Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

AGAMA
MANUSIA

Universitas Negeri Manado Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Ilmu Kimia 2010

BAB I PENDAHULUAN

Menurut Plato manusia adalah ibarat teks yang sulit maknanya dan harus diuraikan oleh filsafat. Manusia sebagai makhluk sosial, manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Kesaksian alkitab adalah yang paling awal menjelaskan tentang manusia merupakan ciptaan Tuhan. Manusia adalah ciptaan-Nya yang paling sempurna. Manusia sebagai makhluk imago dei (serupa gambar Allah) dan religius. Manusia mempunyai indera-indera yang aktif dan juga memiliki otak untuk berpikir. Manusia sebagai makhluk sosial menunjuk kepada kecenderungan manusia yang tetap untuk berorientasi terhadap sesama manusia. Tapi, kenyataannya manusia seringkali mencelakai sesamanya sendiri.

BAB II PERMASALAHAN

Dalam perjalanan hidup manusia, pada awalnya manusia telah membuat kejahatan (Kain dan Habel, Kejadian 4). Disinilah contoh dari suatu pelanggaran hak asasi. Hak asasi manusia merupakan hak yang telah didapatkan seseorang sejak dia lahir. Pembunuhan Kain dan Habel membuktikan bahwa pada awalnya manusia telah membuat suatu pelanggaran hak asasi, yaitu perampasan hak untuk hidup. HAM adalah hak yang didapat seseorang sejak dia lahir. Hak ini adalah hak yang didapat seumur hidup sampai dia mati. Tapi, ada sekelompok orang yang berusaha merebut hak asasi seseorang. Inilah yang sering kita sebut pelanggaran HAM.

BAB III PEMBAHASAN

Sekarang ini seiring dengan berkembangnya pengetahuan, manusia lebih mengerti dengan apa yang dimaksud dengan pelanggaran HAM. Tapi, dengan pengetahuan juga manusia lebih mengerti bagaimana caranya untuk berbuat kejahatan. Dengan pengetahuan dari manusia tersebut, maka pelanggaran HAM yang terjadi semakin banyak. Contoh dari pelanggaran HAM yaitu; 1. Pembunuhan; 2. Aborsi; 3. Perusakan citra manusia seperti pergaulan bebas; 4. Dsb. Sekarang kita akan membahas beberapa pelanggaran HAM.

1. Pelanggaran HAM Berat Di Indonesia (Trisakti, Semanggi I dan Semanggi II) Tragedi Trisakti tanggal 12 Mei 1998 menjadi pemicu kerusuhan sosial yang mencapai klimaksnya pada 14 Mei 1998. Tragedi ini dipicu oleh menyalaknya senapan aparat yang menewaskan empat mahasiswa Trisakti. Menurut laporan Relawan Kemanusiaan, kerusuhan tidak berlangsung begitu saja. Fakta yang aneh, menurut mereka, setelah terjadi aksi kerusuhan yang sporadis, aparat tampak menghilang, sementara sebagian kecil saja hanya memandangi aksi penjarahan yang berlangsung didepan mereka.

Masih menurut laporan Relawan, kerusuhan itu tampak direkayasa. Aksi itu dipimpin oleh sekelompok provokator terlatih yang memahami benar aksi gerilya kota. Secara sporadis mereka mengumpulkan dan menghasut massa dengan orasiorasi. Ketika massa mulai terbakar mereka meninggalkan kerumunan massa dengan truk dan bergerak ke tempat lain untuk melakukan hal yang sama. Dari lokasi yang baru, kemudian mereka kembali ke lokasi semula dengan ikut membakar dan menjarah mal-mal. Sebagian warga yang masih dalam gedung pun ikut terbakar. Data dari Tim Relawan menyebutkan sekurangnya 1190 orang tewas terbakar dan 27 lainnya tewas oleh senjata. Tragedi Trisakti kemudian disusul oleh tragedi semanggi I pada 13 November 1998. Dalam tragedi itu, unjuk rasa mahasiswa yang dituding mau menggagalkan SI MPR. Mahasiswa harus berhadapan dengan kelompok Pam Swakarsa yang mendapat sokongan dari petinggi militer. Pam Swakarsa terdiri dari tiga kelompok, dari latar belakang yang berbeda. Pembentukan Pam Swakarsa belakangan mendapat respon negatif dari masyarakat. Mereka kemudian mendukung aksi mahasiswa, yang sempat bentrok dengan Pam Swakarsa. Dalam tragedi Semanggi I yang menewaskan lima mahasiswa, salah satunya Wawan seorang anggota Tim Relawan untuk Kemanusiaan ini, tampak tentara begitu agresif memburu dan menembaki mahasiswa. Militer dan polisi begitu agresif menyerang mahasiswa, seperti ditayangkan oleh sebuah video dalam Rapat Dengar Pendapat Umum di DPR Selasa 6 Maret 2001.

Rekaman itu memperlihatkan bagaimana polisi dan tentara yang berada di garis depan berhadapan dengan aksi massa mahasiswa yang tenang. Pasukan AD yang didukung alat berat militer ini melakukan penembakan bebas ke arah mahasiswa. Para tentara terus mengambil posisi perang, merangsek, tiarap di sela-sela pohon sambil terus menembaki mahasiswa yang berada di dalam kampus. Sementara masyarakat melaporkan, saat itu dari atap gedung BRI satu dan dua terlihat bola api kecil-kecil meluncur yang diyakini sejumlah saksi sebagai sniper. Serbuan tembakan hampir berlangsung selama dua jam. Satu tahun setelah itu, tragedi Semanggi II terjadi. Dalam kasus ini 10 orang tewas termasuk Yun Hap (22 th), mahasiswa Fakultas Teknik UI ikut tewas. Insiden ini terjadi di tengah demonstrasi penolakan mahasiswa terhadap disahkannya RUU Penanggulangan Keadaan Bahaya (RUU PKB). Kasus ini, menurut Hermawan Sulistyo dari Tim Pencari Fakta Independen menyebut seperti sudah diperkirakan sebelumnya oleh aparat. Dia menuturkan begini; ''Yun Hap ditembak pukul 20:40 oleh konvoi aparat keamanan yang menggunakan sekurangnya enam truk militer yang mendekat dari arah Dukuh Atas. Konvoi menggunakan jalan jalur cepat sebelah kanan alias melawan arus. Paling depan tampak mobil pembuka jalan menyalakan lampu sirine tanpa suara. Sejak masuk area jembatan penyeberangan di depan bank Danamon, truk pertama konvoi mulai menembak. Sejumlah saksi mata melihat berondongan peluru dari atas truk pertama, menyusul tembakan dari truk-truk berikutnya.''

Berdasarkan fakta di lapangan TPFI menegaskan tidak mungkin ada kendaraan lain selain kendaraan aparat. Sebab, jalur cepat yang dilalui truk-truk itu masih ditutup untuk umum. Lagi pula truk-truk itu bergerak melawan arus, jadi tidak mungkin ada mobil lain yang mengikuti. Akibat peritiwa itu, sejumlah petinggi TNI Polri diburu hukum dan menimbulkan trauma bagi para korban.

2. Perdagangan Anak Perdagangan anak didefinisikan oleh ODCCP (Office for Drug Control and Crime Prevention) sebagai perekrutan, pemindahan, pengiriman, penempatan atau menerima anak-anak di bawah umur untuk tujuan eksploitasi dengan menggunakan ancaman, kekerasan, ataupun pemaksaan lainnya seperti penculikan, penipuan, kecurangan, maupun penyalahgunaan wewenang. Juga memberi, menerima uang atau bantuan untuk mendapatkan persetujuan dari orang yang menguasai penuh atas anak itu. Perdagangan anak biasanya bertujuan:

eksploitasi untuk pekerjaan (termasuk perbudakan dan tebusan), eksploitasi seksual (termasuk prostitusi dan pornografi anak), eksploitasi untuk pekerjaan ilegal (seperti mengemis dan perdagangan obat terlarang), dan

perdagangan adopsi.

Perdagangan anak terjadi, berujung pada konvensi internasional atas penindasan wanita dan anak-anak yang diselenggarakan pada tanggal 30 September 1921. Alasan lain adalah eksploitasi seksual atas anak-anak melalui sejumlah alasan hukum yang dapat dikenakan hukuman. 3. Perdagangan Wanita (HUMAN TRAFICKING) Perdagangan wanita didefinisikan serangkaian proses atau tindakan eksploitasi yang dilakukan untuk tujuan-tujuan tertentu dengan menjanjikan mendapat kehidupan yang layak dan pantas. Human trafficking bertujuan untuk mengeksploitasi wanita untuk keperluan pribadi. Perdagangan tersebut sering terjadi di kota-kota besar, seperti Jakarta dan Surabaya. Akibat dari ini adalah terciptanya suatu pengrusakan mental daripada penerus bangsa terutama wanita.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan HAM adalah sesuatu yang dimiliki seseorang sejak dia lahir sampai dia mati hak yang didapat seseorang sejak dia lahir. Tapi, seringkali hak asasi yang dimiliki dirampas oleh beberapa sekelompok orang. Pelanggaran HAM, sering terjadi karena ketidakpuasan seseorang atau sekelompok orang yang ingin mengambil hak asasi orang lain. Seperti pada masalah perdagangan anak, anak yang seharusnya memiliki hak untuk menjadi manusia dirampas dengan begitu saja. Tidak hanya, dalam tragedi Trisakti, Semanggi I dan Semanggi II, sekelompok orang menghasut mahasiswa dan TNI untuk saling menyerang. Manusia telah melenceng dari seharusnya, manusia menggunakan

wewenangnya untuk mencelakai yang lebih lemah daripadanya. Manusia telah berdosa terhadap sesamanya sendiri. Oleh karena itu, manusia harus kembali pada keadaan sebelumnya, kembali pada sang pencipta.

Saran Dalam proses pembuatan makalah agama oleh kelompok 1 (satu), kami berharap ada tambahan dan tanggapan oleh rekan-rekan yang membangun agar dalam pembuatan makalah kedepan kami bisa lebih baik. Saat penyusunan makalah kami sering menghadapi kesulitan dari sumber-sumber materi yang kurang.

Anda mungkin juga menyukai