Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK ARIYANTO SETYO UTOMO. E1105043.

PENYITAAN BENDA BERGERAK ATAU TIDAK BERGERAK UNTUK KEPENTINGAN PENYIDIKAN (Studi Kasus di Poltabes Surakarta). Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulisan Hukum (Skripsi). 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses penyitaan benda bergerak atau tidak bergerak untuk kepentingan penyidikan oleh penyidik Polri di Poltabes surakarta dan hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses penyitaan terhadap kasus tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dan dilihat dari tujuannya termasuk penelitian hukum empiris atau non doktrinal. Lokasi penelitian dilakukan di Kepolisian Kota Besar Surakarta (Poltabes Surakarta). Teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan studi kepustakaan. Jenis data dalam penelitian ini adalah menggunakan data primer. Sumber data dalam penelitian ini adalah menggunakan sumber data primer. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis data kualitatif model interaktif. Teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu melalui studi kepustakaan antara lain buku-buku ilmiah, peraturan perundang-undangan, dokumendokumen, dan bahan lainnya yang berbentuk tertulis yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Beberapa data juga dimintakan penjelasan melalui wawancara pada bagian Reskrim Poltabes Surakarta. Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa penyidik dapat langsung menyita benda bergerak maupun tidak bergerak sebagai barang bukti apabila dalam perkara yang memang dalam keadaan yang mendesak harus segera dilakukan penyitaan dikarenakan adanya kekhawatiran kalau barang tersebut akan hilang, di pindahtangankan atau dimusnahkan. Kemudian setelah dilakukan penyitaan penyidik mengajukan surat permohonan persetujuan penyitaan kepada Ketua Pengadilan Negeri Surakarta untuk mendapatkan penetapan persetujuan penyitaan. Maka dalam keadaan tersebut, dapat dikatakan bahwa penyitaan tersebut dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak. Sedangkan untuk proses penyitaan yang biasa, Penyidik membuat surat permohonan izin penyitaan yang berisi Laporan Polisi, Surat perintah penyitaan, Berita acara penyitaan, Surat tanda penerimaan benda bergerak dan tidak bergerak, dan Surat perintah penyidikan yang kemudian diproses ke panitera Pengadilan Negeri Surakarta. Setelah menerima surat permohonan izin tersebut, Pengadilan Negeri Surakarta kemudian mengeluarkan penetapan atas permohonan penyidik Poltabes Surakarta yang ditandatangani oleh Ketua Pengadilan Negeri. Mengenai kendala atau hambatan yang di hadapi oleh penyidik Reskrim di Poltabes Surakarta adalah 1). kurang pahamnya masyarakat kota Surakarta mengenai wilayah hukum di Surakarta sehingga menyulitkan dalam penyitaan benda bergerak maupun tidak bergerak; 2) adanya perbedaan pendapat antara penyidik dengan Pengadilan Negeri dimana benda bergerak maupun tidak bergerak yang akan disita itu berada; dan 3). tidak adanya pertanggungjawab mengenai biaya pemindahan benda bergerak yang bisa digerakkan tetapi tidak bisa dipindahkan oleh penyidik. Misalnya mesin yang besar.

Anda mungkin juga menyukai