Anda di halaman 1dari 3

Siapa yang tak mengenal tokoh Harry Potter?

Tokoh penyihir muda rekaan yang telah berhasil "menyihir" dunia hingga buku dan kisahnya mampu menghasilkan miliaran dolar Amerika bagi pengarangnya, Joanne Kathleen Rowling atau JK Rowling. Berkat buku Harry Potter, yang kini telah menginjak seri ketujuh, JK Rowling mampu menjelma menjadi seorang penulis paling kaya di Inggris, dan bahkan dunia. Tapi, siapa yang menyangka, ibu tiga anak ini memulai semuanya dari nol. Bahkan pada awal menulis kisah Harry Potter, ia sempat mendapat santunan dari pemerintah Inggris, karena masuk dalam kategori sebagai orang miskin yang layak mendapat santunan. Terlahir dari pasangan Peter dan Anne pada 31 Juli 1965, JK memang dikenal gemar menulis sejak kecil. Bahkan, di usianya yang baru menginjak enam tahun, ia sudah menelurkan kisah berjudul Rabbit. Dan, uniknya, saat meminta pendapat ibunya, spontan ia mengatakan mengapa buku itu tidak diterbitkan saja? Kebiasaan menulis JK terus berlanjut. Namun, tak hanya itu. Ia pun dikenal rajin menceritakan berbagai kisah rekaannya kepada semua teman-temannya. Kadang, beberapa rekan malah mau menjadi tokoh memerankan kisah yang dibuatnya. Mungkin, hal-hal itulah yang mampu mengasah daya imajinasi JK hingga dewasa. Namun, sebenarnya, himpitan kemiskinan lah yang justru telah mengantarnya mampu menyelesaikan kisah Harry Potter pertamanya. Saat itu, ia mendapat ide menulis dalam sebuah perjalanan di kereta dari Manchester ke London. Dari perjalanan itu, entah mengapa tiba-tiba ia mendapat ide untuk memulai kisah Harry Potter yang diberinya judul Philosophers Stone. Tentu, naskah itu tak langsung jadi. Selepas perceraian dari suami pertamanya, ia yang terpaksa harus hidup paspasan kemudian makin terpacu untuk menyelesaikan naskah itu. Akhirnya, pada 1995 ia berhasil menyelesaikan buku pertamanya. Tapi, karena sangat miskin, ia terpaksa mengetik ulang naskah hingga beberapa kopi dengan mesin tik tua manual yang murah, hanya karena tak mampu membayar biaya fotokopi. Anda mungkin tak pernah tahu, betapa menyedihkannya hidup tanpa uang sama sekali. Kecuali jika Anda sudah pernah mengalaminya, seperti yang aku alami, katanya. Atas dorongan untuk merubah hidup, maka ia pun lantas berusaha sekuat tenaga untuk menjual kisah tersebut. Tapi, layaknya penulis pemula lain, naskah itu pun mengalami penolakan berkali-kali dari berbagai penerbit. Beruntung, dari seorang agen bernama Christopher, Bloomsbury mau menerbitkan kisah tersebut. Dan, ajaib! Layaknya sihir, buku yang sempat ditolak oleh berbagai penerbit itu justru laku sangat keras. Bahkan, ia mendapat berbagai penghargaan atas karya tersebut. Maka, kisah hidupnya pun berubah total. Dari orang yang sangat miskin, hanya dalam waktu kurang dari delapan tahun, ia mampu hidup berkelimpahan dari karya Harry Potter-nya itu. Namun, JK tak pernah lupa pada akarnya. Keuntungan dari penjualan buku-bukunya, ia sumbangkan pada UK Comic Relief Charity. Ia pun tak lupa menyisihkan sebagian kekayaannya untuk membantu sejumlah yayasan sosial, khususnya lembaga yang banyak melakukan penelitian tentang penyakit multiple sclerosis, sebuah penyakit yang sempat merenggut nyawa ibunya pada tahun 1990. Tanpa tekad yang kuat, adanya bakat pun akan menjadi sia-sia belaka. JK Rowling membuktikannya. Meski

terlahir dengan kecerdasan dan bakat menulis, ia ternyata harus menghadapi berbagai penolakan atas karyanya. Namun, dengan tekad untuk memperbaiki kualitas hidup, ia pun akhirnya mampu memetik hasil nyata perjuangannya. Dan, kini ia pun menunjukkan kepedulian nyata, bahwa apa yang dicapainya, juga bisa memberi sesuatu pada sesama, karena itulah arti kesuksesan yang sesungguhnya.

Harry Potter memang adalah film yang sangat ditunggu-tunggu oleh para penikmat film terutama bagi penggemarnya yang tersebar di seluruh belahan dunia. Dan seperti bukunya yang sudah mencapai cerita akhir pada bagian ke-7, ada banyak kejutan yang membuat pembaca terheran-heran. Mengapa bisa begitu?. Mari kita salami bersama. Seperti yang kita ketahui bahwa Harry Potter adalah hasil imajinasi dari seorang penulis bernama J.K.Rowling yang dengan sangat cerdas menciptakan sebuah cerita besar tentang dunia sihir yang dilatar belakangi kehidupan seorang bocah yatim piatu yang tinggal bersama sebuah keluarga biasa tapi mengesalkan. Sejak awal J.K. Rowling memang sudah membuat pola yang sangat apik untuk cerita yang akhirnya di selesaikan pada buku ke-7 yang berjudul Harry Potter dan Relikui Kematian. Secara garis besar cerita Harry Potter bercerita tentang sebuah ramalan yang mengatakan bahwa Kau-Tahu-Siapa akan dikalahkan oleh seorang anak yang lahir di bulan ketujuh, dari orang tua yang telah tiga kali menyerangnya. Dan pada cerita ini Harry dilahirkan pada tanggal 31 juli dan kedua orang tuanya sudah tiga kali mencoba mengalahkan Kau-Tahu-Siapa. Akan tetapi yang membuat saya tertarik dan mulai menerka adalah saat seorang teman Harry yang juga bersekolah di Hogwarts bernama Neville Longbottom, yang ternyata juga dilahirkan pada bulan ketujuh yaitu tanggal 30 juli dan kedua orang tuanya juga berkali-kali mencoba melawan Kau-Tahu-Siapa. Nah dari situ mungkin banyak orang yang mengikuti cerita Harry Potter akan menebak bahwa Kau-Tahu-Siapa akan di bunuh oleh Neville bukan Harry Potter. Tapi mungkin juga banyak yang mengira sebaliknya. Di situlah ke ahlian sang penulis membawa para pembaca terlarut dalam cerita simpel yang di tampilkan dalam kemegahan imajinasi. Jika melihat secara garis besarnya memang cerita Harry Potter terasa biasa saja, tapi setelah diselami kedalamnya ada banyak hal yang sangat mendetil di tampilkan sehingga akhirnya menjadi suatu yang sangat berkesan bagi pembaca. Yang menjadi pertanyaan saya adalah bagaimana cara J.K. Rowling membuat sebuah cerita simpel menjadi luar biasa. Sebagai seorang kompasianer yang memang kebanyakan tulisan saya adalah fiksi sempat penasaran dengan formula yang dimiliki oleh J.K. Rowling. Dia begitu apik memainkan banyak peranan tokoh dalam cerita sehingga setiap tokoh memiliki kesan besar bagi pembaca, bahkan tokoh-tokoh kecil pun menjadi sesuatu yang sangat kuat. Lalu saya coba ambil kesimpulan bahwa J.K Rowling pastilah membuat pengembangan tokoh sendiri dengan cara membuat catatan tersendiri untuk setiap tokoh yang akan di tampilkannya. Mungkin saja hal itu seperti membuat cerita lain dan tersendiri yang di tulisnya pendek tentang detilnya dari tokoh tersebut. Kebanyakan penulis terkadang tidak melakukan itu, padahal pengembangan sebuah tokoh itu memang akan menghasilkan sebuah penokohan yang maksimal. Dan hal itu juga bisa digunakan ketika bahan tulisan sudah habis, maka penulis mulai mengungkap cerita masalalu seorang tokoh yang ternyata juga seru untuk diikuti.

Dalam Harry Potter hal itu sangat terasa. Di mana berkali-kali J.K. Rowling menampilkan cerita masa lalu beberapa tokoh yang sangat mempengaruhi garis besar cerita. Sebenarnya ada beberapa cerita yang saya harapkan mendapatkan cerita lebih dalam buku Harry Potter, yaitu tentang kisah masalalunya Kau-Tahu-Siapa dan juga tentang Albus Dumbledore. Memang kedua tokoh itu memang sudah di ceritakan kisah masa lalu mereka walau tidak semuanya di ceritakan secara detil. Andai saja J.K Rowling mau membagi cerita-cerita dari dua tokoh itu menjadi dua buku berbeda yang khusus berkisah tentang mereka saja, sudah pasti akan sangat luar biasa. Tapi untuk saat ini hal itu masih belum dilakukan oleh J.K Rowling. Kisah lain yang juga menyita perhatian adalah kisah cinta segitiga antara James Potter, Lily dan Snape. Kisah cinta yang terungkap pada buku terakhir ini adalah kisah cinta yang banyak membuat pembaca terkejut. Karena di balik sifat Snape yang selama ini terlihat jahat, memiliki sebuah rahasia besar yang sudah pasti akan membuat pandangan pembaca berbalik 180 derajat. Ini juga termasuk formula cerdas yang dimiliki oleh J.K Rowling, tokoh yang sangat di benci tapi menjadi tokoh sentral secara tidak langsung ini banyak menarik perhatian pembaca, Tokoh Snape ini memang tokoh yang berperan kuat dalam perjalanan Harry Potter di Hogward, sampai-sampai saat-saat terakhir hidupnya barulah terungkap bahwa dialah sosok Hero yang mencoba terlihat jahat untuk melakukan nait baik. Untuk masalah nama-nama dalam cerita Harry Potter ini J.K Rowling juga tidak asal-asalan, semua nama memiliki kesan tersendiri, baik itu berasal dari nama bintang, nama suatu tempat hingga nama-nama lagendaris yang mungkin banyak dari orang sudah lupakan. Begitu juga dengan mantra-mantra sihir yang ada, semua memiliki makna yang sesuai dengan kegunaannya masingmasing. Belajar dari J.K Rowling lewat tulisannya yang luar biasa ini, saya mulai ingin membuat sesuatu fiksi yang detil seperti itu, ketika melihat filmnya, membaca bukunya ada banyak rasa iri di hati dengan kehebatan J.K Rowling itu. Kendala yang seirng saya hadapi adalah saat menulis cerita panjang saya sering teralihkan oleh sesuatu hal, lalu saya sadar bahwa begitu sabarnya J.K Rowling dalam menulis buku-bukunya yang sebanyak 7 buku dia bergelut dalam tokoh yang sama. Bagaimana caranya agar dia tidak bosa dengan hal itu, mungkin jawabannya adalah rasa cintanya dengan tokoh-tokoh itu, dia selalu bertanggung jawab terhadap tokoh-tokoh dan cerita yang ditulisnya. Wah kesabaran, tanggungjawab juga diuji ketika kita ingin menulis sesuatu yang besar dan luar biasa. Dari hal itu saya mulai berangkat pelan-pelan, menyiapkan bekal untuk bisa mengejar ketertinggalan saya. Jika J.K Rowling bisa mengapa kita tidak. Kan sesuatu itu bisa kita lakukan karena ada usaha dan kemauan. Ayo kita menulis fiksi dengan genre yang jarang kita temui di negri ini. Walau banyak orang bilang itu mustahil, tapi sesuatu yang nyata itu berawal dari kemustahilan. Jika hari ini tulisan kita masih kita anggap tidak layak alias tidak bagus, pastilah suatu hari nanti akan menajdi bagus dan bahkan sangat bagus. Semua juga berawal dari tidak bisa lalu menajdi bisa. Salam Menulis fiksi.

Anda mungkin juga menyukai