Anda di halaman 1dari 12

I.

Pendahuluan Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

tubuh menjadi sel kanker. Sel kanker dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Selsel yang terus menerus tumbuh menjadi benjolan yang disebut dengan tumor. Pada tahun 2003, WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa kanker merupakan problem kesehatan yang sangat serius karena jumlah penderita meningkat sekitar 20% per tahun. Kanker payudara, yang dinyatakan sebagai pembunuh no.2 setelah kanker leher rahim, dan juga mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri, diperkirakan 10 dari 100.000 penduduk terkena penyakit kanker payudara. Di Indonesia terdapat beberapa faktor yang menyebabkan keterlambatan pengobatan maupun pencegahan kanker payudara. 70% dari penderita berkunjung ke dokter atau rumah sakit pada keadaan stadium lanjut. Selain itu, masih banyak juga mitos yang salah mengenai penyakit kanker payudara, salah satunya seperti bahwa pria bebas dari kanker payudara. Itu adalah pendapat yang salah. Walau persentasenya lebih kecil daripada wanita, kanker payudara pada pria juga berbahaya. Penyebaran kanker payudara pada pria lebih cepat karena jaringan sekitar payudara pria lebih tipis dari wanita sehingga pada tahap awal mungkin sudah terjadi pelekatan pada jaringan sekitarnya. II. Epidemiologi Seperti halnya pada wanita, resiko penyakit ini meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Pada banyak kasus, kanker payudara pada pria terjadi pada usia 60an dan 70an. Kanker payudara yang menimpa pria dibawah usia 35 tahun sangat sedikit ditemukan. Para pria dengan riwayat keluarga penderita kanker payudara diharapkan lebih berhati-hati karena memiliki resiko yang lebih besar. Menurut National Cancer Institute, dari pada sekitar satu juta orang pria ditemukan 14 kasus kanker payudara
1

pada pria berkulit hitam dan 8 kasus pada pria berkulit putih. Sedangkan untuk ras Asia, kasus kanker payudara pada pria masih sangat sedikit ditemukan. The American Cancer Society terbaru perkiraan untuk kanker payudara laki-laki di Amerika Serikat untuk tahun 2010: Sekitar 1.970 kasus baru kanker payudara invasif akan didiagnosis pada laki-laki Sekitar 390 orang akan mati dari kanker payudara Pada umumnya kanker payudara sekitar 100 kali lebih sedikit terjadi pada kalangan laki-laki daripada kalangan perempuan. Untuk pria, seumur hidup resiko terserang kanker payudara adalah sekitar 1 dalam 1.000. III. Etiologi Seperti halnya dengan kanker payudara pada wanita, penyebab kanker payudara pria juga tidak diketahui. Namun, dapat kita ketahui beberapa faktor resiko yg dapat berpengaruh seperti faktor usia, keadaan tingkat estrogen yang tinggi, sindrom Klinefelter's, paparan radiasi atau riwayat keluarga mungkin berperan sebagian kecil. Dibawah ini adalah faktor-faktor yang bisa menaikkan resiko pria terkena kanker payudara : 1. Usia, Seperti juga pada wanita, usia bertambah resiko juga bertambah. Usia ratarata pria yang didiagnosa terkena kanker payudara adalah 67 tahun. Itu berarti bahwa separoh pria yang didiagnose terkena kanker payudara adalah berusia diatas 67 tahun. Dan setengahnya lagi dibawah usia itu. 2. Kadar Estrogen yang tinggi, Sel payudara tumbuh, baik yang normal ataupun abnormal, itu distimulasi oleh adanya hormon estrogen. Pria bisa mempunyai level estrogen yang tinggi karena beberapa hal :

Menggunakan obat-obat hormonal Terlalu gemuk, sehingga meningkatkan produksi hormon estrogen

Terekspose estrogen dari lingkungan ( misalnya berasal dari estrogen atau hormon lain yang digunakan untuk menggemukkan ternak sapi, campuran / turunan dari produk pestisida, yang menyerupai efek estrogen dalam tubuh )

Pecandu alkohol, yang dapat mengurangi fungsi lever dalam mengatur kadar estrogen dalam darah.

Mempunyai penyakit lever, yang biasanya mengakibatkan pada kadar endrogen (hormon laki-laki) yang rendah, sebaliknya kadar estrogen (hormon wanita) tinggi. Ini juga menaikkan resiko terjadi gynecomastia dan kanker payudara.

3. Klinefelter Syndrome, Mempunyai kadar hormon endrogen yang rendah dan kadar estrogen tinggi. Sehingga mempunyai resiko mendapatkan penyakit gynecomastia dan kanker payudara. Klinefelter syndrome adalah: kondisi yang terjadi saat lahir ( terjadinya,1 berbanding 1000 pria ). Normalnya laki-laki mempunyai kromosom X dan Y. Tapi, pria dengan syndrome ini mempunyai lebih dari satu kromosom X ( kadang empat ). Tanda-tanda syndrome ini adalah : Mempunyai kaki lebih panjang, suara tinggi, jenggot yang tipis dibandingkan rata-rata pria, mempunyai testis kecil daripada ukuran normal dan infertile ( tidak bisa memproduksi sperma ). 4. Mempunyai riwayat keluarga yang banyak menderita kanker payudara atau perubahan genetik, Riwayat keluarga dapat menaikkan resiko terkena kanker payudara, terutama apabila didalam keluarga ada pria yang terkena kanker payudara. Juga apabila terbukti adanya gen abnormal kanker payudara didalam riwayat keluarga. Pria yang mewarisi gen abnormal BRCA1 dan BRCA2 resiko terkena kanker payudara meningkat. Tapi bisa juga terjadi pada pria yang tidak mempunyai riwayat keluarga terkena kanker payudara dan tidak mewarisi gen abnormal tersebut. 5. Terpapar radiasi, Memperoleh terapi radiasi didada sebelum usia 30 tahun, khususnya semasa remaja, meningkatkan resiko terkena kanker payudara. Ini terlihat pada remajaremaja pria yang memperoleh radiasi untuk pengobatan penyakit Hodgkin. (Disini tidak termasuk terapi radiasi untuk pengobata kanker payudara).

6. Obesitas, Penelitian terbaru menunjukkan bahwa resiko kanker payudara perempuan meningkat dengan obesitas selama hidup dewasanya. Obesitas mungkin merupakan faktor resiko untuk laki-laki terkena kanker payudara juga. Alasannya adalah bahwa sel-sel lemak dalam tubuh mengubah hormon laki-laki (androgen) menjadi hormon wanita (estrogen). Ini berarti bahwa pria obesitas memiliki tingkat estrogen lebih tinggi dalam tubuh mereka. Beberapa orang gemuk mungkin menyadari bahwa mereka tidak perlu bercukur sesering pria lainnya. Mereka juga mungkin akan kesulitan menjadi ayah anak-anak. Olahraga teratur dan menjaga berat badan yang sehat dapat membantu mengurangi resiko payudara kanker, serta penyakit lainnya yang banyak dan kanker. IV. Diagnosis Gejala dan tanda Karena kanker payudara pada pria sangat jarang, beberapa kasus saat ini sedang dipelajari. Tapi apabila kasus-kasus itu dikumpulkan maka akan didapat hasil sebagai berikut , Tanda-tanda yang harus diwaspadai : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Terasa benjolan di payudara Puting terasa sakit Puting berubah bentuk ( biasanya menekuk kedalam ) Keluar cairan dari putting ( bisa bening atau darah ) Nyeri pada puting atau areola ( area yang berwarna gelap didaerah puting ) Pembesaran kelenjar getah bening dibawah lengan ( ketiak )

Table 1. Klasifikasi TNM dan Stadium pada kanker Payudara

Perlu diingat bahwa pembesaran kedua payudara pada pria biasanya bukan kanker. Keadaan ini disebut gynecomastia. Suatu studi tentang kanker payudara pada pria menemukan bahwa waktu yang diperlukan antara tanda-tanda awal hingga diagnosa ditegakkan membutuhkan waktu 19 bulan, atau bisa lebih dari satu tahun. Ini mungkin disebabkan karena orang tidak menyangka atau mengharap bahwa kanker payudara bisa terjadi pada pria, sehingga sangat jarang yang terdeteksi dini. Pemeriksaan payudara klinis menyeluruh akan dilakukan untuk mencari setiap benjolan atau daerah yang mencurigakan dan merasakan tekstur, ukuran, dan

hubungan ke kulit dan jaringan otot. Dokter mungkin juga memeriksa bagian tubuh Anda untuk mencari bukti penyebaran mungkin, seperti kelenjar getah bening membesar (terutama di bawah lengan) atau hati diperbesar.Anda umum kondisi fisik juga dapat dievaluasi. Tes digunakan untuk mengevaluasi penyakit payudara Jika sejarah dan pemeriksaan fisik menunjukkan kanker payudara dapat dibuat, beberapa jenis tes dapat dilakukan. Pemeriksaan Penunjang

Diagnostik Mamografi Diagnostik mamografi adalah ujian x-ray dari payudara yang dilakukan ketika sudah terdapat tanda-tanda dan gejala. Dalam beberapa kasus, gambaran khusus yang dikenal sebagai pandangan kerucut dengan pembesaran yang digunakan untuk membuat area kecil jaringan payudara abnormal lebih mudah untuk dievaluasi. Hasil tes ini mungkin menunjukkan bahwa biopsi diperlukan untuk mengetahui apakah daerah abnormal tersebut adalah kanker. Mamografi sering lebih akurat pada pria daripada wanita, karena laki-laki tidak memiliki payudara yang padat atau perubahan umum lainnya pada payudara yang mungkin mengganggu tes. USG Payudara USG payudara kadang-kadang digunakan untuk mengevaluasi kelainan payudara yang ditemukan ketika mamografi atau pemeriksaan fisik. Hal ini dapat berguna untuk melihat apakah benjolan payudara atau massa adalah kista atau tumor. kista adalah suatu kantung, non-kanker berisi cairan yang dapat merasakan hal yang sama sebagai tumor pada pemeriksaan fisik. Massa yang tidak kista akan sering perlu dibiopsi. Nipple Discharge Test Cairan yang bocor dari puting disebut debit puting. Jika terdapat debit putting dan darah dalam cairan tersebut mungkin perlu dilakukan tes dengan mengumpulkan beberapa cairan untuk dilihat di bawah mikroskop untuk melihat apakah terdapat sel-

sel kanker. Tes ini sering tidak membantu, karena kanker payudara masih dapat hadir bahkan saat tidak ada sel kanker ditemukan di debit puting. Biopsi Biopsi dilakukan dengan mengambil sampel jaringan tubuh untuk dilihat di bawah mikroskop. Biopsi merupakan satu-satunya cara untuk mengetahui apakah suatu kelainan tersebut merupakan kanker. Walaupun dokter telah memastikan benjolan tersebut bukan kanker, akan tetapi biopsy tetap harus selalu dilakukan. Ada beberapa jenis biopsi. Fine needle aspiration (Fna) biopsy: biopsi dengan aspirasi jarum halus adalah yang paling mudah dan tercepat teknik biopsi. Core needle biopsy: dengan mengambil jaringan silinder kecil dari jaringan abnormal payudara untuk dilihat di bawah mikroskop. Jarum yang digunakan dalam teknik lebih besar daripada yang digunakan pada Fna. Biopsi ini dilakukan dengan anestesi lokal. Sebuah inti biopsi menggunakan jarum yang lebih besar untuk perubahan payudara sampel dirasakan oleh dokter atau menunjuk dengan USG atau mamografi. (Ketika mammogram diambil dari berbagai sudut digunakan untuk menentukan lokasi biopsi, ini dikenal sebagai inti jarum stereotactic biopsi). Dalam beberapa pusat., biopsi dapat dipandu oleh MRI scan. Karena mengambil potongan jaringan yang lebih besar, biopsi jarum core lebih mungkin daripada Fna untuk memberikan diagnosis yang jelas, meskipun masih mungkin kehilangan pada beberapa jenis kanker. Surgical (open) biopsy: Kadang-kadang, operasi diperlukan untuk mengambil semua atau bagian dari benjolan untuk pemeriksaan mikroskopis. Biasanya dilakukan biopsy excisional, di mana seluruh massa atau area abnormal, serta margin sekitar jaringan normal payudara diangkat. Jika massa sangat besar, maka biopsi insisional dilakukan, di mana hanya bagian dari massa diangkat dan sedikit jaringan sehat. Jenis biopsi lebih rumit daripada Fna atau biopsi jarum core, tetapi lebih cenderung memberikan diagnosa yang

Diseksi kelenjar getah bening dan kelenjar getah bening sentinel biopsi: Prosedur-prosedur ini dilakukan khusus untuk mencari kanker di kelenjar getah bening.

V. Terapi Pada intinya pengobatan kanker payudara pada wanita dan laki-laki sama saja dan tergantung pada stadium dan keadaan kanker payudara tersebut. Secara singkat pembagian jenis terapinya dibagi atas dua kelompok besar. Terapi lokal, dimaksudkan untuk mengobati tumor di bagian abnormal tersebut saja tanpa mempengaruhi bagian tubuh lainnya. Pembedahan dan terapi radiasi adalah contoh terapi lokal. Terapi sistemik mengacu pada obat-obatan, yang dapat diberikan melalui oral atau langsung ke aliran darah untuk mencapai sel-sel kanker di seluruh bagian tubuh. Kemoterapi, hormon terapi, dan terapi bertarget terapi sistemik. Di Indonesia terdapat beberapa faktor yang menyebabkan keterlambatan pengobatan maupun pencegahan kanker payudara. 70% dari penderita berkunjung ke dokter atau rumah sakit pada keadaan stadium lanjut. Takut operasi, kemoterapi dan radiasi Masih percaya dengan pengobatan tradisional, dukun, paranormal atau orang pintar Tidak percaya bahwa kanker payudara dapat disembuhkan Tidak menyadari akan penyakit yang dideritanya Sosial-ekonomi Tidak mengetahui perlunya check up payudara secara rutin.

Deteksi dini meningkatkan kemungkinan bahwa kanker payudara pada lakilaki dapat diobati dengan sukses. Perbedaan mempengaruhi deteksi dini pria dan

wanita kanker payudara Ada banyak kesamaan antara kanker payudara pada pria dan wanita, tetapi beberapa perbedaan penting mempengaruhi deteksi dini. Ukuran payudara Perbedaan paling jelas antara payudara laki-laki dan perempuan adalah ukuran. Karena laki-laki memiliki jaringan payudara yang sangat kecil, lebih mudah bagi pria dan profesional perawatan kesehatan mereka merasa kecil massa (tumor). Di sisi lain, karena pria memiliki jaringan payudara begitu sedikit, kanker tidak perlu tumbuh sangat jauh untuk mencapai puting, kulit meliputi payudara, atau otot-otot di bawah payudara. Jadi meskipun kanker payudara pada laki-laki cenderung sedikit lebih kecil dibandingkan pada wanita ketika mereka pertama kali ditemukan, mereka lebih sering menyebar ke jaringan di dekatnya atau kelenjar getah bening. Luasnya penyebaran merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam prognosis (outlook) dari kanker payudara.

Kurangnya kesadaran Perbedaan lain adalah bahwa kanker payudara adalah umum di antara perempuan dan langka di antara manusia. Perempuan cenderung untuk menyadari penyakit ini dan tanda-tanda peringatan yang mungkin terjadi, namun sebagian besar orang tidak menyadari bahwa mereka memiliki resiko kecil bahkan menjadi terpengaruh. Beberapa pria mengabaikan benjolan payudara atau berpikir mereka disebabkan oleh infeksi atau alasan lain, dan mereka tidak mendapatkan medis pengobatan sampai massa memiliki kesempatan untuk tumbuh. Beberapa lakilaki malu tentang menemukan benjolan payudara dan khawatir bahwa seseorang mungkin pertanyaan maskulinitas mereka. Hal ini dapat juga keterlambatan diagnosis dan mengurangi kemungkinan seorang pria pengobatan yang berhasil. Karena kanker payudara sangat jarang terjadi pada pria, ada tidak mungkin ada manfaat skrining dalam populasi umum untuk kanker payudara.

VI. Prognosis Dari hasil pengamatan dan penelitian dari National Cancer Institute's Surveillance Epidemiologi and End Result (SIER) database, didapatkan persentase tingkat ketahanan hidup selama 5 tahun. Statistik ini hanya mencakup kasus kanker payudara pada laki-laki.

Stage 0 I II III IV

5-year relative survival rate 100% 96% 84% 52% 24%

10

Daftar Pustaka American Cancer Society. Cancer Facts and Figures 2010. Atlanta, Ga: American Cancer Society; 2010. American Joint Committee on Cancer. Breast. In: AJCC Cancer Staging Manual, 7th ed. New York: Springer; 2010: 347369. Brinton LA, Richesson DA, Gierach GL, Lacey JV Jr, Park Y, Hollenbeck AR, Schatzkin A. Prospective evaluation of risk factors for male breast cancer. J Natl Cancer Inst. 2008 Oct 15;100(20):14771481. Epub 2008 Oct 7. Fentiman IS, Fourquet A, Hortobagyi GN. Male breast cancer. Lancet. 2006;367:595604. Giordano SH, Buzdar AU, Hortobagyi GN. Breast cancer in men. Ann Intern Med. 2002;137:678687. Giordano SH. A review of the diagnosis and management of male breast cancer. Oncologist. 2005;10:471479. Giordano SH, Cohen DS, Buzdar AU, et al. Breast cancer in men: a population-based study. Cancer. 2004;101:5157. Horner MJ, Ries LAG, Krapcho M, Neyman N, Aminou R, Howlader N, Altekruse SF, Feuer EJ, Huang L, Mariotto A, Miller BA, Lewis DR, Eisner MP, Stinchcomb DG, Edwards BK (eds). SEER Cancer Statistics Review, 19752006, National Cancer Institute. Bethesda, MD,

http://seer.cancer.gov/csr/1975_2006/, based on November 2008 SEER data submission, posted to the SEER web site, 2009. National Cancer Institute Physician Data Query (PDQ). Male Breast Cancer Treatment. 2008. Available at: www.cancer.gov/cancertopics/pdq/treatment/malebreast/healthprofessional.

11

. Swerdlow AJ, Schoemaker MJ, Higgins CD, Wright AF, Jacobs PA; UK Clinical Cytogenetics Group. Cancer incidence and mortality in men with Klinefelter syndrome: a cohort study. J Natl Cancer Inst. 2005 Aug 17;97(16):1204-1210. Weiss JR, Moysich KB, Swede H. Epidemiology of breast cancer in men. Cancer Epidemiol Biomarkers Prev. 2005;14:20-26.

12

Anda mungkin juga menyukai