekanan oksigen yang tinggi, seperti hepar, lien, ginjal, tulang, otak, bagian lain dari paru dan lainlain.

Inhalasi basil TB Alveolus Fagositosis oleh makrofag Basil TB berkembang biak Destruksi basil TB Destruksi makrofag Resolusi Pembentukan tuberkel Kelenjar limfe Kompleks Ghon Perkijuan Penyebaran hematogen Kalsifikasi Pecah Lesi sekunder paru Lesi di hepar, lien, ginjal, tulang, otak

Basil TB dapat langsung menyebabkan penyakit di organ-organ tersebut atau hidup dorman dalam makrofag jaringan dan dapat menyebabkan TB aktif bertahun-tahun kemudian. Tuberkel dapat juga hilang dengan resolusi, berkalsifikasi membentuk kompleks Ghon, atau terjadi nekrosis dengan massa kiju yang dibentuk dari makrofag. Kalau masa kiju mencair maka basil dapat berkembang biak ekstraseluler sehingga dapat meluas di jaringan paru dan terjadi pneumonia, lesi endobronkial, pleuritis dan dapat menyebar secara bertahap menyebabkan lesi di organ-organ lainnya atau TB milier.

Kalau masa kiju mencair maka basil dapat berkembang biak ekstraseluler sehingga dapat meluas di jaringan paru dan terjadi pneumonia, lesi endobronkial, pleuritis dan dapat menyebar secara bertahap menyebabkan lesi di organ-organ lainnya atau TB milier.

Diagnosis pasti adalah bila ditemukan basil M. tuberculosis dari bahan yang diambil dari sputum, bilasan lambung, biopsi, dan lain-lain. Tetapi pada anak hal ini sulit dan jarang didapat, sehingga sebagian besar diagnosis tuberkulosis anak didasarkan atas gambaran klinis, radiologis, dan uji tuberkulin. Untuk itu penting dipikirkan adanya tuberkulosis pada anak kalau terdapat keadaan atau tanda-tanda yang mencurigakan, misalnya kontak erat atau serumah dengan penderita tuberkulosis dengan sputum BTA positif, terdapat reaksi kemerahan setelah penyuntikan BCG dalam 3 sampai 7 hari, atau ditemukan gejala umum.

Gejala Umum/Tidak Spesifik:


Berat badan turun atau malnutrisi tanpa sebab

yang jelas. Berat badan tidak naik dalam satu bulan dengan penanganan gizi yang baik. Nafsu makan tidak ada (anoreksia) dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik (failure to thrive) Demam lama atau berulang tanpa sebab yang jelas, dapat disertai keringat malam Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit, biasanya multipel, paling sering di daerah leher, axilla, dan inguinal

Gejala respiratorik Pada anak kecil, tuberkulosis tidak selalu disertai batuk, dahak, dan hemoptisis seperti penderita dewasa. Batuk tidak selalu merupakan gejala utama dan jarang ada batuk darah. Batuk dapat terjadi karena iritasi oleh kelenjar yang membesar dan menekan bronkus. Pada anak yang lebih besar gejala tuberkulosis dapat seperti penderita dewasa, di mana terdapat batuk dengan dahak dan dapat pula terjadi hemoptisis.

6. Gejala gastrointestinal:
diare persisten yang tidak sembuh dengan

pengobatan diare benjolan / massa di abdomen tanda-tanda cairan dalam abdomen

TB kulit / skrofuloderma TB tulang dan sendi

- tulang punggung (spondilitis) gibbus - tulang panggul (koksitis) pincang - tulang lutut: pincang dan / atau bengkak - tulang kaki dan tangan dengan gejala

pembengkakan sendi, gibbus, pincang, sulit membungkuk

TB Otak dan Syaraf: Meningitis Dengan gejala iritabel, kaku kuduk, muntahmuntah dan kesadaran menurun Gejala Mata: conjunctivitis phlyctenularis Tuberkel koroid (hanya terlihat dengan funduskopi

Anjuran supaya tidak hamil selama pengobatan

Infeksi virus hepatitis B dapat menyebabkan masalah kesehatan. Seseorang yang terinfeksi virus ini mungkin tidak menunjukkan tandatanda terinfeksi, namun dapat menularkannya pada kepada orang lain.

Infeksi virus hepatitis B merupakan masalah khusus pada wanita hamil. Tidak hanya wanita hamil sendiri yang menghadapi infeksinya, juga dapat menularkan virus ke bayinya kira2 1 dalam 500-1000. Wanita hamil lebih mungkin terinfeksi tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda apapun.

Virus hepatitis B adalah salah satu dari sejumlah virus yang menyerang dan merusak hati. (Jenis lain termasuk hepatitis A, hepatitis C, dan hepatitis D). Hepatitis B Virus ini menularkan dari orang ke orang dengan cara yang terinfeksi cairan tubuh. Cairan tubuh termasuk: darah, semen, cairan vaginal dan air ludah.

Virus dapat menyebar melalui hubungan seks. Virus juga dapat menular kepada seseorang yang terkontak dengan darah dari orang yang terkena. Hal ini dapat terjadi dalam berbagai cara, misalnya dengan berbagi jarum dengan seseorang yang terinfeksi virus. Virusnya juga dapat tertular selama proses pertolongan persalinan.

Penyakit ini dapat bersifat kronis (jangka panjang). Hepatitis kronis dapat mengancam kehidupan. Orang dengan hepatitis kronis bisa mengalami komplikasi , seperti sirosis dan kanker hati.

Gejala-gejala hepatitis dapat berupa * Kelelahan * Kehilangan nafsu * Mual * Penyakit kuning (kulit dan mata) * Pipis jadi berawarna gelap * Rasa nyeri di hati * Nyeri2 otot

Sering setelah terkena hepatitis ini seseorang menjadi kebal (imunitas alami) tetapi ada juga yang tidak menjadi kebal, tetapi tidak menunjukkan tanda infeksi. Orang ini disebut carrier (pembawa). Carrier dapat menularkan ke orang lain. Seorang wanita yang carrier dapat menularkn virus ke bayi saat lahir.

Ketika wanita hamil yang terinfeksi virus hepatitis B, ada kesempatan akan tertularnya janin. Apakah bayi akan mendapatkan virus tergantung pada saat terjadinya infeksi. Jika terjadi di awal kehamilan, kesempatannya kurang dari 10% akan tertular virus. Jika terjadinya infeksi ibu diakhir kehamilan , maka 90% kesempatan bayi akan terinfeksi.

Hepatitis dapat parah pada bayi. Hal ini dapat mengancam kehidupan mereka. Bayi baru lahir yang terinfeksi memiliki risiko tinggi (hingga 90%) menjadi carrier dan dapat menularkan ke orang lain. Ketika mereka menjadi dewasa, bayi carrier memiliki 25% risiko mati akibat sirosis hati atau kanker hati.

Ada langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah terinfeksi hepatitis B virus. Salah satunya adalah seks yang aman. Penggunaan kondom saat berhubungan seks dapat membantu mencegah infeksi virus hepatitis B dan penyakit menular seksual (STD) lainnya, seperti HIV/AIDS.

Perlakuan pada pasien infeksi HBV akut adalah terapi supportive. Dapat diberikan interferon-alpha atau lamivudine. Interferon tidak berdampak negatif pada janin. Lamivudine bersifat teratogenic pada TM I. Boleh digunakan mulai TM II untuk mencegah penularan perinatal.(ACOG)

Virus Rubella adalah salah satu agen teratogenik paling dikenal. Jika infeksi rubella primer terjadi selama kehamilan, virus mungkin melewati plasenta dan menyebabkan infeksi janin, period tergantung pada masa kehamilan

Meskipun rubella terutama penyakit kanakkanak (3-10 tahun), lebih dari 70% kasus terjadi pada orang lebih dari 15 tahun dan dalam usia reproduksi Masa inkubasi 14-18 hari, tetapi bisa juga sampai selama 21 hari. Infektivitas mungkin berkisar dari seminggu sebelum gejala muncul sampai sekitar seminggu setelah ruam muncul, dan maksimum ketika ruam yang meletus

Penyakit ini di seluruh dunia dalam dan cenderung terjadi pada epidemi di populasi yang diimunisasi setiap 4-9 tahun dalam pola musiman selama akhir musim dingin dan musim semi. Virus diisolasi pada tahun 1962, dilemahkan dan pembuatan vaksin mulai dikembangkan pada tahun 1967 yang menjadi tersedianya vaksin secara komersial sejak tahun 1969

1. 2.

3.

4.

gejala prodromal coryza, sakit tenggorokan dan Demam, yang menyambut awal viremia. Postauricular dan belakang leher lymphadenopathy mungkin muncul bahkan 7 hari sebelum ruam dan tetap selama 10-14 hari setelah ruam. ruam wajah makula mungkin muncul dalam waktu 24 jam setelah timbulnya gejala prodromal. Ruam bisa menyebar ke batang tubuh dan ekstremitas dan dalam waktu 3 hari, dibandingkan dengan ruam campak Jarang, komplikasi seperti arthralgia, ensefalitis dan purpura thrombocytopenic dapat terjadi

Wanita hamil nonimmune dapat terinfeksi langsung oleh tetesan dari hidung dan tenggorokan pada kontak dengan klinis atau lebih sering kasus subklinis dari rubella. Mungkin ada riwayat kontak dengan anak / dewasa memiliki demam dan ruam. Masa inkubasi 14-18 hari, tetapi bisa juga sampai selama 21 hari. Infektivitas mungkin berkisar dari seminggu sebelum symptoms to about a week after the rash appears, and it is gejala sampai sekitar seminggu setelah ruam muncul, dan maximum when the rash is erupting maksimum ketika ruam yang meletus

Wanita berisiko tinggi untuk tertular rubella selama kehamilan adalah 1. mereka yang nonimmune terhadap rubella dan resiko tertular Lebih dari 50 % 2. 50 % tidak menunjukkan tanda-tanda klasik dan gejala demam Oleh karena itu, tes serologi digunakan untuk mendiagnosa akut

infeksi pada wanita hamil Secara umum, produksi IgM meningkat pada reaksi akut, diikuti dengan IgG dalam 1-3 minggu kemudian Diagnosis infeksi akut ibu dibuat jika IgG ibu menjadi IgG empat kali lipat peningkatan dalam serial titer IgG selama 2-3 minggu, atau memperlihattkan IgM spesifik patogen

parvovirus B-19 Enterovirus, Measles arbovirus infections. Diagnosis klinis infeksi rubella akut pada kehamilan sangat sulit Ruam ini tidak sangat spesifik atau jelas, dan sebagian besar kasus terutama yang menular subklinis

Katarak Cacat jantung Tuli sensorineural

Anomali kelainan patologis intrauterine

rubella, bawaan lainnya dapat terjadi

Rutinitas perawatan antenatal diberikan, dengan rinci USG dilakukan pada 12-14 minggu dan 18-20 minggu untuk melihat malformasi struktural.

Wanita yang kebal terhadap rubella setelah infeksi alam atau vaksinasi IgG menunjukkan antibodi seumur hidup.Kehadiran imunitas alami (IgG + ve) adalah parameter perlindungan dari infeksi selama kehamilan, sama seperti yang ditawarkan oleh vaksinasi. Oleh karena itu, sebelum hamil skrining dari semua wanita dan demonstrasi kekebalan tinggi terhadap seorang wanita relatif tidak ada risiko infeksi rubella selama kehamilan.

Jika infeksi rubella primer terjadi selama kehamilan, rubela akan melewati plasenta, dan menyebabkan janin infeksi tergantung pada saat kehamilan. Infeksi terjadi pada 12 minggu pertama kehamilan menyebabkan rubella bawaan infeksi pada 90%, dengan hampir 100% risiko cacat bawaan. Dari 13 sampai 17 minggu risiko infeksi adalah sekitar 60%, dan risiko cacat sekitar 50%. Dari 18 sampai 24 minggu risiko infeksi sekitar 25% dengan hampir tidak ada risiko cacat bawaan

Anda mungkin juga menyukai